GAMBARAN UMUM ORGANISASI Evaluasi penyajian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45 revisi tahun 2011 terhadap pelaporan keuangan organisasi nirlaba : studi kasus pada LSM Sigab.
4. Difabel Leadership Keberpihakan SIGAB terhadap Difabel tak akan pernah cukup tanpa
figur kepemimpinan Difabel. Keterlibatan Difabel bukan hanya sebagai pemanfaat program-program SIGAB, namun sebagai
pemimpin perubahan untuk kelompok Difabel diyakini oleh SIGAB sebagai kekuatan terbesar untuk mempimpin pergerakan perubahan
tersebut. 5. Profesional
Apakah organisasi masyarakat sipil Difabel dapat menjadi profesional? Inilah pertanyaan merendahkan yang akan dijawab oleh
SIGAB melalui kerja nyata. Organisasi Difabel dengan pemimpin Difabel ini akan mampu membuktikan profesionalitas, transparansi
dan akuntabilitas. E. Strategi Program 2014-2019
Berdasarkan konsultasi dengan berbagai stakeholders serta perencanaan strategis yang SIGAB lakukan pada akhir 2013, ada beberapa situasi
lokalnasional yang menjadi pertimbangan SIGAB dalam menentukan fokus program, yaitu:
1. Legislasi nasional sebagai instrumen implementasi CRDP Inisiatif penyusun RUU Disabilitas telah dimulai. Namun demikian,
belajar dari pengalaman Undang-Undang No.4 tahun 1997 yang tak implementatif dan tidak komprehensif, penting untuk memastikan
penguatan sisi substansi serta pelibatan Difabel dan perspektif lokal Difabel.
2. Akses terhadap hukum bagi Difabel Hasil penelitian dan capaian kerja SIGAB pada isu akses hukum bagi
Difabel mengkonfirmasi kuatnya kebutuhan ketersediaan informasi hukum, pendampingan, serta sistem hukum yang lebih berpihak
kepada Difabel. 3. Akses terhadap pendidikan, kesehatan serta layanan publik
Di tingkat lokal, pelayanan publik serta akses terhadap pendidikan dan jaminan kesehatan masih menjadi masalah besar yang belum terjawab
baik pada ranah kebijakan dan program serta layanan. 4. Penguatan kapasitas internal SIGAB serta jaringannya
Agar dapat memberikan dampak yang besar terhadap beberapa isu di atas, SIGAB, dari waktu ke waktu perlu terus meng-upgrade kapasitas
baik di level staf maupun kelembagaan. Penguatan tersebut juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
diharapkan dapat diperluas hingga kepada jaringan SIGAB, terutama Difabel dan organisasinya sebagai aktor dan pemegang kepentingan
utama. F. Strategi dalam Mewujudkan Visi dan Misi Organisasi.
1. Strategi Eksternal a. Mengembangkan prototipe masyarakat inklusi dari desa begin
from village SIGAB meyakini bahwa keberhasilan perubahan yang besar
berawal dari kemenangan-kemenangan untuk melakukan perubahan kecil. Desa sebagai tatanan pemerintahan di level
akar rumput diyakini dapat menjadi sebuah kekuatan sekaligus bukti perubahan yang menyakinkan, bahwa inklusi adalah
sebuah keniscayaan. Melalui keberhasilan pada program- program sebelumnya, hingga tahun 2019 SIGAB akan
mengembangkan praktik-praktik terbaik untuk bekerja di level desa dalam rangka mendorong terbentuknya desa-desa inklusi
yang akan menjadi bukti dan kekuatan perubahan di level pemerintahan yang lebih tinggi. Di desa-desa wilayah
pengorganisasian inilah prototipe masyarakat inklusi, termasuk penyelenggaraan pendidikan serta berbagai layanan publik
lainnya secara inklusi, termasuk penyelenggaraanpen pendidikan serta berbagai layanan publik lainnya secara inklusi
akan diupayakan. b. Data dan informasi Difabilitas evidence for change
Data dan informasi merupakan hal penting pendukung inisiasi perubahan. Hingga saat ini, ketersediaan data dan informasi
mengenai Difabel masih sangat sedikit dan kurang terakses oleh publik. SIGAB meyakini bahwa selain berperan
membantu menentukan arah advokasi bagi organisasi difabel dan masyarakat sipil lainnya serta menentukan arah kebijakan
dan program bagi pemerintah, ketersediaan data dan informasi difabel akan membantu melahirkan inisiasi-inisiasi
baru yang lebih inovatif dan progresif. Untuk itu, melalui pengembangan lebih lanjut www.solider.or.id, penelitian
independen, penerbitan jurnal serta upaya lainnya, SIGAB akan mendukung ketersediaan data dan informasi difabilitas.
c. Gerakan advokasi dan perluasan kelompok penekan yang progresif scaling up for change
Ada dua level advokasi yang akan dilakukan. Yang pertama adalah advokasi yang bersifat responsive sebagai reaksi atau
kasus-kasus ketidakadilan yang dihadapai oleh difabel. Sedangkan level kedua adalah advokasi yang lebih sistemik
yang diharapkan akan mempunyai dampak yang lebih terstruktur hingga ke level kebijakan. Diyakini, keberadaan
kelompok penekan dan jaringan yang luas merupakan kekuatan besar advokasi. Untuk itu, aktivitas advokasi juga akan
dilakukan dengan pendekatan penguatan jaringan kelompok penekan difabel difabel yang lebih luas. Melalui strategi ini
pula, praktik-praktik terbaik yang SIGAB lakukan akan didesakkan untuk dapat diadopsi oleh pemerintah sebagai
inisiatif pendekatan terhadap isu difabilitas. 2. Strategi Internal
a. Penguatan struktur dan sistem operasional organisasi Sebagai sebuah organisasi yang dinamis, salah satu tantangan
internal SIGAB adalah untuk terus menjaga dan meningkatkan kinerja, struktur dan sistem operasionalnya. Untuk itu, adalah
sebuah kebutuhan bagi SIGAB untuk terus mematangkan komponen organisasi di atas.
b. Peningkatan kapasitas organisasi Organisasi yang kuat, oleh SIGAB diyakini sebagai salah satu
faktor penting untuk mendukung ketercapaian visi-misi dan program-program organisasi. Untuk itu, sebagai bagian dari
strategi internal, SIGAB akan terus melakukan penguatan dan pengelolaan kapasitas terhadap staf, fasilitator, relawan,
peneliti, pengelolaan fundraising serta pengelolaan pengetahuan.
c. Pemantapan infrastruktur dan pengembangan Dengan masih sedikitnya organisasi difabel yang dikelola
secara profesional namun tetap dalam kerangka gerakan masyarakat untuk perubahan , SIGAB memandang perlu
untuk menyiapkan dirinya sebagai sebuah organisasi yang matang dan menjadi tempat belajar bagi organisasi0organisasi
lain untuk menjadi embrio agen gerakan inklusi berikutnya. Untuk itu, pemantapan dan pengembangan akan terus
dikembangkan agar memiliki perangkat infrastruktur yang memadai. Selain itu, sebagai organisasi pembelajaran,
perangkat lunak seperti kurikulum dan modul pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk pengembangan organisasi dan gerakan advokasi difabel, juga bagian lain yang sangat penting dilakukan.
G. Program Aktivitas yang Telah Dilaksanakan 1. Suday morning gathering
Suday morning gathering merupakan kegiatan bersama warga difabel dan masyarakat yang dilakukan pada hari Minggu pagi pukul 06.00 –
10.00 untuk menunjukkan eksistensi dan potensi warga difabel, serta untuk kampanye dan audit aksesbilitas ruang publik.
2. Diskusi bulanan Diskusi bulanan dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan
pengurus baik, dari segi manajerial maupun pengetahuan. Pelaksanaan diskusi ini sebulan sekali di kantor SIGAB dengan partisipan Pengurus
Harian dan anggota SIGAB; juga tidak jarang dihadiri oleh warga difabel di luar anggota SIGAB. Isu-isu yang diangkat dalam diskusi
ini antara laun perspektif difabel, hak asasi manusia, kebijakan publik yang bersentuhan dengan difabel, kekerasan terhadap difabel, dan
sebagainya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Program civic education Program civic education merupakan program untuk aktivis LSM dan
organisasi-organisasi difabel di Yogyakarta kerja sama dengan Yayasan TIFA yang dilakukan menjelang Pemilihan Umum 2004,
terdiri dari tiga kegiatan utama: Civic Education berupa pelatihan yang diikuti oleh 30 orang difabel maupun bukan difabel dari lima
kabupatenkota di propinsi DIY dan bertujuan untuk mempersiapkan Pemantau Pemilu 2004. Kampanye di media masa dimaksutkan untuk
menyebarluaskan hak-hak politik warga difabel kepada masyrakat terutama partai politik, calon anggota DPD, dan calon presidenwakil
presiden. Dengan adanya komunikasi ini, diharapkan apanila kelak mereka memegang kendali pemerintahan, sanggp memperjuangkan
kebijakan publik yang berperspektif difabel. Media yang digunakan berupa media cetak maupun elektronik. Pemantau Pemilu yang
difokuskan pada berbagai pelanggaran yang berkaitan dengan hak-hak politik difabel. Pemantauan dilaksanakan di 29 TPS di 21 kecamatan
di seluruh DIY. Kelompok pemantau yang menamakan diri “Kelompok Difabel Pemantau Pemilu KEDIPP 2004 DIY” ini
memantau pendataan pemilih, kampanye Pemilu, masa tenang, pemungutan syara, dan penghitungan suara. Kegiatan ini dilakukan
untuk Pemilu Legislatif maupun Pemilu PresidenWapres. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Advokasi menolak syarat sehat jasmani dan rohani dalam pemilu presiden 2004
Kerja sama dengan Front Nasional Anti Diskriminasi FNAD dengan aksi massa di KPU DIY dan KPU Pusat serta doa bersama Forum
Persaudaraan Umat Beriman di DPRD DIY. Perjuangan ini terganjal oleh sikap politik para politisi yang suka menjegal lawan dan
diskriminatif. 5. Advokasi kasus difabel netra yang menolak mengikuti tes CPNS
Kerja sama Front Nasional Anti Diskriminasi FNAD untuk membela hak difabel dalam seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil CPNS di
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004. Dalam melakukan advokasi terhadap kasus ini SIGAB menggelar serangkain
kegiatan berupa: a. Aksi demonstrasi dan dialog di Badan Kepegawaian Daerah
BKD Kabupaten Sleman dan DPRD Kabupaten Sleman. b. Pengiriman surat aduan kepada Menkokesra, Presiden,
DPRMPR, Mendiknas, dan pejabat daerah terkait. c. Investigasi kasus bersama dengan para aktivis pers mahasiswa
di Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Pers Mahasiswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PPMI yang kebetulan sedang mngadakan Workshop Jurnalisme Advokasi di Yogyakarta.
d. Kampanye melalui talkshow di Radio Unisi FM. e. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya surat dari Sekretariat
Menkokesra yang menjanjikan bahwa pada masa selanjutnya difabel akan mendapat kesempatan aksesibilitas yang
memadai. 6. Pendidikan publik
Memperingati Hari Difabel Internasional yang diadakan setiap tahun sejak 2004, kegiatan antara lain berupa aksi masa, lomba kreativitas
anak difabel, pentas seni, gerak jalan inklusif dengan pejabat publik, diskusi, dan seminar. Ke depan kegiatan akan difokuskan pada
perencanaan program bersama pemerintah dan DPR untuk setahun berikutnya dan evaluasi program setahun sebelumnya.
7. Training Jurnalistik Bagi difabel se-Indonesia yang diikuti oleh difabel netra, difabel
rungu, dan difabel daksa dari berbagai kota di Indonesia. Selain diharapkan menjadi penulis-penulis yang mandiri, para peserta juga
akan diarahkan menjadi jurnalis untuk media newsletter atau majalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SOLIDER yang diterbitkan oleh SIGAB. Training ini telah dilakukan dua kali yaitu: Training jurnalistik tingkat dasar kerja sama dengan
VSO Indonesia pada 25-30 Mei 2005 dan Training tingkat lanjut kerja sama dengan ABILIS Foundation pada 17-21 Februari 2007.
8. Penerbitan majalah dwi-bulanan SOLIDER Pendidikan publik terkait dengan isu difabilitas dan promosi hak-hak
difabel serta untuk menunjukkan kepada masyrakat bahwa difabel pun bisa menjadi jurnalis profesional. Pada tahun 2007 didanai oleh
ABILIS Foundation. 9. Pemantauan pemilihan kepala daerah
Kerja sama dengan Partnership dan Koalisi Jogja Untuk Pilkada Damai dan Demokratis tahun 2005 di kabupaten Sleman, Bantul, dan
Gunung Kidul yang melibatkan 90 orang pemantau long term dan 350 relawan pemantau short term. Selain pemantauan Pilkada juga ada
program penjaringan aspirasi masyarakat dan kontrak politik dengan para calon kepala daerah serta sosialisasi visi, misi, dan program
kepala daerah terpilih. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Pendampingan proses pembelajaran anak difabel di sekolah reguler Kerja sama dengan HERMUS Fond, 2004-2006 di 3 sekolah dasar
yakni SDN Kaligatuk Piyungan, SDN Dlingo I, dan SDN Sendangsari Dlingo, Kabupaten Bantul, Propinsi DIY dengan tujuan agar anak
difabel memiliki akses pendidikan di tempat yang sama dengan anak- anak sebaya mereka. Hasilnya adalah tumbuhnya positive image
terhadap difabel di kalangan guru dan orang tua murid sehingga mereka mampu memberikan perlakuan yang konstruktif serta agar
anak difabel dapat mengikuti proses belajar mengajar dengan baik di sekolah umum bersama teman-teman sebaya mereka.
11. Advokasi menolak diskriminasi dalam persyaratan Ujian Masuk UGM Kerja sama dengan Front Nasional Anti Diskriminasi tahun 2007.
Kegiatannya antara lain 1 aksi protes ke UGM; 2 aksi protes di perempatan kantor POS Besar Yogyakarta; 3 pengiriman surat aduan
ke Komnas HAM, Presiden, Mendiknas, dll; dan 4 Talkshow di radio dan TV lokal. Hasilnya UGM mencabut persyaratan “tidak
mempunyai cacat tubuh dan kedifabel an lain yan dapat mengganggu proses belajar mengajar pada program studi pilihannya.”
12. Pendidikan politik I Kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kekuatan kekuatan tawar
difabel dalam pemilu 2009 di Kabupaten Sleman dan Kulonprogo, Provinsi DIY. Bekerja sama dengan Yayasan TIFA yang dilakukan
menjelang Pemlihan Umum 2009, dengan kegiatan antara lain: 1 workshop penyusunan kurikulum dan modul; 2 pendidikan politik;
3 loby dengan parpol dan caleg; 4 deklarasi politik bela bangsa; 5 dialog publik jelang pemilu legistlatif; 6 workshop penyusunan
strategi advokasi lanjut; 7 loby dengan DPRD terpilih; 8 konsultasi publik; 9 talkshow radio; 10 talkshow TV lokal; 11 workshop
evaluasi. 13. Indonesian KIDS whellchair, training and empowerment project
Kolaborasi kegiatan bersama UCP-WFH Indonesia tahun 2009-2010. Dengan kegiatan antara lain: 1 membuat buklet dan audio bookCD
kampanye CRPD yang ramah bagi anak; 2 menyusun modul dan kurikulum perspektif difabel bagi pejabat publik dan tokoh
masyarakat; 3 melakukan pelatihan perspektif difabel bagi pejabat publik dan tokoh masyarakat di Provinsi DIY dan 5 kabupatenkota di
provinsi DIY; 4 talkshow TV dan radio untuk melakukan kampanye CRPD.
14. Disability and legal information program Bekerjasama dengan AIPJ sejak tahun 2012, beberapa kegiatan yang
dilaksanakan antara lain: 1 pembuatan dan pengolahan website pusat informasi hukum dan difabilitas http:www.solider.or.id; 2 training
cyber journalism; 3 diskusi komunitas tentang disabilitas dan kebijakan; 4 lomba menulis tentang disabilitas dan kebijakan; 5
kampanye publik dan penguatan jaringan bantuan hukum untuk difabel berhadapan dengan hukum; dan 7 advokasi sistem peradilan
yang berpihak pada difabel. Salah satu capaian signifikan dari program ini adalah terbentuknya Jaringan Advokasi Disabilitas Indonesia
JADI dalam workshop organisasi difabel dan organisasi bantuan hukum di Yogyakarta pada 20-22 Mei 2014. Dengan komposisi
anggota 28 organisasi difabel difabel dan organisasi bantuan hukum yang tersebar di 11 provinsi, jaringan ini akan berkolaborasi sebagai
rujukan pendampingan dan advokasi bagi difabel. 15. Pendidikan politik II
Kegiatan dilakukan dalam rangka membangun partisipasi politik difabel untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis dan
inklusif. Melalui program ini, SIGAB telah mampu memfasilitasi embrio pemilih kritis difabel di 4 provinsi Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain menghasilkan dokumentasi hasil pemantauan aksesibiltitas
PEMILU 2014, program yang didukung AIESP The Asian Foundation ini juga telah menghasilkan sebuah survey perspektif Difabilitas di
kalangan calon legislator 2014, buku “PEMILU dan Gerakan Politik Kaum Difabel”, serta kampanye perspektif Difabel dan penguatan
partisipasi difabel dan penguatan partisipasi difabel dengan PEMILU 2014. Melalui program ini diharapkan ke depan, difabel di area
program ini dapat lebih aktif mengawal kinerja legislative untuk lebih berspektif difabel.
16. Program Advokasi Adanya dukungan Core Funding oleh Asia Foundation, ada dua jenis
kegiatan advokasi yang selama ini sedan dan akan terus dikembangkan. Pertama adalah advokasi dalam rangka membangun
awareness dan mainstreaming difabilitas. SIGAB meyakini bahwa salah satu tahapan untuk tercapainyakesetaraan hak difabel adalah
ketika difabilitas telah menjadi mainstream dalam berbagai lapis pemerintahan dan masyarakat. Untuk itu, peting untuk memfasilitasi
forum-forum dimana isu terkini terkait difabilitas semakin banyak diperbincangkan oleh difabel sebagai subyek hak, maupun pihak
terkait lainnya. Salah satu yang akan SIGAB laksanakan adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
doskusi rutin komunitas yang akan diselenggarakan sebulan sekali dengan mengangkat tema-tema publik yang menjadi kepentingan
difabel. Selain itu, SIGAB juga akan menyelenggarakan radio online sebagai wadah berbagai informasi yang lebih luas.
Kedua adalah advokasi yang bersifat responsif, contoh advokasi kasus diskriminasi, pembelaan hukum, review dan kritisi kebijakan dan lain
sebagainya. Dalam hal ini, ada beberapa isu yang saat ini menjadi perhatian SIGAB untuk segera direspon, yaitu isu akses terhadap
keadilan dan hukum bagi difabel, kebijakan terkait difabel di DIY PERDA difabel, PERGUB dan implementasinya, akses terhadap
jaminan kesehatan masyarakat bagi difabel, serta advokasi undang- undang difabel sebagai turunan ratifikasi konvensi hak difabel.
Melalui kerangka program advokasi ini pula, SIGAB telah turut mendukung inisiatif hak difabel. Melalui kerangka program advokasi
ini pula, SIGAB telah turut mendukung inisiati drafting serta konsultasi RUU Disabilitas melakui workshop konsultasi RUU
Disabilitas se-Jawa yang diselenggarakan pada 20-21 April 2014 dengan melibatkan organisasi-organisasi Difabel se-Jawa.
17. Pelatihan mandiri SIGAB mendefinisikan penelitian independen sebagai penelitian yang
dimaksudkan untuk menggali informasi terkait situasi sosial difabel. Sebagai sebuah penelitian yang independen, penelitian ini tidak terikat
pada kerangka suatu disiplin tertentu, ataupun kurun waktu, serta kelompok masyarakat dan wilayah tertentu. Hasil penelitian ini akan
menjadi dasar bagi SIGAB dalam menentukan agenda advokasi baik di tingkat nasionalregionalinternasional. Sedikitnya dua hasil penelitian
ditargetkan dapat diterbitkan setiap tahunnya. H. Struktur Organisasi SIGAB
SIGAB adalah organisasi masyarakat sipil dengan bentuk perkumpulan. Oleh karena itu, kekuasaan tertinggi berada pada Rapat
Anggota yang dilaksanakan setiap 5 lima tahun. Rapat Anggota bertugas dan berkewenangan untuk menyempurnakan status organisasi, menyusun program
strategis, meminta pertanggungjawaban Pengurus Harian atas kinerja organisasi, dan menyempurnakan struktur organisasi serta memilih pengurus
baru untuk periode 5 tahun berikutnta. Berdasarkan Rapat Anggota 2014, struktur organisasi SIGAB terdiri atas Dewan Pertimbangan dan Pengurus
Harian. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Dewan Pertimbangan
1. Agus Surya Kawaca 2. Muhamad Imam Aziz
3. Sutomo B.
Pengurus Harian dan Staf 1. Direktur Eksekutif
: M. Joni Yulianto 2. Wakil Direktur
: Haris Munandar 3. Manajer administrasi dan keuangan
: Nur Widya H.H 4. Koordinator Advokasi dan Jaringan
: Purwanti 5. Koordinator Penelitian
:Muhammad Syafi’ie 6. Koordinator Desa inkusi dan
: Rohmanu Pendidikan Politik
Solikin 7. Koordinator DLI
: M. Ismail 8. Koordinator Data dan Informasi
: Brita Putri Utami 9. Koordinator Teknologi Informasi
: Ananto Sulistyo 10. Staf Peneliti
: Ishak Salim PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11. Asisten Keuangan :Muhammad Syamsudin
dan Wantiyah 12. Asisten Administrasi
: Tri Murniati 13. Asisten Media
: Elizhabet PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81