Subjek dan Objek Penelitian Data Yang Dibutuhkan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

12 Paragraf 22: Tentang pengelompokkan pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian. 13 Paragraf 23: Tentang adanya pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, dan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat. 14 Paragraf 24: Tentang pembatasan sumber daya terikat. 15 Paragraf 25: Tentang keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain atau liabilitas. 16 Paragraf 26: Tentang adanya klasifikasi tambahan. 17 Paragraf 27: Tentang penyajian laporan aktivitas. 18 Paragraf 28: Tentang jumlah neto kentungan dan kerugian berasal dari peristiwa lain. 19 Paragraf 29: Tentang penyajian informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional. 20 Paragraf 34: Tentang penyajian laporan arus kas. 2. Untuk menjawab permasalahan kedua menggunakan cara sebagai berikut: a. Menyebutkan hambatan yang ditemui di LSM SIGAB dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No. 45 b. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami LSM dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No.45. c. Menjelaskan penyebab hambatan-hambatan yang dialami LSM dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No. 45. 56 Tabel III.1 Tabel Analisis Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 45 No. Kriteria No. Paragraf PSAK No. 45 LSM SIGAB Penyajian Keterangan Sesuai S esuai Sebagian Tidak Sesuai Tidak Relevan A. Laporan keuangan entitas nirlaba 1. Paragraf 9 B. Tujan laporan posisi keuangan 1. Paragraf 11 C. Klasifikasi aset dan liabilitas 1. Paragraf 12 2. Paragraf 13 D. Kalsifikasi aset neto terikat atau tidak terikat 1. Paragraf 14 2. Paragraf 15 3. Paragraf 16 4. Paragraf 17 5. Paragraf 18 E. Tujuan laporan aktivitas 1. Paragraf 20 57 No. Kriteria No. Paragraf PSAK No. 45 LSM SIGAB Penyajian Keterangan Sesuai S esuai Sebagian Tidak Sesuai Tidak Relevan F. Perubahan kelompok aset neto 1. Paragraf 21 2. Paragraf 22 G. Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian 1. Paragraf 23 2. Paragraf 24 3. Paragraf 25 4. Paragraf 26 5. Paragraf 27 6. Paragraf 28 H. Informasi pemberian jasa 1. Paragraf 29 I. Tujuan Laporan arus kas 1. Paragraf 34 58

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

A. Latar Belakang dan Sejarah Organisasi Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel SIGAB adalah organisasi non pemerintah yang bersifat independen, nirlaba, dan non-partisipan. SIGAB didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Mei 2003. Organisasi ini mempunyai cita-cita besar untuk membela dan memperjuangkan hak-hak difabel di seluruh Indonesia hingga terwujud kehidupan yang setara dan inklusif. SIGAB didirikan karena sampai saat ini kehidupan difabel masih termajinalkan baik secara struktural maupun kultural. Hak-hak warga difabel seperti hak pendidikan, pekerjaan, kesehatan, jaminan sosial, perlindungan hukum, akses terhadap informasi dan komunikasi sampai pada penggunaan fasilitas publik tidak pernah diterima secara layak. Dengan kata lain, telah terjadi diskriminasi terhadap warga difabel. SIGAB berpandangan bahwa pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan dengan derajat kesempurnaan tertinggi dan mempunyai hak yang sama dalam mengembangkan potensi diri untuk mencapai kesejahteraan hidup. Oleh karena itu, tidak sepantasnya jika kehidupan ini terdapat sekelompok orang yang tersisihkan dari lingkungan sosialnya hanya karena keadaan yang berbeda. Program SIGAB dengan jaringannya berusaha menciptakan kehidupan yang menempatkan semua manusia dalam kesejajaran sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tidak ada lagi yang tersisihkan, seperti program yang dijalankan SIGAB pada tahun 2014 melalui dukungan dari The Asia Foundation. Sebagai organisasi yang konsisten melawan segala bentuk deskriminasi, SIGAB menolak penggunaan istilah penyandang cacat karena dalam kultur bangsa Indonesia sebutan itu sangat merendahkan derajat manusia dan anti kesetaraan. SIGAB memilih untuk menggunakan kata “difabel” yang dirasa lebih adil dan mengangkat derajat manusia. Difabel, ketrampilan dan pengetahuan serta tim inklusif yang dimiliki oleh SIGAB adalah sumber yang tepat yang memberikan training sensitifitas difabel, baik bagi pemerintah, sector privat, maupun organisasi-organisasi yang tertarik bekerja pada isu difabel. B. Alamat Lokasi Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel SIGAB beralamat kantor di Jalan Wonosari KM 8, Dusun Gamelan, Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman- Yogyakarta, Indonesia. C. Visi, Misi, dan Mandat Organisasi 1. Visi Terwujudnya masyarakat inklusi yang menjujung tinggi harkat dan martabat kaum difabel untuk hidup setara dan berkeadilan di bidang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ekonomi, sosial, budaya, politik, hukum serta tekhnologi dan pelayanan publik. 2. Misi Sebagai sasana utama gerakan komunitas Difabel yang bermartabat, progresif dan kreatif untuk terwujudnya revolusi menuju masyarakat inklusif di Indonesia, melalui: a. Penelitian dan pemutakhiran data dan informasi Difabilitas. b. Kampanye dan pendidikan pulik. c. Advokasi kebijakan d. Aksi kolektif yang masif 3. Mandat Organisasi Sebagai sebuah organisasi yang didirikan atas latar belakang pembacaan terhadap situasi sosial yang belum menyetarakan Difabel, mandat utama SIGAB adalah menjadi wadah perjuangan advokasi kelompok Difabel untuk mewujudkan sebuah masyarakat yang inklusi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Nilai-nilai dari Organisasi 1. Keadilan SIGAB memandang Difabel sebagai pihak yang selalu dikorbankan secara struktural maupun kultural. Untuk itu, dalam rangka menjunjung keadilan dan kesetaraan SIGAB akan sepenuhnya berpihak pada kepentingan Difabel. 2. Inklusi Kesetaraan bagi Difabel tak akan terwujud tanpa adanya inklusivitas baik pada tataran teori maupun praktik. Untuk itu, penegakan prinsip inklusivitas telah mulai dilaksanakan SIGAB dalam kerangka internal organisasi. Sejak awal pendiriannya hingga saat ini, prinsip inklusivitas telah terbangun dengan perimbangan jumlah staf serta serta pengurus Difabel dan non-Difabel. Begitu pula implementasi maupun pendekatan program serta strategi yang dilakukan, SIGAB selalu mengedepankan pembauran antara Difabel dan non-Difabel. 3. Progresif Sebagai sebuah lembaga advokasi dengan kelompok dampingan yang selama ini teralienasi berganda, dibutuhkan progesivitas dalam membangun gerakan advokasi untuk perubahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Difabel Leadership Keberpihakan SIGAB terhadap Difabel tak akan pernah cukup tanpa figur kepemimpinan Difabel. Keterlibatan Difabel bukan hanya sebagai pemanfaat program-program SIGAB, namun sebagai pemimpin perubahan untuk kelompok Difabel diyakini oleh SIGAB sebagai kekuatan terbesar untuk mempimpin pergerakan perubahan tersebut. 5. Profesional Apakah organisasi masyarakat sipil Difabel dapat menjadi profesional? Inilah pertanyaan merendahkan yang akan dijawab oleh SIGAB melalui kerja nyata. Organisasi Difabel dengan pemimpin Difabel ini akan mampu membuktikan profesionalitas, transparansi dan akuntabilitas. E. Strategi Program 2014-2019 Berdasarkan konsultasi dengan berbagai stakeholders serta perencanaan strategis yang SIGAB lakukan pada akhir 2013, ada beberapa situasi lokalnasional yang menjadi pertimbangan SIGAB dalam menentukan fokus program, yaitu: