20
d. Medikasi Steroid. Medikasi steroid dapat menyamarkan adanya infeksi
dengan mengganggu proses inflamasi normal. e.
Antikoagulan. Penggunaan antikoagulan pada luka dapat menyebabkan hemoragi.
f. Psikososial. Berbagai jenis faktor psikosial dapat memberikan efek
merugikan pada penyembuhan luka seperti buruknya pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan atau kecemasan yang berkaitan
dengan perubahan pada pekerjaan, penghasilan, hubungan pribadi dan body image.
2.1.6 Manajemen Luka Diabetes
Manajemen luka diabetes merupakan tanggung jawab multidisplin. Tim yang terlibat dalam manajemen luka diabetes antara lain perawat, dokter,
podiatris, dan perawat spesialis diabetes untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil perawatan Potter dan Perry, 2006.
Tujuan manajemen luka diabetes adalah menjaga kerusakan lebih lanjut dan memaksimalkan kualitas hidup selanjutnya. Intervensi untuk mencapai tujuan
ini adalah dengan melakukan edukasi preventif, dan menjalankan program yang ditetapkan. Manajemen luka diabetes nonsurgical terdiri dari menjaga moist pada
lingkungan luka, debridement jaringan nekrotik, mengurangi tekanan pada area luka, meningkatkan kekuatan otot pada ekstremitas Hess, 2002. Pengelolaan
luka diabetes berhubungan dengan pengurangan penekanan, pengendalian infeksi, perbaikan iskemia dan menjaga lingkungan luka yang dapat meningkatkan proses
penyembuhan.
21
Pengurangan penekanan pada area luka dengan mengistirahatkan dan mengelevasikan ekstremitas harus dilakukan sesegera mungkin. Cara yang
digunakan adalah dengan menggunakan alat bantu jalan, misalnya dengan menggunakan kruk, walker atau kursi roda. Selanjutnya adalah pengendalian
infeksi. Pada umumnya luka diabetes mengalami infeksi mikroorganisme sehingga harus dilakukan kultur luka. Kultur luka yang harus dilakukan adalah
kultur luka bagian dalam akan menunjukkan hasil yang lebih reliable terhadap kondisi luka. Dengan kultur antibiotik yang diberikan akan lebih sensitif.
Selanjutnya, perawatan luka. Perawatan luka yang diberikan pada pasien harus dapat meningkatkan proses penyembuhan luka. Pembersihan luka dilakukan
minimal dua kali dalam sehari. Perawatan yang bersifat memberi kehangatan dan lingkungan yang moist pada luka Sartika, 2008. Balutan luka yang bersifat
lembab dapat memberikan lingkungan yang mendukung sel untuk melakukan suatu proses penyembuhan luka dan mencegah terjadinya trauma atau kerusakan
ulangan yang memperparah kondisi luka. Kondisi luka yang lembab pada permukaan luka dapat meningkatkan proses perkembangan perbaikan kondisi
luka, mencegah dehidrasi jaringan dan nekrosis sel. Kondisi ini juga dapat meningkatkan interaksi antara sel dan faktor pertumbuhan Carolina, 2014.
2.1.7 Kriteria Penyembuhan Luka