Testing Teori Piaget Landasan Teori

22  Automatic object creation : memudahkan dalam membuat object dalam class.  Debug: dapat digunakan untuk men-debug program yang telah dibuat.

II.6. Testing

Testing adalah salah satu tahap dalam pengembangan sebuah prangakat lunak. Pada tahap ini seorang programmer akan membuat sebuah testing case yang digunakan untuk mengetahui apakah perangakat lunak yang dibangun sudah sesuai dengan perancangan. Proses pengujian atau testing memiliki banyak metode salah satunya adalah dengan metode blackbok [10]. Blackbox testing atau disebut juga behavioural testing adalah teknik pengujian yang berfokus pada kebutuhan fungsional dari sebuah perangkat lunak. Pada blackbox testing ini seorang pengembang akan memberikan sebuah input pada semua kebutuhan fungsional dari perangkat lunak tersebut. Blackbox testing dalam pencarian kesalahan sistem berdasarkan kriteria sebagai berikut [10]: 1. Kesalahan fungsi. 2. Kesalahan tampilan. 3. Kesalahan struktur data atau akses data base. 4. Kehandalan sistem. Untuk mendesign pengujian dengan menggunakan blackbox testing harus dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut : 23  Bagaimana menguji faliditas fungsi?  Bagaimana menguji kehandalan dan behavior sistem?  Apakah nilai masukan pada sistem bersifat sensitive?  Apakah data rate dan besarnya data pada sistem dapat ditoleransi?  Apakah kombinasi dari spesifikasi data dapat ditoleransi?

II.7. Teori Piaget

Piaget yakin bahwa kita melampaui 4 tahap dalam memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan dari cara berpikir yang khasberbeda. Cara yang berbeda dalam memahami dunia ialah yang menyebabkan suatu tahap lebih berkembang dari tahap yang lain; menurut Piaget mengetahui lebih banyak informasi tidak menyebabkan pemikiran anak lebih berkembang. Keempat tahap perkembangan anak menerut Piaget adalah [11] :  Tahap sensorimotor : yang berlangsung dari kelahiran hingga usia 2 tahun, merupakan tahap pertama. Pada tahap ini bayi membangun suatu kordinasi pemahaman tentang dunia dengan mengkoordinasikan pengalaman-pengalaman semsoris seperti melihat dan mendengar dengan tindakan-tindakan motorik fisik – oleh karena itu lah istilahnya sensorimotor. Pada permulaan tahap ini bayi yang beru lahir memiliki sedikit lebih banyak daripada pola-pola refleks. Pada akhir tahap, anak berusia 2 tahun memiliki 24 pola-pola sesorimotor yang kompleks dan mulai beroprasi dengan simbol-simbol primitif.  Tahap Oprasional : yang berlangsung kira-kira pada tahap 2 -7 tahun, yang merupakan tahap kedua dari teori Piaget. Pada tahap ini anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Pemikiran simbolis melalui hubungan sederhana antara informasi sensor dan tidakan fisik. Akan tetapi, walaupun anak-anak prasekolah dapat secara simbolis melukiskan dunia, mereka masih belum mampu untuk melaksanakan apa yang Piaget sebut “Oprasi” – tindakan mental yang diinternalisasikan yang memungkinkan anak-anak melakukan secara mental apa yang sebelumnya dilakukan secara fisik.  Tahap Oprasional konkret : tahap ini berlangsung kira-kira dari usia 7-11 tahun, merupakan tahap ketiga Piaget. Pada tahap ini, anak-anak dapat melakukan oprasi dan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran dapat diterapkan kedalam contoh-contoh yang spesifik atau konkret. Misalnya, pemikiran prasional konkret tidak dapat membayangkan langkah- langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu persamaan aljabar, yang terlalu abstrak untuk dipikirkan pada tahap berkembangan ini.  Tahap oprasional formal : tahap ini berlsung dari usia 11-15 tahun, merupakan tahap keempat dari teori Piaget. Pada tahap ini, 25 individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkret dan berpikir secara abstrak dan lebih logis. Sebagai bagian dari pemikiran yang lebih abstrak , anak-anak,remaja mengembangkan gambaran keadaan yang ideal. Mereka dapat berpikir tentang seperti apakah orang tua yang ideal dan membandingkan orang tua mereka dengan standart ideal ini. Mereka mulai mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan bagi masa depan dan terkagum-kagum terhadap apa yang dapat mereka lakukan. Dalam memecahkan maslah, pemikiran oprasional formal ini lebih sistematis, mengembangkan hipotesis tentang mengapa sesuatu terjadi seperti itu, kemudian menguji hipotesis ini dengan cara deduktif. 26

Bab III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

III.1. Initiation Phase III.1.1 Resource Perangkat keras yang digunakan penulis untuk mengembangkan program bantu ini adalah computer dengan spesifikasi : - Prosesor : AMD Athlon 64 X2 Dual Core 5000+ - RAM : 2 x1 GB DDR2 - VGA : NVidia GeForce 9800 GT - Harddisk : 250 GB - Optical : DVD-RW - OS : Windows Seven - Speaker : Logitech 2.0 Perangkat lunak yang digunakan penulis untuk mengembangkan program bantu ini antara lain : - Adobe Flash CS 3 - Flahdevelop - Flash Player 10 - Photoshop CS3 - Adobe Ilustrator