Jaringan Nirkabel Wireless LANDASAN TEORI

11 Gambar 2.4 Arsitektur Jaringan Oportunistik. Metode-metode penanganan pesan dalam Jaringan Opportunistik yaitu : a. Message-ferry-based Dalam metode ini, sistem biasanya menggunakan node lain sebagai pembawa pesan untuk disampaikan ke tujuan. Cara ini bertujuan untuk meningkatkan delivery performance dengan melakukan tahap store menyimpan dan kemudian carry membawa pesan sampai dengan bertemu ke tujuan dan mengirimkannya. b. Opportunity-based Skema ini setiap node mem-forward pesan secara acak random dari hop ke hop sampai ke akhir tujuannya tetapi tidak menggaransi pesan dapat tersampaikan. Pada umumnya pesan akan ditukarkan hanya ketika dua node bertemu pada lokasi yang sama dan copy message yang sama membanjiri jaringan untuk meningkatkan jumlah pesan terkirim. c. Prediction-based Pada skema prediction-based ini, protokol routing menentukan relay perantara dengan mengestimasi node yang dapat dipercaya menyampaikan pesan ke tujuan.

2.4. Protokol Routing PROPHET

Pada Jaringan Oportunistik pergerakan yang populer adalah random, akan tetapi pada faktanya pergerakan tidaklah random tetapi bergerak dengan pola pergerakan yang dapat diprediksi seperti ketika sebuah node mengunjungi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12 suatu lokasi maka dapat diprediksi bahwa node tersebut nantinya akan berada di lokasi itu lagi. Hal itulah yang mendasari gagasan untuk menciptakan sebuah protokol yang dapat memprediksi probabilitas bertemu node akan bertemu kembali, yaitu Protokol Routing PROPHET Probabilistic ROuting Protocol using History of Encounters and Transitivity. Protokol ini merupakan protokol probabilistik yang berdasarkan pada metrik probabilitas bertemu dengan node lain serta transitivity-nya. Sedangkan untuk transitivity adalah kondisi dimana sebuah node dapat menjadi relay atau node perantara untuk menyampaikan pesan dari node lain [2]. Untuk menghitung probabilitas bertemunya dengan node lain maka diperlukan parameter yang didefinisikan sebagai delivery predictability. a. Penghitungan delivery predictability Penghitungan delivery predictability memiliki tiga bagian. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan update terhadap metric ketika node bertemu, sehingga apabila node sering bertemu maka memiliki delivery predictability yang tinggi. Rumus penghitungan ditunjukkan pada Rumus Eq. 2.1 di mana P init  [0,1]. P a,b = P a,bold + 1 - P a,bold × P init .............................. Eq. 2.1 Jika node yang pernah bertemu dan tidak bertemu kembali satu sama lain maka mereka tidak lagi menjadi node yang baik untuk meneruskan pesan, dengan demikian nilai delivery predictability harus berkurang age, menua. Rumus aging pengurangan ditunjukkan pada Rumus Eq. 2.2 di mana   [0,1] merupakan aging constant dan k adalah jumlah unit waktu yang telah berjalan sejak terakhir kali metrik itu berkurang. P a,b = P a,bold ×  k ......................................................... Eq. 2.2 Delivery predictability juga memiliki ciri transitive. Apabila node A sering bertemu dengan node B, dan node B sering bertemu dengan node C maka kemungkinan node C akan menjadi node yang baik untuk menyampaikan pesan ke node A. Rumus Eq. 2.3 menunjukkan bagaimana efek dari transitivity terhadap delivery predictability dimana β  [0,1] 13 merupakan scaling constant yang menentukan seberapa besar dampak transitivity yang akan terjadi terhadap delivery predictability. P a,c = P a,cold + 1 - P a,cold × P a,b × P b,c × β ............ Eq. 2.3 Gambar 2.5 Ilustrasi dari metrik transitivity pada Protokol PROPHET. Transitivity pada Protokol PROPHET, seperti yang digambarka pada Gambar 2.5, mengukur kedekatan node a terhadap node c secara langsung maupun melalui node b. b. Strategi pengiriman pesan Strategi pengiriman pesan yang digunakan dalam protokol PROPHET adalah ketika dua node bertemu maka pesan dikirimkan ke node lain jika delivery predictability dari tujuan pesan lebih tinggi dari node yang lain [2].

2.5. Protokol Routing PROPHET Energy Aware PROPHET EA

Protokol PROPHET EA merupakan pengembangan dari Protokol PROPHET dengan penambahan pada strategi pengiriman. Jika pada Protokol PROPHET akan memilih node dengan probabilitas bertemu yang tinggi untuk diberikan pesan, maka Protokol PROPHET EA memiliki kesamaan memperhitungkan probabilitas bertemu node. Perbedaan yang dimiliki Protokol PROPHET EA dibandingkan Protokol PROPHET adalah bahwa Protokol PROPHET EA memperhitungkan laju pengurangan energi baterai dari node yang terpilih. Laju pengurangan baterai pada node ditentukan menggunakan teknik perhitungan statistik EWMA Exponentially Weighted Moving Average dengan rumus perhitungan sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI