Bentuk Perusahaan Struktur Organisasi

e. Saluran distribusi Sangat berpengaruh dalam menentukan jaringan pemasaran yang luas khususnya dalam meningkatkan keuntungan. f. Tenaga listrik Sangat berpengaruh dalam kegiatan proses produksi, misalnya untuk menggerakkan mesin pabrik. g. Tenaga kerja Sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan lokasi perusahaannya adalah sebagai berikut : Nama Perusahaan : PT. GARAM Persero Merupakan Badan Usaha Milik Negara di lingkungan departemen perindustrian dan perdagangan Kantor Pusat : Jl. Raya Nomor 9 Kalianget – Madura Telepon Fax : 0328 662416 – Fax : 0328 662361 Kantor Perwakilan : Jl. Arif Rahman Hakim Nomor 39 Sby Telepon : 031 5937578 – Fax :031 5937582

4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi

a. Bentuk Perusahaan

PT. GARAM merupakan BUMN di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 12 tahun 1991 tanggal 11 Febuari 1991, perusahaan tersebut adalah pengalihan dari Perusahaan Negara yang semula didirikan atas dasr Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 1981.

b. Struktur Organisasi

Stuktur organisasi adalah merupakan kerangka yang menunjukkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam usahanya mencapai tujuan perusahaan, sedangkan bentuk dari struktur organisasi PT. GARAM adalah berbentuk garis atau lini dimana kekuasaan dan tanggung jawab terletak pada pimpinan tertinggi, mengalir melalui garis lurus kepada bawahan atau bagian yang paling rendah. Lebih jelasnya stuktur organisasi pada PT. GARAM adalah yang terdiri dari atas Dewan Komisaris, Direksi dan unit kerja perusahaan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan RI No. 475KMK 0161997 tanggal 15 September 1997. Struktur organisasi di PT. GARAM adalah seperti yang tertera pada gambar berikut : Gambar 4.1 Struktur Organisasi DIREKTUR UTAMA DIREKTUR PRODUKSI TEKNIK DIREKTUR KEU, SAR UMUM KEPALA DIV. PENGOLAHAN KEPALA DIVISI PROD. BAHAN BAKU KEPALA BIRO UMUM KEPALA DIV. PRGUDANGAN KEP.DIV. PEMASARAN KEPALA BIRO KEU AKUNTANSI KEP. BAGIAN PENGADAAN KEPALA BAGIAN TEKNIK KEPALA PEGARAMAN KEPALA BAGIAN RENDAL PROD. BB STAF KEPALA BIRO LITBANG MR STAF KEPALA PABRIK OLAHAN KABAG. RENDAL PRODUKSI OLAHAN STAF KABAG. LITBANG PEMASARAN KABAG. LITBANG PRODUKSI TEKNIK STAF KABAG. AKUNTANSI KABAG. KEUANGAN KEPALA WILAYAH PEMASARAN KEPALA BAGIAN PEMAS. GRM OLAHAN KEPALA BAGIAN PEMASARAN GRM BB STAF STAF KEPALA BAGIAN TERMINAL KEPALA BAGIAN KUD. GARAM OLAHAN KEPALA BAGIAN GUDANG GARAM BB KEPALA BAGIAN KEAMANAN KEPALA BAGIAN KESEK TRT KEPALA BAGIAN HUKUM HUMAS KEPALA BAGIAN SDM KEPALA BAGIAN PKBL KEPALA BAGIAN SIM PDE STAF KEPALA SATUAN PENGAWASAN INTERN AUDITOR UTAMA BID. ADM KEU AUDITOR UTAMA BIDANG OPERASIONAL STAF Penjelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut : 1. Direktur Utama Direktur PT. GARAM Persero mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan perusahaan baik intern ataupun ekstern dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur utama mempunyai fungsi utama sebagai berikut : a. Untuk dan atas nama Direksi PT. GARAM Persero menerima petunjuk dari dan tanggung jawab kepada Menteri Negara Penanaman Modal dan Pendayagunaan BUMN tentang kebijaksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan dan hal lain yang dianggap perlu. b. Melaksanakan semua petunjuk dan pengarahan dari Direktur Jenderal Kimia Dasar Departemen Perindustrian dan Perdagangan Dewan Komisaris PT. GARAM Persero. c. Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP yang merupakan penjabaran rencana jangka panjang. d. Pembinaan terhadap kegiatan para Direktur menurut bidangnya, yaitu : Direktur Produksi, Direktur Komersil, Direktur Keuangan. 2. Direktur Produksi Direktur Produksi PT. GARAM Persero mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bidang produksi, pengolahan garam dan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur produksi mempunyai fungsi utama sebagai berikut : a. Merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan produksi, pengolahan garam, teknik dan pengembangan. b. Pembinaan manajemen kegiatan tiga unit eselon satu dibawah Direktur Produksi, meliputi : Divisi produksi, Divisi pengolahan garam dan Biro penelitian dan pengembangan. 3. Direktur Komersil Direktur Komersil mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bidang pemasaran garam dan distribusinya. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur Komersil mempunyai fungsi utama sebagai berikut : a. Melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan pemasaran dan distribusi garam. b. Pembinaan manajemen kegiatan dua unit kerja eselon satu dibawah Direktorat Komersil, meliputi : divisi Pemasaran dan Divisi Perkapalan. 4. Direktur Keuangan Direktur Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bidang keuangan, admininistrasi umum dan ketenagakerjaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur keuangan mempunyai fungsi utama sebagai berikut : a. Merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan administrasi keuangan, umum dan pengembangan sumber daya manusia. b. Pembinaan manajemen kegiatan dua unit kerja eselon satu dibawah Direktorat keuangan, meliputi : Biro administrasi dan keuangan dan Biro umum. Dalam menyelenggarakan aktivitasnya, Kepala Biro dan Divisi dibantu oleh pejabat tingkat kepala bagian eselon dibawahnya yaitu : a. Kepala Satuan Pengawasan Intern SPI Kepala Satuan Pengawasan Intern, mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan pengawasan intern perusahaan dengan mengadakan penelitian atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan saran-saran perbaikan untuk terciptanya tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Satuan Pengawasan Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan membawahi : Kepala Bidang Financial SPI dan Kepala Bidang Operasional SPI. b. Kepala Divisi Produksi Kepala Divisi Produksi mempunyai fungsi utama merencanakan kegiatan proses pembikinan garam dan angkutan serta tehnik pemeliharaan sarana dan prasarana di bidang industri garam. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur produksi dan membawahi : 1. Kepala penggaraman I sampai dengan IV 2. Kepala Bagian Perencanaan dan Analisa Produksi 3. Kepala Bagian Pembelian Garam Rakyat 4. Kepala Bagian Umum c. Kepala Divisi Pengolahan Garam Kepala Divisi Pengolahan Garam mempunyai fungsi utama merencanakan kegiatan proses pengolahan garam dan tehnik pemeliharaan sarana dan prasarana pabrik pengolahan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Pengolahan Garam bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi dan membawahi : 1. Kepala Pabrik Pengolahan Garam 2. Kepala Bagian Rendal Produksi dan Pemasaran 3. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan d. Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Litbang mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas di bidang industri garam dan diversifikasi usaha. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro Litbang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi dan membawahi : 1. Kepala Bidang Litbang Operasional 2. Kepala Bidang Litbang Umum dan Pengembangan Usaha e. Kepala Divisi Pemasaran Kepala Divisi Pemasaran mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran garam bahan baku maupun barang jadi, penguasaan dan pengembangan daerah pemasaran demi tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada : 1. Kepala Bagian Rendal Pemasaran Bahan Baku 2. Kepala Bagian Rendal Pemasaran Barang Jadi 3. Kepala Cabang-cabang Niaga Daerah f. Kepala Divisi Perkapalan Kepala Divisi Perkapalan mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan armada kapal dan angkutan laut lainnya untuk pengiriman garam sesuai dengan kebutuhan demi tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Perkapalan bertanggung jawab kepada Direktur Komersil dan membawahi : Kepala Bagian Operasional dan Nahkoda Kapal. g. Kepala Biro Keuangan dan Administrasi Kepala Biro Administrasi dan Keuangan mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan pengelolaan sumber dan penggunaan dana perusahaan secara efisien, sitem informasi manajemen, rencana kerja dan angsuran perusahaan RKAP serta melakukan pengendalian dalam realisasinya. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan dan membawahi : 1. Kepala Bagian Keuangan dan Aktuarsi 2. Kepala Bagian Sistem Informasi Manajemen SIM h. Kepala Biro Umum Kepala Biro Umum mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro Umum bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan dan membawahi : 1. Kepala Bagian Tenaga Kerja 2. Kepala Bagian Kesekretariatan dan Umum 3. Kepala Bagian Hukum 4.2.Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Variabel Sistem Informasi X 1 Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Sistem Informasi X 1 Skor Jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 Data masukan yang BapakIbu terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik. 0 0 0 5 16 12 7 40 2 Data masukan yang BapakIbu terima mampu membantu kinerja BapakIbu 0 0 0 2 19 13 6 40 3 Data masukan yang dapat BapakIbu proses dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula. 0 0 0 4 14 15 7 40 4 Informasi yang telah BapakIbu hasilkan mampu memuaskan bagi pengguna informasi. 0 0 0 1 16 16 7 40 Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.1 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden untuk pernyataan pertama cenderung berada pada jawaban setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini berarti bahwa para responden mengaku bahwa data masukan yang responden terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik, kemudian untuk pernyataan kedua berada pada jawaban setuju dengan pernyataan bahwa data masukan yang responden terima mampu membantu kinerjanya, serta pada pernyataan ketiga responden menjawab setuju bahwa data masukan yang dapat responden proses dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula dan untuk pernyataan keempat juga cenderung menyatakan setuju bahwa Informasi yang telah responden hasilkan mampu memuaskan bagi pengguna informasi.

4.2.2. Deskripsi Variabel Penganggaran X

2 Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Penganggaran X 2 Skor Jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 Bapak Ibu mampu mengajukan usulan yang baik dalam proses kegiatan. 0 0 1 5 14 13 7 40 2 Anggaran yang Bapak Ibu susun dan ajukan sudah realistis. 0 0 1 6 13 12 8 40 3 Bapak Ibu mampu melaksanakan pemantauan yang baik dalam pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung. 0 0 1 4 16 13 6 40 4 Tingkat tindakan koreksi Bapak Ibu terhadap pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan yang terjadi. 0 0 0 6 15 15 4 40 Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.2 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada pernyataan pertama berada pada jawaban setuju bahwa responden sudah mampu mengajukan usulan yang baik dalam proses kegiatan, serta anggaran yang responden susun dan ajukan sudah realistis. Selain itu responden juga mampu melaksanakan pemantauan yang baik dalam pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung. Serta responden yang mempunyai jawaban cenderung setuju terhadap pernyataan bahwa tingkat tindakan koreksi responden terhadap pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan yang terjadi.

4.2.3. Deskripsi Variabel Pelaporan Dan Analisis X

3 Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Pelaporan Dan Analisis X 3 Skor Jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 Suatu laporan yang Bapak Ibu hasilkan diterbitkan dengan tepat waktu. 0 0 1 5 11 16 7 40 2 Laporan yang Bapak Ibu hasilkan mampu menunjukkan laporan yang akurat dan tepat. 0 0 0 4 14 15 7 40 3 Analisis yang Bapak Ibu peroleh mampu menghasilkan keakuratan yang baik guna menunjang pengambilan keputusan. 0 0 0 5 15 10 10 40 Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.3 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada pernyataan pertama berada pada jawaban setuju bahwa suatu laporan yang responden hasilkan diterbitkan dengan tepat waktu, serta laporan yang responden hasilkan mampu menunjukkan laporan yang akurat dan tepat dan analisis yang responden peroleh mampu menghasilkan keakuratan yang baik guna menunjang pengambilan keputusan.

4.2.4. Deskripsi Variabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y

Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y Skor Jawaban No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 7 Total 1 Misi dan Visi perusahaan yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi sudah tercermin dalam setiap kegiatan operasi. 0 0 8 18 13 0 1 40 2 Dalam perencanaan kegiatan yang dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan. 0 0 6 20 13 1 0 40 3 Interaksi kerjasama yang baik dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektifitas kinerja Bapak Ibu. 0 0 7 22 10 1 0 40 4 Pengendalian manajemen yang Bapak Ibu terapkan, mampu mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan dalam bekerja. 0 0 11 13 11 5 0 40 Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.4 Berdasarkan hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 4 sampai dengan 6. Hal ini menunjukkan bahwa misi dan visi perusahaan yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi sudah tercermin dalam setiap kegiatan operasi, selain itu responden dalam perencanaan kegiatan yang dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan, serta menurut responden interaksi kerjasama yang baik dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektifitas kinerja responden dan pengendalian manajemen yang responden terapkan, mampu mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan dalam bekerja. 4.3.Deskripsi Hasil Pengujian 4.3.1. Hasil Pengujian Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas

4.3.1.1 Pengujian Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pernyataan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pernyataan signifikan ditunjukkan dengan taraf signifikan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas Sumarsono, 2002: 31. Hasil pengujian validitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Sistem Informasi X 1 Item Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan 1 0,873 0,000 VALID 2 0,869 0,000 VALID 3 0,901 0,000 VALID 4 0,904 0,000 VALID Sumber : Lampiran 3.1 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel sistem informasi memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel sistem informasi telah valid. Tabel 4.6. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Penganggaran X 2 Item Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan 1 0,930 0,000 VALID 2 0,946 0,000 VALID 3 0,950 0,000 VALID 4 0,873 0,000 VALID Sumber : Lampiran 3.2 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel penganggaran memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel penganggaran telah valid. Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Pelaporan Dan Analisis X 3 Item Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan 1 0,922 0,000 VALID 2 0,958 0,000 VALID 3 0,930 0,000 VALID Sumber : Lampiran 3.3 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel pelaporan dan analisis memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel pelaporan dan analisis telah valid. Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y Item Pernyataan Pearson Correlation Sig. Keterangan 1 0,916 0,000 VALID 2 0,892 0,000 VALID 3 0,895 0,000 VALID 4 0,883 0,000 VALID Sumber : Lampiran 3.4 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pearson Correlation yang diperoleh belum seluruhnya butir pernyataan variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen dengan taraf signifikan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan atau variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen dalam penelitian ini telah valid. 4.3.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas Item pernyataan Cronbach Alpha Hitung Cronbach Alpha Yang Diisyaratkan Ket Sistem Informasi X 1 0,907 0,600 Reliabel Penganggaran X 2 0,943 0,600 Reliabel Pelaporan Dan Analisis X 3 0,928 0,600 Reliabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y 0,910 0,600 Reliabel Sumber : lampiran 3.1 – 3.4 Menurut Ghozali, 2001:133 pengukuran reliabilitas menggunakan nilai cronbach Alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dari hasil pengujian reliabilitas diatas, dapat diketahui bahwa nilai cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang diperoleh nilainya lebih besar dari 0,60 hal tersebut menunjukkan bahwa semua item telah reliabel. 4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Variabel Statistic Sig. Sistem Informasi 0,115 0,200 Penganggaran 0,073 0,200 Pelaporan Dan Analisis 0,094 0,200 Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen 0,131 0,081 Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengujian ini dapat diketahui bahwa nilai statistic Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal. Sehingga pengujian dengan menggunakan statistik parametrik atau dalam hal ini regresi linier berganda layak untuk dilakukan.

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik

4.3.2.1.Uji Multikolinieritas Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas Variabel bebas Tolerance VIF Sistem Informasi X 1 0,993 1,007 Penganggaran X 2 0,960 1,042 Pelaporan Dan Analisis X 3 0,956 1,046 Sumber : lampiran 6 Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier Ghozali, 2001:57. 4.3.2.2.Uji Heteroskedastisitas Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hal ini bisa diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel independen atau yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.12. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No Variabel Nilai mutlak dari residual Taraf Signifikansi 1 Sistem Informasi X 1 0,084 0,608 2 Penganggaran X 2 -0,076 0,640 3 Pelaporan Dan Analisis X 3 -0,163 0,313 Sumber : lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi heteroskedastisitas. 4.3.2.3.Uji Autokorelasi Menurut Ghozali 2006: 95 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin Watson. Sebagai berikut: d =           N t 1 t 2 t N t 2 t 2 1 t t e e e Keterangan : d = nilai Durbin Watson e t = residual pada waktu ke-t e t-1 = residual pada waktu ke-t-1 satu periode sebelumnya N = banyaknya data Dalam penelitian ini, besarnya Durbin Watson setelah dianalisis adalah 1,955 lampiran 6. Untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas K = 3 sedangkan jumlah pengamatan 40 maka diperoleh dl = 1,338 dan du = 1,659 lampiran 5. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke kurva Durbin Watson dibawah ini : Gambar 4.2. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi 4-du = 2,341 4-dl = 2,662 D.W = 1,955 dl = 1,338 A d a Au toko relasi Po sitif Daera h kera g u -ra gua n Daera h Kera g u -ra gua n A d a Au toko relasi negat if Tidak Ada Autokorelasi du = 1,659 Berdasarkan ga penentuan keputusa mbar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah n dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat disim tersebut telah bebas dari penyi

4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier iperoleh persamaan regresi sebag Unstandardized Coefficients pulkan karena nilai dari analisis sebesar 1,955 lampiran 6 berada pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda mpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi sehingga layak untuk dilakukan pengujian regresi linier berganda. berganda dengan bantuan program SPSS d ai berikut lampiran 6 : Tabel 4.13. Hasil Pengujian Coefficients Model B Std. Error 1 Constant -9,095 3,155 Sistem Informasi 0,826 0,082 Penganggaran 0,175 0,070 Pelaporan Dan Analisis 0,209 0,093 S iran 6 Y= -9,095 + 0,826 X 1 + 0,175 X 2 + 0, n regresi diatas mempunyai arti bahwa: an X 2 dan lisis X 3 adalah konstan atau sama dengan nol, umber : Lamp 209 X 3 Berdasarkan persamaa b = Konstanta = -9,095 Apabila variabel Sistem Informasi X 1 , Penganggar Pelaporan Dan Ana maka nilai Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y adalah sebesar -9,095. Koefisien regresi untuk X b 1 = esarnya nilai koefisien regresi untuk variabel sistem mpunyai koefisien regresi positif. b 2 = bel an mempunyai koefisien regresi 1 = 0,826 Menunjukkan b informasi X 1 yaitu 0,826 dan me Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel sistem informasi X 1 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan nilai efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,826 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel sistem informasi X 1 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan pula efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,826 dengan asumsi bahwa variabel penganggaran X 2 dan pelaporan dan analisis X 3 adalah konstan. Koefisien regresi untuk X 2 = 0,175 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk varia penganggaran X 2 yaitu 0,175 d positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel penganggaran X 2 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,175 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel penganggaran X 2 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,175 pula dengan asumsi bahwa variabel sistem informasi X 1 dan pelaporan dan analisis X 3 adalah konstan. Koefisien regresi untuk X b 3 = ariabel pelaporan empunyai koefisien regresi positif.

4.3.4. Pengujian Hipotesis

4.3.4.1.Uji Kecocokan Model esesuaian model persamaan regresi yang dihasilkan, nilai signifikansi uji F 0,05 =5, maka diputus n 3 = 0,209 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk v dan analisis X 3 yaitu 0,209 dan m Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel pelaporan dan analisis X 3 sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,209 dan sebaliknya apabila terjadi penurunan pada variabel pelaporan dan analisis X 3 sebesar 1 satuan, dapat menurunkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,209 pula dengan asumsi bahwa variabel sistem informasi X 1 dan penganggaran X 2 adalah konstan. Untuk menguji k digunakan uji F. Apabila kan untuk menolak H dan menerima H I , dan disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh X 1 , X 2 dan X 3 tergadap Y. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien korelasi berganda R sebesar 0,864 atau sebesar 86,4 Lampiran 6 me unjukkan korelasi yang cukup kuat antara variabel sistem informasi X 1 , penganggaran X 2 dan pelaporan dan analisis X 3 terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y. Nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,747 Lampiran 6 yang berarti bahwa variabel sistem informasi X 1 , penganggaran X 2 dan pelap el bebas yang diteliti terhadap variabel terika umlah variabel.  F tab iperoleh 35,440 lebih besar dari nilai F tabel 2,8 ikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat oran dan analisis X 3 mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 74,7 dan sisanya sebesar 25,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan atau bersama-sama dari variabel-variab t. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n-k-1, dimana n = jumlah pengamatan dan k = j bebas sehingga df = 40 - 3 - 1 = 36 2. Kriteria Pengujian Ho diterima jika F hit  F tab Ho ditolak jika F hit Karena nilai F hitung yang d 4, sedangkan tingkat signif diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga secara simultan variabel sistem informasi X 1 , penganggaran X 2 dan pelaporan dan analisis X 3 berpengaruh signifikan terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh simultan antara variabel sistem informasi X 1 , penganggaran X 2 dan pelaporan dan analisis X 3 terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y. .2.Uji t 4.3.4 tuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsia α sebesar 5 = 40 - 3 – 1 = 36 esar 2,021 l dengan t hitung i t hitung Nilai t tabel Un l atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t. Dari hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut : Cara mencari t tabel : a Tingkat signifikasi b Derajat kebebasan df Denumerator = n – k – 1 Dimana; n = banyaknya observasi k = variabel bebas c Jadi t tabel menunjukkan seb d Rangkuman hasil perhitungan nilai t tabe Tabel 4.14. Tabel Perbandingan t hitung Dengan t tabel Variabel bebas Sig. Nila Sistem Informasi X 0,000 10,042 2,021 1 Pengan ggaran X 2 ,018 2,487 2,021 Pelaporan Dan Analisis X 3 0,031 2,240 2,021 S Parsial variabel sistem informasi X 1 terhadap umber : Lampiran 6 a. Pengaruh Secara variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen Y menggunakan level of convidence sebesar 95 dan tingkat signifikasi 5 dan untuk menentukan t tabel dengan degree of fredom df sebesar : n – k – 1 = 40 - 3 – 1 = 36, maka t tabel sebesar = 2,021. Karena t hitung 10,042 t tabel 2,021 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel sistem informasi secara parsial mempengaruhi efektifitas sistem pengendalian manajemen pada PT. GARAM Persero. b. Pengaruh Secara Parsial variabel penganggaran X 2 terhadap variabel rsial variabel pelaporan dan analisis X 3 Terhadap

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian