tahap 3 ketika Kukuh berumur lima tahun empat bulan 5;4 diperoleh 7 tuturan, dengan jumlah total tuturan kata ulang sebagian sebanyak 15
tuturan. c. Urutan waktu pemerolehan UWP kata ulang salin suara, tahap 1 ketika
Kukuh berumur lima tahun dua bulan 5;2 diperoleh 2 tuturan, tahap 2 ketika Kukuh berumur lima tahun tiga bulan 5;3 diperoleh 2 tuturan,
tahap 3 ketika Kukuh berumur lima tahun empat bulan 5;4 diperoleh 2 tuturan, dengan jumlah total tuturan kata ulang salin suara sebanyak 6
tuturan. Deskripsi angka dalam tabel di atas dapat memberikan gambaran
UWP kata ulang pada setiap tahap sesuai tingkat usia biologis Kukuh. Dengan demikian diketahui bahwa UWP kata ulang utuhseluruh 47
tuturan, sebagian 15 tuturan, dan salin suara 6 tuturan dengan total 68 tuturan.
4.2 Hasil Analisis Pemerolehan Kata Ulang
Dalam sub bab ini akan dianalisis pemerolehan kata ulang temuan selama tiga tahap pengambilan data. Data terhimpun sejumlah 68 tuturan
diperinci menjadi, i kata ulang utuhseluruh 47 tuturan terdapat pada kode I; ii kata ulang sebagian 15 tuturan kode II; iii kata ulang salin
suara terhimpun 10 tuturan kode III. Berdasarkan temuan data, diketahui bahwa kata ulang utuhseluruh mempunyai peluang tinggi diproduksi
Kukuh daripada dua kata ulang lain. Hal ini terbukti dari perbedaaan jumlah ketiganya.
Temuan sejenis dibuktikan juga oleh Dardjowidjojo 2000:190 pada subjek Echa. Dikatakan, bentuk yang paling sering muncul adalah
bentuk yang merupakan reduplikasi total. Peneliti ini menyertakan beberapa contoh tuturan Echa seperti lihat-lihat, tulis-tulis, bakar-bakar.
Pada Kukuh terlihat jelas produktivitas pemerolehan kata ulang ini. Dapat dipastikan bahwa setiap tahap pengambilan data, tercatat
peningkatan jumlah tuturan yang mengandung kata ulang utuhseluruh. Sejak usia 5;2 Kukuh kelihatan tidak sukar memunculkan bentuk kata
ulang utuh, bila ia bermaksud memberi penekanan tertentu. Kata ulang seluruhutuh mudah ditemukan dalam bahasa Indonesia
yang mempunyai bentuk-bentuk seperti buku-buku, hari-hari. Dalam pengamatan terhadap Kukuh pun terlihat pemakaian bentuk yang
mengalami proses pengulangan secara konsisten. Berikut, data tuturan yang diambil tanggal 7 Maret 2012.
1 KU: [Jare Bu Guru gosok gigi gak cepet-cepet Be] Kukuh menjelaskan kepada Pakdenya.
Lalu muncul lagi bentuk perulangan penuh. 2 [...pelan-pelan aja..] menjelaskan bagaimana menggosok gigi
Pemakaian kata ulang berikut ini janggal kedengarannya. Kukuh sebenarnya membutuhkan suatu bentuk yang bermakna sering. Misalnya,
“setiap”. Namun, oleh Kukuh diciptakan kata ulang baru yakni “tiap-tiap” yang diambil tanggal 10 Maret 2012.
3 KU: [gak boleh tiap-tiap hari] maksudnya setiap hari Dua bulan kemudian fenomena di atas terulang 20 Mei 2012.
Kukuh sebenarnya ingin mengatakan “terima berkat” namun oleh Kukuh diciptakan kata ulang baru yakni berkat-berkat.
4 KU: [Nanti berkat-berkat Kukuh sendiri aja lho De..] Bentuk pengulangan kadang dipergunakan Kukuh mengandung
maksud meminta izin dari Budenya diambil tanggal 16 Maret 2012. 5 KU: [..., nanti kalau udah gede-gede hujannya boleh De?]
maksudnya hujan deras Sebulan kemudian tanggal 24 April 2012 bentuk ini diulangi lagi
namun kali ini dalam bentuk pertanyaan dan terlihat perbedaan maksudnya.
6 KU: [...kalau udah gede sekolahnya pake tas gede-gede ya, Mba?] maksudnya besar
Dua tuturan di atas memperlihatkan bahwa Kukuh sungguh memahami makna kata yang diulang itu, dan bisa dipergunakan untuk
berbagai kepentingan. Fenomena yang sama juga muncul dalam tuturan tanggal 17 Maret 2012.
7 KU: [....Selak gelap-gelap lho..] maksudnya malam hari Dua bulan kemudian tanggal 11 Mei 2012 bentuk ini diulangi lagi
namun kali ini terlihat perbedaannya.
8 KU: [ wah...kalau gelap-gelap gini Kukuh gak bisa nggarap PR] maksudnya gelap karena mati listrik
Data tuturan tanggal 19 Maret 2012 bersama Budenya memperlihatkan pemakaian kata ulang dalam frekuensi yang cukup tinggi,
Kukuh mempergunakan beberapa kata ulang untuk menceritakan kejadian menarik yang sudah dialaminya.
9 KU: [De, tadi Kukuh main-main di pemadam cedak Balai Kota] BU: Iya to? Main apa?]
10 KU: [Main padam-padam De..] 11 KU: [aku di depan pegang selang panjang-panjang ]
12 KU: [berat-berat lho De..] Ketika dalam perjalanan ke Sragen tanggal 25 Maret 2012, Kukuh
bertanya pada Budenya: 13 KU: [De, kok ora sampai-sampai to?]
Tuturan tanggal 1,2,9,10 April 2012 masih memperlihatkan fenomena yang sama, pemunculan bentuk kata ulang seluruh.
14 KU: [gak boleh basah-basah nanti bolanya cepet rusak] 15 KU: [De, tadi teman-teman aku banyak yang nangis lho..]
16 KU: [mengko nek marah-marah terus...] 17 KU:[...rambutnya putih-putih..]
18 KU:[wah semua makan-makan] Ketika menyaksikan festival layang-layang di pantai tanggal 22
April 2012, tercetus tuturan sebagai berikut:
19 KU: [..itu lho yang sebelah sana, keren-keren layangannya..] Pemakaian bentuk kata ulang utuh tersebut menunjukkan bahwa
Kukuh sudah memahami makna kata “keren-keren”. Pemahamannya terbukti dari kemampuan Kukuh mendeskripsikan layang-layang yang ada
di pantai tersebut dengan sebuah kata ulang yang tepat. Bentuk kata ulang juga digunakan Kukuh untuk memberi ciri
tertentu 26 April 2012. 20 KU: [...besok hari Jumat ya berarti Kukuh pake kotak-kotak]
Pengulangan bentuk kotak-kotak di atas mau menunjukkan ciri seragam hari Jumat di sekolahnya.
Di samping itu, bentuk kata ulang juga sering kali dimanfaatkan Kukuh untuk mengungkapkan apa yang sedang dialaminya 27 April
2012. 21 KU: [...aduh gatal-gatal semua...]
Kata ulang sebagian yang dituturkan oleh Kukuh sering menggunakan afiks prefiks {di-} pada bentuk diinjak-injak, dimakan-
makan, ditiup-tiupin yang terekam pada tanggal 8,12,29 April 2012. Bentuk kata ulang sebagian yang terakhir ini tuturan Kukuh dirangkaikan
dengan afiks gabungan {di-+-in} yang oleh orang dewasa tidak digunakan. Dari data rekaman dideskripsikan Kukuh mencoba memberi tahu
kakaknya cara meniup pada luka. 22 KU: [....gak boleh diinjak-injak Be?]
23 KU: [kok gak dimakan-makan to?...]
24 KU: [ditiup-tiupin gini terus mba..] Sebulan kemudian muncul lagi bentuk kata ulang sebagian seperti
di atas yakni ditarik-tarik dan diputar-putar. Kedua tuturan tersebut oleh Kukuh dituturkan bernada imperatif.
25 KU: [Ojo ditarik-tarik ntar putus] 26 KU: [...gini lho diputar-putar biar seneng hamsternya]
Di samping itu muncul juga kata ulang yang dirangkaikan dengan afiks prefiks {ber-} pada bentuk berbagi-bagi, bersama-sama, berkumpul-
kumpul yang tercatat pada tanggal 5, 6 Mei 2012. 27 KU: [...harus berbagi-bagi sama temen..]
28 KU: [Ho’o gitu Bi bersama-sama mainnya] 29 KU: [Semua berkumpul-kumpul di rumah Kukuh]
Kata ulang salin suara masih terbatas pada bentuk nyonya-nyanyi, warna-warni, wira-wiri, kopat-kapit, dan kolang-kaling, yang masing-
masing tercatat pada tanggal 828 Maret, 1326April, 1214 Mei 2012. Untuk bentuk nyonya-nyanyi, wira-wiri dan kopat-kapit Kukuh masih
dipengaruhi bahasa Jawa. 30 KU: [De King, nyonya-nyanyi aja..] Kukuh protes karena
Budenya terus bernyanyi sepanjang perjalanan. Tuturan kata ulang salin suara yang muncul dua kali yakni warna
warni pada 28 Maret dan 13 April 2012. 31 KU: [...bintangnya boleh warna-warni? ooo, jadi bisa warna-
warni mba?]
Tuturan tersebut bermaksud menyampaikan pertanyaan kepada kakaknya tentang gambar yang sedang dia buat menggunakan pewarna
[..bintangnya boleh warna-warni?]. Di samping itu pemanfaatan bentuk yang sama digunakan Kukuh untuk menebak maksud kakaknya [ooo, jadi
bisa warna-warni mba?].
4.3 Hasil Analisis Urutan Pemerolehan Kata Ulang