2.2.1 Air Mineral dan Air Reverse Osmosis
Air mineral adalah air minum dalam kemasan yang mengandung mineral dalam jumlah tertentu tanpa menambahkan mineral. Air demineral merupakan air
minum dalam kemasan yang diperoleh melalui proses pemurnian seperti reverse osmosis dan proses setara BSN, 2006. Air reverse osmosis RO merupakan air
yang mengandung sedikit mineral atau tidak sama sekali, yang dihasilkan dengan teknik reverse osmosis yang menggunakan membran filter reverse osmosis untuk
mengurangi kadar total padatan terlarut dan partikel tersuspensi dalam air. Reverse osmosis didasarkan pada prinsip osmosis, yaitu kecenderungan alami air
untuk bergerak melalui membran dari larutan yang encer ke larutan yang pekat sampai mencapai konsentrasi bahan kimia sama pada kedua sisi. Pada sistem
reverse osmosis terdapat membran yang memisahkan dua larutan berbeda yang mengandung jumlah zat kimia terlarut. Beberapa senyawa dapat melewati
membran ini seperti air, tetapi polutan seperti ion-ion dan logam-logam tidak bisa melewati membran. Perbedaan tekanan menyebabkan air murni untuk melewati
membran tersebut, tekanan ini disebut tekanan osmotik dimana tekanan ini diterapkan pada sisi larutan yang mengandung polutan konsentrasi tinggi. Hal ini
memungkinkan terjadi proses osmotik, sehingga air murni dihasilkan dari sisi
konsentrasi pekat ke sisi konsentrasi encer Dvorak dan Skipton, 2008. 2.3 Manfaat Mineral dalam Air Minum
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan mineral dikelompokkan menjadi dua, mineral utama mineral makro dan mineral mikro trace minerals. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari.
Yang termasuk mineral makro antara lain: natrium, klorida, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, dan sulfur. Mineral mikro sangatlah penting untuk menopang
hidup kita, walaupun jumlah yang dibutuhkan sedikit. Tapi, jika kita mengalami kekurangan mineral mikro ini, akibatnya bisa mempengaruhi kesehatan kita
seluruhnya. Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya
masing-masing seperti kalsium yang berperan dalam pembentukan struktur tulang dan gigi, natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan cairan tubuh atau juga
kalsium yang berfungsi untuk memperlancar kontraksi otot Yunasri, 2012. Kesadaran akan pentingnya mineral dan unsur penting lainnya dalam air
minum telah terjadi selama ribuan tahun. Air demineralisasi diartikan sebagai air yang hampir atau tidak mengandung mineral sama sekali. Air demineral tanpa
penambahan mineral tidak sesuai untuk air minum karena sangat agresif terhadap wadah atau pipa penyalur yang terbuat dari logam, tidak memberi rasa dan tidak
mengandung mineral tertentu yang diperlukan tubuh. Air rendah mineral berdampak negatif terhadap mekanisme homeostatis yang menyangkut
metabolisme mineral dan air dalam tubuh Kozisek, 2005; Silalahi, 2011. Jika air rendah mineral diminum, usus akan memberikan mineral ke air ini
yang diambil dari cadangan dalam tubuh, dikeluarkan bersama mineral dari tubuh. Jadi air rendah mineral akan mengencerkan mineral yang terlarut dalam cairan
tubuh. Gejala mungkin tidak akan kelihatan dalam waktu yang lama tetapi efek akut dapat terjadi jika mengonsumsi air demineralisasi dalam jumlah yang banyak
sesudah latihan fisik yang berat, efek hiponatremia yang akut bisa terjadi Silalahi, 2011. Kandungan mineral yang tinggi dalam air minum sangat mempengaruhi
penyerapan zat esensial dan zat non-esensial. Jika kandungan zat esensial yang diperlukan tinggi, maka penyerapan zat non-esensial akan sedikit atau bahkan
tidak ada, dan akan diekskresi dari tubuh. Sebagai contoh, jika kandungan kalsium dan magnesium zat esensial dalam air minum tinggi, maka tubuh akan menyerap
kalsium dan magnesium, sedangkan zat non-esensial seperti timbal akan diekskresi dari tubuh. Apabila kandungan zat esensial rendah atau tidak ada, maka
tubuh akan menyerap logam toksik seperti timbal dan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan Fox, 1990.
Timbal merupakan satu unsur logam berat yang lebih tersebar luas dibanding kebanyakan logam toksik lainnya. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh
manusia melalui pernafasan, pemaparan maupun saluran pencernaan. Timbal bisa mengurangi tingkat IQ, memperlambat pertumbuhan dan merusak ginjal. Sumber
keracunan timbal bisa berasal dari kenderaan yang menggunakan bahan bakar bertimbal dan juga dari biji logam hasil pertambangan, peleburan, pabrik
pembuatan timbal atau industry daur ulang, debu, tanah, cat, mainan, perhiasan, air minum, permen, keramik, obat tradisional dan kosmetik. Timbal masuk ke
dalam tubuh manusia ketika bernafas, makan, menelan, atau meminum zat apa saja yang mengandung timbal. Air terkontaminasi dengan timbal ketika air
mengalir melalui pipa atau keran kuningan yang mengandung timbal. Lebih
kurang 90 partikel timbal dalam asap atau debu halus di udara dihisap melalui saluran pernafasan. Penyerapan di usus mencapai 5 – 15 pada orang dewasa.
Pada anak-anak lebih tinggi yaitu 40 dan akan menjadi lebih tinggi lagi apabila si anak kekurangan kalsium, zat besi dan zinc dalam tubuhnya. Timbal yang
masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan kerusakan pada jaringan
tubuh. Hal itu disebabkan karena senyawa timbal dapat memberikan efek racun terhadap banyak fungsi organ yang terdapat dalam tubuh Suherni, 2010.
2.3.1 Kalsium