2.2.4. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi, produktifitas dan kinerja karyawan akan meningkat jika
tingkat kepuasan kerja dalam suatu organisasi atau perusahaan tinggi.
Menurut Herzberg 2001, menemukan kluster-kluster faktor-faktor, terpisah
dan khusus, yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja lebih sering dihubungkan dengan prestasi, rekognisi,
karakteristik-karakteristik pekerjaan, tanggung jawab dan kemajuan. Kepuasan kerja itu sendiri dapat diartikan sebagai “hasil kesimpulan yang
didasarkan pada perbandingan mengenai apa yang secara nyata diterima oleh pegawai dari pekerjaannya dibandingkan dengan apa yang diharapkan,
diinginkan dan dipikirkan sebagai hal yang pantas atau berhak baginya.”
Gomes, 2003.
Dari pengertian tersebut dapat pula disimpulkan jika karyawan menerima hasil dari pekerjaannya sesuai dengan yang diharapkannya maka
akan diperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja yang terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan motivasi yang kuat, sehingga dapat menghasilkan
prestasi kerja yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulianti 2009 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Komitmen
Organisasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Perkebunan Nusantara III di Sumatera Utara menunjukkan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.2.5. Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lain.
Faktor-faktor tersebut antara lain semangat dan disiplin kerja. Kinerja karyawan yang tinggi dapat dicapai jika didukung oleh para karyawan yang
mempunyai semangat kerja dan disiplin kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Sementara itu Nitisemito
mengemukakan bahwa semangat kerja adalah melakukan kerja secara lebih giat sehingga dengan demikian pekerjaan diharapkan akan lebih baik dan
lebih cepat. Semangat kerja dapat menumbuhkan kemampuan kerja dan bekerjasama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan kinerja
karyawan. Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat dan bagaimana kegairahan kerja, dapat meningkatkan kinerja karyawan.
Di samping semangat kerja, faktor lain yang menentukan kinerja karyawan adalah disiplin kerja yang berarti kesediaan untuk mematuhi
peraturan ketentuan yang berlaku dalam lingkungan organisasi kerja masing- masing, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Adanya
kesediaan diharapkan pekerjaan akan dilaksanakan seefektif mungkin, bilamana kedisiplinan tidak dilaksanakan maka kemungkinan tujuan yang
telah ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien Nitisemito, 2002.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya semangat kerja dan disiplin kerja serta kesungguhan dalam bekerja, maka diharapkan
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Narmodo 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh
Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Daerah Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa variabel motivasi dan disiplin berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja karyawan.
2.3. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.
Kepuasan Kerja
X1
Disiplin Kerja
X2 Kinerja
KaryawanY
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.