Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim Tabel II.1 Komposisi Kandungan Biji Buah Nangka 100 gram
Zat Makanan
Biji Nangka
Karbohidrat 36,7
Protein 4,2
Lemak 0,1
Air 57,7
Kalsium 0,033
Fosfor 0,2
Besi 0,001
Vitamin A -
Vitamin B1 0,0002
Vitamin C 0,01
Anonim.2012. http:gizi.depkes.go.iddirektorat-bina-gizi
II.3 Pengertian Bioetanol
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi
glukosa gula yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Dengan kata lain Etanol
merupakan produk fermentasi yang dapat dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat gula,patisukrosa.Fermentasi ethanol terjadi pada kondisi anaerob dengan
menggunakan khamir tertentu yang dapat mengubah glukosa menjadi etanol .
Didalam perdagangan dikenal tingkat – tingkat kualitas ethanol sebagai berikut :
Alkohol teknis 96,5
o
GL Digunakan terutama untuk kepentingan industri. Sebagai pelarut organik, bahan
bakar, dan juga sebagai bahan baku ataupun untuk produksi berbagai senyawa organik lainnya.
Spiritus 88
o
GL Bahan ini biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk alat pemanas ruangan dan alat
penerangan.
4
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim Alkohol absolute 99,7
– 99,8
o
GL Banyak digunakan dalam pembuatan sejumlah besar obat
– obatan dan juga sebagai bahan pelarut atau sebagai bahan didalam pembuatan senyawa
– senyawa lain pada skala laboratorium.
Alkohol murni 96,0 – 96,5
o
GL Alkohol jenis ini terutama digunakan untuk kepentingan farmasi dan konsumsi
minuman keras dan lain – lain .
Tjokrodikoesoemo, P. Soebijanto,HFS dan Industri Ubi Kayu lainnya. Jakarta :
Gramedia, 1986
II.3.1 Proses Produksi Bietanol
Produksi ethanolbio-ethanol alkohol dengan bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat menjadi gula
glukosa larut air.Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapat dibedakan berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu Hidrolisa asam dan
Hidrolisa enzym. Berdasarkan kedua jenis hidrolisa tersebut, saat ini hydrolisa enzyme lebih banyak dikembangkan, sedangkan hidrolisa asam misalnya dengan asam sulfat
kurang dapat berkembang, sehingga proses pembuatan glukosa dari pati-patian sekarang ini dipergunakan dengan hidrolisa enzym.
Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula glukosa larut air dilakukan dengan penambahan air dan enzyme; kemudian dilakukan proses peragian atau fermentasi gula
menjadi ethanol dengan menambahkan yeast atau ragi. Reaksi yang terjadi pada proses produksi ethanolbio-ethanol secara sederhana
ditujukkan pada reaksi 1 dan 2. enzyme
H
2
O + C
6
H
10
O
5
n N C
6
H
12
O
6
1 pati
glukosa
5
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim C
6
H
12
O
6
n 2 C
2
H
5
OH + 2 CO
2
2 glukosa yeast ragi ethanol
Secara singkat teknologi proses produksi ethanolbio-ethanol tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Proses Gelatinasi Dalam proses gelatinasi, bahan baku yang mengandung pati dihancurkan dan
dicampur air sehingga menjadi bubur, yang diperkirakan mengandung pati 27-30 persen.
2. Proses Fermentasi Proses fermentasi dimaksudkan untuk mengubah glukosa menjadi ethanolbio-ethanol
alkohol dengan menggunakan yeast. Alkohol yang diperoleh dari proses fermentasi ini, biasanya alkohol dengan kadar 8 sampai 10 persen volume.
3. Distilasi Untuk memurnikan bioetanol menjadi berkadar lebih dari 95 agar dapat
dipergunakan sebagai bahan bakar, alkohol hasil fermentasi yang mempunyai kemurnian sekitar 40 tadi harus melewati proses destilasi untuk memisahkan
alkohol dengan air dengan memperhitungkan perbedaan titik didih kedua bahan tersebut yang kemudian diembunkan kembali.
Tjokrodikoesoemo, P. Soebijanto,HFS dan Industri Ubi Kayu lainnya. Jakarta :
Gramedia, 1986
II.3.2 Manfaat Bioethanol • Sebagai bahan bakar kendaraan
• Sebagai bahan dasar minuman beralkohol • Sebagai bahan bakar roket
• Sebagai bahan kimia dasar senyawa organik • Sebagai antiseptik
6
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim • Sebagai antidote beberapa racun
• Sebagai pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat • Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran
• Digunakan untuk pengobatan untuk mengobati depresi dan obat bius
Anonim.2012.
http:nurma.staff.uns.ac.idfiles200906bioethanol.ppt
II.4 Hidrolisis