Analisis Data Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

pemecahan masalah sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Pemecahan masalah yang dimiliki subjek tidak diikuti dengan kecerdasan emosi dalam penelitian ini. Meskipun demikian, kecerdasan emosi yang tinggi akan membantu individu mengatasi konflik secara tepat dan menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi pula Goleman, 2007. Proses pemecahan masalah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, motivasi, kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan serta emosi Rahmat, dalam Winarso. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana mahasiswa menganalisa suatu permasalahan atau kesulitan yang dihadapinya untuk mendapatkan pemecahan masalah. Motivasi belajar yang rendah, kepercayaan dan sikap yang salah sehingga menghasilkan asumsi yang keliru dalam memahami permasalahan, cenderung terbiasa melihat masalah dari perspektif tertentu saja dan emosi yang kurang stabil akan membentuk dan menghasilkan pemecahan masalah yang kurang efektif. Hal ini karena emosi yang mewarnai cara berpikir seseorang dalam menanggapi situasi tertentu. Selain itu melihat kondisi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menganggap bahwa skripsi merupakan tugas akhir paling berat. Michelle juga memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami kecemasan akibat kesulitan-kesulitan dalam proses penyusunan skripsi Puspitasari, 2013. Dengan demikian akan berdampak pula pada skor dari pemecahan masalah yang diperoleh terhadap kesulitan yang dihadapi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data untuk variabel pemecahan masalah menggunakan lima kasus dengan masing-masing terdapat satu pertanyaan yang disertai dengan empat pilihan jawaban. Keempat pilihan jawaban pada semua kasus memiliki pola yang sama, yaitu pilihan jawaban pertama berisi tentang bagaimana subjek memahami masalah berdasarkan kasus yang ada, pilihan jawaban kedua berisi tentang bagaimana subjek merencanakan penyelesaian terhadap kasus yang ada, pilihan jawaban ketiga berisi tentang bagaimana subjek melaksanakan rencana yang dibuat untuk mengatasi kasus dan pilihan jawaban keempat berisi tentang bagaimana subjek memeriksa kembali refleksi atas pelaksanaan yang telah dilakukan. Adanya pola yang sama pada semua pilihan jawaban pada lima kasus tersebut kurang tepat karena subjek dapat menebak pola dari pilihan jawaban yang telah diberikan. Selain itu, pada alternatif jawaban dari tes pemecahan masalah kurang menunjukan indikator dari langkah pemecahan masalah. Permasalahan yang ditampilkan dalam masing-masing kasus juga tampak mudah untuk diselesaikan. Sebaiknya untuk membuat kasus pada pemecahan masalah ketika menyusun skripsi dengan pilihan jawaban yang diacak sehingga subjek tidak mudah menebak pola pilihan jawaban dan dapat menunjukkan pemecahan masalah yang sesungguhnya. Dalam hal ini, pada penelitian selanjutnya wawancara tentang pemecahan masalah dapat dimulai dengan menggali masalah yang umumnya dialami oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi. Berbagai macam kesulitan yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan dengan kesulitan atau permasalahan yang hampir sama. Kemudian, peneliti dapat menanyakan kepada subjek bagaimana cara subjek memecahkan masalah yang dihadapinya. Selanjutnya cara pemecahan masalah subjek dapat dikategorikan ke dalam langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga dapat diketahui cara pemecahan masalah mahasiswa tersebut dikategorikan ke dalam langkah pemecahan masalah tertentu. 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kecerdasan emosi dan pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kecerdasan emosi subjek yang tinggi tidak diikuti dengan nilai pemecahan masalah yang tinggi pula. Sebaliknya, nilai pemecahan masalah yang rendah pada subjek penelitian tidak diikuti oleh kecerdasan emosi yang rendah pula. Meskipun demikian, mean nilai rata-rata empirik antara variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah cenderung tinggi.

B. Saran

1. Bagi Penelitian Selanjutnya

Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mempertimbangkan metode yang digunakan dalam tes pemecahan masalah. Peneliti dapat menggunakan metode wawancara secara langsung kepada subjek untuk mengetahui masalah secara umum yang dialami dan pemecahan masalah yang digunakannya, sehingga permasalahan baik secara psikologis dan emosi dapat terlihat. Dengan demikian, jawaban dari pemecahan masalah subjek akan dikategorikan ke dalam langkah pemecahan masalah tertentu. Peneliti selanjutnya juga dapat