Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

18 dihasilkan dari luka kronik sangat berisiko menghambat proses proliferasi sel fibroblas baru karena cairan bersifat apoptosis atau mengandung jaringan mati. Cairan yang mengandung jaringan mati ini akan menghambat konsistensi migrasi dari hormon faktor pertumbuhan dan sitokin. Hal ini menyebabkan pemanjangan fase inflamasi dan memperlama proses penyembuhan luka Moffat, Martin, dan Smithdale, 2007

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka secara umum adalah faktor intrinsik, yaitu Purwaningsih, 2014: a. Usia Pasien. Semakin tua seseorang maka akan menurunkan kemampuan penyembuhan jaringan. Semakin tua usia maka jaringannya akan semakin kurang lentur. b. Nutrisi. Pada proses penyembuhan luka faktor nutrisi sangat penting. Pada pasien yang mengalami penurunan tingkat diantaranya serum albumin, total limposit dan transferin adalah merupakan resiko terhambatnya proses penyembuhan luka. Proses penyembuhan luka tidak hanya dipengaruhi oleh protein saja, vitamin A, E, dan C juga mempengaruhi dalam proses penyembuhan luka. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan berkurangnya makrofag yang konsekuensinya rentan terhadap infeksi, retardasi epitelialisasi, dan sistesis kolagen. Defisiensi vitamin E berpengaruh terhadap produksi kolagen. Sedangkan defisiensi vitamin C dapat menyebabkan kegagalan fibroblas untuk memproduksi kolagen, mudahnya terjadi ruptur pada kapiler dan rentan terhadap infeksi. 19 c. Hipovolemia. Kurangnya volume darah akan mengakibatkan vasokonstriksi dan menurunnya ketersediaan oksigen dan nutrisi untuk penyembuhan luka. d. Hematoma. Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. e. Edema. Adanya edema dapat mengakibatkan penurunan suplai oksigen karena adanya gerakan peningkatan tekanan interstisial pada pembuluh. f. Insufisiensi Oksigen Jaringan. Diakibatkan karena adanya gangguan fungsi organ paru, kardiovaskular, ataupun karena adanya vasokonstriksi setempat. Selain itu terdapat juga faktor ekstrinsik, yaitu Purwaningsih, 2004; Suriadi, 2004: a. Perawatan Jaringan. Cedera dan lambatnya penyembuhan dapat terjadi karena perawatan jaringan yang kasar. b. Teknik Pembalutan Tidak Tepat. Pembalutan yang terlalu kecil dapat dimungkinkan terjadinya invasi mikroorganisme. Sedangkan pembalutan yang terlalu ketat akan mengakibatkan pengurangan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan c. Benda Asing. Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan leukosit sel darah putih, yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah “Pus”. 20 d. Medikasi Steroid. Medikasi steroid dapat menyamarkan adanya infeksi dengan mengganggu proses inflamasi normal. e. Antikoagulan. Penggunaan antikoagulan pada luka dapat menyebabkan hemoragi. f. Psikososial. Berbagai jenis faktor psikosial dapat memberikan efek merugikan pada penyembuhan luka seperti buruknya pemahaman dan penerimaan terhadap program pengobatan atau kecemasan yang berkaitan dengan perubahan pada pekerjaan, penghasilan, hubungan pribadi dan body image.

2.1.6 Manajemen Luka Diabetes

Dokumen yang terkait

Ekstraksi dan uji stabilitas zat warna alami dari bunga kembang sepatu (hibiscus rosa-sinensis L) dan Bungan Rosella (hibiscus sabdariffa L)

7 26 86

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

5 25 120

PENGARUH VARIASI KADAR BASIS HPMC DALAM SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOLIK BUNGA KEMBANG SEPATU (Hibiscus Pengaruh Variasi Kadar Basis Hpmc Dalam Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.) Terhadap Sifat Fisik Dan Daya Antiba

1 11 17

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

0 0 15

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

0 0 2

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

0 0 5

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

0 0 18

Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau (Camellia sinensis (L.) Kuntze) dan Uji Efektivitas Penyembuhan Luka Sayat pada Tikus Putih

0 1 3

EFEK EKSTRAK ETANOL 70 DAUN KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis L.) DALAM MEMPERPENDEK WAKTU PERDARAHAN DAN WAKTU PEMBEKUAN PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS

0 0 7

UJI EFEKTIVITAS ANTIPIRETIK DARI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG KEMBANG SEPATU ( Hibiscus rosa-sinensis L) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

0 0 8