e. Saluran distribusi
Sangat berpengaruh dalam menentukan jaringan pemasaran yang luas khususnya dalam meningkatkan keuntungan.
f. Tenaga listrik
Sangat berpengaruh dalam kegiatan proses produksi, misalnya untuk menggerakkan mesin pabrik.
g. Tenaga kerja
Sangat berpengaruh terhadap kegiatan operasi perusahaan. Sedangkan lokasi perusahaannya adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan : PT. GARAM Persero
Merupakan Badan Usaha Milik Negara di lingkungan departemen perindustrian dan perdagangan
Kantor Pusat : Jl. Raya Nomor 9 Kalianget – Madura
Telepon Fax : 0328 662416 – Fax : 0328 662361
Kantor Perwakilan : Jl. Arif Rahman Hakim Nomor 39 Sby
Telepon : 031 5937578 – Fax :031 5937582
4.1.3. Bentuk dan Struktur Organisasi
a. Bentuk Perusahaan
PT. GARAM merupakan BUMN di lingkungan Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah RI Nomor 12 tahun 1991 tanggal 11 Febuari 1991,
perusahaan tersebut adalah pengalihan dari Perusahaan Negara yang semula didirikan atas dasr Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 1981.
b. Struktur Organisasi
Stuktur organisasi adalah merupakan kerangka yang menunjukkan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam usahanya
mencapai tujuan perusahaan, sedangkan bentuk dari struktur organisasi PT. GARAM adalah berbentuk garis atau lini dimana kekuasaan dan
tanggung jawab terletak pada pimpinan tertinggi, mengalir melalui garis lurus kepada bawahan atau bagian yang paling rendah. Lebih
jelasnya stuktur organisasi pada PT. GARAM adalah yang terdiri dari atas Dewan Komisaris, Direksi dan unit kerja perusahaan berdasarkan
keputusan Menteri Keuangan RI No. 475KMK 0161997 tanggal 15 September 1997. Struktur organisasi di PT. GARAM adalah seperti
yang tertera pada gambar berikut :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PRODUKSI TEKNIK DIREKTUR KEU, SAR UMUM
KEPALA DIV. PENGOLAHAN
KEPALA DIVISI PROD. BAHAN
BAKU KEPALA BIRO
UMUM KEPALA DIV.
PRGUDANGAN KEP.DIV.
PEMASARAN KEPALA BIRO
KEU AKUNTANSI
KEP. BAGIAN PENGADAAN
KEPALA BAGIAN TEKNIK
KEPALA PEGARAMAN
KEPALA BAGIAN RENDAL PROD.
BB
STAF KEPALA BIRO
LITBANG MR
STAF KEPALA PABRIK
OLAHAN KABAG. RENDAL
PRODUKSI OLAHAN
STAF KABAG.
LITBANG PEMASARAN
KABAG. LITBANG PRODUKSI
TEKNIK
STAF KABAG.
AKUNTANSI KABAG.
KEUANGAN
KEPALA WILAYAH
PEMASARAN KEPALA BAGIAN
PEMAS. GRM OLAHAN
KEPALA BAGIAN PEMASARAN
GRM BB
STAF STAF
KEPALA BAGIAN
TERMINAL KEPALA BAGIAN
KUD. GARAM OLAHAN
KEPALA BAGIAN GUDANG GARAM
BB
KEPALA BAGIAN
KEAMANAN KEPALA
BAGIAN KESEK TRT
KEPALA BAGIAN HUKUM
HUMAS KEPALA
BAGIAN SDM
KEPALA BAGIAN PKBL
KEPALA BAGIAN SIM
PDE STAF
KEPALA SATUAN PENGAWASAN
INTERN
AUDITOR UTAMA BID.
ADM KEU AUDITOR
UTAMA BIDANG OPERASIONAL
STAF
Penjelasan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Direktur PT. GARAM Persero mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan perusahaan baik intern ataupun
ekstern dalam mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur utama mempunyai
fungsi utama sebagai berikut : a.
Untuk dan atas nama Direksi PT. GARAM Persero menerima petunjuk dari dan tanggung jawab kepada Menteri Negara
Penanaman Modal dan Pendayagunaan BUMN tentang kebijaksanaan umum untuk menjalankan tugas pokok perusahaan
dan hal lain yang dianggap perlu. b.
Melaksanakan semua petunjuk dan pengarahan dari Direktur Jenderal Kimia Dasar Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Dewan Komisaris PT. GARAM Persero. c.
Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan RKAP yang merupakan penjabaran rencana jangka panjang.
d. Pembinaan terhadap kegiatan para Direktur menurut bidangnya,
yaitu : Direktur Produksi, Direktur Komersil, Direktur Keuangan. 2.
Direktur Produksi Direktur Produksi PT. GARAM Persero mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bidang produksi, pengolahan garam dan kegiatan penelitian dan pengembangan. Dalam melaksanakan
tugas-tugas pokok tersebut, Direktur produksi mempunyai fungsi utama sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan produksi,
pengolahan garam, teknik dan pengembangan. b.
Pembinaan manajemen kegiatan tiga unit eselon satu dibawah Direktur Produksi, meliputi : Divisi produksi, Divisi pengolahan
garam dan Biro penelitian dan pengembangan. 3.
Direktur Komersil Direktur Komersil mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan
pengelolaan bidang pemasaran garam dan distribusinya. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur Komersil
mempunyai fungsi utama sebagai berikut : a.
Melaksanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan pemasaran dan distribusi garam.
b. Pembinaan manajemen kegiatan dua unit kerja eselon satu dibawah
Direktorat Komersil, meliputi : divisi Pemasaran dan Divisi Perkapalan.
4. Direktur Keuangan
Direktur Keuangan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pengelolaan bidang keuangan, admininistrasi umum dan
ketenagakerjaan. Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut, Direktur keuangan mempunyai fungsi utama sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengendalikan seluruh kegiatan administrasi
keuangan, umum dan pengembangan sumber daya manusia.
b. Pembinaan manajemen kegiatan dua unit kerja eselon satu dibawah
Direktorat keuangan, meliputi : Biro administrasi dan keuangan dan Biro umum.
Dalam menyelenggarakan aktivitasnya, Kepala Biro dan Divisi dibantu oleh pejabat tingkat kepala bagian eselon dibawahnya yaitu :
a. Kepala Satuan Pengawasan Intern SPI
Kepala Satuan Pengawasan Intern, mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan penyelenggaraan pengawasan
intern perusahaan dengan mengadakan penelitian atas sistem pengendalian manajemen dan pelaksanaannya serta memberikan
saran-saran perbaikan untuk terciptanya tujuan perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Satuan
Pengawasan Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan membawahi : Kepala Bidang Financial SPI dan Kepala
Bidang Operasional SPI. b.
Kepala Divisi Produksi Kepala Divisi Produksi mempunyai fungsi utama merencanakan
kegiatan proses pembikinan garam dan angkutan serta tehnik pemeliharaan sarana dan prasarana di bidang industri garam.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Produksi bertanggung jawab langsung kepada Direktur produksi dan
membawahi : 1.
Kepala penggaraman I sampai dengan IV 2.
Kepala Bagian Perencanaan dan Analisa Produksi
3. Kepala Bagian Pembelian Garam Rakyat
4. Kepala Bagian Umum
c. Kepala Divisi Pengolahan Garam
Kepala Divisi Pengolahan Garam mempunyai fungsi utama merencanakan kegiatan proses pengolahan garam dan tehnik
pemeliharaan sarana dan prasarana pabrik pengolahan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi
Pengolahan Garam bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi dan membawahi :
1. Kepala Pabrik Pengolahan Garam
2. Kepala Bagian Rendal Produksi dan Pemasaran
3. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
d. Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan
Kepala Biro Penelitian dan Pengembangan Litbang mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan penelitian
dan pengembangan dalam rangka peningkatan efisiensi dan produktivitas di bidang industri garam dan diversifikasi usaha.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro Litbang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Produksi dan
membawahi : 1.
Kepala Bidang Litbang Operasional 2.
Kepala Bidang Litbang Umum dan Pengembangan Usaha
e. Kepala Divisi Pemasaran
Kepala Divisi Pemasaran mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan pemasaran garam bahan baku maupun
barang jadi, penguasaan dan pengembangan daerah pemasaran demi tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Pemasaran bertanggung jawab langsung kepada :
1. Kepala Bagian Rendal Pemasaran Bahan Baku
2. Kepala Bagian Rendal Pemasaran Barang Jadi
3. Kepala Cabang-cabang Niaga Daerah
f. Kepala Divisi Perkapalan
Kepala Divisi Perkapalan mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan kegiatan armada kapal dan angkutan laut lainnya
untuk pengiriman garam sesuai dengan kebutuhan demi tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan.
Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Divisi Perkapalan bertanggung jawab kepada Direktur Komersil dan
membawahi : Kepala Bagian Operasional dan Nahkoda Kapal. g.
Kepala Biro Keuangan dan Administrasi Kepala Biro Administrasi dan Keuangan mempunyai fungsi utama
merencanakan dan melaksanakan pengelolaan sumber dan
penggunaan dana perusahaan secara efisien, sitem informasi manajemen, rencana kerja dan angsuran perusahaan RKAP serta
melakukan pengendalian dalam realisasinya. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro
Administrasi dan Keuangan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan dan membawahi :
1. Kepala Bagian Keuangan dan Aktuarsi
2. Kepala Bagian Sistem Informasi Manajemen SIM
h. Kepala Biro Umum
Kepala Biro Umum mempunyai fungsi utama merencanakan dan melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia, sarana dan sasaran
perusahaan. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya, Kepala Biro
Umum bertanggung jawab langsung kepada Direktur Keuangan dan membawahi :
1. Kepala Bagian Tenaga Kerja
2. Kepala Bagian Kesekretariatan dan Umum
3. Kepala Bagian Hukum
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1.
Deskripsi Variabel Sistem Informasi X
1
Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero
diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Sistem
Informasi X
1
Skor Jawaban No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Data masukan yang BapakIbu
terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik.
0 0 0 5 16 12 7 40
2 Data masukan yang BapakIbu
terima mampu membantu kinerja BapakIbu
0 0 0 2 19 13 6 40
3 Data masukan yang dapat
BapakIbu proses dengan baik, mampu menghasilkan informasi
yang baik pula. 0 0 0 4 14
15 7 40
4 Informasi yang telah BapakIbu
hasilkan mampu memuaskan bagi pengguna informasi.
0 0 0 1 16 16 7 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.1 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden untuk pernyataan pertama cenderung berada pada jawaban setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan
dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini berarti bahwa para responden mengaku bahwa data masukan
yang responden terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik, kemudian untuk pernyataan kedua berada pada jawaban setuju dengan
pernyataan bahwa data masukan yang responden terima mampu membantu kinerjanya, serta pada pernyataan ketiga responden menjawab setuju bahwa
data masukan yang dapat responden proses dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula dan untuk pernyataan keempat juga
cenderung menyatakan setuju bahwa Informasi yang telah responden hasilkan mampu memuaskan bagi pengguna informasi.
4.2.2. Deskripsi Variabel Penganggaran X
2
Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero
diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.2. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Penganggaran X
2
Skor Jawaban No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Bapak Ibu mampu mengajukan
usulan yang baik dalam proses kegiatan.
0 0 1 5 14 13 7 40
2 Anggaran yang Bapak Ibu susun
dan ajukan sudah realistis. 0 0 1 6 13
12 8 40 3
Bapak Ibu mampu melaksanakan pemantauan yang baik dalam
pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung.
0 0 1 4 16 13 6 40
4 Tingkat tindakan koreksi Bapak
Ibu terhadap pelaksanaan anggaran mampu mengurangi
penyimpangan yang terjadi. 0 0 0 6 15
15 4 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.2 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang
memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada pernyataan pertama berada pada jawaban setuju bahwa responden sudah
mampu mengajukan usulan yang baik dalam proses kegiatan, serta anggaran
yang responden susun dan ajukan sudah realistis. Selain itu responden juga mampu melaksanakan pemantauan yang baik dalam pelaksanaan anggaran
yang sedang berlangsung. Serta responden yang mempunyai jawaban cenderung setuju terhadap pernyataan bahwa tingkat tindakan koreksi
responden terhadap pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan yang terjadi.
4.2.3. Deskripsi Variabel Pelaporan Dan Analisis X
3
Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero
diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.3. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Pelaporan
Dan Analisis X
3
Skor Jawaban No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Suatu laporan yang Bapak Ibu
hasilkan diterbitkan dengan tepat waktu.
0 0 1 5 11 16 7 40
2 Laporan yang Bapak Ibu hasilkan
mampu menunjukkan laporan yang akurat dan tepat.
0 0 0 4 14 15 7 40
3 Analisis yang Bapak Ibu peroleh
mampu menghasilkan keakuratan yang baik guna menunjang
pengambilan keputusan. 0 0 0 5 15
10 10 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.3 Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden cenderung setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang
memberikan jawaban dengan skor 5 dan 6. Hal ini menunjukkan bahwa pada
pernyataan pertama berada pada jawaban setuju bahwa suatu laporan yang responden hasilkan diterbitkan dengan tepat waktu, serta laporan yang
responden hasilkan mampu menunjukkan laporan yang akurat dan tepat dan analisis yang responden peroleh mampu menghasilkan keakuratan yang baik
guna menunjang pengambilan keputusan.
4.2.4. Deskripsi Variabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
Dari penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada para responden yang berjumlah 40 orang manager yang ada di PT. GARAM Persero
diperoleh jawaban sebagai berikut: Tabel 4.4. Hasil Jawaban Responden untuk Pernyataan Variabel Efektifitas
Sistem Pengendalian Manajemen Y
Skor Jawaban No Pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Misi dan Visi perusahaan yang
dijalankan oleh setiap bagian organisasi sudah tercermin dalam
setiap kegiatan operasi. 0 0 8 18 13 0 1 40
2 Dalam perencanaan kegiatan yang
dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan.
0 0 6 20 13 1 0 40
3 Interaksi kerjasama yang baik
dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektifitas kinerja
Bapak Ibu. 0 0 7 22 10 1 0 40
4 Pengendalian manajemen yang
Bapak Ibu terapkan, mampu mengendalikan keseluruhan
kegiatan bawahan dalam bekerja. 0 0 11
13 11 5 0 40
Sumber: Hasil Penyebaran Kuesioner diolah peneliti pada lampiran 2.4 Berdasarkan hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui
bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju dengan pernyataan yang diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang
memberikan jawaban dengan skor 4 sampai dengan 6. Hal ini menunjukkan bahwa misi dan visi perusahaan yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi
sudah tercermin dalam setiap kegiatan operasi, selain itu responden dalam perencanaan kegiatan yang dibuat mampu menggambarkan strategi yang
diharapkan, serta menurut responden interaksi kerjasama yang baik dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektifitas kinerja responden dan
pengendalian manajemen yang responden terapkan, mampu mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan dalam bekerja.
4.3.Deskripsi Hasil Pengujian 4.3.1. Hasil Pengujian Validitas, Reliabilitas Dan Normalitas
4.3.1.1 Pengujian Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu kuesioner mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur
tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pernyataan dengan skor total yang diperoleh dari
penjumlahan semua skor pernyataan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pernyataan signifikan ditunjukkan dengan taraf
signifikan 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas Sumarsono, 2002: 31. Hasil pengujian validitas pada
penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Sistem Informasi X
1
Item Pernyataan Pearson Correlation
Sig. Keterangan
1 0,873 0,000
VALID 2 0,869
0,000 VALID
3 0,901 0,000
VALID 4 0,904
0,000 VALID
Sumber : Lampiran 3.1 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson
correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel sistem informasi memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang
disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel sistem informasi telah valid.
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Penganggaran X
2
Item Pernyataan Pearson Correlation
Sig. Keterangan
1 0,930 0,000
VALID 2 0,946
0,000 VALID
3 0,950 0,000
VALID 4 0,873
0,000 VALID
Sumber : Lampiran 3.2 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson
correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel penganggaran memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang
disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang digunakan untuk variabel penganggaran telah valid.
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Pelaporan Dan Analisis X
3
Item Pernyataan Pearson Correlation
Sig. Keterangan
1 0,922 0,000
VALID 2 0,958
0,000 VALID
3 0,930 0,000
VALID
Sumber : Lampiran 3.3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai pearson correelation yang diperoleh untuk masing-masing item untuk variabel
pelaporan dan analisis memiliki nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 yang disyaratkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh item yang
digunakan untuk variabel pelaporan dan analisis telah valid. Tabel 4.8. Hasil Pengujian Validitas Untuk Variabel Efektifitas Sistem
Pengendalian Manajemen Y Item Pernyataan
Pearson Correlation Sig.
Keterangan 1 0,916
0,000 VALID
2 0,892 0,000
VALID 3 0,895
0,000 VALID
4 0,883 0,000
VALID
Sumber : Lampiran 3.4 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Pearson
Correlation yang diperoleh belum seluruhnya butir pernyataan variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen dengan taraf signifikan 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir pernyataan atau variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen dalam penelitian ini
telah valid. 4.3.1.2.Hasil Pengujian Reliabilitas
Selanjutnya pengujian dilakukan untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing kuesioner, dimana dari hasil pengujian diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas
Item pernyataan Cronbach
Alpha Hitung Cronbach
Alpha Yang Diisyaratkan
Ket Sistem Informasi X
1
0,907 0,600
Reliabel Penganggaran X
2
0,943 0,600
Reliabel Pelaporan Dan Analisis X
3
0,928 0,600
Reliabel Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y
0,910 0,600
Reliabel
Sumber : lampiran 3.1 – 3.4 Menurut Ghozali, 2001:133 pengukuran reliabilitas menggunakan
nilai cronbach Alpha, suatu kuesioner dikatakan reliabel bila memiliki nilai
cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dari hasil pengujian reliabilitas diatas,
dapat diketahui bahwa nilai cronbach Alpha dari masing-masing variabel yang diperoleh nilainya lebih besar dari 0,60 hal tersebut menunjukkan
bahwa semua item telah reliabel.
4.3.1.3.Hasil Pengujian Normalitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap variabel-variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov didapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4.10. Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov Variabel
Statistic Sig. Sistem Informasi
0,115 0,200
Penganggaran 0,073 0,200
Pelaporan Dan Analisis 0,094
0,200 Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen
0,131 0,081
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan hasil pengujian ini dapat diketahui bahwa nilai statistic
Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih
besar dari 0,05. Hal ini membuktikan bahwa semua variabel yang diteliti berdistribusi normal. Sehingga pengujian dengan menggunakan statistik
parametrik atau dalam hal ini regresi linier berganda layak untuk dilakukan.
4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik
4.3.2.1.Uji Multikolinieritas
Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil
pengujian terhadap gejala mulitikolinieritas diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel bebas Tolerance
VIF Sistem Informasi X
1
0,993 1,007
Penganggaran X
2
0,960 1,042
Pelaporan Dan Analisis X
3
0,956 1,046
Sumber : lampiran 6 Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai VIF seluruh
variabel bebas dalam penelitian ini lebih kecil dari 10, artinya seluruh variabel bebas pada penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinier Ghozali,
2001:57. 4.3.2.2.Uji Heteroskedastisitas
Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank
Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05. Hal ini bisa
diidentifikasikan dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara
residual dengan seluruh variabel independen atau yang menjelaskan dimana nilai signifikansi yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas No
Variabel Nilai mutlak
dari residual Taraf
Signifikansi 1
Sistem Informasi X
1
0,084 0,608
2 Penganggaran X
2
-0,076 0,640
3 Pelaporan Dan Analisis X
3
-0,163 0,313
Sumber : lampiran 8 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa, tingkat signifikan
koefisien Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual adalah lebih besar dari 0,05 yang berarti pada model regresi ini tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4.3.2.3.Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali 2006: 95 uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka perlu dilihat tabel
Durbin Watson. Sebagai berikut:
d =
N t
1 t
2 t
N t
2 t
2 1
t t
e e
e
Keterangan : d = nilai Durbin Watson
e
t
= residual pada waktu ke-t e
t-1
= residual pada waktu ke-t-1 satu periode sebelumnya N = banyaknya data
Dalam penelitian ini, besarnya Durbin Watson setelah dianalisis adalah 1,955 lampiran 6. Untuk mengetahui adanya gejala autokorelasi maka
perlu dilihat tabel Durbin Watson dengan jumlah variabel bebas K = 3 sedangkan jumlah pengamatan 40 maka diperoleh dl = 1,338 dan du = 1,659
lampiran 5. Selanjutnya nilai tersebut diplotkan ke kurva Durbin Watson dibawah ini :
Gambar 4.2. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi
4-du = 2,341
4-dl = 2,662
D.W = 1,955
dl = 1,338
A d
a Au toko
relasi Po
sitif Daera
h kera
g u
-ra gua
n
Daera h
Kera g
u -ra
gua n
A d
a Au toko
relasi negat
if Tidak Ada
Autokorelasi
du = 1,659
Berdasarkan ga penentuan keputusa
mbar diatas dapat diketahui bahwa distribusi daerah n dimulai dari 0 nol sampai 4 empat. Dan dapat
disim
tersebut telah bebas dari penyi
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linier iperoleh persamaan regresi
sebag
Unstandardized Coefficients
pulkan karena nilai dari analisis sebesar 1,955 lampiran 6 berada
pada daerah tidak ada autokorelasi sehingga dapat diputuskan bahwa telah terbebas dari penyimpangan autokorelasi.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa model analisis regresi linier berganda
mpangan-penyimpangan asumsi klasik, yaitu bebas dari penyimpangan heteroskedastisitas, multikolinieritas dan autokorelasi sehingga layak untuk
dilakukan pengujian regresi linier berganda.
berganda dengan bantuan program SPSS d ai berikut lampiran 6 :
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Coefficients Model
B Std. Error
1 Constant -9,095
3,155 Sistem Informasi
0,826 0,082
Penganggaran 0,175 0,070
Pelaporan Dan Analisis 0,209
0,093 S
iran 6
Y= -9,095 + 0,826 X
1
+ 0,175 X
2
+ 0,
n regresi diatas mempunyai arti bahwa:
an X
2
dan lisis X
3
adalah konstan atau sama dengan nol, umber : Lamp
209 X
3
Berdasarkan persamaa b
= Konstanta = -9,095 Apabila variabel Sistem Informasi X
1
, Penganggar Pelaporan Dan Ana
maka nilai Efektifitas Sistem Pengendalian Manajemen Y adalah sebesar -9,095.
Koefisien regresi untuk X b
1
= esarnya nilai koefisien regresi untuk variabel sistem
mpunyai koefisien regresi positif.
b
2
= bel
an mempunyai koefisien regresi
1
= 0,826 Menunjukkan b
informasi X
1
yaitu 0,826 dan me Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan
variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel sistem informasi X
1
sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan nilai efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,826 dan sebaliknya
apabila terjadi penurunan pada variabel sistem informasi X
1
sebesar 1 satuan, dapat menurunkan pula efektifitas sistem pengendalian
manajemen Y sebesar 0,826 dengan asumsi bahwa variabel penganggaran X
2
dan pelaporan dan analisis X
3
adalah konstan. Koefisien regresi untuk X
2
= 0,175 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk varia
penganggaran X
2
yaitu 0,175 d positif. Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan
variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel penganggaran X
2
sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,175 dan sebaliknya apabila
terjadi penurunan pada variabel penganggaran X
2
sebesar 1 satuan, dapat menurunkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y
sebesar 0,175 pula dengan asumsi bahwa variabel sistem informasi X
1
dan pelaporan dan analisis X
3
adalah konstan. Koefisien regresi untuk X
b
3
= ariabel pelaporan
empunyai koefisien regresi positif.
4.3.4. Pengujian Hipotesis
4.3.4.1.Uji Kecocokan Model
esesuaian model persamaan regresi yang dihasilkan, nilai signifikansi uji F 0,05
=5, maka diputus
n
3
= 0,209 Menunjukkan besarnya nilai koefisien regresi untuk v
dan analisis X
3
yaitu 0,209 dan m Hal ini menunjukkan terjadinya perubahan yang searah dengan
variabel terikat. Jadi setiap ada kenaikan pada variabel pelaporan dan analisis X
3
sebesar 1 satuan, dapat meningkatkan efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 0,209 dan sebaliknya apabila
terjadi penurunan pada variabel pelaporan dan analisis X
3
sebesar 1 satuan, dapat menurunkan efektifitas sistem pengendalian manajemen
Y sebesar 0,209 pula dengan asumsi bahwa variabel sistem informasi X
1
dan penganggaran X
2
adalah konstan.
Untuk menguji k digunakan uji F. Apabila
kan untuk menolak H dan menerima H
I
, dan disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh X
1
, X
2
dan X
3
tergadap Y. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien korelasi berganda R sebesar 0,864 atau sebesar 86,4 Lampiran 6
me unjukkan korelasi yang cukup kuat antara variabel sistem informasi
X
1
, penganggaran X
2
dan pelaporan dan analisis X
3
terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y.
Nilai koefisien determinasi R
2
sebesar 0,747 Lampiran 6 yang berarti bahwa variabel sistem informasi X
1
, penganggaran X
2
dan pelap
el bebas yang diteliti terhadap variabel terika
umlah variabel.
F
tab
iperoleh 35,440 lebih besar dari nilai F
tabel
2,8 ikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka
dapat oran dan analisis X
3
mampu menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen Y sebesar 74,7
dan sisanya sebesar 25,3 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan atau bersama-sama dari variabel-variab
t. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut : 1.
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas n-k-1, dimana n = jumlah pengamatan dan k = j
bebas sehingga df = 40 - 3 - 1 = 36 2.
Kriteria Pengujian Ho diterima jika F
hit
F
tab
Ho ditolak jika F
hit
Karena nilai F
hitung
yang d 4, sedangkan tingkat signif
diputuskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga secara simultan variabel sistem informasi X
1
, penganggaran X
2
dan pelaporan dan analisis X
3
berpengaruh signifikan terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y. Dengan demikian hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh simultan
antara variabel sistem informasi X
1
, penganggaran X
2
dan pelaporan dan analisis X
3
terhadap efektifitas sistem pengendalian manajemen Y.
.2.Uji t 4.3.4
tuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsia
α sebesar 5
= 40 - 3 – 1 = 36
esar 2,021 l dengan t hitung
i t hitung Nilai t tabel
Un l atau individu terhadap variabel terikat digunakan analisis uji t. Dari
hasil pengujian diperoleh hasil sebagai berikut : Cara mencari t tabel :
a Tingkat signifikasi
b Derajat kebebasan df
Denumerator = n – k – 1 Dimana; n = banyaknya observasi
k = variabel bebas c
Jadi t tabel menunjukkan seb d
Rangkuman hasil perhitungan nilai t tabe Tabel 4.14. Tabel Perbandingan t
hitung
Dengan t
tabel
Variabel bebas Sig.
Nila Sistem Informasi X 0,000
10,042 2,021
1
Pengan ggaran X
2
,018 2,487
2,021 Pelaporan Dan Analisis X
3
0,031 2,240
2,021 S
Parsial variabel sistem informasi X
1
terhadap umber : Lampiran 6
a. Pengaruh Secara
variabel efektifitas sistem pengendalian manajemen Y menggunakan level of convidence sebesar 95 dan tingkat signifikasi 5 dan untuk
menentukan t tabel dengan degree of fredom df sebesar : n – k – 1 = 40 - 3 – 1 = 36, maka t tabel sebesar = 2,021. Karena t hitung 10,042
t tabel 2,021 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel sistem informasi secara parsial
mempengaruhi efektifitas sistem pengendalian manajemen pada PT. GARAM Persero.
b. Pengaruh Secara Parsial variabel penganggaran X
2
terhadap variabel
rsial variabel pelaporan dan analisis X
3
Terhadap
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian