yang boleh dia pakai “Mba, bintangnya boleh warna-warni?”. Pemunculan yang kedua digunakan Kukuh untuk menebak maksud kakaknya “...jadi
bisa warna-warni mba?”. Aktivitas fisik yang dilakukan turut memperolehkan bentuk-bentuk
kata ulang ini pada Kukuh. Hasil pengamatan terhadap aktivitas Kukuh membuktikan bahwa aktivitas fisik didukung kemampuan Kukuh untuk
mengungkapkannya secara verbal kendati dengan sarana linguistik yang terbatas, mampu menghasilkan tuturan-tuturan kata ulang secara
signifikan.
4.4 Trianggulasi
Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2006: 330.
Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif Patton via Moleong, 1987: 331. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: 1
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; 2 membandingkan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3
membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikaitkannya sepanjang waktu; 4 membandingkan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan; 5 membandingkan hasil wawancara dengan suatu isi dokumen yang
berkaitan. Jadi trianggulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan
hubungan dari berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan trianggulasi, peneliti dapat mengoreksi
atau me-recheck temuannya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai sumber, metode atau teknik.
Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan temuannya dengan sumber dosen ahli yakni Irsasri,S.Pd.,M.Pd. Menurut trianggulator, data
yang didapat peneliti sudah dicatat dan ditranskrip sesuai dengan kaidah, dan sudah dikelompokkan dalam bentuk-bentuk kalimat. Trianggulator
sependapat dengan peneliti bahwa aspek umur seseorang merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi keberhasilan bahasa. Trianggulator juga
menemukan unsur lain yang dapat mendukung keabsahan data dalam penelitian ini yang belum ditemukan oleh peneliti yakni interferensi
gramatikal. Selain itu, trianggulator juga menemukan kekurangan data empiris
yakni sejauh mana pengaruh bahasa pertama dari orang tua dan
menyarankan peneliti agar menjelaskan kondisi sehari-hari bahasa orang tua yang dapat diterima baik secara sadar maupun tidak sadar oleh subjek.
Peneliti dan trianggulator berpendapat yang sama bahwa pada data tuturan kata ulang sebagian dan kata ulang salin suara sangat kental interferensi
bahasa pertama orang tuanya atau pola struktur bahasa Jawa.
Kukuh Arya Renanto 5;4
57
BAB V PENUTUP