Pengertian Surat Izin Mengemudi

29 Konsep SMS Gateway. Namun seiring perkembangan teknologi komputer, baik dari sisi hardware maupun software, dan perkembangan teknologi komunikasi, SMS gateway tidak lagi dimaksudkan sebagaimana ilustrasi di atas. Dewasa ini, masyarakat lebih mengartikan SMS gateway sebagai suatu jembatan komunikasi yang menghubungkan perangkat komunikasi dalam hal ini ponsel dengan perangkat komputer, yang menjadikan aktivitas SMS menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Pengertian SMS gateway kemudian lebih mengarah pada sebuah program yang mengomunikasikan antara sistem operasi komputer, dengan perangkat komunikasi yang terpasang untuk mengirim atau menerima SMS. Salah satu komunikasi yang terjadi, dapat dilakukan dengan mengirimkan perintah AT pada perangkat komunikasi tersebut, kemudian hasil operasinya dikirimkan kembali ke komputer. Gambar 2.11 Model Umum SMS Gateway

2.8 Surat Izin Mengemudi

2.8.1 Pengertian Surat Izin Mengemudi

Surat Izin Mengemudi SIM adalah bukti registrasi dan identifikasi yang diberikan oleh Polri kepada seseorang yang telah memenuhi persyaratan administrasi tertentu, sehat jasmani dan rohani, memahami peraturan lalu lintas, dan terampil mengemudikan kendaraan bermotor. Kewenangan memberikan surat izin kendaraan bermotor di Indonesia ini secara sah hanya dimiliki oleh Kepolisian Republik Indonesia Polri. Hal ini seperti tertuang dalam pasal 15 b UU No.2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Adapun pengaturan lebih khusus mengenai SIM terdapat dalam Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi. Perangkat Komunikasi Aplikasi SMS Gateway 30 Surat Izin Mengemudi ditulis dalam dua bahasa sekaligus, yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sebagai gambaran berdasarkan peraturan perundang-undangan Pasal 215 PP No.44 Tahun 1993, maka sebenarnya sebuah SIM itu harus memuat data-data sebagai berikut: 1. Nama pemilik; 2. Tempattanggal lahir pemilik; 3. Alamat pemilik; 4. Pekerjaan pemilik; 5. Tinggi badan pemilik; 6. Tempat dan tanggal diterbitkan; 7. Nama dan cap instansi yang menerbitkan; 8. Nama dan tanda tangan pejabat yang menerbitkan; 9. Golongan dan nomor Surat Izin Mengemudi; 10. Jenis Surat Izin Mengemudi; 11. Tanggal berakhir masa berlaku; 12. Tanda tangan dan sidik jari pemilik; 13. Pas foto dari pemilik. Berdasarkan UU No.14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terdapat ancaman pidana yang sangat berat bila dalam berkendara tidak bisa menunjukkan SIM apalagi jika tidak memiliki SIM, namun tetap berkendara di jalan raya. Dalam kenyataannya, undang- undang ini masih belum bisa dilaksanakan secara baik karena adanya penolakan dari masyarakat, bahkan ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa secara akademis UU ini bermasalah dalam ketentuannya. Dalam sidang di pengadilan terkait pelanggaran lalu lintas pun UU ini tidak pernah digunakan sebagai dasar pertimbangan pemberian keputusan hakim. Bahkan, sejak tahun 2004 sudah ramai dibicarakan untuk dilakukan perubahan atas undang-undang ini. Sebagai gambaran tentang ancaman pidana dalam UU ini, yakni apabila seseorang mengemudikan kendaraan bermotor tidak dapat 31 menunjukkan SIM maka dipidana dengan kurungan dua bulan atau denda maksimal Rp 2.000.000,00 Pasal 59 ayat 1. Bahkan, apabila mengemudikan kendaraan bermotor tidak memiliki SIM maka dipidana dengan kurungan maksimal enam bulan atau denda maksimal Rp 6.000.000,00 pasal 59 ayat 2. Kalau dicermati ketentuan ini terlihat kurang logis. Ketentuan-ketentuan ini dapat dilihat di balik kartu SIM. Oleh karena itu, UU No.14 tahun 1992 ini direvisi oleh DPR dan pemerintah. Dan ketentuan pidana yang berlaku pada saat ini yaitu, setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan yang tidak memilii Surat Izin Mengemudi sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 ayat 1 dipidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda paling banyak Rp 1.000.000,00 pasal 281 UU No.22 tahun 2009. Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang tidak dapat menunjukkan Surat Izin Mengemudi yang sah kendaraan bermotor yang dikemudikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 106 ayat 5 huruf b dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan danatau denda paling banyak Rp 250.000,00 pasal 288 UU No.22 tahun 2009. Selain pidana penjara, kurungan, atau denda, pelaku tindak pidana lalu lintas dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan Surat Izin Mengemudi atau ganti kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana lalu lintas pasal 314 UU No. 22 tahun 2009.

2.8.2 Jenis-jenis Surat Izin Mengemudi