8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan masalah ekonomi regional pernah disampaikan oleh :
A.
Iqomadin 1999;ix dengan judul penelitian, “Analisa Ekonomi Regional
Disatuan Wilayah Pembangunan I Gerbang Kertasusila Penerapan Teori Basis Ekonomi Tahun 1993-1996”, dengan hasil penelitian menggunakan analisa
Location Quotien dan Analisa Shit Share dapat disusun skala prioritas sebagai berikut : prioritas pertama dengan lokasi pengembangan sebagai berikut ;
sektor industri pengolahan di Gresik dan Sidoarjo, sektor Listrik, Air, Gas, dan Air bersih di Kabupaten dan Kotamadya Mojokerto. Prioritas kedua
dengan lokasi pengembangan sebagai berikut ; sektor pertambangan dan penggalian di Kabupaten Gresik dan Kabupaten Mojokerto, sektor
perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi Surabaya , sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Surabaya.
Prioritas ketiga dengan lokasi pengembangan sebagai berikut :sektor pertanian di Kabupaten Gresik, sektor jaa-jasa di Kabupaten Mojokerto, Kotamadya
Mojokerto, Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bangkalan. B.
Prasodjo 1998:viii dengan judul penelitian, “Peranan Pemerintah Pusat
Untuk Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat I Propinsi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9 Jawa Timur Tahun 1990-1991”, dengan hasil penelitian sebagai berikut: hasil
analisa regresi sederhana Double log, dapat disimpulkan bahwa ; Pengeluaran pemerintah pusat ke daerah tingkat I Propinsi Jawa Timur dan Investasi
swasta ternyata mempunyai peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, hal tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,79 yang berarti kontribusi dari total pengeluaran pemerintah pusat di daerah yang berbentuk bantuan Daerah Tingkat I dan alokasi dan sektoral
ditambah dengan investasi swasta yang berupa penanaman modal asing sebesar 79, ini menunjukkan bahwa peranan pengeluaran pemerintah pusat
dan investasi swasta di Jawa Timur masih diatas 50. Perbedaan penelitian yang sekarang dengan penelitian-penelitian terdahulu adalah pada wilayah
yang diambil untuk penelitian, apabila penelitian terdahulu lebih banyak terfokus pada Satuan Wilayah Pembangunan SWP I sedangkan untuk
penelitian kali ini wilayah yang diambil adalah Satuan Wilayah Pembangunan SWP IV yang meliputi ; Kotamadya Pasuruan, kabupaten Pasuruan,
Kotamadya Malang, Kabupaten Malang. C.
Sophiyani 1999:x dengan judul penelitian, ”Implementasi Pembangunan
Daerah Tingkat I Dalam Kaitan Pengembangan Perwilayahan Pembangunan Di Suatu Wilayah Pembangunan VIII Madiun”, dengan menggunakan analisa
Location Quotien dan Indeks Fungsional Wilkinson dapat ditarik kesimpulan : pertama, sektor pertanian secara umum sektor ini menjadi corak bagi
perekonomian seluruh daerah dan berperan sangat menonjol terhadap PDRB
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10 di Daerah kesatuan Wilayah Pembangunan VIII Madiun IFS 0,33. Kedua,
sektor perdagangan, hotel dan restoran secara umum menjadi corak bagi perekonomian seluruh Daerah Tingkat I di satuan Wilayah Pembangunan VIII
Madiun IFS 0,33. D.
Dewi 1998,ix dengan judul penelitian, “ Peranan Industri Di Satuan Wilayah
Pembangunan I Gerbangkertasusila Dalam Rangka Menunjang Pertumbuhan Industri Jawa Timur”. Dengan menggunakan analisa Location Quotien dan
Indeks Fungsional Wilkinson dapat ditarik kesimpulan : pertama, sektor industri di satuan wilayah pembangunan I Gerbangkertasusila ternyata mampu
memberikan sumbangan terbesar pada Produk Domestik Regional Bruto Jawa Timur. Hal ini terlihat selama tahun 1991-1995 berdasarkan Location Quotien
dan Indeks Fungsional sektoral. Predikat yang melekat pada Satuan Wilayah Pembangunan I Gerbangkertasusila berdasarkan indeks sektoral adalah sektor
industri perdagangan. Kedua, sektor industri terkonsentrasi di kabupaten Gresik, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Gresik, SurabayaSatuan Wilayah
Pembangunan I Gerbangkertasusila. Kabupaten Pasuruan, MalangSatuan Wilayah Pembangunan VI Malang – Pasuruan dan Kotamadya KediriSatuan
wilayah Pembangunan VII Kediri dan sekitarnya. Keberadaan industri didaerah tersebut sangat ditunjang oleh adanya sarana dan prasarana, baik
yang disediakan oleh pemerintah maupun swasta, seperti kawasan industri
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11 Gresik, kawasan industri Tandes, kawasan industri Rungkut, kawasan industri
Sidoarjo E.
Listyowati 1999:xi, dengan judul penelitian “Analisis Aspek-Aspek
Aglomerasi Ekonomi Di Surabaya”, dengan menggunakan metode atau pendekatan lokasional serta pendekatan biaya friksi spasial, dapat disimpulkan
; Pertama, kota Surabaya mengalami perkembangan yang tidak seimbang diberbagai wilayah dengan adanya aglomerasi penduduk dan kegiatan
ekonomi ditengarai sudah terbentuk sejak masa penjajahan, atau dengan kata lain bahwa aglomerasi yang tejadi saat ini merupakan warisan dari pemerintah
kolonial yang pernah menjajah di Surabaya dalam kurun waktu yang cukup lama. Kedua, penebaran yang tidak merata terlihat pada kawasan-kawasan di
pusat kota atau yang dekat dengan pusat kota dimana kawasan kota ini dipadati baik oleh penduduk maupun kegiatan usaha. Sebaliknya kawasan-
kawasan dipinggiran kota, khususnya dibagian timur dan barat kota jumlah penduduk dan kegiatan ekonominnya masih jarang.
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu dengan penelitian ini adalah secara mendasar terletak pada obyek dan sumber data, di mana pada
penelitian saya, obyek dan sumber data lebih fokus ke daerah setingkat kecamatan di Daerah Kabupaten Gresik, sedangkan penelitian terdahulu hanya sebatas
kabupaten saja.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2. Landasan Teori Ekonomi