Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan pemerolehan bahasa telah menjadi suatu kenyataan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam membahas masalah kebahasaan yang digunakan penduduk dalam berinteraksi pada masyarakat kita sekarang. Pemerolehan bahasa pertama tidak dapat diabaikan dalam setiap usaha memahami perilaku berbahasa masyarakat yang majemuk bahasanya, yang terbuka komunikasinya dengan masyarakat lain, yang mempunyai sejarah perkembangan masyarakat dan bangsanya sebagai suatu bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mempunyai satu bahasa sebagai bahasa nasional di samping berbagai bahasa suku oleh masing-masing suku pendukung bangsanya, serta berbagai peristiwa lain yang membidani kenyataan kedwibahasaan dalam masyarakat Kamaruddin, 1989:1. Pemerolehan bahasa merupakan proses yang serupa dengan yang dilalui oleh anak dalam kemampuan bahasa pertamanya Krashen, 1989:241. Pemerolehan bahasa biasanya tidak sadar bahwa ia tengah memperoleh bahasa, tetapi hanya sadar bahwa ia tengah menggunakan bahasa untuk komunikasi. Ada beberapa hal yang membedakan pemerolehan bahasa pertama dan bahasa kedua pertama bersifat spontan dan jarang dirancang, sedangkan pemerolehan bahasa kedua umumnya dirancang. Pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama bagi seorang anak saat ini menjadi salah satu kajian penting karena mendasari proses pembelajaran bahasa dalam proses belajar mengajar di kelas. Lebih dari itu, kajian ini dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi anak dalam interaksinya di kemudian hari. Cara-cara yang dilakukan si anak dalam mempelajari bahasa pertamanya kiranya menjadi salah satu pedoman bagi guru dalam menyikapi proses pembelajaran yang tepat di kelas. Menurut Tarigan 1988:7, setiap anak secara khusus mempergunakan berbagai siasat dalam “belajar” bahasa. Bagaimana cara anak-anak memperoleh bahasa pertama, seharusnya menjadi ancang- ancang bagi guru dalam menentukan cara mengajar. Proses pemerolehan bahasa bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam perkembangannya, anak dituntut untuk mengerti dan memahami bahasa masyarakat di sekitarnya. Hal ini digambarkan oleh Darjowidjojo 1991:86 di bawah ini: Anak harus mendengarkan contoh dari orang dewasa, mencerna, membuat hipotesis, merevisi hipotesis untuk kemudian mendapatkan bentuk yang diterima oleh masyarakat. Dalam usaha menguasai bahasa, mereka menerima masukan yang sering kali tidak teratur. Mereka harus memilah-milah mana yang benar, mana yang salah, kemudian membuat hipotesis, mencocokannya dengan data baru yang masuk, kalau ada yang berbeda, mereka harus merevisinya. Walaupun belum mengikuti norma kebahasaan sebagaimana layaknya orang dewasa, pada setiap jenjang usia anak mengalami dinamika perubahan akibat dari interaksi yang terus menerus antara fungsi kognitif si anak dan lingkungan lingual dan bukan lingual Piaget via Kaswanti, 1991:99. Penelitian tentang pemerolehan bahasa anak masih terbatas di Indonesia. Salah satu ahli yang meneliti pemerolehan bahasa anak yakni Prof. Soendjono Dardjowidjojo dari Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya Jakarta. Fokus penelitian Dardjowidjojo mencakup semua aspek tata bahasa, mulai dari perkembangan fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, hingga pragmatik dan wacana, selama lima tahun pertama kehidupan cucunya Echa. Oleh karena itu, melalui penelitian ini penulis akan menguraikan kekayaan bahasa yang diperoleh anak umur lima tahun. Dalam penelitian ini, peneliti akan menyoroti pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama Kukuh Arya Renanto. Kukuh adalah anak laki-laki Indonesia yang ketika penelitian diadakan tengah berusia lima tahun dua bulan. Dia lahir di Yogyakarta pada tanggal 29 Januari 2007 dengan sehat. Kukuh adalah anak yang aktif dan lincah. Dia selalu berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya dengan kemampuan bahasanya. Dalam sekilas pengamatan peneliti, Kukuh mempunyai penguasaan verbal yang cukup baik. Untuk berkomunikasi Kukuh menggunakan bahasa Indonesia karena dibiasakan berkomunikasi dengan bahasa Indonesia oleh orang tua asuhnya Paman dan Bibinya. Hal ini disebabkan oleh pengaruh perkembangan jaman, yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari. Namun, karena pengaruh lingkungannya, peneliti juga menemukan adanya pengaruh bahasa daerah Jawa dalam tuturan Kukuh. Berdasarkan uraian di atas, peneliti memfokuskan penelitian pada pemerolehan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama, khususnya pemerolehan kata ulang. Peneliti sangat tertarik dengan pemerolehan kata ulang karena peneliti ingin mengetahui bentuk kata ulang yang sudah dapat diperoleh anak umur lima tahun. Selain itu penelitian tentang pemerolehan bahasa anak masih terbatas dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah