Deskripsi Data Penelitian Kategorisasi

2. Uji Linearitas Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel dari penelitian mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Dua variabel dapar dikatakan linear atau tidak apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 p0,05. Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan, didapatkan nilai signifikansi pada kecerdasan emosi dan pemecahan masalah sebesar 0,724. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang linear karena p lebih besar dari 0,05. Tabel 14. Uji Linearitas Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah F Sig. Kecerdasan EmosiPemec ahan Masalah Between Groups Combined 0,540 0,981 Linearity 0,126 0,724 Deviation from Linearity 0,550 0,977 Grafik 1: Scatter Plot Total A : Kecerdasan Emosi Total B : Pemecahan Masalah Pada grafik di atas terlihat bahwa antara variabel kecerdasan emosi dengan pemecahan masalah memiliki hubungan yang tidak linear. Hal ini terlihat dari titik-titik yang tersebar dan hanya beberapa yang berkumpul dan mengikuti garis linear. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan teknik analisis korelasi Spearman. Hasil uji hipotesis dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 15. Uji Hipotesis Kecerdasan Emosi dan Pemecahan Masalah Kecerdasan Emosi Pemecahan Masalah Kecerdasan Emosi Correlation Coefficient 1,000 0,20 Sig. 0,419 N 103 103 Pemecahan Masalah Correlation Coefficient 0,20 1,000 Sig. 0,419 N 103 103 Berdasarkan korelasi Spearman tersebut diperoleh korelasi sebesar 0,020 dengan signifikansi 0,419. Taraf signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan bahwa kedua variabel tidak memiliki hubungan yang signifikan. Berdasarkan perhitungan korelasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kecerdasan emosi dan pemecahan masalah. Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini ditolak.

F. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh nilai korelasi pada variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah 0,020 dengan nilai signifikansi sebesar 0,837. Hasil tersebut menunjukan bahwa tidak ada hubungan positif antara variabel kecerdasan emosi dan pemecahan masalah sehingga dapat dikatakan hipotesis dalam penelitian ini ditolak. Pemecahan masalah yang dimiliki subjek tidak diikuti dengan kecerdasan emosi dalam penelitian ini. Meskipun demikian, kecerdasan emosi yang tinggi akan membantu individu mengatasi konflik secara tepat dan menciptakan kondisi kerja yang menggairahkan sehingga dapat menghasilkan prestasi kerja yang tinggi pula Goleman, 2007. Proses pemecahan masalah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, motivasi, kepercayaan dan sikap yang salah, kebiasaan serta emosi Rahmat, dalam Winarso. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi bagaimana mahasiswa menganalisa suatu permasalahan atau kesulitan yang dihadapinya untuk mendapatkan pemecahan masalah. Motivasi belajar yang rendah, kepercayaan dan sikap yang salah sehingga menghasilkan asumsi yang keliru dalam memahami permasalahan, cenderung terbiasa melihat masalah dari perspektif tertentu saja dan emosi yang kurang stabil akan membentuk dan menghasilkan pemecahan masalah yang kurang efektif. Hal ini karena emosi yang mewarnai cara berpikir seseorang dalam menanggapi situasi tertentu. Selain itu melihat kondisi mahasiswa yang sedang menyusun skripsi menganggap bahwa skripsi merupakan tugas akhir paling berat. Michelle juga memaparkan bahwa mahasiswa dapat mengalami kecemasan akibat kesulitan-kesulitan dalam proses penyusunan skripsi Puspitasari, 2013. Dengan demikian akan berdampak pula pada skor dari pemecahan masalah yang diperoleh