Jumlah padatan yang mengendap di dasar tabung merupakan gambaran dari jumlah lumpur yang terdapat di air baku.
2.3.5. Perolehan Kembali Alum
Perolehan kembali alum dari lumpur yang diproduksi dalam proses koagulasi-flokulasi telah dipelajari sejak tahun 1950. Perolehan kembali alum
tersebut melalui proses thickening, penurunan pH dengan penambahan asam dan pemisahan aluminium terlarut dalam bentuk aluminium sulfat dengan cara dekantasi
dari lumpur. Perolehan kembali alum melalui proses asidifikasi dengan asam sulfat memiliki persamaan reaksi 2.1 sebagai berikut:
2AlOH
3
+ 3H
2
SO
4
Al
2
SO
4 3
+ 6H
2
O ........................2.1 Dari persamaan reaksi diatas, sekitar 1,9 gr asam sulfat dibutuhkan untuk setiap gram
lumpur yang diolah. Culp dan Williams, 1993 menyimpulkan bahwa perolehan kembali alum secara maksimal terjadi pada nilai pH antara 1,4 dan 2,6. King dkk
1975 menyimpulkan bahwa perolehan kembali alum dengan hasil maksimal terjadi pada nilai pH antara 1,5 dan 2,5. Sedangkan Mohd. Firdaus 2006 menyimpulkan
bahwa perolehan kembali alum dengan hasil maksimal diperoleh pada pH 2,5. Perolehan kembali alum dari lumpur proses penjernihan air ini berbanding terbalik
dengan pH, dimana semakin kecil pH akan memberikan hasil perolehan kembali alum yang semakin besar King dkk, 1975.
Jika aluminium hidroksida di tambahkan asam klorida akan terbentuk aluminium klorida seperti persamaan reaksi berikut ini Dull dkk, 1962
Universitas Sumatera Utara
AlOH
3
+ 3HCl AlCl
3
+ 3H
2
O ..........................2.2 Selain untuk dimanfaatkan kembali alumnya, lumpur yang dihasilkan dari
proses penjernihan air juga dapat dimanfaatkan sebagai media tanaman puring, seperti yang dilakukan oleh Tri Atmojo Sukomulyo yang meneliti kemungkinan
pemanfaatan lumpur dari instalasi pengolahan air IPA Jurug di Kota Surakarta sebagai
media tanaman
puring Codiaeum
variegatum http:skripsi-
idtesis.blogspot.com, tahun 2010,
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian