Kerangka Teori Status Anak Yang Dilahirkan Dari Perkawinan Wanita Hamil Karena Zina Menurut Kompilasi Hukum Islam Dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan

12

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Menurut pendapat Sudikno Mertokusumo kata teori berasal dari kata theoria yang artinya pandangan atau wawasan, kata teori mempunyai banyak arti dan biasanya diartikan sebagai pengetahuan yang hanya ada dalam alam pikiran tanpa dihubungkan dengan kegiatan yang bersifat praktis. 16 Teori adalah menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses tertentu terjadi, suatu teori harus diuji dngan menghadapkannya pada fakta – fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya. Fungsi teori dalam penelitian ini adalah untuk memberikan arahan atau petunjuk dan meramalkan serta menjelaskan gejala yang diamati. 17 Menurut M. Solly Lubis menyebutkan bahwa landasan teori adalah suatu kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, thesis mengenai suatu kasus atau permasalahan problem yang dijadikan bahan perbandingan, pegangan teoritis, yang mungkin disetujui ataupun tidak disetujui yang merupakan masukan dalam membuat kerangka berpikir dalam penulisan. 18 Teori merupakan generalisasi yang dicapai setelah mengedepankan pengujian dan hasilnya mencakup ruang lingkup dan fakta yang luas. 19 16 Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Yogyakarta : Cahaya Atma Pusaka, 2012 , hal 4 17 JJ. Wuisman, Penyunting M. Hisyam, Penelitian Ilmu Sosial, Jilid 1, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1996, hlm. 203. 18 M. Solly Lubis , Filsafat Ilmu Dan Penelitian, Bandung : Mandar Maju, 1994, hlm. 80. 19 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1986, hlm. 126. Universita Sumatera Utara 13 Sedangkan menurut H.R. Otje Salman dan Anthon F. Susanto. Teori berasal dari kata theoria dalam bahasa latin yang berarti perenungan yang pada gilirannya berasal dari kata thea dalam bahasa Yunani yang secara hakiki menyiratkan suatu yang disebut dengan realitas. Dalam banyak literatur beberapa ahli mengunakan kata ini untuk menunjukan bangunan berpikir yang tersusun secara sistematis, logis rasional, empiris kenyataannya , juga simbolis. 20 Tugas teori hukum ialah memberikan suatu analisis tentang pengertian hukum dan tentang pengertian-pengertian lain yang dalam hubungan ini relevan, kemudian menjelaskan hubungan antara hukum dengan logika dan selanjutnya memberikan suatu filsafat ilmu dari ilmu hukum dan suatu ajaran metode untuk praktek hukum. 21 Teori menguraikan jalan pikiran menurut kerangka yang logis, dengam merumuskan masalah penelitian di dalam kerangka teoritis yang relevan sehingga mampu menerangkan masalah tersebut. Adapun kerangka teori yang digunakan adalah Teori Hukum Islam yaitu teori Maqashid Al-Syari’ah yang berarti tujuan- tujuan syari’at¸teori Kepastian Hukum yaitu bahwa dengan adanya hukum setiap orang mengetahui yang mana dan seberapa hak nya dan kewajibannya serta teori perlindungan hukum. Maqashid al-Syariah terdiri dari dua suku kata, maqshid yang merupakan bentuk jamak dari kata maqashad yang berarti tujuan, dan kata al-syari’ah yang sering 20 H.R Otje Salman S dan Anthon F. Susanto, Teori Hukum, mengingat, mengumpulkan dan membuka kembali, Bandung : PT. Refika Aditama, 2010, hal. 21. 21 B. Arief Sidarta, Meuwissen, Tentang pengembangan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum, Dan Filsafat Hukum, Bandung : PT . Refika Aditama, 2007 , hal 31 Universita Sumatera Utara 14 dipahami dalam arti hukum Islam, jadi istilah Maqashid al-syari’ah berarti tujuan syari’at. 22 Ulama ushul fiqih mendefenisikan Maqashid al-Syari’ah dengan makna dan tujuan yang dikehendaki syarak dalam mensyariatkan suatu hukum bagi kemaslahatan umat manusia. Sebagai contoh sarak mewajibkan berbagai macam ibadah dengan tujuan untuk menegakan agama Allah S.W.T. Disyari’atkan hukuman zina bagi untuk memelihara kehormatan dan keturunan. 23 Dilihat dari segi objeknya, Muhammad Thahir Bin Ashur, ahli ushul fiqih kontemporer asal Tunisia,membagi maqashid al-Syari:ah menjadi tiga macam: 24 1. Al-Maqashid al-Ammah tujuan-tujuan umum. 2. Al-Maqashid al-khassah Tujuan-tujuan khusus. 3. Almaqashid al-Juz’iyyah yaitu tujuan yang hendak dicapai syarak dalam menetapkan hukum syarak, dalam menetapkan hukum wajib, sunnah, haram, makruh, dan mubah terhadap sesuatu, atau menetapkan sesuatu menjadi sebab, syarat, dan penghalang. Contohnya nikah disyari’atkan untuk memelihara keturunan dan menjaga kehormatan. Maqashid Al-Syari’ah sebagai prinsip pokok dalam hukum Islam ada 5 tujuan yaitu : 25 1. Memelihara agama 22 Zamakhsyari, Teori-Teori Hukum Islam dalam Fiqih Dan Ushul Fikih, Bandung : Cipta Pustaka Media Perintis, 2013, hal.1 23 Ibid, hal.2. 24 Ibid , hal 6-7 25 Ibid, hal 13-25 Universita Sumatera Utara 15 2. Memelihara jiwa 3. Memelihara Akal 4. Memelihara Keturunan 5. Memelihara Harta Dalam memelihara keturunan, ajaranIslam memerintahkan para pemuda dan pemudi yang sudah mampu untuk menikah. Bahkan Islam mendorong para wali untuk mempermudah proses nikah dengan tidak menetapkan mahar yang terlalu tinggi sehingga memberatkan para calon suami. Islam menjelaskan kriteria suami ideal dan isteri ideal, hak dan kewajiban suami dan istri, agar dapat terujud keluarga sakinah , mawaddah dan warahmah, sehgingga tujuan dari pernikahan yang kekal abadi dapat terlaksanakan, dan Islam melarang perzinaan dan segala bentuk perbuatan yang dapat menghantarkan pada perzinahan. Perbuatan zina yang dilarang Islam ini bukan hanya mencakup tindak kriminal pemerkosaan, tetapi juga termasuk hubungan seksual diluar nikah walaupun didasarkan atas dasar suka sama suka. 26 Perkawinan sebagai bentuk sakral suami istri dalam hidup suatu rumah tangga yang menciptakan kehidupan yang sakinah, mawaddah warahma, Selain itu membina sebuah mahligai rumah tangga atau hidup berkeluarga merupakan perintah agama bagi setiap muslim dan muslimah. Kehidupan dan peradaban manusia tidak akan berlanjut tanpa adanya kesinambungan perkawinan dari setiap generasi manusia. Karena itu Rasulullah saw menganjurkan kepada umatnya yang telah mampu untuk menikah. Perkawinan telah diatur secara jelas oleh ketentuan-ketentuan hukum Islam 26 Ibid. hal 24. Universita Sumatera Utara 16 yang digali dan sumber-sumbernya baik dari alquran, As sunnah dan hasil ijtihad para ulama. Bagi seorang wanita tentu tidak akan hamil tanpa didahului dengan perkawinan,namun ketika terjadi kecelakaan atau seorang wanita hamil yang terjadi diluar pekawinan yang sah, ini bisa dikatakan perzinaan yang didalam nash telah jelas keharamannya. Teori Kepastian Hukum oleh Van Kant, yang mengatakan bahwa hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia agar kepentingan itu tidak diganggu. Bahwa hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. 27 Teori kepastian hukum menegaskan bahwa tugas hukum itu menjamin kepastian hukum dalam hubungan – hubungan pergaulan kemasyarakatan. Terjadi kepastian yang dicapai” oleh karena hukum”. Dalam Tugas itu tersimpul dua tugas lain yakni hukum harus menjamin keadilan maupun hukum harus tetap berguna. Akibatnya kadang-kadang yang adil terpaksa dikorbankan untuk yang berguna. Ada 2 dua macam pengertian” kepastian hukum” yaitu kepastian oleh karena hukum dan kepastian dalam atau dari hukum. Kepastian dalam hukum tercapai kalau hukum itu sebanyak-banyaknya hukum undang-undang dan bahwa dalam undang-undang itu tidak ada ketentuan yang bertentangan, undang-undang itu dibuat berdasarkan “rechtswerkelijheid” kenyataan hukum dan dalam undang-undang tersebut tidak dapat istilah-istilah yang dapat di tafsirkan berlain-lainan. 28 27 C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, hal.44. 28 M. Solly Lubis, Diktat Teori Hukum, disampaikan pada rangkaian Sari kuliah semester II, Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum, USU Medan, 2007, hal. 43. Universita Sumatera Utara 17 Menurut Satijipto Raharjo perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap Hak Asasi Manusia HAM yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum. 29

2. Kerangka Konsepsi