organik dan anorganik yang mengendap bersama-sama lumpur. Tetapi karena tidak mengalami dekomposisi, maka jumlah mikroorganisme dan bahan organik tidak
berkurang. Pada saat dilakukan penelitian dengan mengambil 5 gram lumpur yang telah dikeringkan, maka sebagian dari lumpur tersebut merupakan mikroorganisme
dan bahan organik, sehingga pada saat dilakukan pemeriksaan kandungan alum pada lumpur akan diperoleh kandungan alum pada lumpur berumur satu hari lebih tinggi
dibanding lumpur berumur dua dan tiga hari. Begitu juga lumpur yang berumur dua hari memiliki kandungan alum yang lebih besar dibandingkan lumpur yang berumur
tiga hari. Jadi dapat dikatakan bahwa faktor umur lumpur tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tingkat perolehan kembali alum dari lumpur dengan penambahan baik asam sulfat 1 N maupun asam klorida 1 N.
4.2. Analisa Faktorial Desain Terhadap Persentase Perolehan Kembali Alum
Hasil analisa faktorial desain terhadap Persentase Perolehan Kembali Alum versus Jenis Asam, Umur Lumpur dan pH menunjukkan hasil bahwa variabel jenis
asam dan pH yang memiliki nilai P 0,0000. Dengan kata lain dari kedua jenis asam yang digunakan, asam sulfat H
2
SO
4
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besarnya alum yang berhasil diperoleh kembali. Begitu juga dengan pH, dimana
semakin kecil pH larutan maka akan semakin sigfikan pengaruhnya terhadap hasil alum yang berhasil dipulihkan. Variabel lainnya yang memiliki nilai P 0,05
dianggap tidak signifikan pengaruhnya terhadap perolehan alum kembali. Hasil
Universitas Sumatera Utara
analisa persentase perolehan kembali alum menggunakan adjusted SS Program Minitab Release 15 dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Persentase Perolehan Kembali Alum Menggunakan Adjusted SS
Variabel DF
Seq SS Adj SS
Adj MS
F P
JENIS ASAM 1 10243.6
10243.6 10243.6 52.75
0.000 UMUR LUMPUR
2 1132.5
1132.5 566.2
2.92 0.062
pH 4 20251.1
20251.1 5062.8 26.07
0.000 JENIS ASAMUMUR
LUMPUR 2
256.0 256.0
128.0 0.66
0.521 JENIS ASAMpH
4 643.2
643.2 160.8
0.83 0.513
UMUR LUMPURpH 8
797.6 797.6
99.7 0.51
0.842 JENIS ASAMUMUR
LUMPURpH 8
437.5 437.5
54.7 0.28
0.970 Error
59 11652.1 11652.1
194.2 Total
89 45413.6 S = 13.98356
R-Sq = 74.36 R-Sqadj = 61.94
Sumber: Analisa Data Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa variabel yang memiliki nilai P 0,05
adalah Jenis Asam dan pH, sedangkan umur lumpur dan yang lainnya memiliki nilai P 0,05, berarti variabel yang berpengaruh terhadap besarnya perolehan kembali
alum dari lumpur adalah Jenis Asam,yaitu asam sulfat 1N dan pH, yaitu pada pH 1. Dapat dilihat juga bahwa R.sq = 74,36 yang menunjukkan hubungan antara
variabel yang cukup baik, dimana semakin besar nilai R.sq, maka akan semakin baik model yang dihasilkan.
4.3. Pengaruh pH dan Jenis Asam dan Umur Lumpur Terhadap
Pengurangan Berat Lumpur Kering Pengurangan berat lumpur kering yang terjadi pada percobaan ini dapat dilihat
pada Gambar 4.4.
Universitas Sumatera Utara
Dari Gambar 4.4. dapat dilihat bahwa untuk semua sampel yang diuji menunjukkan tren yang relatif sama, dimana pengurangan berat lumpur menunjukkan
hasil yang semakin besar pada kondisi pH yang semakin rendah. Bentuk tren yang ditujukkan pada Gambar 4.4. memiliki bentuk yang sama
dengan hasil perolehan kembali alum yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan antara alum yang berhasil
diperoleh kembali dengan pengurangan berat lumpur yang tersisa setelah ditambah asam, baik asam sulfat 1N maupun asam klorida 1N, dimana sejumlah berat alum
yang berkurang setelah ditambah asam sulfat 1N maupun asam klorida 1N dikonversikan menjadi alum yang diperoleh kembali. Hasil maksimal pengurangan
berat lumpur kering dengan penambahan asam sulfat 1N maupun asam klorida 1N dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan 4.6.
Gambar 4.4. Pengurangan Berat Lumpur Kering Rata-Rata
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Grafik Perolehan Kembali Alum Dari Lumpur Proses Penjernihan Air Di IPA Deli Tua Dengan Penambahan Asam Sulfat 1N
Gambar 4.6. Grafik Perolehan Kembali Alum Dari Lumpur Proses Penjernihan Air Di IPA Deli Tua Dengan Penambahan Asam Klorida 1N
Universitas Sumatera Utara
Terdapat ketidakkonsistenan pengaruh umur lumpur terhadap persentase pengurangan berat kering lumpur. Hal ini dapat dilihat baik pada Gambar 4.4. dimana
untuk pH 1, 2 dan 2,5 persentase pengurangan berat lumpur yang tertinggi diperoleh pada lumpur yang berumur 1 hari setelah ditambahkan asam sulfat 1N, sedangkan
untuk pH 1,5 dan 3 diperoleh oleh lumpur yang berumur 2 hari dengan penambahan asam sulfat 1N. Hal ini memiliki kesamaan dengan hasil perolehan kembali alum.
Jadi dari penjelasan tersebut di atas dapat dikatakan bahwa umur lumpur merupakan variabel yang tidak berpengaruh terhadap pengurangan berat lumpur hasil
proses penjernihan air.
4.4. Analisa Faktorial Desain Terhadap Persentase Pengurangan Berat