Dinamika hubungan perfeksionisme dan ketidakpuasan terhadap

perempuan terutama di daerah paha, pantat, lengan atas dan dada, hal ini membuat bentuk tubuh wanita menjadi khas Monk dkk, 2006.

3. Perkembangan Sosio – Emosional Dewasa Awal

Daya tarik terhadap lawan jenis sangat istimewa pada masa kini. Masa dewasa awal merupakan masa dimana individu mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga . Individu usia dewasa awal cenderung mencari kesamaan terhadap lawan jenis. Kesamaan tersebut terdiri dari sikap, perilaku, karakteristik, kecerdasan, kepribadian, gaya hidup, nilai – nilai dan daya tarik fisik Santrock, 2002. Pada perkembangan sosio-emosional seringkali membuat individu sangat mengedepankan penampilan fisik untuk menarik lawan jenis. Selain harus menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan, individu memiliki kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain. Tidak hanya teman sebaya atau rekan kerja, tetapi juga pada pasangan hidup untuk masa depan mereka sendiri.

E. Dinamika hubungan perfeksionisme dan ketidakpuasan terhadap

citra tubuh pada dewasa Awal Keluarga merupakan tempat awal individu tumbuh dan berkembang. Keluarga dan lingkungan merupakan faktor dasar yang membentuk kepribadian individu Tridanis dan Suh, 2002. Individu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dibesarkan dengan pola asuh tidak aman cenderung kurang mampu untuk beradaptasi secara sosial Klibert, Lamis, Naufel, Yancey dan Lohr, 2015. Mereka belajar merekam ingatan baik ataupun buruk dari pengalaman, mempersepsikan segala sesuatu dan membentuk skema dalam dirinya yang dipengaruhi keluarga dan lingkungan Besser, Flett, Hewitt dan Guez, 2008. Individu terus- menerus mengevaluasi diri karena perasaan cemas orang tuanya yang otoriter Wei, Russell, Abraham, dan Mallinckrodt, 2004. Individu yang tumbuh pada pola asuh tidak aman cenderung mencari penerimaan dari orang lain dengan mengevaluasi dirinya Yuraco, 2003. Evaluasi ini tidak terlepas dari kebutuhan untuk diterima dan dicintai. Individu terus-menerus mengevaluasi diri secara negatif apabila tidak mendapatkan penerimaan dan cinta terhadap dirinya Cash, 2012. Hal ini membentuk sebuah kepribadian perfeksionis yang selalu menuntut diri untuk mencapai standar yang amat tinggi Stoeber, 2014. Kepribadian perfeksionis tidak hanya terjadi karena pola asuh orang tua, tetapi juga karena pengaruh lingkungan sekitar sehingga individu menerapkan standar yang tinggi terhadap diri dan lingkungan Hewitt dan Flett, 1991. Standar yang dimiliki individu merupakan bentuk dari evaluasi dan kritikan negatif yang selalu didapatkan dari diri. Evaluasi dan kritikan negatif ini tidak hanya mengenai kinerja dalam menyelesaikan tugas, tetapi juga mengenai penampilan Rasooli dan Lavasani, 2011. Cash 2002 mengatakan bahwa individu sering mengevaluasi diri mengenai pencapaian yang telah diraihnya. Evaluasi terus-menerus dilakukan dengan ketat supaya tidak terjadi kegagalan dan penolakan dari orang lain. Individu semakin mengevaluasi secara negatif citra tubuh dan pola makan. Kritik dan evaluasi diri secara negatif sering dimiliki oleh individu yang cenderung perfeksionis Harris, Pepper dan Maack, 2008. Perasaan individu yang terus-menerus menekan berpotensi meningkatkan ketidakpuasan pada pencapaiannya Cash, 2002. Ketidakpuasan ini pula yang membuat diri individu selalu membandingkan diri dengan orang lain Fisher, Dunn, dan Thompson, 2002. Perbandingan sering dilakukan oleh diri individu yang tidak puas pada citra tubuh yang dimiliki Shroff dan Thompson, 2006. Seringkali individu membandingkan antara citra tubuh ideal dengan citra tubuh yang dimiliki dan membentuk sebuah ketidakpuasan terhadap citra tubuh Grogan, 1999. Ketidakpuasan terhadap citra tubuh memiliki berbagai macam faktor lainnya selain dari kepribadian individu yang perfeksionis. Individu yang memiliki kepercayaan diri rendah merupakan salah satu faktor ketidakpuasan terhadap citra tubuh Grogan, 1999. Self esteem merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi diri individu untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI membangun kepercayaan dalam diri. Individu dengan kepercayaan diri yang tinggi, sedikit kemungkinan tidak puas terhadap citra tubuhnya Cash dan Pruzinky, 2002. Selain kepribadian, adapun faktor lain yang terkait dengan ketidakpuasan terhadap citra tubuh adalah budaya, kelas sosial, usia, hubungan interpersonal dan media sosial Cash dan Pruzinky, 2002; Grogan, 1999. Pada era modernisasi ini informasi dari dalam maupun luar negeri dapat diakses dengan mudah pada kehidupan sehari-hari. Banyak informasi yang didapatkan membuat individu semakin mengetahui tren pada tubuh. Tidak sedikit individu yang melakukan diet yang berlebihan ataupun mengonsumsi obat-obatan untuk mengubah penampilan, bahkan melakukan operasi plastik Donovan, Chew, dan Penny, 2014; Dyer dkk, 2015; Meller dkk, 2014. Kasus tersebut sering dilakukan oleh individu dewasa awal karena tugas perkembangan yang dimiliki mencari pasangan hidup dan memilih gaya hidup Santrock, 2002. Kemenarikan fisik membuat lawan jenis mampu terpikat dengan mudah pada individu. Selain itu, gaya hidup yang sudah modern juga sangat berpengaruh pada diri individu dalam ketidakpuasan terhadap citra tubuh. Individu dengan sosial ekonomi cukup tinggi cenderung lebih memiliki ketidakpuasan terhadap diri Santrock, 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

F. Skema hubungan Perfeksionisme dengan Ketidakpuasan terhadap