15
8. Sistem Informasi SDM Sistem informasi yang menyediakan informasi yang dipakai
oleh fungsi personalia. Misalnya berisi informasi gaji, ringkasan pajak, tunjangan hingga kinerja pegawai.
2.2 Sistem Informasi Berbasis Web
Sistem Informasi berbasis Web adalah sebuah sistem informasi yang menggunakan teknologi web atau internet untuk memberikan informasi dan
layanan kepada pengguna atau sistem lain aplikasi lain Agustinus, 2013. Sebuah sistem informasi web biasanya terdiri dari satu atau lebih aplikasi
web yang masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu. Dimana masing-masing komponen tersebut saling dukung satu dengan yang lainnya
guna mencapai fungsi Sistem Informasi berbasis Web secara umum. Karena berbasis web, syarat pertama tentu harus ada sebuah web server
yang dapat mendukung Sistem Informasi tersebut. Saat ini web server yang paling dikenal adalah Apache Web Server. Hal lain yang juga menjadi syarat
mutlak adalah Software Pemrograman Web. Harus ada sebuah bahasa pemrograman web sebagai pendamping HTML HyperText Markup
Language . Salah satu yang terkenal yang paling populer adalah PHP. Dan
yang terpenting juga adalah database untuk menyimpan dan memanajemen data. Database yang digunakan harus mampu menangani berjuta-juta data dan
dapat diakses dengan cepat. Salah satu database yang direkomendasikan adalah Oracle atau MySQL.
2.3 Metodologi FAST
FAST Framework for the Application of Systems Technique adalah kerangka cerdas yang cukup fleksibel untuk menyediakan tipe-tipe berbeda
proyek dan strategi. Dalam merancang, membuat, dan menyelesaikan sistem informasi ini, digunakan metodologi FAST hal ini dikarenakan metodologi
ini merupakan metodologi yang sesuai dengan rekayasa perangkat lunak yang
16
dikembangkan secara terstruktur. Metodologi FAST memiliki fase-fase sebagai berikut Whitten, 2004 :
a. Scope Definition Phase Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi yang akan diteliti
tingkat feasibility dan ruang lingkup proyek yaitu dengan menggunakan kerangka PIECES Performance, Information, Economics, Control,
Efficiency, Service . Hal ini dilakukan untuk menemukan inti dari
masalah-masalah yang ada, kesempatan untuk meningkatkan kinerja organisasi, dan kebutuhan-kebutuhan baru. Pada tahap ini juga
ditentukan apa masalah yang sedang dihadapi sehingga harus diselesaikan.
b. Problem Analysis Phase Pada tahap ini akan diteliti masalah-masalah yang muncul pada
sistem yang ada sebelumnya. Dalam hal ini project charter yang dihasilkan dari tahapan preliminary investigation adalah kunci
utamanya. Hasil dari tahapan ini adalah peningkatan performa sistem yang akan memberikan keuntungan dari segi bisnis perusahaan. Hasil
lain dari tahapan ini adalah sebuah laporan yang menerangkan tentang problems
, causes, effects, dan solution benefits. c. Requirement Analysis Phase
Pada tahap ini akan dilakukan pengurutan prioritas dari kebutuhan- kebutuhan bisnis yang ada. Tujuan dari tahapan ini adalah
mengidentifikasi data, proses dan antarmuka yang diinginkan pengguna dari sistem yang baru. Alat bantu untuk memahami kebutuhan bisnis
yang ada adalah dengan pemodelan use case. d. Logical Design Phase
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan- kebutuhan bisnis dari fase requirementsanalysis kepada sistem model
yang akan dibangun nantinya. Dengan kata lain pada fase ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar penggunaan teknologi data,
process, interface yang menjamin usability, reliability, completeness,
17
performance , dan qualityyang akan dibangun di dalam sistem. Tahap
ini meliputi 2 langkah, yaitu : 1. Data Modeling, yaitu memodelkan tabel-tabel yang akan
digunakan untuk menyimpan data-data di dalam database. Untuk menyelesaikan tahapan ini digunakan Entity Relationship
diagram ER diagram. 2. Process Modeling, yaitu memodelkan proses-proses yang akan
terjadi dalam suatu sistem. Untuk menyelesaikan tahapan ini digunakan data flow diagram DFD.
e. Decision Analysis Phase Pada tahap ini akan dipertimbangkan beberapa kandidat dari
perangkat lunak dan keras yang nantinya akan dipilih dan dipakai dalam implementasi sistem sebagai solusi atas problems dan
requirements yang sudah didefinisikan pada tahapan-tahapan
sebelumnya. f. Physical Design and Integration Phase
Tujuan dari tahapan ini adalah mentransformasikan kebutuhan bisnis yang direpresentasikan sebagai logical design menjadi physical
design yang nantinya akan dijadikan sebagai acuan dalam membuat
sistem yang akan dikembangkan. Jika di dalam logical design tergantung kepada berbagai solusi teknis, maka physical design
merepresentasikan solusi teknis yang lebih spesifik. g. Construction and Testing Phase
Setelah membuat physical design, maka akan dimulai untuk mengkonstruksi dan melakukan tahap uji coba terhadap sistem yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan bisnis dan spesifikasi desain. Basis data, program aplikasi, dan antarmuka akan mulai dibangun pada tahap
ini. Setelah dilakukan uji coba terhadap keseluruhan sistem desain. h. Installation and Delivery Phase
Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah instalasi sistem, training user
, manual sistem, mengkonversi file dan database yang ada
18
ke dalam database yang baru, final testing dan menyiapkan prosedur konversi. Setelah sistem dioperasikan, perlu system support yang
berkesinambungan untuk sisa siklus hidupnya yang berguna dan produktif.
2.4 Notasi Pemodelan Sistem