E
y
=
=
∆ ∆
×
atau
×
Keterangan : ∆
: Perubahan jumlah permintaan ∆
: Perubahan pendapatan rumah tangga Q
: Jumlah permintaan I
: Pendapatan rumah tangga
1 Ey = Positif termasuk barang normal Jika pendapatan naik menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta
2 Ey = Negatif termasuk barang inferior Jika pendapatan naik menyebabkan penurunan jumlah yang diminta
3 Ey 1 barang kebutuhan pokok Perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan sebesar
perubahan pendapatannya 4 Ey 1 barang mewah = perubahan permintaan lebih besar daripada perubahan
pendapatan.
2.4 Tinjauan Komoditas Jeruk
Salah satu tanaman hortikultura yaitu jeruk. Jeruk merupakan buah yang berasal dari Asia. Menurut Ashari 2004 jeruk manis berasal dari India Timur
Laut, Cina Selatan, Birma Utara, dan Chocin Cina kemudia di eropa baru mulai dibudidayaan pada akhir abad ke 15. Sejak ratusan tahun yang lalu jeruk telah ada
di Indonesia, bahakan dipercaya bahwa jeruk merupakan peninggalan orang-orang Belanda yang mendatangkan jeruk dari Amerika dan Italia. Klasifikasi jeruk
menurut Soelarso 1996 adalah sebagai berikut.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutale
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sp.
Jenis jeruk sangat beragam dan beberapa spesiesnya dapat saling bersilangan dan menghasilkan hibrida antar spesies, yang mana hasil dari
persilangan ini memiliki karakter baru yang khas. Banyak jenis jeruk yang dimanfaatkan oleh manusia baik sebagai bahan pangan, wewangian, maupun
untuk industri. Bagian yang banyak dimanfaatkan yaitu buah dan daun. Jenis jeruk lokal yang dibudidayakan di Indonesia adalah Jeruk Keprok,
Jeruk Siem C. microcarpa L. dan C.sinensis. L yang terdiri atas Siem Pontianak, Siem Garut, Siem Lumajang, jeruk manis C. auranticum L. dan C.sinensis L.,
jeruk sitrunlemon C. medica, jeruk besar C.maxima Herr. yang terdiri atas j\Jeruk Nambangan-Madium dan Bali. Jeruk untuk bumbu masakan yangterdiri
atas jeruk nipis C. aurantifolia, jeruk purut C. hystrix dan jeruk sambal C. hystix ABC. Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varitas Lemon
dan Grapefruit, sedangkan varitas lokal adalah Jeruk Siem, Jeruk Baby, Keprok Medan, Bali, nipis dan purut.
Sentra produksi jeruk yang ada sekarang belum berbentuk dalam suatu hamparan tetapi merupakan kantong-kantong produksi yang sempit dan terpencar
di kawasan sentra produksi, dengan tingkat pemeliharaan yang bervariasi dan
belum optimal serta pengelolaan pascapanennya yang sederhana dan pemasaran yang tidak berpihak kepada petani. Produktivitas jeruk di Indonesia mengalami
penurunan atau kemunduran hasil, akibat dari gangguan penyakit terutama CVPD Citrus Vein Phloen Degeneration yang menyebabkan kerugian besar tanaman
jeruk di berbagai sentra produksi Soelarso, 1996. Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi Garut Jawa Barat,
Tawangmangu Jawa Tengah, Batu Jawa Timur, Tejakula Bali, Selayar Sulawesi Selatan, Pontianak Kalimantan Barat dan Medan Sumatera Utara.
Selain di Indonesia negara-negara lain juga menghasilkan buah jeruk. Negara penghasil jeruk manis yaitu Amerika Serikat, Spanyol, Italia, Brasil, Mexico,
Israel, Argentina, Maroko, dan Afrika Selatan Pracaya, 2003. Jeruk merupakan buah yang mengandung banyak vitamin C, potassium
dan folid acid yang dapat berfungsi untuk menghambat sel-seln kanker. Jeruk juga mengandung serat didalamnya, selain itu jeruk juga mengandung hasperidin yang
mampu menurunkan resiko penyakit jantung, mencegah kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan amsih banyak lainnya yang berguna bagi tubuh. Dalam satu
buah jeruk manis ukuran sedang terdapat 16 gr karbohidrat yang mengandung 70 kalori. Karbohidrat ini penting sebagai sumber energi tubuh, terutama untuk otak.
Nilai serat dalam sebuah jeruk manis setara dengan 12 yang dibutuhkan per hari Anggen, 2012.
Jeruk dapat tumbuh di seluruh wilayah Indonesia. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik tentunya ada syarat khusus untuk tanaman jeruk mampu
menghasilkan buah yang baik. Tanaman Jeruk dapat ditanam di daerah antara 40
o
LU dan 40
o
LS. Umumnya tanaman jeruk terdapat di daerah 20
o
s.d. 40
o
LS.
Pada daerah subtropis, tanaman jeruk ditanam di dataran rendah samapai ketinggian 650 mdpl. Di daerah Khatulistiwa sampai ketinggian 2000 mdpl
Joesoef, 1993. Kecepatan angin yang lebih dari 40 s.d. 48 akan merontokkan bunga
dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin.
Temperatur optimal antara 25
o
s.d. 30
o
C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 38
o
C. Jeruk Keprok memerlukan temperatur 20
o
C. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70 s.d. 80. Semua jenis jeruk
tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Tergantung pada spesiesnya, jeruk memerlukan 5 s.d. 6, 6 s.d. 7 atau 9 bulan basah musim hujan.
Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Khususnya di Indonesia tanaman ini sangat memerlukan air yang
cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Tanah yangg baik untuk budidaya jeruk adalah lempung sampai
lempung berpasir dengan fraksi liat 7 s.d. 27, debu 25 s.d. 50 dan pasir 50, cukup humus, tata air dan udara baik. Jenis tanah Andosol dan Latosol
sangat cocok utk budidaya jeruk. Derajat keasaman tanah pH tanah yang cocok untuk budidaya jeruk adalah 5,5 s.d. 6,5 dengan pH optimum 6. Air tanah yg
optimal berada pada kedalaman 150–200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai
air yang mengandung garam sekitar 10. Tanaman jeruk dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan sekitar 30°.
Buah jeruk hendaknya dipanen setelah masak, karena jeruk termasuk buah yang nonklimakterik dimana tidak terjadi proses pematangan setelah panen
yang terasa masam tidak akan berubah menjadi manis. Mutu dari buah jeruk setelah di panen akan mengalami penurunan, maka proses dari pasca panen
haruslah baik agar buah jeruk memiliki kualitas yang baik. Tahap dalam penanganan buah jeruk segar yaitu buah jeruk dipanen setelah embun pagi telah
menguap sehingga setelah panen kulit jeruk tidak mudah mengalami kerusakan. Menggunakan sarung tangan saat memanen untuk menghindari cacat fisik bada
buah jeruk. Buah yang letaknya tinggi di panen dengan menggunakan tangga agar tidak terjadi kerusakan pada pohon jeruk.
Jeruk lokal yang paling dikenal oleh masyarakat di Indonesia adalah jeruk keprok. Selain merupakan yang paling banyak dikenal oleh masyarakat,
jeruk keprok juga memiliki nilai komersial yang tinggi. Di Indonesia tidak semua jenis jeruk keprok yang di usahakan oleh petani. Jenis jeruk keprok yang biasanya
diusahakan oleh petani dengan jumlah yang besar yaitu jeruk keprok siem. Dengan melakukan usaha bertani jeruk ini sudah banyak petani jeruk di Bali, Jawa
Timur, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Riau, Jambi, dan Sumatera Utara yang terangkat kehidupan ekonominya menjadi lebih baik
AAK, 1994. Jeruk keprok merupakan salah satu jeruk yang dianjurkan oleh
Departemen Pertanian untuk ditanam. Buah dari jeruk keprok ini merupakan yang paling terkenal dan banyak dikonsumsi langsung secara segar. Hal ini didukung
dengan rasa buahnya yang manis dan menyegarkan Sarwono, 1993.
Kunci keberhasilan pengembangan tanaman jeruk ditentukan oleh ketersediaan bibit yang bermutu pada saat tanaman yang tepat dan dengan harga
yang tejangkau oleh petani. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan serta pengelolaan kebun-kebun bibit yang ada, perlu ditingkatkan guna memenuhi
permintaan konsumen bibit yang terus meningkat Sumekto, 1995.
2.5 Penelitian Sebelumnya