2.2. Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Pengendalian Manajemen
Pengendalian adalah proses untuk mengarahkan seperangkat variabel misalnya mesin-mesin, manusia, equipment menuju arah atau
mencapai tujuan. Dalam organisasi, pengendalian adalah proses mengarahkan kegiatan yang menggunakan berbagai sumber ekonomis
agar sesuai dengan rencana sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Supriyono, 2000: 19.
Pengendalian Manajemen adalah meliputi metode, prosedur dan cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota
organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Supriyono, 2000:27.
Menurut Anthony, dkk 1993: 11 Pengendalian Manajemen terutama adalah proses yang digunakan manajemen untuk memastikan
bahwa organisasi melaksanakan strategi-strateginya.
2.2.1.1.Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem Pengendalian Manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasinya agar
melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sistem pengendalian terdiri
atas struktur dan proses Supriyono, 2000: 27.
Karakteristik Sistem
Pengendalian Manajemen, sebagai berikut Anthony, dkk., 1993: 13-14 :
1. Sistem pengendalian manajemen dipusatkan pada program-program
dan pusat pertanggungjawaban. 2.
Informasi yang diproses dalam sistem pengendalian manajemen terbagi dalam dua jenis : a data terencana dalam bentuk program,
anggaran dan standar; b data actual, yaitu yang benar-benar terjadi baik di dalam maupun dilingkungan organisasi.
3. Sistem pengendalian manajemen adalah sistem organisasi total yang
merangkum semua aspek dalam operasi organisasi. 4.
Sistem pengendalian manajemen biasanya berhubungan erat dengan struktur keuangan financial structure, dimana kegiatan-kegiatan dan
sumber daya organisasi dinyatakan dalam satuan uang misalnya; rupiah atau dolar.
5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen
cenderung mengikuti pola dan jadwal tertentu. 6.
Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang terkoordinasi dan terpadu, dimana data yang terkumpul digabungkan untuk saling
dibandingkan setiap saat pada setiap unit organisasi.
2.2.1.2. Struktur dan Proses Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
a. Struktur Pengendalian Manajemen Struktur pengendalian manajemen terdapat struktur organisasi,
aliran informasi, pusat pertanggungjawaban dan pendelegasian wewenang Anthony, dkk., 1993: 11.
b. Proses Pengendalian Manajemen Banyak
dari proses
pengendalian manajemen
melibatkan komunikasi informal dan interaksi antara manajer dengan karyawan.
Komunikasi informal terjadi lewat memo, pertemuan, percakapan bahkan lewat isyarat-isyarat. Walaupun kegiatan informal ini sangat
penting dalam pengendalian manajemen, tetapi tidak diterima sebagai deskripsi yang sistematis untuk melengkapi pengendalian informal.
Kebanyakan perusahaan juga mempunyai pengendalian formal meliputi penyusunan anggaran, pelaporan dan analisis Anthony, dkk.,
1993: 27.
2.2.1.3. Efektivitas Dalam Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Anthony dkk 1993: 12 pengendalian manajemen menggunakan pengendalian tugas untuk memastikan pelaksanaan tugas
yang efektif dan efisien. Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan, sedangkan efisiensi
menggambarkan berapa masukan input yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran output. Unit organisasi yang paling
efisien adalah unit yang dapat memproduksi sejumlah keluaran dan penggunaan masukan yang minimal atau menghasilkan keluaran
terbanyak dari masukan yang tersedia. Manajer senior menggunakan sistem pengendalian manajemen
untuk mendeteksi situasi-situasi yang tak terkendali dan untuk menyakinkan diri sendiri bahwa organisasi telah melaksanakan strategi
dengan efektif dan efisien. Proses memastikan ini penting bagi para manajer terutama karena waktu mereka berperan sebagai manajer, mereka
tidak melakukan pekerjaan itu sendiri. Fungsi manajer adalah memastikan bahwa pekerjaan telah dilakukan oleh orang lain; dan bila mereka dapat
mengamati pekerjaaan yang sedang dilaksanakan, mereka membutuhkan kepastian yang konstan lewat sistem pengendalian manajemen bahwa
pekerjaan tersebut memang sedng dilaksanakan. Anthony, dkk., 1993: 13.
2.2.1.4. Hubungan Sistem Pengendalian Manajemen SPM dengan Bidang Lainnya.
Menurut Supriyono 2000, 1: 31, fungsi manajemen mencakup pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. SPM
merupakan bagian proses manajemen yang berhubungan dengan fungsi perencanaan dan pengedalian organisasi. SPM berhubungan dengan
aspek kebijakan administrasi fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.
Sistem pengendalian manajemen berhubungan erat dengan akuntansi manajemen. Menurut Supriyono 2000, 1: 32, Akuntansi
Manajemen adalah proses dalam organisasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi keuangan dan nonkeuangan yang telah terjadi
atau yang diperkirakan akan terjadi untuk disajikan kepada manajemen untuk digunakan melaksanakan fungsi-fungsinya dan kepada pihak luar
yang berkepentingan yang berkepentingan pada organisasi. Informasi akuntansi manajemen meliputi informasi mengenai: 1
pendapatan, 2 beban, 3 laba, dan 4 investasi. Informasi akuntansi manajemen digunakan dalam lingkungan sturktur dan proses Sistem
Pengendalian Manajemen Supriyono, 2000: 33.
2.2.2. Sistem Informasi 2.2.2.1. Pengertian dan Tinjauan Sistem Informasi
Sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi Husein, 1993: 8. Menurut Supriyono
2000: 273 didalam sistem pengendalian manajemen mempunyai dua aspek informasi yaitu:
1. Aspek teknis yaitu aspek yang berhubungan dengan komputer yang penting maanfaatnya bagi sistem informasi sistem pengendalian
manajemen.
2. Aspek perilaku yaitu aspek perilaku manusia mempengaruhi sistem informasi sistem pengendalian manajemen sangat penting.
Sistem pengendalian manajemen dapat didefinisikan sebagai sutu rangkaian struktur komunikasi yang saling berhubungan yang
memungkinkan pengolahan informasi untuk tujuan membantu para manajemen secara berkesinambungan dalam mengkoordinasikan bagian-
bagian organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Supriyono 2000: 317, sistem informasi menghasilkan
informasi yang diperlukan oleh sistem pengendalian manajemen. Sistem informasi mengumpulkan data terinci mengenai:
1. Setiap
transaksi 2. Informasi formal lainnya
3. Observasi
informal 4. Peristiwa-peristiwa eksternal yang relevan untuk diolah menjadi
informasi. Informasi yang di hasilkan oleh sistem informasi digunakan
pemakai internal dan disajikan secara terinci digunakan untuk melaksanakan dan mengendalikan tugas-tugas. Informasi teringkas
digunakan untuk pengendalian manajemen menentukan aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang mengarahkan pengendalian tugas.
2.2.2.2.Karakteristik Sistem Informasi
Karakteristik sistem informasi meliputi Wilkinson, 1993: 4-5 : 1.
Jaringan informasi
Informasi mengalir diantara berbagai manajer dan karyawan secara intern dan mengalir pula ke pihak-pihak luar yang jumlahnya sekarang
telah jauh lebih banyak. 2. Tahapan dan fungsi konversi data
Sistem informasi mengkonversikan masukan-masukan menjadi keluaran. Ada tiga tahap yang dilakui dalam pengubahan atau
transformasi ini : tahap masukan, tahap pemrosesan atau pengolahan dan tahap keluaran.
3. Masukan data dan keluaran informasi Berbagai data dimasukan untuk diproses selama tahap masukan,
sedangkan informasi tersaji selama tahap keluaran. 4.
Pengguna informasi
Pengguna informasi, meliputi : pengguna intern terdiri dari para manajer dan karyawan perusahaan dan pengguna ekstern seperti
kreditor, pemasok, pelanggan, pemegang saham, badan-badan pemerintah dan serikat pekerja.
2.2.2.3.Penggolongan Informasi
Informasi banyak sekali ragamnya dan masing-masing memiliki sifat serta kegunaan yang berbeda-beda. Agar informasi yang digunakan
dapat sesuai dengan masalah yang dihadapinya, maka perlu diadakan penggolongan informasi kedalam kelompok yang sangat membantu
manajemen. Penggolongan tersebut membagi informasi menjadi lima golongan, Swastha, 1997: 162-163 yaitu :
1. Informasi Internal dan Eksternal Penggolongan informasi kedalam : Informasi internal informasi yang
berasal dari dalam dan eksternal informasi yang berasal dari luar ini didasarkan pada sumber informasi tersebut. Contoh informasi tentang
upah dan gaji karyawan, karakteristik barang yang dijual, kapasitas produksi dan sebagainya. Sedangkan contoh informasi yang berasal
dari luar antara lain : jumlah pesanan dari langganan, kebijaksanaan harga serta perencanaan produksi dari pesaing, peraturan-peraturan
perpajakan dan sebagainya. 2. Informasi Yang Diulang dan Yang Tidak Diulang
Disini penggolongan informasi didasarkan pada jarak atau interval waktunya. Informasi yang mempunyai interval waktu kurang dari satu
tahun dikategorikan sebagai informasi yang diulang, sedangkan lainnya dikategorikan sebagai informasi yang tidak diulang.
3. Informasi Keharusan dan Operasional Informasi keharusan merupakan informasi yang dim inta sebagai
prasyarat oleh pemerintah dan atau lembaga-lembaga lain diluar perusahaan. Karena permintaan bersifat kontinyu, maka informasi
tersbut dapat dibuat secara rutin. Hal ini dapat mendorong manajemen untuk meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas yang lain.
Berbeda dengan informasi keharusan, informasi operasional ini lebih banyak dibutuhkan oleh para manajer dalam perusahaan. Mereka
memerlukan informasi tersebut untuk keperluan perencanaan serta operasi perusahaan.
4. Informasi Aktif dan Pasif Informasi aktif adalah informasi yang memberitahukan kepada
seseorang bahwa ia si penerima harus melakukan sesuatu. Sedangkan informasi pasif hanya bersifat sebagai pemberitahuan saja, dan tidak
mengikat seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. 5.
Informasi Yang Sudah Terjadi dan Yang Akan Terjadi Informasi yang sudah terjadi merupakan informasi yang
penggunaannya dilakukan pada waktu lampau, sedangkan informasi yang akan terjadi merupakan informasi yang baru akan digunakan
untuk waktu mendatang. Kedua macam informasi ini sangat penting pengunaannya dalam menyusun suatu perencanaan.
2.2.3. Penganggaran
2.2.3.1. Pengertian Anggaran
Menurut Mulyadi 2001: 488, konsep anggaran dapat difahami dengan mengikuti uraian tentang definisi, karakteristik, dan fungsi
anggaran yang disajikan berikut ini. Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan
moneter standar dan satuan ukuran yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka
pendek yang disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program programming. Tanpa
didasarkan pada rencana kegiatan jangka panjang yang disusun sebelumnya, anggaran sebenarnya tidak membawa perusahaan ke arah
mana pun. Menurut Munandar 2001: 1, budget anggaran ialah suatu
rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter dan berlaku
untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang. Anggaran
budget adalah rencana manajemen, dengan anggapan bahwa penyusun anggaran akan mengambil langkah-langkah positif
untuk merealisasikan rencana yang telah disusun Anthony, dkk., 1993: 489
2.2.3.2.Pengertian Penganggaran
Menurut Supriyono 2000: 40, dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggungjawab tiap
manajer pusat pertanggungjawaban dalam melaksanakan program atau bagian program. Penganggaran adalah proses penentuan peran setiap
dalam melaksanakan program atau bagian program. Dalam proses penyusunan anggaran manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta
dalam menyusun usulan anggaran serta mengadakan negosiasi dengan manajer di atasnya yang memberikan peran kepadanya.
Penyusunan Anggaran Penganggaran adalah proses kegiatan yang menghasilkan anggaran tersebut sebagai hasil kerja output, serta
proses kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan anggaran, yaitu fungsi-fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat
pengawasan Munandar, 1986: 18 Proses penganggaran, penyusunannya dilakukan dengan
mengumpulkan anggaran bagian dan divisi, yang merupakan tanggungjawab para manajer. Sebagai bagian dari proses ini, setiap
program diterjamahkan kedalam kegiatan yang berhubungan dengan tanggungjawab manajer setiap pusat pertanggungjawaban dalam satu
periode dan para manajer mempunyai tugas untuk melaksanakan program atau bagian program Anthony, dkk., 1993: 28.
2.2.3.3. Karakteristik Anggaran
Suatu anggaran
memiliki karakteristik
sebagai berikut
Mulyadi, 2001: 490 :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan. 2.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3.
Angaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4.
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, angaran hanya dapat diubah di bawah kondisi tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan
anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
2.2.3.4. Kegunaan Pokok Anggaran
Anggaran mempunyai kegunaan pokok, yaitu Munandar, 2001: 10 : 1.
Sebagai pedoman kerja Anggaran berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta
sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan- kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat saling
menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan deikian kelancaran jalannya perusahaan
akan lebih terjamin. 3.
Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran berfungsi pula sebagai tolok ukur, sebagai alat pembanding
untuk menilai evaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang didalam anggaran dengan
apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukan kurang sukses bekerja.
Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran dengan realisasinya, sehingga dapat
pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana anggaran selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.
2.2.3.4.Hubungan Anggaran Dengan Akuntansi
Menurut Munandar 2001: 14 secara sederhana, akuntansi diartikan sebagai suatu cara yang sitematis untuk melakukan pencatatan,
melakukan penggolongan-golongan, melakukan peringkasan, melakukan
penganalisaan serta melakukan interpretasi terhadap peristiwa-peristiwa finansial yang terjadi dan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan pengertian tersebut nampaklah bahwa akuntansi menyajikan data-data historis, menyajikan peristiwa-peristiwa finansial
yang tejadi dari hari ke hari secara teratur dan sistematis. Sedangkan anggaran menyajikan data taksiran-taksiran untuk jangka waktu tertentu
yang akan datang. Menurut Munandar 2001: 14-15 bilamana dihubungkan maka
antara anggaran dengan akuntansi mempunyai kaitan yang sangat erat, yaitu:
1. Akuntansi menyajikan data histories yang sangat bermanfaat untuk
mengadakan taksiran-taksiran forecasting yang akan dituangkan dalam anggaran, yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja
diwaktu yang akan datang. Dengan demikian akuntansi sangat bermanfaat didalam penyusunan anggaran fungsi pedoman kerja.
2. Akuntansi juga melakukan pencatatan secara sistematis dan teratur
tentang pelaksanaan anggaran itu nantinya, dari hari ke hari. Dengan demikian akuntansi menyajikan data realisasi pelaksanan anggaran
secara lengkap. Data realisasi pelaksanaan anggaran secasra lengkap. Data realisasi pelaksanan anggaran inilah yang nantinya dibandingkan
dengan apa yang tercantum dalam taksiran anggaran itu sendiri, untuk mengadakan penelitian evaluasi kerja perusahaan.
2.2.3.5.Tahap Implementasi Anggaran
Tahap implementasi anggaran dilaksanakan melalui dua kegiatan penting Mulyadi, 2001: 509 yaitu :
1. Komunikasi anggaran. Manajer fungsi anggaran bertanggung jawab
untuk mengkomunikasikan anggaran yang telah disahkan kepada para manajer jenjang menengah dan bawah.
2. Kerja sama dan koordinasi. Implementasi anggaran yang berhasil,
memerlukan kerja sama orang yang memiliki berbagai macam keterampilan dan bakat.
2.2.4. Pelaporan dan
Analisis 2.2.4.1.Pengertian Pelaporan
Pelaporan adalah
proses untuk
menyusun dan
menyajikan laporan
pada pihak-pihak yang berkepentingan Supriyono, 2000: 44 Pelaporan juga digunakan sebagai alat pengendalian. Beberapa
diturunkan dari analisis yang mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan dengan hasil yang direncanakan,
dengan penjelasan-penjelasan mengenai penyimpangan yang ada Anthony, dkk, 1993: 29
Pelaporan disusun untuk setiap pusat pertanggungjawaban dan program. Laporan pusat pertanggungjawaban menunjukkan informasi
sesunguhnya dibandingkan dengan anggarannya, dalam ukuran-ukuran
kinerja keuangan maupun nonkeuangan, serta informasi internal maupun eksternal.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban merupakan sistem pengolahan informasi biaya, dengan cara menggolongkan, mencatat, dan
meringkas biaya dalam hubungannya dengan jenjang manajemen yang bertanggung jawab atas terjadinya biaya, dengan tujuan untuk
menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban guna pengendalian biaya Mulyadi, 2001: 201.
Sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi dua Mulyadi, 2001: 190, yaitu :
1. Sistem akuntansi pertanggungjawaban tradisional focus : biaya.
Sistem ini memiliki empat karakteristik : a.
Adanya identifikasi pusat pertanggungjawaban. b.
Standar ditetapkan sebagai tolok ukur kinerja manajer yang bertanggungjawab tertentu.
c. Kinerja manajer diukur dengan membandingkan realisasi dengan
anggaran. d.
Manajer secara individual diberi penghargaan atau hukuman berdasarkan kebijakan manajemen yang lebih tinggi.
Jenis laporan pertanggungjawaban biaya digolongkan menjadi tiga kelompok sesuai dengan jenjang organisasi Mulyadi,2001: 195,
yaitu:
1. Laporan pertanggungjawaban biaya-manajer bagian. Laporan ini
disajikan untuk para manajer bagian. 2.
Laporan pertanggungjawaban biaya-manajer departemen. Laporan ini disajikan untuk para manajer departemen.
3. Laporan pertanggungjawaban biaya-redaksi. Laporan ini disajikan
kepada direktur utama, direktur produksi, dan direktur pemasaran. 2.
Activity-based responsibility accounting system focus: pengendalian terhadap aktivitas.
Untuk memungkinkan manajemen melakukan pengelolaan aktivitas, sistem ini harus memisahkan biaya-penambah dan biaya pengurang.
Pemisahan biaya ini diperlukan agar manajemen Mulyadi, 2001: 213. a.
Dapat memusatkan perhatian mereka terhadap pengurangan dan akhirnya penghilangan biaya-bukan-penambahan nilai.
b. Menyadari besarnya pemborosan yang sekarang sedang terjadi.
c. Memantau efektivitas program pengelolaan aktivitas dengan
menyajikan biaya-bukan-penambah nilai kepada manajemen dalam bentuk perbandingan antar periode.
2.2.4.2.Manfaat Pelaporan
Menurut Swastha Basu, Ibnu Sukotjo 1997: 328, laporan keuangan sengaja disusun untuk disajikan kepada berbagai pihak yang
berkepentingan. Pihak-pihak itu digolongkan dua kelompok besar yaitu pihak intern dan ekstern.
Pihak intern dalam hal ini manajemen ingin melihat efisien kerja yang dilakukan pada satu periode tertentu dan kemajuan yang diharapkan
dapat dicapai dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu. Sedangkan pihak ekstern, misalnya pemerintah, berkepentingan untuk menentukan
besarnya pajak yang harus dibayar. Pihak kreditur dan calon kreditur ingin melihat perusahaan mempunyai kemampuan membayar kembali utang
yang diberikan.
2.2.4.3.Laporan Yang Efektif
Laporan yang efektif para manajer harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut Wilkinson, 1993: 416 :
1. Relevansi.
Laporan harus membantu seorang atau lebih manajer dalam memenuhi tanggung jawab utamanya dalam hal pengarahan,
perencanaan, atau pengendalian operasi serta penggunaan sumber daya yang berkaitan dengan hal itu.
2. Kepadatan.
Laporan harus menghilangkan semua rincian yang tidak perlu dan tidak relevan.
3. Diskiriminasi yang memadai.
Meskipun laporan harus pada, dia tidak boleh menyembunyikan rincian yang tidak diperlukan.
4. Lingkup yang tepat.
Laporan harus mencakup lingkup yang berkaitan dengan tanggungjawab yang akan menerima laporan itu.
Para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih luas
membutuhkan laporan dari lingkup yang lebih luas ketimbang para manajer dengan bidang tanggung jawab yang lebih sempit.
5. Dapat dipahami.
Suatu laporan harus menyajikan informasi dalam format yang jelas dan siap dipakai.
6. Ketepatan waktu.
Suatu laporan harus diterbitkan secara tepat waktu, untuk memungkinkan manajer melakukan tindakan yang
efektif. 7.
Keterandalan.
Suatu laporan harus memenuhi standar kecermatan ketepatan yang tinggi.
8. Konsistensi dengan laporan-laporan lain.
Jika suatu laporan ingin dicocokkan dengan sistem laporan, informasinya harus
konsisten dengan informasi yang disajikan dalam seluruh laporan yang berkaitan dengannya.
2.2.4.4.Pengertian Analisis Menurut Supriyono 2000: 44 Analisis adalah proses untuk
mengetahui penyebab mengetahui penyebab perbedaan antara informasi sesunguhnya dengan anggarannya atau yang diharapkan dalam rangka
menilai kinerja manajerial. Analisis yang digunakan analisis selisih antara anggaran dan
realisasinya, sebab anggaran merupakan komitmen manajer pusat pertanggungjawaban mengenai kinerja yang harusnya dicapai. Dalam
analisis, anggaran laba dibandingkan realisasinya, selisih laba adalah
selisih yang mengakibatkan realisasi laba bersih lebih kecil dibandingkan dengan anggarannya, sedangkan selisih rugi adalah selisih mengakibatkan
realisasi laba bersih lebih kecil dibandingkan dengan anggaranya Supriyono, 2000: 124
Menurut Joe 2000: 44, analisis adalah mengevaluasi kondisi akuntansi yang berkaitan dengan pos dan alasan yang mungkin tidak
sesuai. Terdapat dua metode laporan keuangan yaitu Swastha, 1997: 328- 330 :
1. Metode Vertikal adalah analisis elemen-elemen laporan keuangan
pada suatu periode tertentu. Analisis dengan metode ini menggunakan rasio atau perbandingan antara pos-pos yang terdapat didalam neraca
dan laporan laba-rugi. Dua analisis yang banyak digunakan didalam perbandingan antara pos-pos di neraca adalah :
a. Analisis likuiditas, menggunakan dua macam ratio, yaitu :
1. Current ratio, menggunakan pengukuran kemampuan
perusahaan untuk memnuhi kewajibannya setiap saat ditagih. Likuiditas yang diukur dengan current ratio disebut
likuiditas badan usaha dengan membandingkan aktiva lancar, Current rationya sebagai berikut :
Aktiva lancar Current ratio =
Utang lancar
2. Acid test ratio quick ratio adalah suatu ratio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancarnya dalam jangka pendek. Ratio ini tidak
memasukkan persediaan maupun persekot, tetapi hanya aktiva likuid. Rumus acid test ratio :
Aktiva cepat
Acid test ratio = Utang lancar
Analisis pada laporan rugi-laba dengan menggunakan persentase. Analisis prosentase pada laporan rugi-laba
dapat dibuat dengan menghitung ratio dari semua pos terhadap penjualan dalam persen. Analisis tersebut
digunakan sebab dapat secara tepat menunjukkan bagaimana setiap rupiah penjualan digunakan.
b. Solvabilitas merupakan ukuran kemampuan perusahaan
memenuhi semua kewajiban pada saat dibubarkan. Solvabilitas diukur dengan membandingkan total aktiva
dengan total utang utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Total aktiva Solvabilitas =
Total utang
2. Metode Horizontal
Analisis ini
bertujuan untuk
melihat perubahan-perubahan
kekayaan perusahaan, modal kerja netto dan kas perusahaan. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan neraca dari
dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dan rugi laba dua periode atau lebih atau membandingkan neraca dari dua
periode yang berbeda yang dikombinasikan dengan data dari laporan laba rugi.
2.2.5. Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Informasi Terhadap Efektivitas Sistem Pengen dalian Manajemen
Menurut McGregor, yang dikutip oleh Supriyono 2000: 2: 241, sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para
karywannya, sehingga akhirnya akan mempengaruhi pula produktivitas karyawan, sehingga akhirnya mempengaruhi pula produktivitas karyawan.
Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X dan Y. Teori X
beranggapan bahwa pada umumnya manusia lebih senang diawasi daripada diberi kebebasan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya
manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu
maupun perusahaan. Teori Y beranggapan bahwa pada umumnya manusia
suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab,
pengendalian diri adalah penting di dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan
imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan masalah-masalah perusahaan. Sistem informasi merupakan alat pengendalian untuk
menunjang efektivitas sistem pengendalian manajemen. Menurut Supriyono 2000: 7 Perancang sistem harus mempelajari
dan mengobservasi dengan seksama informasi apa yang diperlukan oleh organisasi tersebut dan mendesain sistem pengendalian manajemen untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Sistem informasi menghasilkan informasi yang diperlukan oleh Sistem Pengendalian Manajemen, sistem informasi
mengumpulkan data terinci mengenai setiap data transaksi yang terjadi dalam organisasi. Informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi
digunakan oleh pemakai eksternal dan pemakai internal. Menurut Menurut Dodyk 2003 Sistem informasi mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2.2.6. Teori Yang Melandasi Pengaruh Penganggaran Terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono 2000: 2: 247, kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor
motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip
meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri,
pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y
beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di
dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan. Menurut Supriyono 200: 2: 40 penganggaran adalah proses
penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program, karena anggaran merupakan komitmen manajer pusat
pertanggungjawaban maka anggaran tersebut akan digunakan sebagai alat pengendalian kegiatan sehingga disebut pengendalian melalui
penganggaran. Menurut Dodyk 2003 penganggaran mempunyai pengaruh yang
bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2.2.7. Teori Yang Melandasi Pengaruh Pelaporan dan Analisis terhadap Efektivitas Sistem Pengendalian Manajemen
Menurut Herzberg yang dikutip oleh Supriyono 2000: 2: 247, kepuasan diperoleh karena karyawan melakukan pekerjaan. Kepuasan
tersebut merupakan motivasi yang semuanya berhubungan dengan apa yang harus dikerjakan, sehingga faktor kepuasan disebut juga faktor
motivasi, dimana faktor motivasi terdiri dari pertanggungjawaban, perkembangan. Hal ini didukung dengan adanya prinsip-prinsip
meningkatkan pertanggungjawaban individu atas pekerjaannya sendiri,
pembuatan periodik yang langsung tersedia bagi karyawan. Teori Y
beranggapan bahwa pada umumnya manusia suka bekerja, manusia dapat belajar mencari tanggung-jawab, pengendalian diri adalah penting di
dalam mencapai tujuan individu maupun perusahaan, manusia mempunyai pembawaan kreatif dan imajinasinya disumbangkan untuk menyelesaikan
masalah-masalah perusahaan.
Menurut Supriyono 2000: 2: 140 Laporan pengendalian menyajikan perbandingan antara kinerja sesungguhnya dengan kinerja
yang diharapkan, laporan ini dapat digunakan untuk memotivasi manajer tersebut agar melakukan tindakan koreksi atas kinerjanya di masa yang
akan datang. Menurut Anthony, dkk 1993: 29 Pelaporan juga digunakan sebagai alat pengendalian. Beberapa diturunkan dari analisis yang
mengembangkan rencana dan membandingkan hasil aktual dengan hasil yang direncanakan, dengan penjelasan mengenai penyimpangan yang ada,
manajer memutuskan apa yang harus dilakukan. Menurut Dodyk 2003 pelaporan dan analisis mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap keberhasilan efektivitas sistem pengendalian manajemen.
2.2.8. Teori Yang Melandasi Pengaruh Sistem Informasi, Penganggaran, Serta Pelaporan dan Analisis Terhadap Efektivitas Sistem
Pengendalian Manajemen.
Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari struktur-struktur organisasi, wewenang,
tanggungjawab, dan konsepsi organisasi untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dan suatu proses atau seperangkat tindakan yang dilakukan
untuk memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya Anthony, dkk., 1993: 11.
Struktur pengendalian dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban. Setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai
masukan dan keluaran. Sedangkan kelompok proses sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas penganggaran, operasi dan pengukuran serta
pelaporan dan analisis saling terkait dalam pelaksanaannya yang disertai dengan adanya keefektifan system pengendalian manajemen guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Anthony, dkk., 1993: 26-29. Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang
memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana dapat dijalankan. Sistem pengendalian manajemen juga menyediakan berbagai
sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan implementasi rencana. Melalui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan kegiatan utama
untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal, dan terpadu,
sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan , bertambahnya kekayaan dalam jumlah yang memadai Mulyadi, 2001: 5.
Menurut Supriyono 2000: 2: 241 teori X dan Y pertama kali dikemukakan oleh Gregor 1960 dan 1967. Gregor mengemukakan
bahwa sikap manajer terhadap para karyawan akan mempengaruhi motivasi para karyawannya, sehingga akhirnya mempengaruhi pula
produktiitas karyawan. Atas dasar teori ini, untuk menilai sikap dasar karyawan dapat digunakan dua perangkat asumsi yang diberi nama teori X
dan teori Y. Pengendalian manajemen adalah proses untuk memotivasi dan memberi semangat kepada para anggota organisasi untuk
melaksanakan kegiatan organisasi dan selanjutnya mencapai tujuan organisasi. Ini merupakan proses mendeteksi dan memperbaiki kesalahan-
kesalahan yang tidak disengaja dan ketidakberesan yang disengaja, seperti pencurian atau penyalahgunaan sumber daya.
Di dalam mengelola perusahaan, manajer tidak dapat semata-mata menggunakan perangkat anggapan di dalam teori X dan teori Y untuk
menentukan strategi manajerial. Pengelolaan perusahaan jangan menggunakan pendekatan yang terlalu keras, misalnya dengan paksaaan
atau hukuman, tetapi juga jangan terlalu lunak, misalnya selalu memuaskan permintaan karyawan atau selalu memberikan izin.
2.3. Kerangka Pikir