Evaluasi penyajian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 45 revisi tahun 2011 terhadap pelaporan keuangan organisasi nirlaba : studi kasus pada LSM Sigab.
xiv ABSTRAK
EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus Pada LSM SIGAB)
Mayang Rineksi NIM: 122114076 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan di Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) beralamat kantor di Jalan Wonosari KM 8, Dusun Gamelan, Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman-Yogyakarta sudah sesuai dengan PSAK No. 45. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan apa saja dalam penerapan PSAK No. 45.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi dokumen. Data yang diambil adalah sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi, data laporan keangan LSM SIGAB, dan hambatan yang dialami oleh LSM SIGAB dalam penerapan PSAK No. 45.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan analisis yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu dievaluasi dan dideskripsikan mengenai hambatan yang dialami oleh LSM SIGAB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LSM SIGAB belum menerapkan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangannya. Hanya terdapat beberapa kriteria saja yang telah sesuai dengan PSAK No. 45. Hal tersebut disebabkan karena dari pihak pendonor tidak mensyaratkan penyajian laporan keuangan menggunakan PSAK No. 45. Selain itu tidak sesuai dengan kegiatan atau program yang ada di LSM SIGAB dan latar belakang pendidikan karyawan bagian keuangan tidak semuanya berasal dari latar belakang ekonomi atau akuntansi, sehingga tidak memahami mengenai istilah-istilah yang terdapat di PSAK No. 45.
(2)
xv ABSTRACT
AN EVALUATION OF THE PRESENTATION OF THE INDONESIAN FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD NUMBER 45 (REVISED 2011) AT
A NON-PROFIT ORGANIZATION’S FINANCIAL REPORT (A Case Study at Non Governmental Organization “SIGAB”)
Mayang Rineksi NIP: 122114076 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The study was aimed at finding out whether the financial report presented by a non-governmental organization named SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel = integration and advocacy forum for persons with disabilities) located in Wonosari Street Km 8, Gamelan village, Sendangtirto village, Berbah sub-district, Sleman sub-district, Yogyakarta Special Region was already in line with the Indonesian Financial Accounting Standard Number 45 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan = PSAK No. 45). In addition, the study was also aimed at identifying the challenges in the application of PSAK No. 45.
The type of the study was a case study. The data were collected through interviews and reviews of documents. The data taken for the study consisted of the short history of the organization, vision and mission, financial reports and challenges SIGAB encountered in applying PSAK No. 45.
The technique used in analyzing the data was the descriptive analysis. The steps of the analysis comprised data collection, data evaluation and description of the challenges the organization faced.
The results of the study showed that SIGAB did not fully apply PSAK No. 45 in presenting its financial reports. Only several items were already in consistence with PSAK No. 45. This was due to the fact that the donor organizations did not require the application of PSAK No. 45. Aside from that, it did not match with the activities or programs of the organization and not all of the employees working in the finance section had an educational background in economics or accounting and, therefore, they were not familiar with the technical terms used in PSAK No. 45.
(3)
EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus Pada LSM Sigab)SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh:
MAYANG RINEKSI 122114076
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(4)
i
EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI
KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
(Studi Kasus Pada LSM SIGAB) SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh:
MAYANG RINEKSI 122114076
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2016
(5)
(6)
(7)
iv
Dengan keterbatasan diri yang ada, tidak akan menjadi penghalang untuk kita tetap mampu mendulang keberhasilan. Itulah salah satu motivasi terbesar di saat aku mulai menampakkan mimpi dan angan dalam kehidupan baru. Sebuah kehidupan yang telah lama terbayang dalam setiap waktu. Di saat aku mencoba untuk menemukan jati diri, di sinilah tempat yang lama kunanti dan kuimpikan. Dan di sinilah tempat di mana aku harus memulai meronce butiran harap dan mimpi itu. Karena kuyakin bahwa di sinilah tempat di mana ku mampu mengenakan liontin keberhasilan.
- Seorang anak berkebutuhan khusus berumur 17 tahun.
Skripsi ini saya persembahkan untuk: Bapak dan Ibu
Sukanti Rahardjo Bintoro & Hesti Susiati Kakak dan Adik
Uri Respati & Kalis Darubeksi Teman Seperjuangan
Mbak Tessa, Dek Devi, Affi, Arum, Ayik, Rani, Citra, Gita, Serly, Bayu & Aldo
(8)
.~':":'
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi denganjudul: EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA
Studi Kasus Pada LSM SIGAB dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 07 April 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 3 1 Mei 2016 Yang membuat pernyataan,
~
Mayang Rineksi
(9)
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Mayang Rineksi
Nomor Mahasiswa : 122114076
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA Studi Kasus Pada LSM SIGAB
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 31 Mei 2016 Yang menyatakan
a
Mayang Rineksi(10)
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan akrunia kepada penilis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenubi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.
2. Dr. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma kepada penulis.
3. Antonius Diksa Kuntara, S.E., M.F.A., QIA. selaku Pembimbing I yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Dr. Fr Ninik Yudianti, M.Acc., QIA. selaku dosen penguji I yang telah memberikan masukan dalam menulis skripsi.
5. YFM. Gien Agustinawansari, Dra, M.M., Ak. selaku dosen penguji II yang telah memberikan masukan dalam menulis skripsi.
6. Muhammad Joni Yulianto selaku Direktur LSM SIGAB yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di LSM SIGAB.
7. Haris Munandar selaku Wakil Direktur LSM SIGAB yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di LSM SIGAB.
8. Mas Udin, Mbak Murni, dan Mbak Wanti selaku pihak LSM SIGAB yang telah membantu memberikan data yang diperlukan untuk keperluan penelitian. 9. Kedua orang tua yang selalu memberikan motivasi untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
(11)
viii
Yogyakarta, 31 Mei 2016 Penulis
(12)
ix DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………..………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS…..………. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR………….……….……… vii
HALAMAN DAFTAR ISI………...………... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL…………...……….. xii
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN……… xiii
ABSTRAK……….. xiv
ABSTRACT………... xv
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
A. Latar Belakang……….. 1
B. Rumusan Masalah………. 4
C. Batasan Masalah……… 4
D. Tujuan Penelitian………... 4
E. Manfaat Penelitian………..………... 5
F. Sistematika Penulisan……….... 5
BAB II LANDASAN TEORI………..… 8
A. Organisasi Nirlaba………... 8
B. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK No. 45………. 9
C. Tujuan Laporan Organisasi Nirlaba……….. 19
D. Pengertian Istilah yang Digunakan dalam PSAK No. 45…….. 20
E. Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)………… 21
F. Akuntansi LSM...……. 24
G. Format Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK No. 45...……. 26
(13)
x
H. Penelitian Terdahulu……….. 46
BAB III METODA PENELITIAN……….... 50
A. Jenis Penelitian………... 50
B. Tempat dan Waktu Penelitian………...………...…… 50
C. Subjek dan Objek Penelitian……….…….... 50
D. Data yang Dibutuhkan……….……….… 51
E. Teknik Pengumpulan Data………... 51
F. Teknik Analisis Data……… 52
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI……….. 58
A. Latar Belakang dan Sejarah Organisasi……… 58
B. Alamat Lokasi……….. 59
C. Visi, Misi, dan Mandat Organisasi………... 59
1. Visi Organisasi……… 59
2. Misi Organisasi………... 60
3. Mandat Organisasi……….. 60
D. Nilai-nilai Organisasi……… 61
1. Keadilan……….. 61
2. Inklusi………... 61
3. Progresif……….. 61
4. DifabelLeadership……….. 62
5. Profesional……….. 62
E. Strategi Program 2014-2019………... 62
1. Legislasi nasional sebagai instrumen implementasi CRPD……….... 63
2. Akses terhadap hukum bagi Difabel………... 63
3. Akses terhadap pendidikan, kesehatan serta layanan publik………... 63
4. Penguatan kapasitas internal SIGAB serta jaringannya………... 63
F. Strategi dalam Mewujudkan Visi dan Misi Organisasi………. 64
1. Strategi Eksternal……….. 64
2. Strategi Internal………. 66
G. Program/Aktivitas yang Telah Dilaksanakan……….... 68
1. Sunday Morning gathering……… 68
2. Diskusi Bulanan………. 68
3. Program Civic Education………..………… 69
4. Advokasi Menolak Syarat Sehat Jasmani dan Rohani Dalam Pemilu Presiden 2004……….. 70
5. Advokasi Kasus Difabel Netra yang Menolak Mengikuti Tes CPNS………. 70
(14)
xi
7. Training Junalistik……….. 71
8. Penerbitan Majalah Dwi-Bulanan SOLIDER……….... 72
9. Pemantuan Pemilihan Kepala Daerah……….... 72
10. Pendamping Proses Pembelajaran Anak Difabel di Sekolah Reguler………. 73
11. Advokasi Menolak Diskriminasi dalam Persyaratan Ujian Masuk UGM……….… 73
12. Pendidikan Politik I………... 74
13.Indonesian KIDS Whellchair, training and Empowerment Project……….. 74
14.Disability and Legal Information Program………….. 75
15. Pendidikan Politik II……….… 75
16. Program Advokasi……… 76
17. Pelatihan Mandiri……….………… 78
H. Struktur Organisasi SIGAB………..……… 78
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN………..…. 81
A. Gambaran Singkat Penyajian Laporan Keuangan LSM SIGAB……….….... 81
B. Laporan Keuangan LSM SIGAB Tahun 2014……… 87
C. Analisis Penyajian PSAK No. 45………... 90
D. Analisis Penyajian PSAK No. 2 Mengenai Laporan Arus Kas……… 108
E. Pembahasan………... 113
F. Hambatan dalam Menerapkan PSAK No. 45……….. 119
BAB VI PENUTUP………... 122
A. Kesimpulan……….. 122
B. Saran……… 123
C. Keterbatasan Penelitian……….. 123
DAFTAR PUSTAKA……… 124
(15)
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Contoh Laporan Posisi Keuangan……… 26
Tabel II.2 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk A ……… 27
Tabel II.3 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk B………. 29
Tabel II.4 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 1 dari 2 bagian).. 31
Tabel II.5 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 2 dari 2 bagian)… 33 Tabel II.6 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 2 dari 2 bagian) Alternatif ……… 34
Tabel II.7 Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung……….. 35
Tabel II.8 Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung………….. 37
Tabel II.9 Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan (Investasi Jangka Panjang)……….. 43
Tabel II.10 Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan (Komponen dalam Setiap Kelompok Investasi dan Kepemilikan Investasi lain-lain)……….. 43
Tabel II.11 Contoh Catatan Atas Laporan Keuangan (Catatan F)…………. 45
Tabel III.1 Tabel Analisis Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No.45………. 56
Bagan V.1 Proses Akuntansi LSM SIGAB………. 82
Tabel V.1 Chart of AccountLSM SIGAB……….. 84
Tabel V.2 Laporan Posisi Keuangan LSM SIGAB tahun 2014……… 87
Tabel V.3 Laporan Aktivitas tahun 2014……….. 88
Tabel V.4 Laporan Cash Flow Forecast tahun 2014………. 89
Tabel V.5 Analisis Penyajian PSAK No. 45……….. 90
(16)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I. Pedoman Wawancara……….. 126 Lampiran II. Surat Pernyataan Penelitian………. 128
(17)
xiv ABSTRAK
EVALUASI PENYAJIAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 45 REVISI TAHUN 2011 TERHADAP
PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus Pada LSM SIGAB)
Mayang Rineksi NIM: 122114076 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2015
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan di Lembaga Swadaya Masyarakat bernama Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) beralamat kantor di Jalan Wonosari KM 8, Dusun Gamelan, Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman-Yogyakarta sudah sesuai dengan PSAK No. 45. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hambatan apa saja dalam penerapan PSAK No. 45.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara dan observasi dokumen. Data yang diambil adalah sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi, data laporan keangan LSM SIGAB, dan hambatan yang dialami oleh LSM SIGAB dalam penerapan PSAK No. 45.
Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif. Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan analisis yaitu mengumpulkan data yang dibutuhkan, lalu dievaluasi dan dideskripsikan mengenai hambatan yang dialami oleh LSM SIGAB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa LSM SIGAB belum menerapkan PSAK No. 45 dalam penyajian laporan keuangannya. Hanya terdapat beberapa kriteria saja yang telah sesuai dengan PSAK No. 45. Hal tersebut disebabkan karena dari pihak pendonor tidak mensyaratkan penyajian laporan keuangan menggunakan PSAK No. 45. Selain itu tidak sesuai dengan kegiatan atau program yang ada di LSM SIGAB dan latar belakang pendidikan karyawan bagian keuangan tidak semuanya berasal dari latar belakang ekonomi atau akuntansi, sehingga tidak memahami mengenai istilah-istilah yang terdapat di PSAK No. 45.
(18)
xv ABSTRACT
AN EVALUATION OF THE PRESENTATION OF THE INDONESIAN FINANCIAL ACCOUNTING STANDARD NUMBER 45 (REVISED 2011) AT
A NON-PROFIT ORGANIZATION’S FINANCIAL REPORT (A Case Study at Non Governmental Organization “SIGAB”)
Mayang Rineksi NIP: 122114076 Sanata Dharma University
Yogyakarta 2015
The study was aimed at finding out whether the financial report presented by a non-governmental organization named SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel = integration and advocacy forum for persons with disabilities) located in Wonosari Street Km 8, Gamelan village, Sendangtirto village, Berbah sub-district, Sleman sub-district, Yogyakarta Special Region was already in line with the Indonesian Financial Accounting Standard Number 45 (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan = PSAK No. 45). In addition, the study was also aimed at identifying the challenges in the application of PSAK No. 45.
The type of the study was a case study. The data were collected through interviews and reviews of documents. The data taken for the study consisted of the short history of the organization, vision and mission, financial reports and challenges SIGAB encountered in applying PSAK No. 45.
The technique used in analyzing the data was the descriptive analysis. The steps of the analysis comprised data collection, data evaluation and description of the challenges the organization faced.
The results of the study showed that SIGAB did not fully apply PSAK No. 45 in presenting its financial reports. Only several items were already in consistence with PSAK No. 45. This was due to the fact that the donor organizations did not require the application of PSAK No. 45. Aside from that, it did not match with the activities or programs of the organization and not all of the employees working in the finance section had an educational background in economics or accounting and, therefore, they were not familiar with the technical terms used in PSAK No. 45.
(19)
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Perkembangan organisasi nirlaba di Indonesia akhir-akhir ini semakin pesat. Organisasi tersebut muncul karena adanya berbagai kebutuhan masyarakat yang semakin bermacam, selain itu peran pemerintah saat ini tidak boleh lagi dominan karena masyarakat harus ikut terlibat di dalamnya. Hal tersebut dapat dilihat seperti adanya berbagai aksi masyarakat dalam menyuarakan kepentingannya atau menuntut haknya. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, budaya dan agama, maka dari itu tidak heran jika setiap daerah atau wilayah memiliki organisasi sendiri seperti organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, dan lain sebagainya dengan tujuan setiap organisasi yang berbeda, akan tetapi tujuan organisasi yang utama adalah untuk kepentingan bersama.
Organisasi nirlaba adalah organisasi yang melakukan aktivitas organisasinya tanpa mengedepankan keuntungan, organisasi tersebut lebih berfokus salah satunya terhadap kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Indonesia sekarang ini dalam keadaan yang sangat memprihatinkan, jumlah masyarakat miskin sekarang semakin lama semakin bertambah, angka pengangguranpun semakin meningkat. Diharapkan dengan adanya organisasi nirlaba tersebut akan membantu masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan
(20)
bersama. Contoh dari organisasi nirlaba diantaranya yaitu gereja, masjid, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yayasan, partai politik, dan organisasi zakat.
LSM merupakan fenomena baru dalam sistem politik dan belum banyak dipahami walaupun sudah ada sejak tahun 1960-an. LSM adalah salah satu contoh organisasi nirlaba karena fokus dibentuknya LSM tidak untuk memperoleh laba. LSM diharapkan mampu memberikan sumbangsih kepada masyarakat sekitar dan lebih mengutamakan tercapainya tujuan atau sasaran organisasi tersebut. Walaupun LSM merupakan organisasi nirlaba, namun organisasi tersebut tetap dianjurkan untuk menyusun laporan keuangan. Seperti yang dilakukan oleh salah satu LSM di Yogyakarta yaitu LSM Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel atau biasa disebut dengan LSM SIGAB yaitu organisasi non pemerintah yang bersifat independen, nirlaba, dan non-partisipan. Walaupun termasuk dalam organisasi nirlaba akan tetapi LSM SIGAB tetap dituntut untuk membuat laporan keuangan sebagai wujud pertanggungjawaban atas segala aktivitas yang dilakukan organisasi tersebut yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berkepentingan, seperti donatur.
Berbeda dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang diluncurkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, standar ini dikeluarkan untuk memberi kemudahan bagi pemilik UKM (Usaha Kecil Menengah) dalam pelaporan keuangan. Penyajian laporan keuangan
(21)
organisasi nirlaba memiliki standar tersendiri yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45. Dengan standar yang mengantur pelaporan keuangan seluruh organisasi nirlaba yang diatur dalam PSAK No. 45, maka akan tercipta keseragaman dalam hal penyajian laporan keuangan, sehingga tercipta daya banding dalam penyajian laporan keuangan. Selain itu PSAK No. 45 membuat laporan keuangan yang disusun menjadi lebih transparan sehingga pihak-pihak yang berkepentingan dapat melihat secara jelas aktivitas organisasi yang telah berjalan selama ini. Dengan laporan keuangan yang transparan akan membuat para donatur untuk semakin tertarik menyumbangkan hartanya ke organisasi tersebut supaya tujuan dari organisasi dapat tercapai.
Dengan adanya uraian tersebut, penulis tertarik untuk membuat tulisan yang berjudul Evaluasi Penyajian Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 Revisi Tahun 2011 Terhadap Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Pada LSM SIGAB). Dengan tulisan tersebut diharapkan akan memberikan manfaat bagi berbagai pihak terutama kepada pihak LSM sendiri karena bagaimanapun standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba tetap mengacu terhadap PSAK No. 45 dan tidak menutup kemungkinan dikemudian hari Lembaga Swadaya Masyarakat akan dituntut untuk menggunakan PSAK No. 45 secara keseluruhan.
(22)
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyajian laporan keuangan LSM SIGAB pada tahun 2014 telah sesuai dengan PSAK No. 45?
2. Apa hambatan yang dialami oleh pihak LSM SIGAB dalam penyajian laporan keuangannya menggunakan PSAK No. 45?
C. Batasan Masalah
Ketentuan paragraf 34 PSAK No. 45 yang terkait dengan PSAK No. 2 diambil lima paragraf, yaitu paragraf 10, paragraf 18, paragraf 21, paragraf 22, dan paragraf 31 karena paragraf tersebut memuat ketentuan pokok dan mendasar untuk laporan arus kas terkait dengan organisasi nirlaba.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perbandingan antara penyajian laporan keuangan di LSM SIGAB dengan laporan keuangan yang diatur dalam PSAK No. 45 yang mengatur mengenai standar pelaporan keuangan organisasi nirlaba.
2. Tujuan yang lainnya yaitu untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh LSM SIGAB dalam penyajian laporan keuangannya menggunakan PSAK No. 45.
(23)
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi LSM SIGAB
Penelitian ini bertujuan agar LSM SIGAB dapat memanfaatkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk perbaikan laporan keuangan agar sesuai dengan standar yang telah berlaku, selain itu agar LSM SIGAB dapat lebih berkembang ke depannya.
2. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini bertujuan sebagai tambahan sumber referensi yang dapat berguna untuk kepentingan akademis di Universitas Sanata Dharma. 3. Bagi Penulis
Penelitian ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan sebagai sarana dalam mempraktikkan teori yang sudah didapat selama perkuliahan.
F. Sistematika Penulisan Bab 1 Pendahuluan
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
(24)
Bab II Landasan Teori
Bab ini memaparkan tentang teori-teori yang menjadi acuan dalam penulisan skripsi ini.
Bab III Metoda Penelitian
Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subjek penelitian, data yang dicari, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV Gambaran Umum Organisasi
Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum organisasi dalam hal ini yaitu sejarah singkat organisasi, visi dan misi organisasi, kegiatan/program LSM, dan struktur organisasi LSM.
Bab V Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data yang telah diperoleh dari observasi lapangan dan membahas mengenai jawaban dari rumusan masalah.
(25)
Bab VI Penutup
Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yaitu analisis dan pembahasan, serta saran bagi organisasi, dan yang terakhir yaitu keterbatasan penelitian.
(26)
8 BAB II
LANDASAN TEORI A. Organisasi Nirlaba
Organisasi nirlaba atau organisasi non profit adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok untuk mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan yang tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). (Ribka, 2013: 131).
Organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak bertujuan memupuk keuntungan memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Mahsun dkk., 2007: 215): 1. Sumber daya entitas berasal dari penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada pendiri atau pemilik entitas tersebut.
3. Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan
(27)
proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) membuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 yang mengatur tentang pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba. Dalam PSAK No. 45 dinyatakan bahwa tujuan adanya standar tersebut adalah untuk mengatur pelaporan keuangan organisasi nirlaba. (Mahsun dkk., 2013: 186)
B. Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Menurut PSAK No. 45:
Laporan Keuangan organisasi nirlaba meliputi laporan posisi keuangan pada akhir periode pelaporan, laporan aktivitas, laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas laporan keuangan. (Paragraf 9)
1. Laporan Posisi Keuangan
a. Tujuan Laporan Posisi Keuangan
1) Paragraf 10: Tujuan laporan posisi keuangan adalah untuk menyediakan informasi mengenai aset, liabilitas dan aset neto serta informasi mengenai hubungan di antara unsur-unsur tersebut pada waktu tertentu. Informasi dalam laporan posisi keuangan yang digunakan bersama pengungkapan, dan informasi dalam laporan keuangan lain dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak
(28)
mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk menilai:
a) Kemampuan entitas nirlaba untuk memberikan jasa secara berkelanjutan; dan
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
2) Paragraf 11: Laporan posisi keuangan mencangkup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan total aset, liabilitas, dan aset neto.
b. Klasifikasi Aset dan Liabilitas
1) Paragraf 12: Laporan posisi keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, menyediakan informasi yang relevan mengenai likuiditas, fleksibilitas keuangan, dan hubungan antara aset dan liabilitas. Informasi tersebut umumnya disajikan dengan pengumpulan aset dan liabilitas yang memiliki karakteristik serupa dalam suatu kelompok yang relatif homogen. Sebagai contoh, entitas nirlaba biasanya melaporkan masing-masing unsur aset dalam kelompok yang homogen, seperti:
a) Kas dan setara kas;
b) Piutang pasien, pelajar, anggota, dan penerima jasa yang lain;
(29)
c) Persediaan;
d) Sewa, asuransi, dan jasa lain yang dibayar di muka; e) Instrumen keuangan dan investasi jangka panjang;
f) Tanah, gedung, peralatan, serta aset tetap lain yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Kas atau aset yang dibatasi penggunaannya oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali disajikan terpisah dari kas atau aset lain yang tidak terikat penggunaannya.
2) Paragraf 13: Informasi likuiditas diberikan dengan cara sebagai berikut:
a) Menyajikan aset berdasarkan urutan likuiditas, dan liabilitas berdasarkan tanggal jatuh tempo;
b) Mengelompokkan aset ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar, dan liabilitas ke dalam kelompok jangka pendek dan jangka panjang;
c) Mengungkapkan informasi mengenai likuiditas aset atau saat jatuh tempo liabilitas termasuk pembatasan penggunaan aset, dalam catatan atas laporan keuangan. c. Klasifikasi Aset Neto Terikat atau Tidak Terikat
1) Paragraf 14: Laporan posisi keuangan menyajikan jumlah masing-masing kelompok aset neto berdasarkan pada ada atau tidaknya
(30)
pembatasan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, yaitu: terikat secara permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat.
2) Paragraf 15: Informasi mengenai sifat dan jumlah dari pembatasan permanen atau temporer diungkapkan dengan cara menyajikan jumlah tersebut dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan.
3) Paragraf 16: Pembatasan permanen terhadap aset, seperti tanah atau karya seni, yang diberikan untuk tujuan tertentu, untuk dirawat dan tidak untuk dijual; atau aset yang diberikan untuk investasi yang mendatangkan pendapatan secara permanen dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunannya dibatasi secara permanen atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan. Pembatasan permanen kelompok kedua tersebut berasal dari hibah atau wakaf dan warisan yang menjadi dana abadi.
4) Paragraf 17: Pembatasan temporer terhadap sumber daya berupa aktivitas operasi tertentu; investasi untuk jangka waktu tertentu; penggunaan selama periode tertentu di masa depan; atau pemerolehan aset tetap; dapat disajikan sebagai unsur terpisah dalam kelompok aset neto yang penggunannya dibatasi secara temporer atau disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
(31)
Pembatasan temporer oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali dapat berbentuk pembatasan waktu atau pembatasan penggunaan, atau keduanya.
5) Paragraf 18: Aset neto tidak terikat umumnya meliputi pendapatan dari jasa, penjualan barang, sumbangan, dan dividen atau hasil investasi, dikurangi beban untuk memperoleh pendapatan tersebut. Batasan terhadap penggunaan aset neto tidak terikat dapat berasal dari sifat entitas nirlaba. Informasi mengenai batasan tersebut umumnya disajikan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Laporan Aktivitas
a. Tujuan Laporan Aktivitas
1) Paragraf 19: Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat aset neto; hubungan antar transaksi dan peristiwa lain; dan bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program atau jasa. Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain untuk mengevaluasi kinerja dalam suatu periode; menilai upaya, kemampuan, dan
(32)
kesinambungan entitas nirlaba dan memberikan jasa; dan menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajer.
2) Paragraf 20: Laporan aktivitas mencangkup entitas nirlaba secara keseluruhan dan menyajikan perubahan jumlah aset neto selama suatu periode. Perubahan aset neto dalam laporan aktivitas tercermin pada aset neto atau ekuitas dalam posisi keuangan. b. Perubahan Kelompok Aset Neto
1) Paragraf 21: Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
2) Paragraf 22: Pendapatan dan keuntungan yang menambah aset neto, serta beban dan kerugian yang mengurangi aset neto dikelompokkan sebagaimana diatur di paragraf 24-25.
c. Klasifikasi Perubahan Kelompok Aset Neto
1) Paragraf 23: Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunannya dibatasi oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
2) Paragraf 24: Sumber daya disajikan sebagai penambah aset neto tidak terikat, terikat permanen, atau terikat temporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal sumber daya terikat
(33)
yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumber daya tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi.
3) Paragraf 25: Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas) sebagai penambah atau pengurang aset neto tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi.
4) Paragraf 26: Klasifikasi pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian dalam kelompok aset neto tidak menutup peluang adanya klasifikasi tambahan dalam laporan aktivitas. Misalnya, dalam suatu kelompok atau beberapa kelompok perubahan aset neto, entitas nirlaba dapat mengklasifikasikan unsur-unsurnya menurut kelompok operasi atau nonoperasi, dapat dibelanjakan atau tidak dapat dibelanjakan, telah direalisasi atau belum direalisasi, berualang atau tidak berulang, atau dengan cara lain.
5) Paragraf 27: Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto, kecuali diatur berbeda oleh SAK atau SAK ETAP.
6) Paragraf 28: Laporan aktivitas menyajikan jumlah neto keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi insidental atau peristiwa lain yang berada di luar pengendalian entitas nirlaba
(34)
dan manajemen. Misalnya, keuntungan atau kerugian penjualan tanah dan gedung yang tidak digunakan lagi.
d. Informasi Pemberian Jasa
1) Paragraf 29: Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung.
2) Paragraf 30: Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali, anggota, kreditur, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa dan penggunan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, entitas nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan.
3) Paragraf 31: Program pemberian jasa merupakan aktivitas untuk menyediakan barang dan jasa kepada penerima manfaat, pelanggan, atau anggota dalam rangka mencapai tujuan atau misi entitas nirlaba. Pemberi jasa tersebut merupakan tujuan dan hasil utama yang dilaksanakan melalui berbagai program utama.
4) Paragraf 32: Aktivitas pendukung meliputi semua aktivitas selain program pemberian jasa. Umumnya, aktivitas pendukung meliputi
(35)
aktivitas manajemen dan umum, pencarian dana, dan pengembangan anggota. Aktivitas manajemen dan umum meliputi pengawasan, manajemen bisnis, pembukuan, penganggaran, pendanaan, dan aktivitas administratif lain, serta semua aktivitas manajemen dan administrasi kecuali program pemberian jasa atau pencarian dana. Aktivitas pencarian dana meliputi publikasi dan kampanye pemberian dana; pengadaan daftar alamat pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali; pelaksanaan acara khusus pencarian dana; pembuatan dan penyebaran manual, petunjuk, dan bahan lain; dan pelaksanaan aktivitas lain; dalam rangka pencarian dana dari individu, yayasan, pemerintah, dan lain-lain. Aktivitas pengembangan anggota meliputi pencarian anggota baru dan pengumpulan iuran anggota, hubungan dan aktivitas sejenis.
3. Laporan Arus Kas
a. Tujuan Laporan Arus Kas
1) Paragraf 33: Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu periode.
2) Paragraf 34: Laporan arus kas disajikan sesuai PSAK 2: Laporan Arus Kas atau SAK ETAP Bab 7 dengan tambahan berikut ini:
(36)
a) Aktivitas Pendanaan:
(1) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali yang penggunannya dibatasi dalam jangka panjang.
(2) Penerimaan kas dari pemberi sumber daya dan penghasilan investasi yang penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan dan pemeliharaan aset tetap, atau peningkatan dana abadi.
(3) Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya dalam jangka panjang.
b) Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas, misalnya sumbangan berupa bangunan atau aset investasi.
3) Paragraf 35: Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan ini diperkenankan.
4) Paragraf 36: Pernyataan ini menggantikan PSAK 45 (1997): Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
(37)
C. Tujuan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba
Tujuan adanya laporan keuangan nirlaba dalam SFAC 4 sebagai berikut (Mardiasmo dalam Mahsun dkk., 2013: 186-189):
1. Laporan keuangan organisasi non bisnis hendaknya dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi sumber daya organisasi.
2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang diberikan oleh organisasi nonbisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan memberi pelayanan tersebut.
3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggungjawab pengelolaan serta aspek kerja lainnya.
4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa, dan kejadian ekonomi yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.
5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih organisasi nonbisnis serta informasi mengenai
(38)
usaha dan hasil pelayanan organisasi secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk menilai kinerja.
6. Memberikan informasi mengenai bagaimana organisasi memperoleh dan membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran kembali utang, dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
7. Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam memahami informasi keuangan yang diberikan.
D. Pengertian Istilah yang Digunakan dalam PSAK No. 45:
1. Pembatasan permanen adalah pembatasan penggunaan sumber daya yang ditetapkan oleh pemberi sumber daya yang tidak pengharapkan pembayaran kembali agar sumber daya tersebut dipertahankan secara permanen, tetapi entitas nirlaba diizinkan untuk menggunakan sebagian atau semua penghasilan atau manfaat ekonomik lain yang berasal dari sumber daya tersebut.
2. Pembatasan temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya oleh pemberi sumber daya yang tidak pengharapkan pembayaran kembali yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu.
3. Sumbangan terikat adalah sumber daya yang penggunaannya dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak
(39)
mengaharapkan pembayaran kembali. Pembatasan tersebut dapat bersifat permanen atau temporer.
4. Sumbangan tidak terikat adalah sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi untuk tujuan tertentu oleh pemberi sumber daya yang tidak mengaharapkan pembayaran kembali.
E. Pengertian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
LSM adalah organisasi swasta yang kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar masyarakat, atau menangani perkembangan masyarakat. Atau LSM dapat diartikan sebagai organisasi yang berbasis nilai tergantung (dalam keseluruhan atau bagian) pada lembaga donor dan pelayanan sukarela. (Mahsun dkk., 2013: 198-199).
LSM merupakan pengembangan dari organisasi lokal masyarakat yang memberikan yang memberikan ruang gerak terhadap kearifan lokal masyarakat. LSM dapat dimanfaatkan untuk peyelenggaraan pelayanan publik yang melibatkan nilai-nilai dan tradisi tertentu. Misalnya, organisasi sosial keagamaan dapat berfungsi sebagai organisasi untuk membina kerukunan umat beragama dapat juga berperan untuk menyediakan pelayanan publik seperti penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan. Kebutuhan akan jenis pendidikan tertentu dirasakan oleh sekelompok masyarakat dan tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah, telah mendorong pendidikan tertentu. Faktor
(40)
pendorong munculnya kegiatan sukarela adalah kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh birokrasi. (Halim, 2012: 426)
Lembaga Swadaya Masyarakat atau juga disebut dengan organisasi non-pemerintah (non government organization-NGO) merupakan organisasi yang dikelola oleh swasta atau di luar pemerintahan. Istilah “swasta” ini bukan berarti seperti organisasi bisnis yang bertujuan untuk memperoleh profit. Dengan demikian, LSM dapat diartikan sebagai organisasi swasta yang kegiatannya adalah untuk membebaskan penderitaan, memajukan kepentingan kaum miskin, melindungi lingkungan, menyediakan pelayanan dasar bagi masyarakat, atau menangani pengembangan masyarakat. (Halim, 2012: 428) Perbedaan sifat dan karakteristik organisasi LSM yang tergolong dalam organisasi nirlaba dapat dilihat dari: (Mahsun dkk., 2013: 199-200)
1. Tujuan organisasi
Organisasi LSM tidak bertujuan memperoleh laba namun memberikan pelayanan dan menyelenggarakan seluruh aktivitas terkait dengan pemberian dana oleh sebuah lembaga donor. Meskipun tujuan utama LSM adalah pemberdayaan masyarakat, tidak berarti bahwa LSM sama sekali tidak memiliki tujuan keuangan, namun tujuan organisasi LSM berbeda secara filosofis, konseptual, dan operasionalnya dengan organisasi profit swasta.
(41)
2. Sumber pendapatan
Sumber pendapatan LSM berasal dari lembaga donor dan sumbangan pihak tertentu.
3. Pola pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban LSM dilakukan kepada lembaga atau pihak pemberi dana dan merupakan bagian terpenting dalam menciptakan kredibilitas pengelolaan yang dijalankan.
4. Strukutur organisasi LSM tidak terlalu formal, tipologi pimpinan atau tokoh termasuk pilihan orientasi kebijakannya, akan sangat berpengaruh dalam memilih struktur organisasi.
5. Anggaran
Seperti halnya dengan akuntansi organisasi publik lainnya, akuntansi LSM terkait dengan tiga hal pokok yaitu penyediaan informasi, pengendalian pengelolaan, akuntabilitas. Akuntansi LSM merupakan sarana informasi mengenai pengelolaan bagi lembaga pemberi dana maupun publik. Bagi LSM yang bersangkutan, informasi akuntansi akan digunakan dalam proses pengendalian pengelolaan mulai dari aktivitas perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pertanggungjawaban.
(42)
F. Tujuan Akuntansi LSM
Tujuan adanya akuntansi LSM diantaranya yaitu: (Mahsun dkk., 2013:200-201)
1. Memberikan informasi yang diperlukan dalam mengelola secara tepat, efisien, dan ekonomis atas suatu kegiatan serta alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan pengendalian pengelolaan.
2. Memberikan informasi yang memungkinkan pengelola organisasi untuk melaporkan pelaksanaan tanggungjawabnya mengelola secara tepat dan efektif program beserta penggunaan sumber daya yang menjadi wewenangnya, di samping untuk melaporkan kepada publik atau lembaga pemberi dana hasil operasi organisasi. Tujuan ini terkait dengan akuntabilitas.
Informasi akuntansi bermanfaat sebagai salah satu pedoman dalam pengambilan keputusan, terutama untuk membantu pengurus organisasi dalam melakukan alokasi sumber daya. Informasi akuntansi juga dapat digunakan menentukan biaya suatu program atau kegiatan beserta kelayakannya, baik secara ekonomis maupun teknis. Dengan informasi akuntansi, pengurus organisasi dapat menentukan biata operasional yang akan diberikan kepada masyarakat sasarannya, menetapkan biaya standar, dan harga yang akan dibebankan kepada LSM bersangkutan.
(43)
Informasi akuntansi LSM akan dapat digunakan untuk membantu pemilihan kegiatan yang efektif dan efisien, yang pada akhirnya akan sangat membantu pada saat penganggaran. Pada akhir proses pengendalian LSM, akuntansi diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan yang merupakan bagian penting dari proses akuntabilitas pada lembaga donor dan publik.
Standar pelaporan keuangan untuk organisasi LSM mengacu pada PSAK No. 45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Para pengguna laporan keuangan organisasi LSM memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis yaitu untuk menilai:
1. Jasa yang diberikan oleh LSM dan kemampuannya untuk terus memberikan jasa tersebut.
2. Cara pengelola pelaksanaan dan pertanggungjawaban. 3. Aspek kinerja pengelola.
Dengan adanya standar pelaporan yang baku, laporan keuangan organisasi LSM diharapkan dapat lebih mudah dipahami, memiliki relevansi, dan memeiliki daya banding yang tinggi.
(44)
G. Contoh Format Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 45
1. Laporan Posisi Keuangan
Tabel II.1 Contoh Laporan Posisi Keuangan
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan Posisi Keuangan Per 31 Desember 20X2 dan 20X1 (dalam jutaan rupiah)
ASET 20X2 20X1
Aset Lancar
Kas dan setara kas 188 1.150
Piutang bunga 5.325 4.175
Persediaan dan biaya dibayar di muka 1.525 2.500
Piutang lain-lain 7.562 6.750
Investasi jangka pendek 3.500 2.500 Aset Tidak Lancar
Properti Investasi 13.025 11.400
Aset Tetap 154.250 158.975
Investasi Jangka Panjang 545.175 508.750
Jumlah aset 730.550 696.200
LIABILITAS
Liabilitas Jangka Pendek
Utang dagang 6.425 2.625
Pendapatan diterima di muka yang
dapat dikembalikan - 1.625
Utang lain-lain 2.187 3.250
Utang Wesel - 2.850
Liabilitas Jangka Panjang
Kewajiban tahunan 4.213 4.250
Utang Jangka Panjang 13.750 16.250
Jumlah liabilitas 26.575 30.850
ASET NETO
Tidak Terikat 288.070 259.175
Terikat Temporer (catatan B) 60.855 63.675 Terikat Permanen (Catatan C) 355.050 342.500
Jumlah aset neto 703.975 665.350
(45)
2. Laporan Aktivitas a. Bentuk A
Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A ini memudahkan penyusun laporan aktivitas komparatif.
Tabel II.2 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk A
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan aktivitas untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
PERUBAHAN ASET NETO TIDAK TERIKAT Pendapatan
Sumbangan 21.600
Jasa layanan 13.500
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 14.000 Penghasilan investasi lain-lain (catatan E) 2.125 Penghasilan neto investasi jangka panjang belum direalisasi 20.570
Lain-lain 375
Jumlah 72.170
Aset Neto Yang Berakhir Pembatasannya(catatan D):
Pemenuhan program pembatasan 29.975 Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan 3.750 Berakhirnya pembatasan waktu 3.125
Jumlah 36.850
Jumlah pendapatan 109.020
Beban
Program A 32.750
Program B 21.350
Program C 14.400
Manajemen dan umum 6.050
Pencarian dana 5.375
Jumlah beban (catatan F) 79.925
(46)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Lanjutan…
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah 80.125
Kenaikan aset neto tidak terikat 28.895 ASET NETO TERIKAT TEMPORER
Sumbangan 20.275
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 6.450 Penghasilan neto terealisasikan dan bekum terealisasikan dari
Investasi jangka panjang (catatan E) 7.380 Kerugian aktuarial untuk kewajiban umum (75) Aset neto terbebaskan dari pembatasan (Catatan D) (36.380) Penurunan aset neto terikat temporer (2.820) PERUBAHAN ASET NETO TERIKAT PERMANEN
Sumbangan 700
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 300 Penghasilan neto terealisasikan dan belum
terealisasikan dari investasi jangka panjang (catatan E) 11.550 Kenaikan aset neto terikat permanen 12.550
KENAIKAN ASET NETO 38.625
ASET NETO AWAL TAHUN 665.350
(47)
b. Bentuk B
Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali aset tertentu pada terhadap reklasifikasi aset neto. Bentuk B memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari investasi.
Tabel II.3 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk B
tI
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan aktivitas untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
Tidak Terikat Terikat
Terikat Temporer Permanen Jumlah PENDAPATAN
Sumbangan 21.600 20.275 700 42.575
Jasa layanan 13.500 - - 13.500
Penghasilan investasi jangka
panjang (catatan E) 14.000 6.450 300 20.750 Penghasilan investasi
lain (catatan E) 2.125 - - 2.125
Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka
panjang (catatan E) 20.570 7.380 11.550 39.500
Lain-lain 375 - -
-ASET NETO YANG BERAKHIR PEMBATASANNYA (Catatan D)
Pemenuhan program pembatasan 29.975 (29.975) - -Pemenuhan pembatasan
(48)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Lanjutan…
Tidak Terikat Terikat
Terikat Temporer Permanen Jumlah Pemerolehan peralatan 3.750 (3.750) - -Berakhirnya pembatasan waktu 3.125 (3.125) -
-Jumlah pendapatan 109.020 (2.745) 12.550 118.450
BEBAN
Program A 32.750 - - 32.750
Program B 21.350 - - 21.350
Program C 14.400 - - 14.400
Manajemen dan umum 6.050 - - 6.050
Pencarian dana 5.375 - - 5.375
Jumlah beban (catatan F) 79.925 - - 79.925 Kerugian akibat kebakaran 200 - - 200 Kerugian aktuarial dan
kewajiban tahunan - 75 - 75
Jumlah beban 80.125 75 - 80.200
PERUBAHAN ASET NETO 28.895 (2.820) 12.550 38.625 ASET NETO AWAL TAHUN 259.175 63.675 342.500 665.350 ASET NETO AKHIR TAHUN 288.070 60.855 355.050 703.975
(49)
c. Bentuk C
Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah ringkasan dari laporan pendapatan, beban, dan perubahan terhadap aset neto tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aset neto. Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan perhatian pada perubahan aset neto tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk entitas nirlaba yang memandang aktivitas operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi.
Tabel II.4 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 1 dari 2 bagian)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan pendapatan, beban, dan perubahan aset neto tidak terikat Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2
(dalam jutaan rupiah) PENDAPATAN TIDAK TERIKAT
Sumbangan 21.600
Jasa layanan 13.500
Penghasilan investasi jangka panjang (catatan E) 14.000 Penghasilan investasi lain (catatan E) 2.125 Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan
dari Investasi jangka panjang (catatan E) 20.570
Lain-lain 375
Jumlah 72.170
(50)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
…lanjutan
ASET NETO YANG DIBEBASKAN DARI PEMBATASAN (Catatan D)
Penyelesaian program pembatasan 29.975 Penyelesaian pembatasan pemerolehan peralatan 3.750
Berakhirnya waktu pembatasan 3.125
Jumlah 36.850
Jumlah pendapatan tidak terikat 109.020
BEBAN TIDAK TERIKAT
Program A 32.750
Program B 21.350
Program C 14.400
Manajemen dan umum 6.050
Pencarian dana 5.375
Jumlah beban (catatan F) 79.925
Kerugian akibat kebakaran 200
Jumlah beban tidak terikat 80.125
(51)
d. Bentuk C (Bagian 2 dari 2 bagian)
Tabel II.5 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C (Bagian 2 dari 2 bagian)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan perubahan aset neto untuk tahun berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
ASET NETO TIDAK TERIKAT
Jumlah pendapatan tidak terikat 72.170 Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan (catatan D) 36.850 Jumlah beban tidak terikat (80.125) Kenaikan aset neto tidak terikat 28.895 ASET NETO TERIKAT TEMPORER
Sumbangan 20.275
Penghasilan dari investasi jangka panjang (catatan E) 6.450 Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang telah
Direalisasi dan belum terealisasi (catatan E) 7.380 Kerugian aktuarial dari kewajiban tahunan (75) Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan (catatan D) (36.850) Penurunan aset neto terikat temporer (2.820) ASET NETO TERIKAT PERMANEN
Sumbangan 700
Penghasilan dari investasi jangka panjang (catatan E) 300 Penghasilan neto dari investasi jangka panjang yang
Telah direalisasi dan belum terealisasi (catatan E) 11.550 Kenaikan aset neto terikat permanen 12.550
KENAIKAN ASET NETO 38.625
KENAIKAN NETO PADA AWAL TAHUN 665.350 ASET NETO PADA AKHIR TAHUN 703.975
(52)
e. Bentuk C Bagian 2 dari 2 bagian (alternatif)
Tabel II.6 Contoh Laporan Aktivitas Bentuk C Bagian 2 dari 2 bagian (alternatif)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan perubahan aset neto untu tahun berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
Tidak Terikat Terikat
Terikat Temporer Permanen Jumlah PENDAPATAN
Pendapatan terikat 72.170 72.170
Pendapatan tidak terikat 20.275 700 20.975 Penghasilan investasi jangka
Panjang (catatan E) 6.450 300 6.750 Penghasilan neto terealisasikan dan
Belum terealisasikan dari investasi
jangka panjang (catatan E) 7.380 11.550 18.930 Aset neto yang dibebaskan
pembatasannya (catatan D) 36.850 (36.850)
Jumlah pendapatan 109.020 (2.745) 12.550 118.825 BEBAN
Beban tidak terikat 80.125 80.125 Kerugian aktuaria dari
kewajiban tahunan 75 75
Jumlah beban 80.125 75 80.200
PERUBAHAN ASET NETO 28.895 (2.820) 12.550 38.625 ASET NETO AWAL TAHUN 259.175 63.675 342.500 665.350 ASET NETO AKHIR TAHUN 288.070 60.855 355.050 703.975
(53)
3. Laporan Arus Kas a. Metode Langsung
Tabel II.7 Contoh Laporan Arus Kas Metode Langsung
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
AKTIVITAS OPERASI
Kas dan pendapatan jasa 13.050
Kas dan pemberi sumber daya 20.075
Kas dari piutang lain-lain 6.537
Bunga dan dividen yang diterima 21.425
Penerimaan lain-lain 375
Bunga yang dibayarkan (955)
Kas yang dibayarakan kepada karyawan dan supplier (59.520) Utang lain-lain yang dilunasi (1.062) Kas neto yang diterima (dugunakan) untuk aktivitas operasi (75) AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran 625
Pembelian peralatan (3.750)
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250
Pembelian investasi (187.250)
Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi (125) AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari kontribusi berbatas dari:
Investasi dalam endowment 500
Investasi dalam endowment berjangka 175
Investasi bangunan 3.025
Investasi perjanjian tahunan 500
4.200 Aktivitas pendanaan lain:
Bunga dan dividen berbatas untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (362)
Pembayaran utang wesel (2.850)
(54)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Lanjutan…
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2.500) (4.962) Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (762) KENAIKAN (PENURUNAN) NETO DALAM KAS DAN
SETARA KAS (962)
KAS DAN SETARA KAS PADA AWLA TAHUN 1.150 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 188 Rekonsiliasi perunahan dalam aset neto menjadi kas
neto yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Perubahan dalam aset neto 38.625
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Depresiasi 8.000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1.150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar di muka 975
Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)
Kenaikan dalam utang dagang 3.800
Penurunan dalam penerimaan di muka yang dapat dikembalikan (1.625) Penurunan dalam utang lain-lain (1.062) Sumbangan terikat untuk investasi jangka panjang (6.850) Bunga dan dividen terikat untuk investasi jangka panjang (750) Penghasilan neto terealisasikan dan belum terealisasikan dari
jangka panjang (39.500)
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75) Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan
nonkas: Peralatan yang diterima sebagai hibah 350 Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan 200
(55)
b. Metode Tidak Langsung
Tabel II.8 Contoh Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
ENTITAS NIRLABA
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2 (dalam jutaan rupiah)
AKTIVITAS OPERASI
Rekonsiliasi perubahan dalam aset neto menjadi kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Perubahan dalam aset neto 38.625
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam aset neto Menjadi kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi:
Depresiasi 8.000
Kerugian akibat kebakaran 200
Kerugian aktuarial pada kewajiban tahunan 75
Kenaikan piutang bunga (1.150)
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibatar di muka 975 Kenaikan dalam piutang lain-lain (813)
Kenaikan dalam utang dagang 3.800
Penurunan dalam penerimaan di muka yang dapat dikembalikan (1.625) Penurunan dalam utang lain-lain (1.062) Sumbangan terikat untuk investasi (6.850) Bunga terikat untuk investasi jangka panjang (750) Penghasilan neto terealisasi dan belum terealisasi dari
investasi jangka panjang (39.500)
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas operasi (75) AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran (625)
Pembelian peralatan (3.750)
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250
Pembelian investasi (187.250)
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi (125) AKTIVITAS INVESTASI
Ganti rugi dari asuransi kebakaran (625)
Pembelian peralatan (3.750)
(56)
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Penerimaan dari penjualan investasi 190.250
Pembelian investasi (187.250)
Kas neto diterima (digunakan) untuk aktivitas investasi (125) AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari sumbangan terikat dari:
Investasi dalamendowment 500
Investasi dalamendowmentberjangka 175
Investasi dalam bangunan 3.025
Investasi perjanjian tahunan 500
4.200 Aktivitas pendanaan lain:
Bunga dan dividen terikat untuk reinvestasi 750
Pembayaran kewajiban tahunan (362)
Pembayaran utang wesel (2.850)
Pembayaran liabilitas jangka panjang (2.500) (4.962) Kas neto yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan (762) PENURUNAN NETO DALAM KAS DAN SETARA KAS (962) KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 1.150 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 188 Data tambahan
Aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
Peralatan yang diterima sebagai hibah 350 Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas
yang diserahkan 200
(57)
4. Catatan atas Laporan Keuangan
Ilustrasi Catatan A menguraikan kebijakan pengungkapan yang diwajibkan yang menyebabkan Catatan B dan Catatan C wajib disajikan. Catatan D, E, dan F menyediakan informasi yang dianjurkan untuk diungkapkan oleh entitas nirlaba. Semua jumlah dalam ribuan rupiah. (PSAK No. 45)
a. Contoh Catatan A Menurut PSAK No. 45
Entitas menyajikan hadiah atau wakaf berupa kas atau aset lain sebagai sumbangan terikat jika hibah atau wakaf tersebut diterima dengan persyaratan yang membatasi penggunaan aset tersebut. Jika pembatasan dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali telah kadaluwarsa, yaitu pada saat masa pembatasan telah berakhir atau pembatasan tujuan telah dipenuhi, aset neto terikat temporer digolongkan kembali menjadi aset neto tidak terikat dan disajikan dalam laporan aktivitas sebagi aset neto yang dibebaskan dari pembatasan.
Entitas menyajikan hibah atau wakaf berupa tanah, bangunan, dan peralatan sebagai sumbangan tidak terikat kecuali jika ada pembatasan yang secara eksplisit menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dari pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran
(58)
kembali. Hibah atau wakaf untuk aset tetap dengan pembatasan eksplisit yang menyatakan tujuan pemanfaatan aset tersebut dan sumbangan berupa kas atau aset lain yang harus digunakan untuk memperoleh aset tetap disajikan sebagai sumbangan terikat. Jika tidak ada pembatasan eksplisit dari pemberi sumbangan mengenai pembatasan jangka waktu penggunaan aset tetap tersebut, pembebasan pembatasan dilaporkan pada saat aset tetap tersebut dimanfaatkan. b. Contoh Catatan B Menurut PSAK No. 45
Aset neto terikat temporer untuk periode keuangan adalah sebagai berikut:
Aktivitas program A:
Pembelian peralatan Rp7.650
Penelitian 10.640
Seminar dan publikasi 3.800 Aktivitas program B:
Perbaikan kerusakan peralatan 5.600 Seminar dan publikasi 5.395 Aktivitas program C:
Umum 7.420
Bangunan dan peralatan 5.375 Perjanjian perwalian tahunan 7.125 Untuk periode setelah 31 Desember, 19X1 7.850 Rp60.855 Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
(59)
c. Contoh Catatan C Menurut PSAK No. 45 Aset neto terikat permanen dibatasi untuk:
Investasi tahunan, penghasilannya dibelanjakan untuk mendukung: Aktivitas program A Rp68.810 Aktivitas program B 34.155 Aktivitas program C 34.155 Kegiatan lain entitas 204.930 Rp342.050 Dana yang penghasilannya untuk ditambahkan pada jumlah
sumbangan awal hingga mencapai nilai Rp2.500 Rp5.300 Polis asuransi kematian yang penerimaan ganti rugi
asuransi kematian pihak yang diasuransikan tersedia
untuk mendanai aktivitas umum 200 Tanah yang harus digunakan untuk area rekreasi 7.500 Rp355.050 Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
d. Contoh Catatan D Menurut PSAK No. 45
Aset neto yang dibebaskan dari pembatasan pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali melalui terjadinya beban tertentu atau terjadinya beban tertentu atau terjadinya kondisi yang diisyaratkan oleh pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali.
Tujuan pembatasan yang dicapai:
Beban program A Rp14.500
Beban program B 11.500
Beban program C 3.975
(60)
Peralatan untuk program A yang dibeli
dan dimanfaatkan 3.750
Pembatasan waktu yang telah terpenuhi:
Jangka waktu yang telah dipenuhi Rp2.125 Kematian pemberi sumber daya tahunan 1.000 Rp3.125 Rp36.850 Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
e. Contoh Catatan E Menurut PSAK No. 45
Investasi dicatat sebesar nilai pasar atau nilai appraisal, dan penghasilan (atau kerugian) yang telah terealisasikan atau belum terealisasikan dapat dilihat dari laporan aktivitas. Entitas menginvestasikan kelebihan kas di atas kebutuhan harian dalam investasi lancar. Pada tanggal 31 Desember 20X2, Rp1.400 diinvestasikan pada investasi lancar dan menghasilkan Rp850 pertahun. Sebagian besar investasi jangka panjang dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok A adalah dana permanen dan tidak diwajibkan untuk menaikkan nilai bersihnya. Kelompok B adalah jumlah yang oleh badan perwalian ditunjukkan untuk investasi jangka panjang.
(61)
Tabel II.9 Contoh Investasi Jangka Panjang Entitas.
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain pada tanggal 31 Desember 20X2 disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel II.10 Contoh Komponen dalam setiap kelompok investasi dan kepemilikan investasi lain-lain pada tanggal 31 Desember 20X2
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Kel A Kel B Lain-lain Jumlah Investasi awal tahun 410.000 82.000 176.750 508.750 Hibah tersedia untuk investasi:
Untuk dana permanen 500 200 700
Untuk dana temporer 175 175
Untuk dana perwalian tahunan 500 500 Jumlah yang ditarik untuk pemberi
sumber daya tahunan yang meninggal (1.000) (1.000) Kembalian investasi (neto, setelah
Dikurangi beban Rp375)
Dividen, bunga, dan sewa 15.000 5.000 750 20.750 Penghasilan terealisasi dan belum
terealisasikan 30.000 9.500 39.500 Jumlah kembalian investasi 45.000 14.500 750 60.250 Jumlah tersedia untuk operasi
tahun berjalan (18.750) (5.000) (23.750) Penghasilan dana perwalian untuk
tahun berjalan dan masa depan (450) (450) Investasi akhir tahun 436.750 91.500 16.925 545.175
Kel A Kel B Lain-lain Jumlah Aset neto terikat permanen 342.050 - 5.500 347.550 Aset neto terikat temporer 26.880 - 11.425 38.305 Aset neto tidak terikat 67.820 91.500 - 159.320 436.750 91.500 16.925 545.175
(62)
Badan perwalian menerapkan peraturan yang mensyaratkan dana endowment permanen dinilai sebesar nilai nyata atau daya beli kecuali pemberi sumber daya yang tidak mengharapkan pembayaran kembali secara eksplisit menyatakan penggunaan apresiasi neto yang disyaratka. Untuk memenuhi tujuan dana manajemen menetapkan bahwa apresiasi neto dipertahankan secara permanen sebesar jumlah yang diperlukan sesuai untuk menyesuaikan nilai mata uang historis dana sumbangan dengan menggunakan indeks harga konsumen. Setiap kelebihan di atas dana abadi permanen dapat digunakan untuk tujuan lain yang telah digunakan. Pada tahun 20X2. Total kembalian investasi kelompok A adalah Rp18.000 (10,6%), dan dari jumlah tersebut Rp4.620 ditahan secara permanen untuk mempertahankan nilai nyata sumbangan tersebut. Sisanya sebesar Rp13.380 tersedia untuk tujuan lain yang telah ditentukan oleh dewan perwalian.
(63)
f. Contoh Catatan F Menurut PSAK No. 45
Tabel II.11 Contoh Catatan F Menurut PSAK No. 45 Beban yang terjadi adalah:
Sumber: PSAK No. 45 Revisi 2011
Program Manajemen Pencarian
Total A B C & Umum Dana
Gaji, upah 37.787,5 18.500,0 9.750,0 4.312,5 2.825,0 2.400,0 Biaya lain-lain 11.875,0 5.187,5 1.875,0 4.812,5
Supplies & perjalanan 7.887,5 2.162,5 2.500,0 1.225,0 600,0 1.400,0 Biaya jasa & provisional 7.100,0 400,0 3.725,0 1.500,0 500,0 975,0 Kantor & pekerjaan 6.320,0 2.900,0 1.500,0 1.125,0 545,0 250,0 Depresiasi 8.000,0 3.600,0 2.000,0 1.425,0 625,0 350,0
Bunga 955,0 955,0
(64)
H. Penelitian Terdahulu
Christi (2004), dalam penelitiannya berjudul Evaluasi Penerapan Pernyataan Standar Akuntnasi Keuangan (PSAK) No. 45 dalam Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba, menyimpulkan bahwa Yayasan Satunama telah berupaya menerapkan PSAK 45 dalam menyusun laporan keuangannya, namun tidak semua aturan dalam PSAK 45 diterapkan. Hal ini disebabkan karena akuntan internal Yayasan Satunama belum memahami PSAK 45 secara mendalam. Alasan Yayasan Satunama tidak menerapkan semua aturan dalam PSAK 45 dua hal yaitu tidak relevan dengan Yayasan Satunama dan pengguna laporan keuangan Yayasan Satunama menjadi bingung dengan istilah-istilah baru yang diatur dalam PSAK 45.
Mangkona dan Walandouw (2015), dalam penelitiannya berjudul Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Masjid Nurul Huda Kawangkoan, menyimpulkan bahwa Masjid Nurul Huda Kawangkoan belum menerapkan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba sesuai dengan format Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45. Masjid Nurul Huda Kawangkoan hanya menyajikan laporan keuangan sesuai dengan pemahaman mereka. Walaupun belum menerapkan laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada
(65)
Masjid Nurul Huda Kawangkoan telah tercapai, walaupun masih ada informasi-informasi tertentu yang belum jelas.
Tinungki dan Pusung (2014), dalam penelitiannya berjudul Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No. 45 Pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana, menyimpulkan bahwa Panti Sosial Tresna Werdha Hana sudah menyajkan laporan keuangannya namun belum menerapkan penyusunan laporan keuangan organisasi nirlaba sesuai dengan format PSAK No.45. Panti Sosial Tresna Werdha Hana hanya menyajikan format laporan keuangan sesuai dengan pemahaman mereka. Walaupun belum menerapkan laporan keuangan yang ditetapkan oleh IAI, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada Panti Sosial Tresna Werdha Hana dapat berjalan dengan baik.
Repi dkk., (2015), dalam penelitiannya berjudul Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada Stikes Muhammadiyah Manado, menyimpulkan bahwa STIKES Muhammadiyah Manado belum menerapkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan format laporan keuangan nirlaba yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.45, karena untuk penyusunannya STIKES Muhammadiyah hanya mengacu sesuai arahan dan kebutuhan dari yayasan yang bentuknya masih berupa neraca saldo. STIKES Muhammadiyah belum menilai penyusutan aset, namun baru mencatatnya dalam bentuk
(66)
inventaris. Walaupun tidak mengikuti format laporan keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, namun secara umum tujuan penyusunan laporan keuangan pada STIKES Muhammadiyah telah tercapai, walaupun masih ada informasi-infomasi tertentu belum jelas.
Yuliarti (2014), dalam penelitiannya berjudul Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti Asuhan Yabappenatim Jember, menyimpulkan bahwa Yayasan Panti Asuhan Yabbapenatim dalam mengelola dana yang berasal dari donatur, dan proses pendistribusian lebih condong ke santunan kepada bantuan pendidikan, bantuan kesehatan, dan bantuan modal kerja. Dalam hal pengungkapan ini yayasan panti asuhan belum membuat catatan atas laporan keuangan Dan untuk penyajian laporan keuangannya Yayasan Panti Asuhan Yabbapenatim membuat dua laporan keuangan yaitu neraca sederhana dan laporan sumber dan pendayagunaan dana. Yayasan Panti Asuhan Yabbapenatim sudah memenuhi peraturan perundang- undangan zakat untuk membuat laporan keuangan. Namun komponen laporan keuangan yang dibuat belum lengkap dan belum memenuhi komponen laporan keuangan menurut PSAK 45, karena keterbatasan dana yang dikelola dan SDM. Laporan keuangan belum diaudit oleh auditor independen maupun oleh kantor akuntan publik. Dikarenakan apabila sudah diaudit maka akan memberikan nilai tambah bagi transaparansi serta akuntabilitas terhadap laporan keuangan yang dibuatnya sehingga akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap
(67)
Yayasan Panti Asuhan Yabbapenatim untuk mengelola, mendistribusikan dan mendayagunakannya.
(68)
50
BAB III
METODA PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian berupa studi kasus yang merupakan penelitian menggunakan satu objek tertentu untuk diteliti. Kemudian data yang diolah berupa laporan keuangan LSM untuk kemudian dievaluasi kesesuaian penyajiannya dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian
Penelitian dilakukan di Lembaga Swadaya Masyarakat SIGAB (Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel) di Jalan Wonosari KM 8, Dusun Gamelan, Desa Sendangtirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. 2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015. C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian ini adalah pimpinan LSM, serta karyawan bagian keuangan dan administrasi.
(69)
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah laporan keuangan, yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan arus kas, laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan.
D. Data Yang Dibutuhkan 1. Gambaran umum LSM.
2. Laporan keuangan LSM pada tahun 2014 yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan arus kas, laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Hambatan LSM dalam penerapan PSAK No. 45. E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara merupakan metoda pengumpulan data dengan cara bertanya langsung dengan pihak LSM diantaranya yaitu pemimpin LSM untuk mengetahui gambaran umum LSM, visi misi, kegiatan/program LSM dan struktur organisasi LSM, serta hambatan-hambatan yang dialami LSM dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No. 45.
(70)
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metoda yang dilakukan dengan mengutip data dari dokumen yang berasal dari LSM meliputi gambaran umum LSM, struktur organisasi, dan laporan keuangan LSM yang terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan arus kas, laporan aktivitas, dan catatan atas laporan keuangan.
3. Observasi
Observasi merupakan metoda yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk melihat situasi yang ada di lapangan, serta untuk melengkapi data dari tahap wawancara dan dokumentasi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu menguraikan jawaban atas rumusan masalah yang telah dibuat.
1. Untuk menjawab permasalahan pertama menggunakan cara sebagai berikut:
a. Mengumpulkan data berupa laporan keuangan LSM yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan arus kas, laporan aktivitas, serta catatan atas laporan keuangan.
b. Membandingkan penyajian laporan keuangan LSM dengan penyajian laporan keuangan pada PSAK No. 45 yang terdiri dari dua puluh
(71)
paragraf apakah sesuai atau tidak, lalu jika tidak sesuai dijelaskan perbedaan yang ditemukan. Dua puluh paragraf tersebut sebagai berikut:
1) Paragraf 9: Tentang komponen laporan keuangan entitas nirlaba.
2) Paragraf 11: Tentang cakupan laporan posisi keuangan. 3) Paragraf 12: Tentang pengelompokkan karakteristik
yang homogen antara aset dan liabilitas.
4) Paragraf 13: Tentang informasi penyajian likuiditas. 5) Paragraf 14: Tentang klasifikasi aset neto terikat secara
permanen, terikat secara temporer, dan tidak terikat. 6) Paragraf 15: Tentang penyajian pembatasan permanen
atau temporer dalam catatan atas laporan keuangan. 7) Paragraf 16: Tentang pembatasan permanen terhadap
aset.
8) Paragraf 17: Tentang pembatasan temporer terhadap sumber daya.
9) Paragraf 18: Tentang batasan aset neto tidak terikat. 10) Paragraf 20: Tentang cakupan laporan aktivitas.
11) Paragraf 21: Tentang perubahan aset neto terikat permanen, terikat temporer, dan tidak terikat.
(72)
12) Paragraf 22: Tentang pengelompokkan pendapatan, keuntungan, beban, dan kerugian.
13) Paragraf 23: Tentang adanya pendapatan sebagai penambah aset neto tidak terikat, dan beban sebagai pengurang aset neto tidak terikat.
14) Paragraf 24: Tentang pembatasan sumber daya terikat. 15) Paragraf 25: Tentang keuntungan dan kerugian yang
diakui dari investasi dan aset lain (atau liabilitas). 16) Paragraf 26: Tentang adanya klasifikasi tambahan. 17) Paragraf 27: Tentang penyajian laporan aktivitas. 18) Paragraf 28: Tentang jumlah neto kentungan dan
kerugian berasal dari peristiwa lain.
19) Paragraf 29: Tentang penyajian informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional.
20) Paragraf 34: Tentang penyajian laporan arus kas. 2. Untuk menjawab permasalahan kedua menggunakan cara sebagai berikut:
a. Menyebutkan hambatan yang ditemui di LSM SIGAB dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No. 45
b. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami LSM dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No.45.
(73)
c. Menjelaskan penyebab hambatan-hambatan yang dialami LSM dalam penyajian laporan keuangan menurut PSAK No. 45.
(74)
56
Tabel III.1 Tabel Analisis Penyajian Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 45
No. Kriteria No. Paragraf PSAK No. 45 LSM SIGAB Penyajian Keterangan Sesuai Sesuai
Sebagian SesuaiTidak RelevanTidak A. Laporan
keuangan entitas nirlaba
1. Paragraf 9 B. Tujan
laporan posisi keuangan
1. Paragraf 11 C. Klasifikasi
aset dan liabilitas
1. Paragraf 12 2. Paragraf 13 D. Kalsifikasi
aset neto terikat atau tidak terikat
1. Paragraf 14 2. Paragraf 15 3. Paragraf 16 4. Paragraf 17 5. Paragraf 18 E. Tujuan
laporan aktivitas
(75)
57
No. Kriteria No. Paragraf PSAK No. 45 LSM SIGAB Penyajian
Keterangan Sesuai Sesuai
Sebagian TidakSesuai TidakRelevan F. Perubahan
kelompok aset neto
1. Paragraf 21 2. Paragraf 22 G. Klasifikasi
pendapatan, beban, keuntungan dan
kerugian
1. Paragraf 23 2. Paragraf 24 3. Paragraf 25 4. Paragraf 26 5. Paragraf 27 6. Paragraf 28 H. Informasi
pemberian jasa
1. Paragraf 29 I. Tujuan
Laporan arus kas
(76)
58
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Latar Belakang dan Sejarah Organisasi
Sasana Integrasi dan Advokasi Difabel (SIGAB) adalah organisasi non pemerintah yang bersifat independen, nirlaba, dan non-partisipan. SIGAB didirikan di Yogyakarta pada tanggal 5 Mei 2003. Organisasi ini mempunyai cita-cita besar untuk membela dan memperjuangkan hak-hak difabel di seluruh Indonesia hingga terwujud kehidupan yang setara dan inklusif. SIGAB didirikan karena sampai saat ini kehidupan difabel masih termajinalkan baik secara struktural maupun kultural. Hak-hak warga difabel seperti hak pendidikan, pekerjaan, kesehatan, jaminan sosial, perlindungan hukum, akses terhadap informasi dan komunikasi sampai pada penggunaan fasilitas publik tidak pernah diterima secara layak. Dengan kata lain, telah terjadi diskriminasi terhadap warga difabel. SIGAB berpandangan bahwa pada hakikatnya manusia merupakan makhluk yang diciptakan Tuhan dengan derajat kesempurnaan tertinggi dan mempunyai hak yang sama dalam mengembangkan potensi diri untuk mencapai kesejahteraan hidup. Oleh karena itu, tidak sepantasnya jika kehidupan ini terdapat sekelompok orang yang tersisihkan dari lingkungan sosialnya hanya karena keadaan yang berbeda. Program SIGAB dengan jaringannya berusaha menciptakan kehidupan yang menempatkan semua manusia dalam kesejajaran sehingga
(1)
124
DAFTAR PUSTAKA
Astrawati. 2002. Evaluasi Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba yang Didasarkan Pada PSAK No. 45, Skripsi S1, tidak dipublikasikan. Yogyakarta : Fakultas Ekonimi Universitas Sanata Dharma.
Bastian, Indra. 2007.Akuntansi untuk LSM dan Partai Politik. Jakarta: Erlangga. Citra, Norita. 2014. Studi Penerapan PSAK 45 Yayasan Panti Asuhan
Yabappenatim Jember, Jurnal, dipulikasikan. Jember: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Jember.
Halim, Abdul. 2012.Akuntansi Sektor Publik.Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2015. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 45. Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, dan Andre Purwanugraha. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Pertama. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Mahsun, Mohamad, Firma Sulistyowati, dan Andre Purwanugraha. 2013. Akuntansi Sektor Publik. Cetakan Keempat. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Nur, Anita. 2004. Evaluasi Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 dalam Penyusunan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba, Skripsi S1,tidak dipublikasikan. Yogyakarta : Fakultas Ekonimi Universitas Sanata Dharma.
Repi, Wahyu, Grace Mogi, dan Heince Wokas. 2015. Analisis Penerapan PSAK No. 45 (Revisi 2011) tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Pada Stikes Muhammadiyah Manado, Jurnal, dipublikasikan. Manado: Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado.
Ribka, Chenly. 2013. Penerapan Laporan Keuangan Organisasi Nirlaba Berdasarkan PSAK No 45 Pada Gereja BZL, Jurnal, dipublikasikan. Manado: Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado.
Werdana, Sri dan Kho, Stanley. 2015. Penerapan PSAK No. 45 Tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Pada Masjid Nurul Huda
(2)
125
Kawangkoan, Jurnal, dipublikasikan. Manado: Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi Manado.
(3)
126
(4)
127
PEDOMAN WAWANCARA:
A. Gambaran Umum Organisasi:
1. Kapan Organisasi SIGAB didirikan?
2. Apa alasan dibentuknya Organisasi SIGAB? 3. Bagaimana struktur Organisasi SIGAB? 4. Di manakah alokasi Organisasi SIGAB? 5. Apa visi dan misi Organisasi SIGAB? 6. Apa nilai-nilai dari Organisasi SIGAB? 7. Apa saja strategi program Organisasi SIGAB?
8. Bagaimana strategi dalam mewujudkan cita-cita Organisasi SIGAB? 9. Apa saja program/ aktivitas yang telah dilaksanakan oleh Organisasi
SIGAB?
B. Laporan Keuangan Organisasi:
1. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan Organisasi SIGAB? 2. Apa saja dokumen pendukung yang ada untuk menyusun laporan
keuangan Organisasi SIGAB?
3. Apakah terdapat penomoran rekening di Organisasi SIGAB?
4. Bagaimana laporan posisi keuangan tahun 2014 di Organisasi SIGAB? 5. Bagaimana laporan aktivitas tahun 2014 Organisasi SIGAB?
6. Bagaimana laporam arus kas tahun 2014 Organisasi SIGAB?’ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
7. Bagaimana catatan atas laporan keuangan tahun 2014 Organisasi SIGAB? C. Hambatan yang dialami Organisasi SIGAB dalam penerapan PSAK No. 45\
1. Apakah sebagai pembuat laporan keuangan mengerti dan memahami isi PSAK No. 45?
2. Apa pengertian pembatasan permanen dan pembatasan teporer? 3. Mengapa Organisasi SIGAB tidak mengelompokkan sumbangan dan
aktiva berdasarkan pembatasan yang diatur PSAK No. 45? 4. Berapa jumlah staf bagian keuangan dan bagian akuntansi?
5. Apakah semua staf bagian keuangan dan bagian akuntansi mempunyai latar belakang pendidikan di bidang ekonomi/akuntansi?
6. Menurut anda, apakah Organisasi SIGAB sudah menerapkan PSAK No. 45?
7. Apakah hambatan/kendala dalam menerapkan PSAK No. 45? 8. Apakah Organisasi SIGAB siap jika diharuskan oleh lembaga donor
untuk menerapkan pelaporan keuangan sesuai dengan PSAK No. 45 secara menyeluruh?
(6)
129 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI