berdampak pada waktu sampai pesan latency ke tujuan. Gambar

29 dan receive. Dari setiap operasi-operasi yang dilakukan oleh setiap node akan mengurangi energi baterai untuk masing-masing operasi [11]. Protokol PROPHET lebih banyak mengkonsumsi energi dikarenakan tidak mempertimbangkan laju pengurangan energi serta memberi beban untuk node dengan sisa energi bervariasi. Tentunya dengan mekanisme yang dimiliki Protokol PROPHET EA akan memperpanjang waktu hidup node dengan konsekuensi delivery ratio lebih rendah dan latency yang lebih tinggi. Gambar 4.8 menunjukkan perbandingan banyaknya node yang mati antara kedua protokol. Bertambahnya kecepatan node diikuti dengan bertambahnya bnode yang mati. Dengan bertambahnya kecepatan, maka jumlah node dalam berinteraksi dengan node lain akan bertambah. 10 20 30 40 50 9 10 11 N u mb er o f D ea d N o d es Waktu hari 0.02 – 0.55 ms PROPHET PROPHET EA 10 20 30 40 50 9 10 11 N umbe r of De ad N ode s Waktu hari 0.58 – 1.11 ms PROPHET PROPHET EA 30 Gambar 4.8 Grafik pengaruh penambahan kecepatan node terhadap jumlah node yang mati pada pergerakan Random Waypoint. 10 20 30 40 50 9 10 11 N umb er o f Dead N od es Waktu hari 1.13 – 1.67 ms PROPHET PROPHET EA 10 20 30 40 50 9 10 11 N umbe r of De ad N ode s Waktu hari 1.69 – 2.22 ms PROPHET PROPHET EA 10 20 30 40 50 9 10 11 N umbe r of De ad N ode s Waktu hari 5 – 6.11 ms PROPHET PROPHET EA 31

4.2. Pergerakan Manusia

Tabel 4.3 Hasil perbandingan pada pergerakan manusia. Protokol Routing Delivery ratio Overhead ratio Latency PROPHET 0,75074 43,8992 32097,5 PROPHET EA 0,7463 47,9699 9378,41 Dalam pergerakan ini menggunakan data set Haggle4-Cam-Imote dengan waktu simulasi 11 hari dan jumlah node sebanyak 36 node [7]. Pergerakan ini terdapat beberapa node yang memiliki popularitas tinggi terhadap node lain atau biasa disebut sebagai hub-node. Hub-node melakukan penyampaian pesan yang lebih banyak dikarenakan terdapat banyak node yang menitipkan pesan. Dikarenakan hub-node melakukan aktivitas pengiriman pesan yang lebih banyak, maka akan berdampak pada energi yang dimilikinya. Seperti pada Gambar 4.9 dan Gambar 4.10, energi pada hub-node akan lebih cepat berkurang dibandingkan dengan node lain. Pada node yang tidak bertindak sebagai hub-node, laju pengurangan energi tidak signifikan dan pada Protokol PROPHET EA node tersebut mendapatkan beban yang lebih. Gambar 4.9 Grafik laju pengurangan energi hub-node pada Protokol PROPHET dan PROPHET EA dalam pergerakan manusia. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 Re maining Ene rgy unit s Waktu hari Hub Node at PROPHET Hub Node at PROPHET EA 32 Gambar 4.10 Grafik laju pengurangan energi non hub-node pada Protokol PROPHET dan PROPHET EA dalam pergerakan manusia. Gambar 4.11 Grafik node yang mati pada pergerakan manusia untuk Protokol PROPHET dan PROPHET EA. Gambar 4.11 merupakan peningkatan jumlah node yang mati pada kedua protokol. Pada Protokol PROPHET memiliki jumlah lebih besar dikarenakan node melibatkan hub-node secara terus menerus dan tidak melakukan pencarian terhadap node lain yang memiliki probabilitas bertemu dan laju pengurangan energi yang lebih kecil. Banyak node pada protokol 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 50000 Re mai ni ng En er gy un it s Waktu hari Node at PROPHET Node at PROPHET EA 5 10 15 20 25 30 35 N umbe r of De ad N ode s Waktu hari PROPHET PROPHET EA 33 PROPHET yang lebih dahulu mati dikarenakan beban node yang kurang merata dan secara terus menerus melibatkan hub-node. Untuk mengatasi permasalahan hub-node pada protokol PROPHET, Protokol PROPHET EA lebih mempertimbangkan laju pengurangan energi dari node lain yang akan menerima pesan. Dengan mengetahui informasi laju pengurangan energi, maka semakin banyak node yang dilibatkan untuk menghindari cepatnya laju pengurangan energi pada hub-node. Overhead ratio dapat berkurang karena mekanisme pengiriman yang berubah lihat Gambar 4.12. Gambar 4.12 Grafik perbandingan overhead ratio pada pergerakan manusia. Gambar 4.13 Grafik perbandingan delivery ratio pada pergerakan manusia. Pada Gambar 4.13 menunjukkan tingkat keberhasilan pesan sampai ke tujuan memiliki nilai rasio yang tidak jauh berbeda. Tingginya latency pada 78,17972 29,93012 10 20 30 40 50 60 70 80 PROPHET PROPHET EA Ov er he ad rati o 0,2546 0,36472 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 PROPHET PROPHET EA De li ve ry rati o 34 Protokol PROPHET dikarenakan beberapa hub-node kehabisan energi lebih awal dan tidak mampu mengirim pesan. Akibat dari matinya hub-node, copy pesan yang seharusnya dapat disampaikan tidak terlaksana karena tidak cukup energi. Gambar 4.14 Grafik perbandingan latency pada pergerakan manusia.

4.2.1. Pergerakan Manusia dengan Penambahan TTL Pesan

Tabel 4.4 Hasil perbandingan penambahan TTL pesan pada pergerakan manusia. TTL menit PROPHET PROPHET EA Delivery ratio Overhead ratio Latency Delivery ratio Overhead ratio Latency 2 0,0093 34,4 34,544 0,00152 33 15,3999 5 0,0148 30,875 86,825 0,0037 37 105,6 30 0,04962 25,30426 648,22438 0,01408 32,08928 983,565 60 0,07742 22,7769 1378,04902 0,02742 27,06858 2070,4707 180 0,1259 22,45296 3663,18792 0,07852 21,03088 5278,93158 360 0,20076 22,07678 8364,96644 0,137 21,14596 10025,2327 1440 0,5593 22,00066 36087,5263 0,43076 22,38852 39451,0949 Keberhasilan dari pesan untuk dapat sampai ke tujuan turut ditentukan oleh TTL Time To Live dari pesan tersebut. Gambar 4.15 menunjukkan bahwa penambahan TTL pada pesan meningkatkan nilai rasio atau kemungkinan pesan sampai ke tujuan. Semakin lama TTL yang dimiliki oleh pesan maka semakin tinggi kemungkinan pesan dapat 39450,07856 37539,74736 36500 37000 37500 38000 38500 39000 39500 40000 PROPHET PROPHET EA L atenc y de ti k 35 mencapai tujuan, hal tersebut dapat terjadi karena kemungkinan pesan di- drop karena TTL kecil kecuali pesan di-drop karena buffer yang tidak mencukupi. Gambar 4.15 Grafik pengaruh penambahan TTL pesan terhadap delivery ratio pada pergerakan manusia. Nilai dari overhead ratio pada kedua protokol sama-sama turun disebabkan oleh jumlah copy pesan yag terbatas lihat Gambar 4.16. Setiap pesan yang memiliki TTL lebih lama, maka node tidak akan lagi mengirim pesan yang sama karena node penerima masih memiliki pesan tersebut. Gambar 4.16 Grafik pengaruh penambahan TTL pesan terhadap overhead ratio pada pergerakan manusia. Dengan terbatasnya jumlah copy pesan dalam jaringan mengindikasikan bahwa pesan yang beredar bersifat unik dan belum tentu semua node 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1 2 5 30 60 180 360 1440 De li ve ry rati o TTL menit PROPHET PROPHET EA 5 10 15 20 25 30 35 40 2 5 30 60 180 360 1440 Ov er he ad rati o TTL menit PROPHET PROPHET EA 36 memilikinya. Ketika pesan yang bersifat unik tersebut telah habis masa hidupnya, maka jumlah copy pesan berkurang terlebih jika pesan tersebut berada pada hub-node sehingga semakin lama node tujuan menerima pesan dari node selain hub-node seperti digambarkan pada Gambar 4.17. Gambar 4.17 Grafik pengaruh penambahan TTL pesan terhadap latency pada pergerakan manusia. Faktor energi sama pentingnya sebagai penentu keberhasilan dari ketiga metrik pesan. Semakin banyak node yang mati maka semakin banyak pula pesan yang tidak berhasil sampai ke tujuan. Apabila semakin banyak pesan yang dikirim ke node lain maka setiap node akan mengurangi energinya untuk beroperasi. Gambar 4.18 menerangkan bahwa setiap bertambahnya TTL pesan, jumlah node yang mati atau kehabisan energi semakin meningkat. Banyaknya node yang mati pada TTL pesan tertinggi tentu disebabkan oleh banyaknya operasi transmit terhadap pesan yang masih memiliki masa hidup. Berbeda jika pesan memiliki masa hidup yang singkat, pesan akan banyak di-drop sebelum dikirimkan ke node lain seiring berjalannya operasi-operasi yang mengakibatkan energi terkuras. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000 2 5 30 60 180 360 1440 L atenc y de ti k TTL menit PROPHET PROPHET EA