Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim
5. Hidrolisis dengan enzim sebagai katalisator
Hidrolisis pati dapat dilakukan dengan larutan asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan larutan asam akan terurai menjadi molekul
– molekul yang lebih kecil secara
berurutan dan hasil akhirnya adalah glukosa.
Hidrolisis enzim dapat dilakukan melalui dua tahap : 1. Tahap likuifikasi
Likuifikasi adalah proses pencarian gel pati dengan menggunakan enzim -amylase
yang menghidrolisa pati menjadi dekstrin - amylase
C
6
H
10
O
5
n + H
2
O C
6
H
10
O
5
m Pati dekstrin
2. Tahap Sakarifikasi Pada proses ini, dekstrin sebagai hasil tahap likuifikasi dihidrolisa menjadi glukosa
dengan enzim. Enzim yang digunakan dalam proses sakarifikasi ini adalah enzim glukoamilase.
glukoamilase C
6
H
10
O
5
m + H
2
O C
6
H
10
O
5
Dekstrin
Sa’id, E. Gumbira,Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi .Jakarta: Medyatma sarana perkasa,1987
II.5 Fermentasi
Fermentasi pada umumnya mempunyai pengertian suatu proses terjadinya perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh
mikroba,walaupun dalam bebrapa hal dapat juga terjadi tanpa adanya sel-sel hidup mikroba.
8
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim Ethanol dapat dibuat dari berbagai bahan hasil pertanian.Secara umum bahan-bahan
dapat dibagi dalam 3 golongan yaitu : 1. Bahan yang mengandung turunan gula sakarin : molase,gula tebu,gula bit,sari buah.
2. Bahan yang mengandung pati : biji-bijian,kentang,tapioka. 3. Bahan yang mengandung selulosa : kayu,dan beberapa limbah pertanian lainnya.
Bahan-bahan yang mengandung sakarin dapat langsung di fermentasi,akan tetapi bahan yang mengandung pati dan selulosa harus dihidrolisis terlebih dahulu menjadi
komponen yang sederhana.Meskipun pada dasarnya fermentasi dapat langsung menggunakan enzim tetapi saat ini industri fermentasi yang benar-benar masih
memanfaatkan mikroorganisme karena cara ini jauh lebih mudah dan murah,mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi adalah khamir,kapang dan bakteri .
Sa’id, E. Gumbira,Bio Industri Penerapan Teknologi Fermentasi . Jakarta: Medyatma
sarana perkasa,1987
II.6 Saccharomyces cerevisiae
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 – 20 mikron.
Biasanya berukuran sampai 5-10x lebih besar dari bakteri. Terdapat berbagai macam bentuk ragi, dan bentuk ini tergantung pada pembelahannya. Sel khamir sering dijumpai
secara sel tunggal, tetapi apabila anak-anak sel tidak dilepaskan dari induknya setelah pembelahan, maka akan terjadi bentuk yang disebut pseudomiselum. Khamir tidak
bergerak. Pembelahan khamir terjadi secara aseksual atau tunas. Khamir sangat berperan penting dalam membantu proses-proses pembuatan bir. Salah satu khamir yang baik untuk
pembuatan ethanol adalah Saccharomyces Cerevisiae yang mana tunasnya berkembang dari bagian permukaan sel induk.
9
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim Secara komersial khamir roti telah diproduksi pada tahun 1846 dengan ditemukan
proses ‘’ wina’’ oleh Mautner menggunakan bahan dasar malt dan jagung.Biakan Saccharomyces cereviseae ini juga melakukan respirasi yaitu mengoksidasi gula menjadi
karbondioksida dan air.
Gambar II.1 Saccharomyces Cerevisiae
Adapun sifat-sifat dari Saccharomyces cereviseae antara lain adalah : Mempunyai bentuk bulat, elips, tidak berflagella.
Tidak mempunyai klorofil. Dan dapat membentuk spora.
Buckle, KA,Ilmu Pangan . Jakarta : Universitas Indonesia, 1985
10
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Bab II Tinjauan Pustaka
Program Studi S-1 Teknik kimia Fakultas Teknologi Industri
– UPN “Veteran” Jatim
II.7 Landasan Teori Pati