Klasifikasi juga dibuat berdasarkan kriteria sesuai etnik. Klasifikasi menurut WHO berdasarkan kriteria Asia Pasifik adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT berdasarkan Kriteria Asia Pasifik Manik, 2011
Klasifikasi Kategori IMT
Berat Badan Kurang Normal
Overweight Obesitas I
Obesitas II 18,5
18,5 – 22,9
23 – 24,9
25 – 29,9
≥ 30
2.2 Daya Tahan Kardiorespirasi
2.2.1 Definisi
Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja secara terus-menerus Susilowati, 2007. Sistem kardiorespirasi merupakan
gabungan dari dua sistem, yaitu sistem kardiovaskular dan sistem respirasi respirasi pulmonal yang bekerja sama dalam fungsi pertukaran dan distribusi
oksigen Guyton Hall, 2007. Tujuan utama dari sistem kardiorespirasi adalah untuk memberikan jumlah oksigen yang cukup untuk jaringan tubuh dan
membuang sisa metabolisme jaringan tubuh Powers Howley, 2009. Daya tahan kardiorespirasi merupakan kesanggupan dari kinerja jantung
dan pembuluh darah serta paru untuk berfungsi secara optimal dalam keadaan istirahat serta saat melakukan akitivitas fisik, dengan intensitas sedang hingga
tinggi, pada jangka waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang
berlebihan untuk mengambil oksigen kemudian mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh Sharkey, 2003.
Dengan demikian, daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu indikator yang paling penting dalam kesegaran jasmani selain dari kekuatan otot, kelenturan otot,
kecepatan, ketepatan serta koordinasi dan keseimbangan Corbin et al, 2014. Daya tahan kardiorespirasi yang meningkat mengakibatkan peningkatan
volume darah dan sel darah merah, sehingga darah lebih banyak membawa oksigen ke jaringan tubuh Corbin et al, 2014. Daya tahan kardiorespirasi
diartikan sebagai
kemampuan tubuh
untuk menghirup,
mengangkut, mengedarkan, membagikan dan menggunakan oksigen O
2
sebanyak-banyaknya yang dapat diukur dengan menentukan nilai VO
2
max Kusnanik, 2007.
2.2.2 Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiorespirasi
a. Sistem kardiovaskular
Sistem kardiovaskular yang terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah yang menjalankan fungsi sirkulasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan jaringan
tubuh, mengirim oksigen dan zat makanan ke jaringan tubuh, menghantarkan hormon dari satu bagian ke bagian tubuh lain dan memelihara lingkungan yang
sesuai di dalam cairan tubuh agar sel dapat bertahan hidup dan berfungsi optimal. Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah dan darah sebagai
pembawa dan pengikat oksigen Guyton Hall, 2007. 1.
Jantung Jantung memiliki 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut
sebagai atrium serambi dan dua ruang yang berdinding tebal disebut
ventrikel bilik. Jantung terdiri atas dua pompa yang terpisah, yakni jantung kanan yang memompakan darah ke paru-paru dan jantung kiri yang
memompakan darah ke organ-organ perifer. Kemudian setiap bagian jantung yang terpisah ini merupakan dua ruang pompa yang dapat berdenyut yang
terdiri atas satu atrium dan satu ventrikel. Atrium berfungsi sebagai pompa primer yang lemah dibandingkan dengan ventrikel, yang membantu
mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke
sirkulasi pulmonal melalui ventrikel kanan atau sirkulasi perifer melalui ventrikel kiri Guyton Hall, 2007.
Jantung memiliki tiga tipe otot utama, yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Tipe
otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka, hanya saja kontraksi otot-otot tersebut lebih lama. Sedangkan serat-
serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan intensitas yang sangat lemah karena serat-serat ini hanya mengandung sedikit
serat kontraktif. Dengan demikian serat-serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi, sehingga serat-serat ini dapat bekerja sebagai
suatu sistem pencetus rangsangan bagi jantung Guyton Hall, 2007. Saat kita melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, terjadi peningkatan
kebutuhan oksigen serta hasil pembuangan di sel-sel otot. Jantung akan memompa lebih banyak darah dan hasil pembuangan akan dibawa ke jantung
lebih banyak. Ketika kita beraktivitas fisik, jantung melakukan fungsi yaitu
memastikan agar cardiac output CO atau curah jantung tetap dalam jumlah yang cukup Corbin et al, 2014.
Cardiac output CO adalah volume darah yang dipompa oleh tiap ventrikel per menit. Jantung adalah pompa yang otomatis mampu memompa
sekitar 5 liter per menit darah yang akan kembali ke jantung dari sirkulasi perifer. Oleh karena itu, faktor utama yang menentukan besarnya cardiac
output adalah kecepatan alir balik vena. Cardiac output antara laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan karena ukuran tubuh antara laki-laki dan
perempuan berbeda Guyton Hall, 2007. Pengaturan kerja jantung dipengaruhi oleh sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Perangsangan simpatis yang kuat dapat meningkatkan frekuensi denyut jantung pada manusia dewasa muda. Perangsangan simpatis juga
meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung sampai dua kali dari normal sehingga akan meningkatkan volume darah yang dipompa. Jadi,
perangsangan simpatis dapat meningkatkan cardiac output maksimum sebanyak dua sampai tiga kali lipat Guyton Hall, 2007.
Perangsangan serabut saraf parasimpatis di dalam nervus vagus yang kuat pada jantung dapat menghentikan denyut jantung selama beberapa detik,
tetapi biasanya jantung akan mengatasinya dan berdenyut dengan kecepatan 20 sampai 40 kali per menit selama perangsangan parasimpatis terus
berlanjut. Selain itu, perangsangan vagus yang kuat dapat menurunkan kekuatan kontraksi otot jantung sebesar 20 sampai 30 persen. Serabut-serabut
saraf vagus didistribusikan terutama ke atrium dan tidak begitu banyak ke ventrikel, tempat terjadinya kontraksi Guyton Hall, 2007.
2. Pembuluh Darah
Pembuluh darah bertugas mengalirkan darah yang dipompa dari jantung. Terdapat tiga jenis utama dari pembuluh darah yaitu arteri, kapiler dan vena
dimana terdapat arteri dengan ukuran lebih kecil yang disebut dengan arteriola dan vena dengan ukuran lebih kecil yang disebut dengan venula
Saladin, 2007. -
Arteri adalah pembuluh darah yang bersifat kuat dan lentur yang membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling
tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah antara denyut jantung.
- Arteriola merupakan pembuluh darah arteri yang lebih kecil yang
dindingnya berotot
sehingga menyesuaikan
diameternya untuk
meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. -
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri yang membawah darah
dari jantung dan vena yang membawah darah kembali ke jantung. Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam
jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah, dari kapiler darah mengalir ke dalam venula.
- Vena memiliki dinding yang tipis tetapi biasanya berdiameter lebih besar
dari pada arteri sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama
tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu di bawah tekanan.
- Venula merupakan pembuluh darah yang ukurannya lebih kecil dari
pembuluh darah vena yang berfungsi untuk mengalirkan darah ke dalam vena kemudian kembali ke jantung.
3. Darah
Darah merupakan alat pembawa pada sistem kardiorespirasi. Darah memiliki dua komponen utama, yaitu Muttaqin, 2009 :
- Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri
dari air, elektrolit dan protein darah. -
Sel-sel darah yang terdiri dari eritrosit sel darah merah, leukosit sel darah putih terdiri dari basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit dan monosit,
serta trombosit sel pembeku darah atau platelet. Sel darah merah memiliki fungsi penting dalam sistem kardiorespirasi
yaitu mengangkut oksigen dan zat-zat makanan ke sel-sel tubuh. Dalam sel darah merah terdapat hemoglobin yang memiliki fungsi untuk mengikat
oksigen. Hemoglobin memiliki dua komponen yaitu heme berupa gabungan protoporfirin dengan besi dan globin berupa protein yang terdiri atas dua alfa
dan dua rantai beta. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam satu sel darah merah dimana satu gram hemoglobin akan mengikat 1,34 ml oksigen
Handayani Haribowo, 2008. Hemoglobin dan jumlah darah menentukan kemampuan mengangkut
oksigen. Jika jumlah total hemoglobin meningkat, maka kemampuan untuk
mengikat oksigen juga meningkat. Namun peningkatan jumlah total hemoglobin juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan viskositas darah
sehingga menyebabkan tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan berakibat menurunnya kapasitas mengangkut oksigen. Peningkatan jumlah
total hemoglobin disebabkan karena peningkatan volume darah sesudah latihan dalam waktu cukup lama Kadir, 2001.
b. Sistem Respirasi
Sistem respirasi memiliki tujuan utama yaitu sebagai sarana untuk pertukaran gas antara lingkungan eksternal tubuh dan lingkungan internal dalam
tubuh. Sistem repirasi terdiri dari saluran pernapasan atas dan bawah, dan organ paru-paru itu sendiri Powers Howley, 2009.
1. Saluran pernapasan atas
- Hidung berfungsi dalam sistem pembersih yang menimbulkan
turbulensi aliran udara sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya akan diikat oleh zat mucus.
- Sinus paranasalis yaitu sinus frontalis, sinus ethmoidalis, sinus
sphenoidalis, dan sinus maxillaris yang berfungsi untuk menghangatkan dan humidifikasi, meringankan berat tulang tengkorak dan mengatur
bunyi suara manusia dengan ruang resonansi. -
Faring merupakan pipa berotot berbentuk cerobong yang letaknya bermula dari dasar tengkorak sampai dengan esofagus pada ketinggian
tulang rawan kartilago krikoid. Berdasarkan letaknya faring dibagi
menjadi tiga yaitu di belakang hidung naso-faring, belakang mulut oro-faring, dan belakang laring laringofaring.
- Laring berperan sebagai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan
napas dan berperan dalan pembentukan suara. Laring merupakan bagian terbawah dari saluran nafas bagian atas.
2. Saluran pernapasan bawah
- Trakea yang dijuluki sebagai eskalatormuko-siliaris karena silia pada
trakea dapat mendorong benda asing yang terikat zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau dikeluarkan.
- Bronkus dan Bronkhiolus. Trakea bercabang menjadi dua yaitu bronkus
kanan dan kiri. Bronkus terus menerus bercabang membentuk jutaan bronkiolus terminalis yang berakhir dalam satu atau lebih bronkiolus
respiratorius yang terbagi lagi menjadi dua sampai sebelas ductus alveolus yang masuk ke dalam saccus alveolus. Struktur pada
bronkiolus menyebabkan bronkiolus lebih rentan terhadap penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Dilihat dari segi fungsional, saluran pernapasan dibagi menjadi dua zona fungsional, yaitu zona konduksi dan zona respiratorik Power Howley,
2009. 1.
Zona Konduksi Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara
pernapasan untuk mencapai zona respiratori, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu
tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses pembentukan suara. Zona konduksi dimulai dari trakea, cabang
bronkus dan bronkiolus. 2.
Zona Respiratorik Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada
pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri
dalam melawan setiap bahan yang masuk yang dapat merusak.
Gambar 2.2 Zona Konduksi dan Respiratorik Sumber : Power Howley, 2009
3. Paru-paru
Paru-paru merupakan
tempat pertukaran
gas oksigen
dengan karbondioksida. Paru-paru dibagi menjadi dua bagian yaitu paru-paru bagian
kanan dan kiri yang terletak di bagian samping kanan dan kiri mediastinum. Antara paru-paru kanan dan kiri terletak jantung dan pembuluh darah besar.
Paru-paru berbentuk kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis. Masing- masing paru memiliki apex yang tumpul, yang menonjol ke atas sekitar 2,5
cm di atas clavicula Snell, 2011. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Pleura terbagi menjadi
pleura visceralis dan pleura parietal. Pleura visceralis yaitu selaput yang langsung membungkus paru, sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang
menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut cavum pleura. Dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen oleh
paru-paru terhadap tubuh, paru-paru memiliki tiga fungsi yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas Guyton Hall, 2007.
1. Ventilasi paru
Ventilasi merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli lalu ke atmosfer. Proses ventilasi dipengaruhi oleh beberapa
hal, yaitu adanya perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru-paru. Proses ventilasi dibagi menjadi dua yaitu inspirasi dan ekspirasi.
a. Inspirasi
Sebelum menarik napas inspirasi kedudukan diafragma melengkung ke arah rongga dada dan otot-otot inspirasi otot interkostalis
eksternus keadaan mengendur. Bila otot diafragma dan otot interkostalis eksternus berkontraksi, maka diafragma akan mendatar
dan tulang-tulang costae akan terangkat. Hal tersebut menyebabkan peningkatan volume pada cavum thorax rongga dada, secara
bersamaan paru-paru juga akan ikut mengembang sehingga tekanan
intra pulmonal menurun dan udara masuk ke dalam paru-paru. Setelah inspirasi normal biasanya kita masih bisa menghirup udara dalam-
dalam menarik nafas dalam, hal ini terjadi karena kerja dari otot-otot tambahan inspirasi yaitu muskulus sternokleidomastoideus dan
muskulus skalenus. b.
Ekspirasi Bila otot antar tulang rusuk dan otot diafragma mengendur, maka
diafragma akan kembali melengkung ke arah rongga dada dan tulang rusuk akan kembali ke posisi semula. Kedua hal tersebut menyebabkan
rongga dada mengecil, akibatnya udara dalam paru-paru terdorong ke luar. Inilah yang disebut mekanisme ekspirasi. Setelah ekspirasi
normal, kita masih bisa menghembuskan nafas dalam-dalam karena adanya kerja dari otot-otot ekspirasi yaitu muskulus interkostalis
internus dan muskulus abdominis. 2.
Difusi gas Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler
paru dan karbon dioksida di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu luasnya permukaan paru, tebal
membran respirasi yang terjadi atas epitel alveoli dan interstisial, perbedaan tekanan dan konsentrasi oksigen, tekanan parsial karbon
dioksida dalam arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli, dan afinitas gas.
3. Transportasi gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian oksigen kapiler ke jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi oksigen akan berikatan
dengan Hb hemoglobin membentuk oksihemoglobin 97 dan larut dalam plasma 3, sedangkan karbon dioksida akan berikatan dengan Hb
membentuk karbominohemoglobin 30, larut dalam plasma 5, dan sebagian menjadi asam karbonat yang berada dalam darah 65.
2.2.3 Sistem Sirkulasi pada Manusia