Penetapan Kadar Mineral dalam Air Minum .1 Titrasi Kompleksometri

minimal 20 mgl dan kadar magnesium minimal 10 mgl dalam air minum. Sedangkan menurut Meskes RI, kadar kalsium maksimal yang dianjurkan yaitu 75 mgl dan kadar magnesium maksimal yang dianjurkan yaitu 30 mgl tetapi tidak disebutkan berapa kadar minimal kalsium dan magnesium yang diharuskan dalam air minum Pasaribu, 2013. 2.4 Penetapan Kadar Mineral dalam Air Minum 2.4.1 Titrasi Kompleksometri Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam- garam logam, dimana dasar penentuannya melibatkan pembentukan kompleks atau ion kompleks. Kompleks ini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi sebuah ion logam, kation, dengan sebuah anion atau molekul netral. Etilen diamin tetra asetat EDTA merupakan titran yang sering digunakan Day dan Underwood, 1998. Untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna. Pada saat titik akhir titrasi ada sedikit kelebihan EDTA maka kompleks indikator-logam akan pecah dan akan menghasilkan warna yang berbeda. Indikator yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini adalah hitam eriokrom, mureksid, jingga pirokatekol, jingga xilenol, kalmagit, dan biru hidroksi naftol Gandjar dan Rohman, 2007.

2.4.2 Spektrofotometri Serapan Atom

Metode yang dipilih untuk penetapan kadar kalsium, magnesium, dan timbal dalam air minum adalah metode spektrofotometri serapan atom, pemilihan ini didasarkan pada ketelitian alat, kecepatan analisis, pelaksanannya relatif sederhana, mempunyai kepekaan yang tinggi dan interferensinya sedikit. Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur mineral dalam jumlah sekelumit trace dan sangat sekelumit ultratrace. Cara analisis ini memberikan kadar total unsur mineral dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk molekul mineral dalam sampel tersebut Gandjar dan Rohman, 2007. Atom-atom mengalami transisi bila menyerap energi. Energi akan dipancarkan ketika atom tereksitasi kembali ke tingkat energi dasar, dan detektor akan mendeteksi energi terpancar tersebut. Cuplikan yang diukur oleh AAS adalah berupa larutan, biasanya air sebagai pelarut. Di dalam AAS, nyala berguna untuk pembentukan atom sedangkan hollow cathode menjadi sumber energi untuk AAS. Hollow cathode akan memancarkan energi radiasi yang sesuai dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron atom. Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Dasar analisis menggunakan teknik spektrofotometri serapan atom adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom analit, maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan Hendayana, dkk., 1994; Gandjar dan Rohman, 2007. Lampu katoda berongga hollow cathode lamps merupakan sumber yang paling terkenal terutama untuk spektofotometri serapan atom. Lampu katoda tersedia dalam bentuk single-element dan multiple-element. Lampu ini mempunyai masa hidup yang relatif panjang, tetapi akan rusak setelah beberapa ratus jam penggunaan, dan setelah penyimpanan yang sangat lama. Lampu katoda diisi dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar, dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu Richardson dan Peterson, 1978; Gandjar dan Rohman, 2007. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, suatu spektrofotometer serapan atom terdiri atas komponen-komponen berikut ini: a. Sumber cahaya Lampu katoda berongga yang dilapisi dengan unsur yang sedang dianalisis. b. Nyala Nyala biasanya berupa udaraasetilen, menghasilkan suhu ± 2500ºC, dinitrogen oksidaasetilen dapat digunakan untuk menghasilkan suhu 3000ºC, yang diperlukan untuk menguapkan garam-garam dari unsur-unsur seperti alumunium atau kalsium. c. Monokromator Monokromator digunakan untuk menyempitkan lebar pita radiasi yang sedang diperiksa sehingga diatur untuk memantau panjang gelombang yang sedang dipancarkan oleh lampu katode rongga. Ini menghilangkan interferensi oleh radiasi yang dipancarkan dari nyala tersebut, dari gas pengisi di dalam lampu katode rongga, dan dari unsur-unsur lain di dalam sampel tersebut. d. Detektor Detektor biasanya digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui tempat pengatoman. Biasanya berupa sel fotosensitif. e. Readout Redout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai sistem pencatat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorbsi. Pemilihan bahan bakar dan gas pengoksidasi serta komposisi perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala Gandjar dan Rohman, 2009.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini adalah metode deksriptif, yaitu menganalisis kandungan kalsium, magnesium dan timbal dalam air mineral kemasan dan air mineral isi ulang. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara pada bulan Maret hingga Agustus 2013.

3.1 Sampel