PENGARUH SISTEM INFORMASI DAN PENGANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. PELINDO III.
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Oleh : Yuliana Asri N 0413010358/FE/AK
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
2010
(2)
TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN PADA PT. PELINDO III
Yang diajukan
Yuliana Asri N 0413010358
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
DRS. EC. H.E. ACHSAN, AK Tanggal : ... NIP. 030 181 665
Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
DRS. EC. SAIFUL ANWAR, MSi NIP. 030 194 437
(3)
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat
dan rahmat-Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “PENGARUH SISTEM INFORMASI DAN
PENGANGGARAN TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. PELINDO III”.
Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
yang terhormat :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin. N, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
3.
Ibu Dr. Sri Trianingsih, MSi, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
4.
Bapak Drs. Ec. H.E. Achsan, AK, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya dalam memberikan bimbingan. Terima
kasih atas semua saran, motivasi, dan bimbingannya selama penyusunan
skripsi ini.
(4)
ii
5.
Segenap tenaga pengajar, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
6.
Kedua Orang Tuaku, saudara-saudaraku, teman-teman dan sahabat sejatiku
yang selalu bersedia meluangkan waktu dan tenaganya dalam membantu
proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala motivasi, dukungan
dan doanya.
7.
Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas
dukungannya selama ini.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik
dan saran yang membangun agar dalam penulisan yang selanjutnya dapat lebih
baik dan lebih bermanfaat bagi yang memerlukan.
Surabaya,
Mei
2010
(5)
Hal
KATA PENGANTAR...
i
DAFTAR ... iii
DAFTAR ISI TABEL ...
vii
DAFTAR ISI GAMBAR ...
viii
DAFTAR ISI LAMPIRAN...
ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I
: PENDAHULUAN ...
1
1.1. Latar
Belakang ... 1
1.2.
Rumusan Masalah ...
7
1.3. Tujuan
Penelitian ... 8
1.4.
Manfaat Penelitian ...
8
BAB II
: TINJAUAN PUSTAKA ...
9
2.1.
Hasil Penelitian Terdahulu...
9
2.2.
Landasan Teori...
2.2.1.
Sistem Pengendalian Manajemen ...
2.2.1.1. Pengertian Pengendalian Manajemen dan
Sistem Pengendalian Manajemen ...
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam SPM...
2.2.1.3.
Efektivitas
Dalam
SPM...
2.2.2.
Sistem Informasi ...
2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem informasi ...
2.2.2.2. Karakteristik Sistem Informasi ...
2.2.2.3. Penggolongan Sistem Informasi ...
2.2.3.
Penganggaran ...
2.2.3.1. Pengertian Penganggaran...
2.2.3.2.
Karakteristik
Penganggaran ...
2.2.3.3. Kegunaan Pokok Anggaran ...
(6)
2.2.5. Tinjauan Teori X dan Y ...
2.2.5.1. Tinjauan
Teori
Dua
Faktor...
2.2.5.2. Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran,
Terhadap Efektivitas
Sistem
Pengendalian
Manajemen ...
2.3. Kerangka
Pikir ...
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN...
3.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...
3.1.1.
Definisi Operasional ...
3.1.2.
Pengukuran Variabel...
3.2.
Teknik Penentuan Sampel...
3.2.1. Sampel...
3.3.
Teknik Pengumpulan Data...
3.3.1.
Jenis
Data ...
3.3.2.
Sumber Data...
3.3.3.
Pengumpulan Data ...
3.4.
Uji Validitas, Uji Realibilitas, Dan Uji Normalitas ...
3.4.1.
Uji
Validitas ...
3.4.2.
Uji Realibilitas ...
3.4.3.
Uji Normalitas...
3.5.
Teknik Analisis ...
3.5.1.
Uji Asumsi Klasik...
1.
Uji Multikolinearitas ...
2.
Uji Heteroskedasitas ...
3.
Uji Autokorelasi...
3.6.
Analisis Regresi Linier Berganda ...
3.6.1. Uji
Hipotesis ...
(7)
BAB IV : HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN ...
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian...
4.1.1. Sejarah
Perusahaan ...
4.1.2. Struktur
Organisasi ...
4.1.3.
Jumlah
Karyawan...
4.1.4.
Visi Dan Misi Perusahaan...
4.2. Deskripsi
Hasil
Penelitian...
4.2.1.
Distribusi
Frekuensi ...
4.2.1.1. Distribusi Frekuensi Variabel
Sistem
Informasi
(X1)...
4.2.1.2. Distribusi Frekuensi Variabel
Penganggaran
(X2) ...
4.2.1.4.
Distribusi
Frekuensi Variabel Efektivitas
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)...
4.3. Pengujian
Kualitas
Data...
4.3.1. Uji
Validitas ...
4.3.1.1. Uji Validitas Pada Variabel
Sistem
Informasi
(X1)...
4.3.1.2.
Uji Validitas Pada Variabel
Penganggaran
(X2) ...
4.3.1.3.
Uji Validitas Pada Variabel
Pelaporan Dan Analisis (X3) ...
4.3.1.4.
Uji Validitas Pada Variabel
Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
(Y) ...
4.3.2. Uji
Reliabilitas ...
4.3.3. Uji
Normalitas...
4.4. Uji
Asumsi
Klasik...
(8)
4.4.3. Uji
Autokorelasi ...
4.5.
Analisis Regresi Linier Berganda ...
4.5.1. Uji
Hipotesis ...
4.5.1.1. Uji
Kecocokan
Model ...
4.5.1.2. Uji
F ...
4.5.1.3. Uji
t ...
4.6.
Pembahasan Hasil Penelitian ...
4.6.1. Implikasi
Penelitian...
4.6.2.
Konfirmasi Hasil Penelitian Dengan Tujuan
Dan
Manfaat
Penelitian...
4.6.3.
Perbedaan Peneliti Dengan Peneliti Terdahulu
4.6.4. Keterbatasan
Penelitian
...
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...
5.1.
Kesimpulan ...
5.2.
Saran...
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI TABEL
No. Tabel
Hal
1.1 Jumlah Penurunan Karyawan PT. Petrokimia Gresik... 5
1.1
Laba Bersih PT. Petrokimia Gresik ... 6
(9)
3.1 Jumlah Kepala Kompartemen, Kepala Departemen ... 52
3.2 Ketentuan Uji Durbin Watson... 58
4.1 Produk Pupuk PT. Petrokimia Gresik ... 63
4.2 Produk Non Pupuk PT. Petrokimia Gresik ... 63
4.3 jumlah karyawan PT. Petrokimia Gresik ... 69
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Informasi (X1) ... 70
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Penganggaran (X2) ... 71
4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Pelaporan Dan Analisis (X3) ... 72
4.7 Distribusi
Frekuensi Variabel Efektivitas
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)... 73
4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Informasi (X1)... 75
4.9 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Penganggaran (X2) ... 76
4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pelaporan Dan Analisis (X3) ... 77
4.11 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel
Sistem Pengendalian Manajemen (Y)... 78
4.12 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen... 79
4.13 Normalitas Data ... 80
4.14 Korelasi Antar Variabel Bebas ... 82
4.15 Heteroskedastisitas... 83
4.16 Koefisien Regresi... 85
4.17 Hasil Analisis Regresi Simultan ... 87
4.18 Hasil Analisis Regresi Parsial ... 88
4.19 Koefisien Determinasi (R
2) ... 89
DAFTAR ISI GAMBAR
No. Gambar
Hal
(10)
viii
DAFTAR ISI LAMPIRAN
No. Lampiran
1.
Contoh Kuisioner
2.
Rekapitulasi Jawaban Kuisioner
3.
Hasil Uji Validitas Y Dan Realibilitas Y
4.
Hasil Uji Validitas X1 Dan Realibilitas X1
5.
Hasil Uji Validitas X2 Dan Realibilitas X2
6.
Hasil Uji Validitas X3 Dan Realibilitas X3
7.
Hasil Uji Normalitas, Heteroskedastisitas
8.
Koefisien Determinasi, Hasil Uji F Dan Uji t
9.
Surat Keterangan Dari PT. Petrokimia Gresik
(11)
Yuliana Asri N
Abstrak
Dewasa ini tingkat persaingan yang semakin tajam ditambah dengan
adanya perubahan selera konsumen, kemajauan teknologi, serta perubahan sosial
ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis. Dengan
semakin meningkatnya persaingan, maka saat ini hampir tidak ada suatu negara
ataupun industri yang tidak peduli terhadap masalah persaingan. Perubahan
intensitas persaingan bahkan terjadi secara dinamis sehingga batasan arena
persaingan menjadi semakin kabur, dan pesaing semakin sulit untuk diidentifikasi
dan diantisipasi. Gelombang globalisasi bisnis semakin meningkatkan dinamika
dan intensitas persaingan sehingga meningkatkan peran strategi dalam menunjang
kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (survive) menghadapi persaingan.
Tujuan dari peneltian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem informasi dan
penganggaran berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen pada PT.
Pelindo III.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepala divisi, sub
divisi PT. Pelindo III sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam peneltian ini adalah random sample. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik regresi linier berganda dengan menggunakan uji
hipotesis uji kesesuaian model.
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan regresi linear berganda
ditemukan hasil bahwa sistem pengukuran informasi dan penganggaran secara
parsial dan simultan berpengaruh terhadap sistem pengendalian manajemen pada
PT. Pelindo III terbukti kebenarannya.
Kata Kunci : sistem informasi, penganggaran, sistem pengendalian manajemen
(12)
1 1.1. Latar Belakang
Dewasa ini tingkat persaingan yang semakin tajam ditambah dengan adanya perubahan selera konsumen, kemajauan teknologi, serta perubahan sosial ekonomi memunculkan tantangan-tantangan dan peluang dalam bisnis.
Dengan semakin meningkatnya persaingan, maka saat ini hampir tidak ada suatu negara ataupun industri yang tidak peduli terhadap masalah persaingan. Perubahan intensitas persaingan bahkan terjadi secara dinamis sehingga batasan arena persaingan menjadi semakin kabur, dan pesaing semakin sulit untuk diidentifikasi dan diantisipasi. Gelombang globalisasi bisnis semakin meningkatkan dinamika dan intensitas persaingan sehingga meningkatkan peran strategi dalam menunjang kemampuan organisasi untuk tetap bertahan (survive) menghadapi persaingan.
Adanya persaingan ini akan membawa dampak bagi pihak manajemen perusahaan dimana pihak manajemen perusahaan dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien dalam menjalankan aktivitas usahanya agar perusahaan dapat memperoleh profit, memenangkan persaingan atau paling tidak, dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dimana semua itu semua merupakan salah satu tujuan didirikannya perusahaan.
(13)
Pencapaian tujuan perusahaan bukanlah hal yang sangat mudah untuk dilakukan, karena itu diperlukan rumusan strategi yang nantinya rumusan strategi ini dijalankan melalui kegiatan perusahaan yang pada hakekatnya merupakan upaya bersama antara pengusaha dan pekerja yang diarahkan, baik untuk pertumbuhan perusahaan maupun untuk kesejahteraan masyarakat termasuk kesejahteraan pekerja. Oleh karena itu perusahaan perlu memberi imbalan yang layak sesuai dengan sumbangan jasa yang diberikan serta pertimbangan kemanusiaaan. Selain itu, perusahaan wajib mempertahankan peningkatan kesejahteraan pekerja sesuai dengan peningkatan kemampuan dan kemajuan perusahaan.
Agar berhasil mengimplementasikan strategi dengan baik, manajer perlu system pengendalian manajemen (management control system) yang oleh Anthony (1998: 6) dinyatakan sebagai suatu proses di mana manajer organisasi mempengaruhi anggota-anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan strategi organisasi yang telah ditentukan.
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang berubah cepat, peran sistem pengendalian manajemen menjadi semakin penting dalam menentukan keberhasilan organisasi.
Sistem pengendalian manajemen yang digunakan organisasi memiliki dimensi yang luas. Sistem pengendalian manajemen dirancang tidak hanya untuk kepentingan pengendalian formal (input, output, dan
(14)
proses), melainkan juga untuk meningkatkan pengendalian diri, budaya, sosial, dan stratejik.
Menurut Anthony, dkk. (1993: 11), pengendalian manajemen terutama adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat orang-orang yang melaksanakan kegiatan-kegiatan demi mencapai tujuan organisasinya. Ini juga digunakan sebagai proses untuk mendeteksi dan mengoreksi kesalahan-kesalahan yang tidak di sengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Dalam penerapan sistem pengendalian manajemen menurut Supriyono, (2000: 36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok struktur dan proses.
Yang termasuk dalam kelompok struktur adalah : a. Struktur Organisasi
b. Aliran Informasi
c. Pendelegasian Wewenang
Adapun yang termasuk dalam kelompok proses adalah : a. Penyusunan Anggaran
b. Pelaporan dan Analisis
Dalam melaksanakan operasionalnya suatu perusahaan tentu tidak terlepas dari pengaruh struktur dan proses dari penerapan sistem pengendalian manajemen. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) merupakan satu disiplin ilmu akuntansi manajemen yang berusaha untuk mengatur dan mempengaruhi perilaku orang-orang didalam organisasi
(15)
agar bertindak sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak manajemen untuk mencapai tujuan organisasinya. Jika dicermati sistem pengendalian mungkin merupakan satu-satunya disiplin ilmu akuntansi yang cukup luas dan sulit untuk dipelajari mengingat bahwa objek dari sistem pengendalian manajemen adalah manusia yang bersifat unik satu sama lain dan memiliki motivasi dan keinginan pribadi yang berbeda pula (Bonnie, 2004).
Menurut Soeherman (2004: 132) bahwa motivasi merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.
PT. PELINDO III merupakan perusahaan yang melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya, serta pembangunan di bidang jasa usaha kepelabuhan.
Karena PT. PELINDO III terus berkembang memungkinkan adanya permasalahan dalam sistem pengendalian manjemen yang disebabkan oleh kurang tepatnya pemrosesan sistem informasi yang disusun oleh pihak manajemen.
Dimana permasalahan untuk sistem informasi adalah pada saat perusahaan harus memutasi karyawan dari bagian yang satu ke bagian yang lain, menyebabkan karyawan tersebut harus menyesuaikan diri dengan bidang yang baru, sehingga dapat dimungkinkan terjadinya kurang komunikasi dan kerja sama antar sub bagian yang belum faham akan
(16)
pembagian tugas kepada bawahan ataupun terhadap tugas yang diemban sendiri. Bagi karyawan yang kurang memahami sistem informasi yang digunakan oleh perusahaan dalam hal ini PT. PELINDO III yang menggunakan Sistem Informasi Umum Keuangan (SIUK), maka dapat berpengaruh pada proses penyusunan anggaran itu sendiri, misalnya realisasi anggaran yang diperoleh tidak sesuai dengan rencana anggaran yang disusun sehingga terjadi penurunan laba perusahaan. Untuk mengetahui proyeksi laba/rugi pada awal tahun perusahaan membuat RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan), kemudian pada akhir tahun dapat diketahui selisih perbandingan proyeksi laba/rugi antara rencana dengan realisasi setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat data laba bersih PT. PELINDO III dalam lima tahun adalah sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Laba Kotor PT. PELINDO III
Tahun Rencana Realisasi Selisih
2004 2005 2006 2007 2008
Rp 127.617.854.000 Rp 116.469.869.675 Rp 122.181.914.000 Rp 132.025.520.000 Rp 204.682.380.000
Rp 84.412.605.384 Rp 121.012.224.403 Rp 110.446.495.941 Rp 130.427.214.270 Rp 234.085.936.297
Rp (43.205.248.616) Rp 4.542.354.800 Rp (11.735.418.059) Rp ( 1.598.305.800) Rp 29.403.556.297 Sumber: PT. PELINDO III
(17)
Dari data yang diperoleh mulai tahun 2004 hingga tahun 2008, dapat dilihat selisih antara realisasi dan rencana laba kotor tahun 2004 sebesar Rp (43.205.248.616), tahun 2005, realisasi laba kotor mengalami kenaikan menjadi Rp 4.542.354.800, tahun 2006, realisasi laba kotor mengalami penurunan menjadi Rp (11.735.418.059), tahun 2007 kembali menurun menjadi Rp (1.598.305.800), dan untuk tahun 2008 mengalami kenaikan menjadi Rp 29.403.556.297.
Hal ini disebabkan adanya variabel-variabel yang mempengaruhi seperti, arus kunjungan kapal (perbedaan grosstonic), naik turunnya arus barang (dampak dari lingkungan interland), menurunnya arus penumpang,dan lainnya. Selain itu, kendala operasional juga mempengaruhi yaitu diantaranya : kebijakan pemerintah mengenai ekspor impor barang, adanya krisis global, tingginya kurs dollar, serta tingginya inflasi, merupakan kendala yang tidak dapat dihindari. Hal ini menyebabkan kinerja para manajer tidak efektif.
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka hal tersebut menarik peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul “ Pengaruh Sistem Informasi dan Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen Pada PT. PELINDO III”.
(18)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
Apakah sistem informasi dan penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen ?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk menguji sistem informasi dan penganggaran berpengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan perusahaan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen. b.Bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi universitas sebagai tambahan referensi dan dapat memberikan ide-ide untuk pengembangan lebih lanjut bagi rekan-rekan yang mengadakan penelitian dimasa mendatang.
c.Bagi peneliti
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Berikut ini dikemukakan penelitian-penelitian yang sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Dodyk Ardyansah Rachman (2003)
Dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti Selera Di Pasuruan”. Perumusan masalah yang dibahas adalah :
a. Apakah ada pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran serta pelaporan dan analisis terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
b. Diantara struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dan penganggaran, serta pelaporan dan analisis, apakah struktur organisasi yang mempunyai pengaruh dominan terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
(20)
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut adalah bahwa pengaruh struktur organisasi, sistem informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang, penganggaran serta pelaporan dan analisis telah teruji dan terbukti nyata maka sistem pengendalian manajemen yang diterapkan dapat berjalan efektif. 2. Bonnie Soeherman (2004)
Dengan judul “ Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas
dan efisiensi perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam Pencapaian Strategi Badan Usaha. Perumusan masalah yang dibahas adalah:
Apakah motivasi merupakan faktor pengaruh utama di dalam mendisain sistem pengendalian manajemen?
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah motivasi merupakan komponen dasar yang membawa dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha.
(21)
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Pengendalian Manajemen
2.2.1.1 Pengertian Pengendalian Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat
variabel (misalnya mesin-mesin, manusia, equipment) menuju arah atau mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai.
Pengendalian Manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan
cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan
oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri atas struktur dan proses (Supriyono, 2000: 4-5).
Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen, sebagai berikut
(Anthony, dkk., 1993: 13-14) :
1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada program-program
(22)
2. Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian manajemen terbagi dalam dua jenis : (a) data terencana dalam bentuk program, anggaran dan standar; (b) data actual, yaitu yang benar-benar terjadi baik di dalam maupun dilingkungan organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem organisasi total yang merangkum semua aspek dalam operasi organisasi.
4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berhubungan erat dengan
struktur keuangan (financial structure), dimana kegiatan-kegiatan dan sumber daya organisasi dinyatakan dalam satuan uang (misalnya; rupiah atau dolar).
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen
cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu.
6. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terkoordinasi dan terpadu, dimana data yang terkumpul digabungkan untuk saling dibandingkan setiap saat pada setiap unit organisasi.
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen a. Struktur Pengendalian Manajemen
Dalam struktur pengendalian manajemen terdapat struktur
organisasi, aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang (Anthony, dkk., 1993: 11).
(23)
b. Proses Pengendalian Manajemen
Banyak dari proses pengendalian manajemen melibatkan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan. Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak diterima sebagai deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal. Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis (Anthony, dkk., 1993: 27).
2.2.1.3. Efektivitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Anthony dkk (1993: 12) pengendalian manajemen menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran (output). Unit organisasi yang paling efisien adalah unit yang dapat memproduksi sejumlah keluaran dan penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran terbanyak dari masukan yang tersedia.
Para manajer senior menggunakan sistem pengendalian
(24)
menyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer, mereka tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Fungsi manajer adalah memastikan bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain; dan bila mereka dapat mengamati pekerjaaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa pekerjaan tersebut memang sedng dilaksanakan. (Anthony, dkk., 1993: 13).
2.2.2. Sistem Informasi
2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling
berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi (Husein, 1993: 8). Menurut Supriyono (2000: 273) didalam sistem pengendalian manajemen mempunyai dua aspek informasi yaitu:
1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang penting maanfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian manajemen.
2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting.
(25)
Sistem pengendalian manajemen dapat didefinisikan sebagai sutu rangkaian struktur komunikasi yang saling berhubungan yang memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan bagian-bagian organisasi dalam mencapai tujuannya.
Menurut Supriyono (2000: 317), sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai:
1. Setiap transaksi
2. Informasi formal lainnya 3. Observasi informal
4. Peristiwa-peristiwa eksternal yang relevan untuk diolah menjadi informasi.
Informasi yang di hasilkan oleh sistem informasi digunakan pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mengarahkan pengendalian tugas.
(26)
2.2.2.2.Karakteristik Sistem Informasi
Karakteristik sistem informasi meliputi (Wilkinson, 1993: 4-5) :
1. Jaringan informasi
Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang telah jauh lebih banyak.
2. Tahapan dan fungsi konversi data
Sistem informasi (mengkonversikan) masukan-masukan menjadi keluaran. Ada tiga tahap yang dilakui dalam pengubahan atau transformasi ini : tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan dan tahap keluaran.
3. Masukan data dan keluaran informasi
Berbagai data dimasukan untuk diproses selama tahap masukan, sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran.
4. Pengguna informasi
Pengguna-pengguna informasi, meliput : pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan pemerintah dan serikat pekerja.
(27)
2.2.2.3.Penggolongan Sistem Informasi
Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima golongan, (Swastha, 1997: 162-163) yaitu :
1. Informasi Internal dan Eksternal
Penggolongan informasi kedalam : Informasi internal (informasi yang berasal dari dalam) dan eksternal (informasi yang berasal dari luar) ini didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas produksi dan sebagainya. Sedangkan contoh informasi yang berasal dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan perpajakan dan sebagainya.
2. Informasi Yang Diulang dan Yang Tidak Diulang
Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak atau interval waktunya. Informasi yang mempunyai interval waktu kurang dari satu tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan lainnya dikategorikan sebagai informasi yang tidak diulang.
(28)
3. Informasi Keharusan dan Operasional
Informasi keharusan merupakan informasi yang diminta sebagai prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi tersbut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta operasi perusahaan.
4. Informasi Aktif dan Pasif
Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada seseorang bahwa ia (si penerima) harus melakukan sesuatu. Sedangkan informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak mengikat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan.
5 Informasi Yang Sudah Terjadi dan Yang Akan Terjadi
Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting pengunaannya dalam menyusun suatu perencanaan.
(29)
2.2.3. Penganggaran
2.2.3.1. Pengertian Penganggaran
Menurut Mulyadi (2001: 488), konsep anggaran dapat difahami dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programming). Tanpa didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah mana pun.
Menurut Munandar (2001: 1), budget (anggaran) ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
2.2.3.2.Karakteristik Penganggaran
Suatu anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut
(Mulyadi, 2001: 490) :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
(30)
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Angaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, angaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Penganggaran (penyusunan anggaran) adalah proses penentuan peran manajer pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau bagian program (Supriyono, 2000: 5).
2.2.3.3.Kegunaan Pokok Anggaran
Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu (Munandar, 2001: 10) :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
(31)
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan deikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukan kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (anggaran) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.2.3.4.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Menurut Munandar (2001: 14-15) secara sederhana, akuntansi
diartikan sebagai suatu cara yang sitematis untuk melakukan pencatatan, melakukan penggolongan-golongan, melakukan peringkasan, melakukan penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan.
(32)
Dari pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial yang tejadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu yang akan datang.
Bilamana dihubungkan maka antara anggaran dengan akuntansi mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu:
1. Akuntansi menyajikan data histories yang sangat bermanfaat untuk mengadakan taksiran-taksiran (forecasting) yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat didalam penyusunan anggaran (fungsi pedoman kerja). 2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanan anggaran secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran secasra lengkap. Data realisasi pelaksanan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penelitian (evaluasi) kerja perusahaan.
(33)
2.2.3.5.Tahap Implementasi Anggaran
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting (Mulyadi, 2001: 509) yaitu :
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil, memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat.
2.2.4.Tinjauan Teori X dan Y
Menurut Supriyono (2000: 2: 241) teori X dan Y pertama kali dikemukakan oleh Gregor (1960 dan 1967). Gregor mengemukakan bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktiitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan teori Y. Teori ini berpendapat bahwa dengan mengambangkan filosofi manajemen yang benar terhadap penilaian sikap manusia akan berakibat dapat menimbulkan motivasi sumber daya manusia. Manajer perusahaan harus tahu bagaimana menimbulkan motivasi para karyawan dengan cara mengidentifikasikan lebih dahulu apakah karyawannya cenderung
(34)
memenuhi kriteria teori X dan teori Y, atau kombinasi dari kedua macam teori tersebut.
Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. Motivasi karyawan pada teori X adalah balas jasa dari perusahaan berupa gaji atau upah dan penghasilan lainnya. Motivasi bekerja adalah karena takut hubkuman atau karena menginginkan hadiah. Manajer yang mendasarkan tindakannya pada teori X atau beranggapan bahwa karyawannya mempunyai sikap teori X akan melakukan pengawan terhadap karyawan dengan ketat, membuat tugas-tugas para karyawan lebih jelas dan berstruktur, dan banyak memberikan hukuman atau hadiah.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Motivasi karyawan terutama ditimbulkan karena adanya pengakuan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri. Manajer yang mendasarkan pada teori Y atau beranggapaan bahwa karyawannya mempunyai sikap seperti teori Y akan mengelola perusahaan dengan lebih terbuka, mendorong para karyawan, khususnya staf, berinisitatif dan berkembang.
(35)
Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaaan atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin.
Pendekatan yang terlalu keras selalu menghasilkan permusuhan (antagonis), sabotase, dan hasil yang rendah. Sebaliknya pendekatan yang terlalu lunak dapat mengakibatkan karyawan malas dan permintaannya berlebihan sehingga dapat menurunkan hasil produksi serta kegagalan pertangungjawaban manajerial. Jika memungkinkan, manajer hendaknya dapat mengembangkan kepercayaan dan tanggung-jawab timbal balik serta saling menghormati, sehingga para manajer dapat memadukan kebutuhan-kebutuhan individual karyawan dengan tujuan-tujuan perusahaan atau dengan kata lain tercapai keselarasan tujuan.
2.2.4.1.Tinjauan Teori Dua Faktor
Menurut Supriyono (2000: 2: 247) teori dua faktor dikemukakan oleh Herzberg (1950). Teori dua faktor merupakan salah satu teori motivasi yang cukup terkenal dan mempunyai pengaruh penting pada manajemen. Teori dua faktor atau teori motivasi-higiene memisahkan dua perangkat yang menerangkan sikap terhadap tugas karyawan, yaitu: (1) faktor kepuasan, dan (2) faktor ketidakpuasan.
(36)
Dari penelitian Herzberg diketahui bahwa kepuasan diperoleh karena karywan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan atau terhadap isi pekerjaan, sehingga faktor kepuasan disebut juga sebagai faktor motivasi. Faktor ketidakpuasan umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan atau hubungan kerja, sehingga faktor ketidakpuasan juga disebut faktor lingkungan atau faktor higiene.
Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan dan faktor-faktor yang
menimbulkan ketidakpuasan dapat dirinci seperti tampak pada tabel 2.1 dan 2.2.
Tabel 2.1.
Faktor Kepuasan dan Faktor Ketidakpuasan Faktor Kepuasan
(Faktor Motivasi)
Faktor Ketidakpuasan Faktor Higiene 1.Prestasi
2. Pengakuan
3.Pertanggungjawaban 4.Kemajuan
5.Perkembangan
Kebijaksanaan dan adiministrasi perusahaan Supervisi (Pengawasan) Kondisi Kerja
Hubungan antarmanusia Gaji atau penghasilan
Status Keamanan kerja Kehidupan personal
(37)
Herzberg, mengembangkan pula prinsip-prinsip yang menimbulkan motivasi karyawan. Prinsip-prinsip tersebut tampak pada tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Kerja
Prinsip-Prinsip Menimbulkan Motivasi
1.Menghapuskan sejumlah pengawasan seraya
mempertahankan pertanggungjawaban. 2.Meningkatkan
pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri 3.Memberikan pekerjaan dalam kesatuan lengkap kepadan dan orang-orang tertentu.
4.Memberikan tambahan kekuasan bertindak dan kebebasan bekerja kepada seorang karyawan
5.Pembuatan periodik, yang langsung tersedia bagi
Pertanggungjawaban dan prestasi personal
Pertanggungjawaban dan pengakuan
Pertanggungjawaban, prestasi, dan pengakuan
Pertanggungjawaban, prestasi, dan pengakuan
(38)
karyawan.
6.Memperkenalkan tugas baru dan tugas yang lebih sulit yang belum pernah
dilaksanakan oleh karyawan. 7.Membebankan tugas khusus pada karyawan tertentu, memberi kesempatan mereka menjadi ahli.
Perkembangan,dan keinginan belajar.
Pertanggungjawaban, perkembangan,dan kemajuan.
Sesuai dengan pendapat Herzberg, faktor kepuasan hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor ketidakpuasan. Begitu pula sebaliknya, faktor ketidakpuasan juga hanya mempunyai pengaruh yang kecil terhadap faktor kepuasan. Sebagai contoh, jika manajer memperbaiki kondisi kerja sesuai dengan harapan para anggota organisasi, tindakan ini tidak berarti akan meningkatkan kepuasan para anggota; karena berkurangnya ketidakpuasan tidak berarti meningkatkan kepuasan. Motivasi kerja diciptakan oleh kepuasan kebutuhan individu dan bukan dari mengeleminasi ketidakpuasan.
Teori dua faktor ini mempunyai dua implikasi penting pada sistem pengendalian manajemen, yaitu:
(39)
a. SPM harus mendorong motivasi para karyawan
Teknik-teknik yang digunakan SPM harus memusatkan pada pengukuran dan pelaporan yang baik tentang kinerja, pengakuan, kerja, pertanggungjawaban, kemajuan, dan perkembangan.
b. SPM harus memperkaya tugas
Agar dapat memotivasi karyawan, maka teknik-teknik SPM harus memusatkan pada usaha memperkaya tugas (job enrichment). Memperkaya tugas adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh para manajer untuk merancang tugas sedemikian rupa sehingga mempengaruhi secara positif terhadap perasaan para karyawan terhadap tugasnya dan membentuk kesempatan untuk peningkatan prestasi, pengakuan, tantangan, dan pengembangan personal.
2.2.4.2.Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan organisasi dan selanjutnya mencapai tujuan organisasi. Ini merupakan proses mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
(40)
Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari struktur-struktur organisasi, wewenang, tanggungjawab, dan konsepsi organisasi untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dan suatu proses atau seperangkat tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya (Anthony, dkk., 1993: 11). Struktur pengendalian dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai masukan dan keluaran. Sedangkan kelompok proses sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas penganggaran, operasi dan pengukuran serta pelaporan dan analisis saling terkait dalam pelaksanaannya yang disertai dengan adanya keefektifan system pengendalian manajemen guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Anthony, dkk., 1993: 26-29).
Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana dapat dijalankan. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu, sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan , bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai (Mulyadi, 2001: 5).
(41)
Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 241), sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karywannya, sehingga akhirnya akan mempengaruhi pula produktivitas karyawan, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk menunjang efektivitas sistem pengendalian manajemen.
Menurut Supriyono (2000: 7) Perancang sistem harus mempelajari dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk
(42)
memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal.
Semakin berkualitas sistem informasi yang diperoleh oleh suatu perusahaan maka semakin baik efektivitas sistem pengendalian manajemen yang diterapkan perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan dari sistem informasi terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen
Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono (2000: 2: 247),
kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri, pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan.
Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia
(43)
mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan.
Menurut Supriyono (2000: 2: 40) penganggaran adalah proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui penganggaran.
Semakin baik komitmen manajer pusat pertanggungjawaban terhadap anggaran maka semakin baik efektivitas sistem pengendalian manajemen yang diterapkan perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh secara signifikan dari penganggaran terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibuat suatu premis-premis, yaitu:
Premis 1 : Bahwa struktur organisasi, sistem informasi, pusat
pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang, penganggaran, serta pelaporan dan analisis mempunyai pengaruh terhadap efektivitas sistem pengendalian manajemen (Rachman, 2003).
Premis 2 : Proses penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan negosiasi antara manajer pusat pertanggungjawaban dengan
(44)
atasannya untuk menetapkan apa yang harus dilakukan manajer dan bagaimana caranya. Hasil akhir negosiasi ini adalah pernyataan tentang pendapat dan biaya yang direncanakan dan disahkan untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan untuk seluruh organisasi selama tahun anggaran (Anthony, 1993: 28). Premis 3 : Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan
suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi. (Supriyono, 200: 325). Premis 4 : Bahwa motivasi merupakan komponen dasar yang membawa
dampak baik di dalam ekuitas internal badan usaha maupun di dalam persaingan dengan pihak eksternal yang akan berdampak terhadap pencapaian strategi dan nilai badan usaha (Soeherman, 2004).
Premis 5 : Teori X beranggapan bahwa pada umumnya
manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan, manusia tidak senang menerima tanggung-jawab, manusia bersifat malas dan selalu ingin aman. (Teori X pertama kali dikemukakan oleh Gregor (1960) yang dikutip dari Supriyono 2000: 241))
Premis 6 : Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka
bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan
(45)
individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. (Teori Y pertama kali dikemukakan oleh Gregor (1967) yang dikutip dari Supriyono 2000: 242)).
Dari premis-premis tersebut dapat disusun suatu diagram pikir yang digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:
Gambar 2.1 : Diagram Pikir
Uji Analisis Regresi Linier Berganda
2.4. Hipotesis
Diduga bahwa ada pengaruh Sistem Informasi dan Penganggaran terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen pada PT. PELINDO III.
Penganggaran (X2)
Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen (Y)
Sistem Informasi (X1)
(46)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi ooperasional dan pengukuran variabel berisi tentang
pertanyaan tentang pengoperasian atau pendefinisian konsep-konsep penelitian menjadi variabel-variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan pengukuran variabelnya (Anonim, 2003: IV-10).
3.1.1 Definisi Operasional
Berdasarkan uraian diatas, variabel-variable yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yaitu 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y), sedangkan variabel-variabel bebasnya adalah sebagai berikut:
1. Sistem Informasi (X1) 2. Penganggaran (X2)
Definisi operasional dan pengukuran variabel adalah sebagai berikut:
1. Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen (Y)
Efektivitas sistem pengendalian manajemen adalah kemampuan suatu sistem yang digunakan oleh para manajer untuk mengimplementasikan strategi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan
(47)
organisasi. Indikatornya adalah misi dan visi, perecanaan (program), dan interaksi (hubungan). Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003), sebagai berikut :
1. Misi dan Visi yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi mampukah tercermin dalam kegiatan operasi?
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah perencanaan kegiatan yang sudah dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan?
3. Apakah interaksi (kerjasama) yang baik dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektivitas kinerja Bapak/ Ibu?
4. Pengendalian manajemen yang Bapak/ Ibu terapkan, apakah
betul-betul mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan dalam bekerja?
2. Sistem Informasi (X1)
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi. Indikatornya adalah data dan proses. Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003), sebagai berikut:
1. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibi terima mampu
dikoreksi atau diseleksi dengan baik?
2. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu terima mampu
(48)
3. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu proses dengan baik mampu menghasilkan informasi yang baik pula?
4. Apakah informasi yang Bapak/ Ibu hasilkan mampu
memuaskan bagi pengguna informasi?
3. Penganggaran (X2)
Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam
melaksanakan program atau bagian program. Indikatornya adalah pelaksanaan anggaran. Dengan 4 pertanyaan (Rachman 2003), sebagai berkut:
1. Menurut Bapak/ Ibu, apakah Bapak/ Ibu mampu mengajukan
usulan yang baik dalam proses kegiatan?
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah anggaran yang Bapak/ Ibu
ajukan sudah realistis?
3. Apakah Bapak/ Ibu mampu melaksanakan pemantauan yang
baik dalam pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung?
4. Apakah tingkat tindakan koreksi Bapak/ Ibu terhadap
pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan yang terjadi?
(49)
3.1.2. Pengukuran Variabel
Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Dodyk (2003). Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Semantic Differensial. Skala ini tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat negatifnya terletak di sebelah kiri atau sebaliknya. Skala data yang digunakan adalah skala interval. Skala menggunakan nilai lima point (Sugiyono: 2006: 12 ). Jawaban dengan nilai satu berarti sangat tidak mampu dan nilai lima berarti sangat mampu.
Skala Pengukuran Interval Sangat tidak
Sangat mampu mampu
3.2. Teknik Penentuan Sampel a. Obyek dan Populasi
Obyek yang di gunakan dalam ini adalah PT. PELINDO III, populasi yang di gunakan melalui responden (manajer) yaitu kepala divisi, sub divisi sebanyak 32 orang, General Manager dan Deputi General Manager tidak termasuk dalam responden penelitian ini.
(50)
Tabel 3.1 Jumlah Kepala Divisi, Kepala Sub Divisi
No Unit Kerja Kepala
Divisi Kepala Sub Divisi Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Divisi Bewaking
Divisi Teknologi dan Informasi Divisi Komersial / PPSA Divisi P. Terminal Divisi Pelayanan
Divisi Personalia dan Umum Divisi Keuangan
Divisi Teknik
Divisi Aneka Usaha dan Properti
- 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4
Total 8 24 32
3.2.1 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk itu sample yang di ambil dari populasi harus betul-betul representatif (Sugiyono 2006 : 57).Dalam penelitian ini untuk melakukan ukuran sample digunakan rumus slovin yang dikutip dari
Umar (2003 : 102).Teknik sampling yang digunakan adalah random
sample
Rumus : n = 1 Ne2
N
(51)
Keterangan : n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan yaitu 50%.
Berdasarkan rumus di atas maka diperoleh 32
n =
1+32(0.05)²
= 29,6 = 30
dibulatkan
Jadi total responden adalah sebanyak 30 orang.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Memuat penjelasan tentang bagaimana data dikumpulkan sebelum diolah dan dianalisis yang kemudian akan digunakan dalam penelitian ini.
3.3.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primeryang diperoleh langsung melalui survey, wawancara langsung, dan menyebar kuisioner.
(52)
3.3.2. Sumber Data
Sumber data diperoleh dari PT. PELINDO III dan para manajer yaitu kepala divisi dan kepala sub divisi sebagai responden.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data primer, yaitu:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung kepada
pejabat berwenang untuk mendapatkan penjelasan sepenuhnya terutama yang berhubungan dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
b. Dokumentasi
Dalam penilitian ini juga dilakukan pengumpulan
dokumen-dokumen perusahaan yang dibutuhkan dalam penelitian.
c. Kuisioner
Teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan yang sudah disusun rapi dan terstruktur, tertulis kepada responden untuk diisi menurut pendapat pribadi sehubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk tiap jawaban diberikan nilai. Daftar pertanyaan diserahkan kembali sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan oleh peneliti.
(53)
3.4. Uji Validitas, Uji Realibilitas, dan Uji Normalitas 3.4.1. Uji Validitas
Menurut Sumarsono (2004: 31) uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuisioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas. Dan kriteria pengujian sebagai berikut:
a. Jika nilai nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5% berarti pernyataan valid.
b. Jika nilai probabilitasnya lebih besar dari 5% berarti pernyataan tidak valid.
3.4.2. Uji Realibitas
Menurut Ghozali (2006: 41) realibitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah koefisien alfa dari Cronbach Alpha. Dan kriteria pengujian sebagai berikut:
(54)
b. Jika nilai alpha <0,60 berarti pernyataan tidak reliable
3.4.3. Uji Normalitas
Menurut Sumarsono (2004) uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov.
Dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data
mengikuti distribusi normal adalah:
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusi adalah tidak normal.
Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 % maka distribusi normal.
3.5. Teknik Analisis 3.5.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolonieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
1. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006: 91) uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
(55)
bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen.
Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/tolerance). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adaanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Alat uji yang digunakan adalah Rank Spearman. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2006: 105).
Menurut Santoso (2001: 208), untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas adalah:
- Nilai Probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas - Nilai Probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas
(56)
3. Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2006: 95) uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi, maka perlu dilihat tabel Durbin Watson. Sebagai berikut:
Tabel 3. 2: Ketentuan Uji Durbin Watson
Nilai d Kesimpulan
0 < d < dl dl ≤ d ≤ du 4 - dl < d < 4 4 - du ≤ d ≤4 – dl du < d < 4 – du
Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif
Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif
Sumber : Ghozali ,2006 : 96
Uji ini tidak digunakan sebab data yang digunakan dalam penelitian ini bukan data time series.
3.6. Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian diatas, maka teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alasan bahwa metode ini dapat digunakan sebagai model prediksi terhadap
(57)
satu variabel dependen dengan beberapa variabel independen dengan persamaan sebagai berikut:
Y =
β
o +β
1X
1 +β
2X
2 +u
1 (Gujarati, 1995: 130).Keterangan:
Y Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
X
1 = Sistem InformasiX
2 = Penganggaranβ
o = Konstantaβ
1 = Koefisien Regresi VariabelX
1β
2 = Koefisien Regresi VariabelX
2u
1 = Faktor Kesalahan Baku3.6.1. Uji Hipotesis
Untuk menguji kesesuaian model guna mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dapat di gunakan.
(58)
0 3 2 1 :
0
H (Model regresi tidak cocok)
H0 : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (Model regresi cocok)
2. Dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan (n-k), dimana n= jumlah pengamatan, k= jumlah variabel.
3. Dengan F hitung sebesar.
F hit =
) /( 1 1 / 2 2 k n R K R Keterangan:
F hitung = Hasil perhitungan R2 = Koefisien determnan
n = Jumlah Variabel independent k = Jumlah variabel bebas 4. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho diterima.
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 Ho ditolak.
Sumber. Anonim 2003, Pedoman Penyusunan usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “ VETERAN” Jawa Timur.
Untuk membuktikan pengaruh yang nyata variabel bebas terhadap terikat, dapat digunakan:
(59)
1. Uji t dengan prosedur sebagai berikut: 0
3 2 1 :
0
H (Tidak terdapat pengaruh yang nyata
variabel bebas terhadap variabel terikat)
H0 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ 0 (Terdapat pengaruh yang nyata variabel bebas terhadap variabel terikat)
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat bebas (n-k), dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel 3. Dengan nilai t hitung :
) (bj Se
bj thit
Keterangan :
hit
t : Hasil perhitungan
bj : Koefisien regresi Se(bj) : Standart Error
4. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho diterima
b. Apabila nilai probabilitas < 0,05 Ho ditolak
Sumber. Anonim 2003, Pedoman Penyusunan usulan Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi UPN “ VETERAN” Jawa Timur.
(60)
4.1.
Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1.
Sejarah Singkat PT. Pelindo III
Bentuk perusahaan pelabuhan dalam perkembangannya telah
mengalami beberapa kali perubahan, pada awalnya PT. (Persero)
Pelabuhan Indonesia III merupakan perusahaan Jawatan (Pejan) Pelabuhan
ini dititikberatkan pada pelayanan masyarakat (Publik Service), sehingga
tidak semata-mata mencari keuntungan. Namun demikian juga tidak
meninggalkan prinsip ekonomi dan efektivitas.
Perubahan bentuk selanjutnya menjadi “Badan Usaha Pelabuhan”.
Ciri pokok kegiatan pengolahan Badan Pengusahaan Pelabuhan tidak jauh
berbeda dengan perusahaan Jawatan Pelabuhan yaitu masih memfokuskan
pada pelayanan umum pada masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.16 Tahun 1983, terjadi lagi perubahan bentuk perusahaan
dari “Badan Pengusahaan Pelabuhan” menjadi “Perum Pelabuhan III”.Ciri
pokok kegiatan usaha Perum Pelabuhan III yaitu di samping melayani
kepentingan umum juga sekaligus mencari keuntungan
Perusahaan Umum Pelabuhan III bertugas meangelola 36
pelabuhan dengan rincian sebagai berikut :
1.
Propinsi Jawa Timur meliputi : Tanjung Perak, Gresik, Pasuruan,
Probolinggo,Panarukan, Meneng, Tanjung Wangi dan Kalianget.
(61)
2.
Propinsi Jawa Tengah meliputi : Pelabuhan Tanjung Emas Semarang,
Tegal, dan Tanjung Intan Cilacap.
3.
Propinsi Bali meliputi : Pelabuhan Benoa dan Celukan Bawang
4.
Propinsi NTB meliputi : Lembar, Badas dan Bima
5.
Propinsi NTT meliputi : Pelabuhan Tenau Kupang, Waingapu Ende,
Maumere dan Kalabahi.
6.
Propinsi Kalimantan Selatan meliputi : Pelabuhan Banjarmasin dan
Kotabaru.
7.
Propinsi Kalimantan Tengah meliputi:Pelabuhan Kuala Kapuas,
Pulang Pisau, Samudra Sampit, Kuala Pembuang, Kumai, Pangkalan
Bun & Sukamara.
8.
Propinsi Kalimantan Timur meliputi : Pelabuhan Balikpapan,
Samarinda, Tarakan dan Nunukan.
Dari 36 pelabuhan tersebut, 32 pelabuhan berstatus cabang dan 4
pelabuhan berstatus kawasan dimana pembunaannya menjadi tanggung
jawab dari pelabuhan cabang terdekat. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No.6 Tahun 1985, jumlah pelabuhan yang dikelolaPerum Pelabuhan III
berkurang menjadi 32 pelabuhan dengan rincian 28 pelabuhan dengan
status cabang dan 4 pelabuhan dengan status kawasan.
Selanjutnya Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun
1991, terjadi perubahan bentuk lagi menjadi PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia III. Perubahan bentuk badan hukum perusahaan tersebuttidak
membawa dampak perubahan terhdap jumlah pelabuhan yang dikelola,
(62)
yaitu masih tetap sama sejumlah 38 pelabuhan. Kegiatan usaha
pengelolaan PT. Pelabuhan Indonesia III difokuskan untuk memupuk
keuntungan perusahaan dan sepenuhnya tunduk pada Undang-undang No.
1 Tahun 1995 beserta peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengaturan tentang kelas pelabuha cabang, kawasan, dan Unit
Pengusahaan Perusahaan (UPP) didasarkan pada Keputusan Direksi.
Pengaturan yang berlaku sekarang adalah berdasrkan Surat Keputusan
Direksi No. KEP. 16A/RPIII16/P/III-97. Dengan penetapan itu, pada saat
ini PT. Pelabuhan Indonesia III membawahi 2 UPP dan 19 cabang dengan
21 pelabuhan kawasan.
Adapun jasa-jasa yang diselenggarakan PT. (Persero) Pelabuhan
Indonesia III Cabang Tnjung Perak adalah :
1.
Penyediaan perairan dan kolam pelabuhan untuk kelancaran lalu lintas
kapl dan labuh.
2.
Pemanduan kapal dan penundaan untuk keselamatan gerakan kapal di
pelabuhan.
3.
Gudang-gudang dan lapangan untuk penumpukan terbuka.
4.
Dermaga untuk bertambat dan pelayanan bongkar muat barang serta
penyediaan fasilitas naik turun kapal penumpang.
5.
Penyediaan daya listrik dan penyediaan air minum di pelabuhan
khususnya ntuk keprluan umum, pemadam kebakaran dan lainnya.
6.
Penyediaan tanah dan bangunan untuk menunjang kelancaran angkatan
(63)
7.
Sistem informasi pelabuhan
8.
Usaha lain yang dapat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
4.1.1.
Visi dan Misi
a.
Visi
Mengelola sebagai operator pelabuhan atau mengelola operasioanl
pelabuhan yang nantinya akan mampu menjadi pelabuhan kelasa dunia
yang dapat menempatkan dirinya dalam jaringan kerja (network)
internasional.
b.
Misi
Menyediakan dan memberikan jasa pelayanan pelabuhan yang
berkualitas tinggi dan kompetitif demi kepentingan publik dan
mengembangkan laba melalui manejemen yang profesional dan
menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memberi
kontribusi kepada negara secara umum dan pendapatan khususnya.
4.1.2.
Struktur Organisasi
Berikut ini struktur organisasi PT Pelindo III seperti yang dibawah
ini
(64)
:
(65)
(66)
bidang sumber daya manusia, hukum, kehumasar tata usaha dan kerumah
tanggaan. Divisi Personalia dan Umum membawahi (3) dinas yaitu :
a)
Dinas Sumber Daya Manusia (SDM), yang dipimpin oleh asisten
manajer sumber daya manusia (SDM).
b)
Dinas Hukum dan Humas yang dipimpin oleh Asistem Manajer
Hukum dan Humas.
c)
Dinas Tata Usaha dan Rumah Tangga yang dipimpin oleh Asisten
Manajer tata Usaha dan Rumah tangga
2.
Manajer keuangan, mrmpunyai tugas yaitu :
a)
Mengkorodinasikan perencanaan, penyusunan dan evaluasi
rencana kerja dana anggaran perusahaan (RKAP) secara terpadu
dengan unit-unit kerja yang terkait serta membuat laporan
pertanggungjawaban RKAP/laporan manajemen secara periodik.
b)
Menyusun pengelolaan aset perusahaan termasuk perencanaan
program asuransi asset cabang.
c)
Melaksanakan tugas –tugas lain yang diberikan oleh General
Manajer.
Divisi keuangan membawahi 3(tiga) dinas, yaitu :
(67)
a)
Dinas Akutansi Manajemen yang dipimpin oleh asisten
manajer akutansi manajemen
b)
Dinas akutansi keuangan yang dipimpin oleh asisten manajer
akutansi keuangan
c)
Dinas perbendaharaan yang dipimpin oleh asisten manajer
perbendaharaan.
3.
Manajer Teknik, dipimpin oleh seorang manajer taknik yang mempunyai
tugas yaitu :
a)
Menyusun rekomendasi persetujuan mendirikan bangunan (PMB)
b)
Menyelenggarakan kegiatan kebersihan pelabuhan dan lingkungan
hidup.
c)
Menyusun analisa dan evaluasi laporan kegiatan divisi teknik.
d)
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh General Manajer
4.
Manajer Aneka Usaha Dan Properti mempunyai tugas pokok yaitu :
a)
Menyelanggrakan pengelolaan terminal penumpang.
b)
Menyusun program pengendalian penggunaan tanah, perariran dan
bangunan.
c)
Menyusun analisa dan evaluasi laporan kegiatan divisi properti dan
aneka usaha
(68)
5.
Manajer Teknologi Informasi yang mempunyai tugas yaitu :
a)
Menyelenggarakan dan mengendalikan operasionalisasi aplikasi dan
sistem informasi denga berkoordinasi dengan kantor pusat.
b)
Mengelola teknologi informasi untuk memastikan ketersediaan
informasi secara cepat dan akurat untuk mendukung proses bisnis
perusahaan.
c)
Menyusun laporan atas hasil kegiatan dan pelaksanaan tugas di unit
Teknologi Informasi
6.
Kepala Satuan Pengamanan Pelabuhan, mempunyai tugas yaitu :
a)
Menyelenggarakan dan melaksanakan pengamanan dan ketertiban di
daerah lingkungan kerja pelabuhan
b)
Menyelenggarakan bantuan penanganan PBK dalam kondisi yang
diperlukan secara insidensial.
c)
Menyusun analisa dan evaluasi laporan kegiatan Satuan Pengamanan
Pelabuhan.
4.2.
Deskripsi Hasil Penelitian
4.2.1.
Deskripsi Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diperoleh gambaran
responden berdasarkan pendidikan sebagai berikut:
(69)
Tabel 4.1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan
No Jenis Jabatan Jumlah %
1 Manajer Teknologi Informasi 1 3,33
2 Asisten Manajer Sistem Jaringan Dan Statistik 1 3,33 3 Asisten Manajer Pengoperasiann Aplikasi Dan Dukungan Pengguna 1 3,33
4 Manajer Komersial/Ppsa 1 3,33
5 Asisten Manajer Perencanaan Operasi 1 3,33
6 Asisten Manajer Analisa Dan Evaluasi 1 3,33
7 Asisten Manajer Pemasaran 1 3,33
8 Manajer Pelayanan Kapal 1 3,33
9 Asisten Manajer Pemanduan 1 3,33
10 Asisten Manajer Tat Laksana 1 3,33
11 Manajer Pelayanan Terminal 1 3,33
12 Asisten Manajer Operasi Terminaj Jamrud 1 3,33
13 Asisten Manajer Operasi Terminal Merah, Berlian Dan Nilam 1 3,33
14 Asisten Manajer Operasi Temrinal Kalimas 1 3,33
15 Manajer Personalia Dan Umum 1 3,33
16 Asistem Manajer SDM 1 3,33
17 Asisten Manajer Hukum Dan Humas 1 3,33
18 Asisten Manajer Tata Usaha Dan Rumah Tangga 1 3,33
19 Manajer Keuangan 1 3,33
20 Asisten Manajer Akuntansi Manajemen 1 3,33
21 Asisten Manajer Akuntansi Keuangan 1 3,33
22 Asisten Manajer Perbendaharaan 1 3,33
23 Manajer Teknik 1 3,33
24 Asisten Manajer Perencanaan Dan Sigih 1 3,33
25 Asisten Manajer Bangunan Dan Kebersihan 1 3,33
26 Asisten Manajer Listrik Dan Perawatan 1 3,33
27 Manajer Aneka Usaha Dan Properti 1 3,33
28 Asisten Manajer Usaha Properti 1 3,33
29 Asisten Manajer PBK, Depo Dan Parkir 1 3,33
30 Asisten Manajer Aneka Usaha Dan Terminal 1 3,33
Total 30 100
Sumber: Hasil penyebaran kuesioner
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa dari 30
yang menjadi responden, dalam setiap jabatan hanya terdapat satu orang
saja sehingga pada setiap jabatan hanya terdapat satu orang yaitu sebesar
3,33%.
(70)
4.2.2.
Deskripsi Variabel Sistem Informasi (X
1)
Untuk memperjelas uraian pada pembahasan, berikut ini adalah hasil
yang diperoleh dari jawaban kuesioner yang diajukan kepada responden
mengenai variabel Sistem Informasi:
Tabel 4.2. : Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Sistem Informasi
(X
1)
Skor Jawaban No Pertanyaan
1 2 3 4 5 Total
1 Data yang Bapak/Ibu terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik
0 1 17 12 0 30
2 Data yang Bapak/Ibu terima mampu membantu kinerja Bapak/Ibu
0 2 13 13 2 30
3 Data yang dapat Bapak/Ibu proses dengan dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula
0 1 17 10 2 30
4 Informasi yang telah Bapak/Ibu hasilkan mampu memuaskanbafi pengguna informasi
0 2 15 12 1 30
Total 0 6 62 47 5
Sumber: Hasil Jawaban Responden (lampiran 1)
Dari hasil jawaban responden yang diperoleh dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang
diajukan. Hal tersebut ditunjukkan dengan banyaknya responden yang
memberikan jawaban dengan skor 3 yaitu sebanyak 62 jawaban.
Hal ini berarti bahwa para responden mengaku bahwa data yang
terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik, data yang terima
mampu membantu kinerja karyawan, data yang dapat diproses dengan
dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula dan
Informasi yang telah dihasilkan mampu memuaskan bagi pengguna
informasi.
(1)
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi Metode R&D. Cetakan Keempat belas, C.V. Alfabeta.
Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi (Beserta Contoh Interprestasi Hasil Pengolahan Data). Edisi Revisi, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Supriyono, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Buku 1, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
________, 2000, Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Buku 2, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
Swastha, Basu, dan Ibnu Sukotjo, 1997, Pengantar Bisnis Modern. Edisi Ketiga, Cetakan Kelima, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Wilkinson, Joseph W, 1993, Sistem Akuntansi dan Informasi. Edisi Ketiga, Jilid Satu, Terjemahan Agus Maulana, Penerbit Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Jurnal
Soeherman, Bonnie, 2004, “Memahami Motivasi Sebagai Dasar Efektifitas Dan Efisiensi Perancangan Sistem Pengendalian Manajemen Di Dalam Pencapaian Strategi Badan Usaha”, Jurnal Akuntansi Dan Teknologi Informasi, Vol. 2, No. 2.
Skripsi
Rachman, Dodyk, Ardyansah, 2003, Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen PT. Sentraboga Inti Selera di Pasuruan, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(2)
Surabaya, 10 Januari 2010 Kepada YTH
Bapak/Ibu Manajer Di tempat
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan penelitian yang kami lakukan untuk skripsi program Studi Sarjana Strata- 1 Akutansi di Universitas Pembangunan Nasional “VETERAN” Jawa Timur Tentang “PENGARUH SISTEM INFORMASI, PENGANGGARAN, TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN”, Maka dengan ini kami mohon bantuan Bapak/Ibu untuk berkenan mengisi kuisioner yang kami bagikan.
Demikian permohonan ini kami buat dengan sebenarnya ,atas perhatian dan kerjasama kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
(YULIANA ASRI N)
Petunjuk pengisian kuesioner
1. Kuisioner ini berisi pertanyaan mengenai sistem informasi, penganggaran dan efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2. Daftar pertanyaan yang di ajukan semata-mata untuk kepentingan penelitian ilmiah, oleh karena itu kejujuran Bapak/ Ibu dalam menjawab pertanyaan dalam penelitian sangat di harapkan.
(3)
3. Kerahasian jawaban Bapak/ Ibu akan kami jamin , sehingga Bapak/ Ibu memberikan jawaban sesuai yang terjadi atau yang Bapak/ Ibu rasakan sesungguhnya.
4. Bapak/ Ibu cukup memberi tanda silang (x) hanya pada satu nomor jawaban pada setiap nomor pertanyaan sesuai dengan pendapat Bapak/ Ibu.
5. Apabila terjadi kekeliruan menjawab, Bapak/ Ibu ingin memperbaikinya , maka berilah tanda (o) pda jawaban yang Bapak/ Ibu anggap salah kemudian Bapak/ Ibu memberikan tanda (x) pada nomor jawaban yang Bapak/ Ibu anggap benar.
KUISIONER
I. Identitas Responden
Nama Perusahaan : ………...
Nama : ………...
Alamat : ………
Jabatan Responden : ………
Surabaya,…./….…../2010 Tanda Tangan Responden
(4)
II. Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Bagian 1. Sistem Informasi
1. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu terima mampu dikoreksi atau diseleksi dengan baik?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
2. Apakah data (masukan) yang Bapak/ Ibu terima mampu membantu kinerja Bapak/ Ibu?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
3. Apakah data (masukan) yang dapat Bapak/ Ibu proses dengan baik, mampu menghasilkan informasi yang baik pula?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
4. Apakah informasi yang telah Bapak/ Ibu hasilkan mampu memuaskan bagi pengguna informasi?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
(5)
Bagian 2. Penganggaran
1. Menurut Bapak/ Ibu, apakah Bapak/ Ibu mampu mengajukan usulan yang baik dalam proses kegiatan?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah anggaran yang Bapak/ Ibu ajukan sudah realistis?
Sangat tidak Sangat
realistis realistis
1 2 3 4 5
3. Apakah Bapak/ Ibu mampu melaksanakan pemantauan yang baik dalam pelaksanaan anggaran yang sedang berlangsung?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
4. Apakah tingkat tindakan koreksi Bapak/ Ibu terhadap pelaksanaan anggaran mampu mengurangi penyimpangan yang terjadi?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
(6)
1. Misi dan Visi perusahaan yang dijalankan oleh setiap bagian organisasi mampukah tercermin dalam kegiatan operasi ?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
2. Menurut Bapak/ Ibu, apakah perencanaan kegiatan yang sudah dibuat mampu menggambarkan strategi yang diharapkan?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
3. Apakah interaksi (kerjasama) yang baik dalam berorganisasi mampu meningkatkan efektivitas kinerja Bapak/ Ibu?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5
4. Pengendalian manajemen yang Bapak/ Ibu terapkan, apakah betul-betul mengendalikan keseluruhan kegiatan bawahan dalam bekerja?
Sangat tidak Sangat
mampu mampu
1 2 3 4 5