yang ideal dari orang tua, teman sebaya dan saudara juga berkontribusi dalam meningkatkan ketidakpuasan terhadap
citra tubuh Odgen dan Taylor, 2000. f.
Kepribadian Masing-masing individu hidup dalam lingkungan dan
pengasuhan yang berbeda, hal ini pula yang menyebabkan individu memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian ini
juga sangat mempengaruhi pola pikir individu mengenai citra tubuhnya. Individu yang memiliki kepercayaan diri, lebih
mudah berpikir positif pada tubuhnya. Semua ini tidak terlepas dari pola asuh orang tua yang
aman atau tidak aman. Pola asuh yang tidak aman membuat individu merasa tertolak, mencari penerimaan orang lain. Pola
asuh ini menumbuhkan perasaan negatif pada orang lain dan pada diri sendiri termasuk citra tubuh yang dimiliki. Serupa
dengan pernyataan Cash dan Purzinky 2002 yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang berpengaruh pada
padangannya mengenai citra tubuh.
3. Aspek ketidakpuasan terhadap citra tubuh
Banyak peneliti yang telah membuat skala mengenai ketidakpuasan citra tubuh dalam bentuk kuisoner antara lain The Body
Cathexist, The Body Areas Satisfaction, The Body Shape PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Quistionnaire dan The Body Attitudes Quistionnaire di mana dalam skala-skala ini mengindikasikan mengenai kepuasan dan
ketidakpuasan pada masing-masing bagian tubuh Grogan, 1999. Masing-masing bagian tubuh tersebut meliputi tinggi badan, berat
badan, lemak pada tubuh dan penampilan secara keseluruhan yang direspon secara perasaan, persepsi, dan perilaku.
Menurut Banfield dan McCabe 2002, beberapa aspek ketidakpuasan terhadap citra tubuh adalah:
a. Kognitif
Secara kognitif individu lebih menekankan persepsi yang dimiliki terhadap citra tubuhnya. Tidak mereka
membandingkan tubuh yang dimiliki dengan tubuh orang lain. Berpikir bahwa dengan memiliki tubuh langsing ataupun
berotot membuat individu diterima oleh masyarakat. Semakin individu percaya bahwa tubuhnya tidak ideal, semakin tidak
puas pula pada citra tubuh yang dimiliki. Terdapat empat hal yang diukur yaitu penampilan keseluruhan, tubuh atau badan,
tinggi badan dan berat badan sesuai dengan yang dikemukakan oleh Grogan 1999.
b. Afektif
Pada aspek ini, individu cenderung memiliki perasaan subjektif mengenai penampilan yang dimiliki. Individu
merasa gelisah, merasa tidak puas, tidak nyaman, tidak senang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan penampilan secara keseluruhan ataupun pada bagian tubuh yang dimiliki. Individu juga minder dan cemas karena
sering memperhatikan penampilan yang dimiliki. Perhatian tersebut sering membuat individu merasa bahwa
penampilannya tidak diharapkan. Hal tersebut memicu perasaan subjektif dalam diri, bisa positif ataupun negatif dan
tidak puas dengan citra tubuh yang dimiliki. c.
Perilaku Salah satu cara untuk mengevaluasi bentuk dan berat
badan dapat dilihat pada perilaku individu. Pada aspek perilaku terlihat indikator yang mencerminkan individu
memiliki ketidakpuasan terhadap citra tubuhnya yaitu diet extreme, menggunakan pil pelangsing, olahraga yang
berlebihan, bahkan bedah plastik. Selain itu, perilaku lain yang sering terjadi adalah pemilihan baju untuk menutupi lemak
pada beberapa bagian tubuh.
D. Dewasa Awal