25 2.
Beberapa sektor mengalami perubahan data-data dasar, misalnya cakupan komoditi dan kegiatan sebelumnya hanya ditampung dalam
besaran mark-up yang sudah tidak mewakili lagi. Perubahan kegiatan ini telah diantisipasi sebelumnya tetapi belum diakomodasikan dalam
perhitungan nilai tambah bruto karena jika dimasukkan hasilnya dapat mengakibatkan pertumbuhan yang melonjak pada tahun dimana
kegiatan tersebut dimasukkan. Untuk itu perubahan tahun dasar merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan beberapa
perbaikan data dasar dan juga perbaikan metode perhitungan.Anonim,1995:28
Sejalan dengan pergeseran tahun dasar dari Produk Domestik Regional Bruto yang telah dilakukan dalam lingkup nasional. Kantor
Statistik Propinsi Jawa Timur melakukan pergeseran tahun dasar Produk Domestik Regional Bruto dari tahun 1983. Keseragaman tahun
dasar Produk Domestik Regional Bruto memungkinkan pengguna data dapat melakukan perbandingan pertumbuhan ekonomi antara nasional
dan daerah, demikian juga perbandingan antar daerah.
2.2.5. Perubahan Klasifikasi Sektor
Klasifikasi sektor Produk Domestik Regional Bruto antara seri lama dan seri baru mengalami perubahan dari 11 sektor menjadi 9 sektor perubahan.
Hal ini didasarkan pada dua alasan, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26 1.
Klasifikasi baru mengacu pada klasifikasi yang direkomendasikan SNA 1993 SNA-System of National Account buku acuan perhitungan Produk
Domestik Regional Bruto secara internasional yang direkomendasikan Perserikatan Bangsa Bangsa. Klasifikasi menjadi lebih umum dan
bermanfaat untuk membandingkan data-data Produk Domestik Regional Bruto dengan negara-negara lain secara total maupun sektoral.
2. Klasifikasi baru pada umumnya lebih rinci pada tingkat subsektor dengan
maksud lebih berorientasi pada penggunaan data. Data yang lebih terinci akan lebih banyak kegunaannya dibanding dengan data yang terbatas
rincianya. Anonim,1995:29
2.2.6. Alasan Pergeseran Tahun Dasar Dari 1983 ke1993
Pertumbuhan ekonomi di tahun dasar 1983 sudah tidak menggambarkan pertumbuhan ekonomi secara realita. Hal ini disebabkan oleh kenyataan
bahwa sebenarnya kontribusi sektor in timbangan PDRB seri lama tahun dasar 1983 masih cenderung under estimate
2.2.7 Istrumen Analisis Yang Digunakan
Untuk mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto provinsi, Ying menggunakan Indeks Entropi Theil. Indeks Entropi Theil tersebut dapat
dibagi diurai menjadi dua subindikasi, yaitu ketimpangan regional dalam wilayah dan ketimpangan regional antarwilayah atau regional Ying, 2000.
Dengan menggunakan alat analisis Indeks Entropi Theil akan diketahui ada tidaknya ketimpangan yang terjadi di tiap-tiap Kabupaten di Jawa Timur.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
27 Rumus Indeks Entropi Theil adalah sebagai berikut Ying, 2000:
I i
I i
I i
y = y log[y ] Y x
Y x X
…….....Ying, 2000 : 134 Keterangan:
yi = PDRB per kapita di kabupaten kodya.
Y = Rata-rata PDRB per kapita di provinsi Jawa Timur.
xi = Jumlah penduduk di kabupaten kodya.
X = Jumlah penduduk di provinsi Jawa Timur.
Masalah ketimpangan ekonomi antar kabupaten tidak hanya tampak pada wajah ketimpangan perekonomian yang terjadi di tiap-tiap kabupaten dan di
provinsi Jawa Timur melainkan juga antar luar kabupaten di provinsi Jawa Timur. Berbagai program yang dikembangkan untuk menjembatani
ketimpanagan antar kabupaten selama ini ternyata belum mencapai hasil yang memadai. Alokasi penganggaran pembangunan sebagai instrument untuk
mengurangi keetimpangan ekonomi tersebut tampakanya perlu lebih diperhatikan di masa yang akan datang. Strategi alokasi anggaran itu harus
mendorong dan memepercepat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjadi alat Mengurangi kesenjangan atau ketimpangan regional
Masjidi, 1997.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
Kerangka Pikir
Dalam kerangka pikir ini peneliti akan menganalisa dengan Indeks Entropi Theil dengan instrument PDRB perkapita di tiap-tiap kabupaten di provinsi Jawa Timur
dengan melihat Indeks Entropi Theil perkabupaten maka akan diketahui perkabupaten mana yang mengalami ketimpangan dan kabupaten mana yang tidak
timpang, kemudian dari , Indeks Entropi Theil perkabupaten dihubungkan dengan pertumbuhan ekonomi apakah ada hubungannya antara ketimpangan dengan
pertumbuhan ekonomi perkabupaten di provinsi Jawa Timur. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antara teori atau sumber yang mendasari
kerangka pikir maka dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut : 1.
Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah indicator penting dalam mengukir kemajuan
ekonomi suatu Negara, konsep pertumbuhan ekonomi pada dasarnya adalah mencakup banyak aspek dalam perkonomian, menurut Schumpeter proses
pembangunan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan dan penurunan kegiatan ekonomi yang berjalan secara silih berganti. Namun pada pokoknya
adalah setiap peningkatan output nasional yang merupakan kemampuan menyediakan barang dan jasa oleh suatu negara.
Sukirno, 2005 : 433 2.
Pendapatan Perkapita Yang dimaksud dengan pendapatan perkapita adalah pendapatan rata-rata suatu
penduduk. Oleh sebab itu untuk memperleh pendapatan perkapita pertahun yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29 harus dilakukan adalah membagi pendapatan nasional pada tahun itu dengan
jumlah penduduk pada tahun yang sama. Sukirno, 1985 : 21
3. Indeks Entropi Theil
Indeks Entropi Theil adalah suatu indeks yang mengukur ketimpangan pendapatan regional bruto provinsi atau kabupaten, Ying menggunakan Indeks
Entropi Theil. Indeks Entropi Theil tersebut dapat dibagi atau diurai menjadi dua subindikasi, yaitu ketimpangan regional dalam wilayah dan ketimpangan regional
antar wilayah atau regional. Ying, 2000 : 134 4.
Ketimpangan Ekonomi Ketimpangan Ekonomi adalah penghitungan pendapatan dari masing-masing
kabupaten, perbedaan tingakat pertumbuhan atau tingkat pembangunan akan membawa dampak tingkat kesejahteraan antar daerah yang pada akhirnya akan
menyebabkan ketimpangan regional antar daerah semakin besar. Sutarno dan Kuncoro, 2004 : 128
5. Ekonomi Tidak timpang
Ekonomi Tidak Timpang adalah pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi suatu pendapatan daerah atau kabupaten yang mengalami tingkat percepatan
pendapatan atau persamaan tingkat pertumbuhan pembangunan akan membawa dampak positif bagi suatu daerah yang mengalami ketidak timpngan regional
antar daerah semakin besar. Sutarno dan Kuncoro, 2004 : 133
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
Gambar 1: Kerangka konseptual peneliti
Kabupaten - Timpang
- Tidak Timpang
Indeks Entropi Theil Perkabupaten
PDRB Perkapita Perkabupaten
Pertumbuhan Ekonomi
Sumber : Penulis
2.4. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan yang masih perlu diuji kebenaranya berdasarkan