Sinyal MRI adalah sinyal yang dideteksi pada saat spin berelaksasi dibidang transversal yang susunannya berupa sinyal sinusoidal yang meluruh
secara eksponensial dengan pertambahan waktu yang disebut dengan Free induction decay FID. Proses FID dimana setelah pancaran frekuensi radio di
matikan maka spin partikel akan menyerap energi, kemudian energi tersebut akan melemah sedikit demi sedikit dan akan menuju pada satu fase dephase.
Kehilangan sinyal yang diakibatkan oleh medan magnetik lokal yang tidak homogen tersebut, menutupi nilai T2 yang sebenarnya. Nilai T2 yang diakibatkan
oleh adanya medan magnetik yang tidak homogen diberi symbol T2. Proses dephasing diakibatkan oleh hasil interaksi spin spin yang sebenarnya dan interaksi
spin spin akibat medan magnet yang tidak homogen. Kekuatan sinyal tergantung pada kerapatan proton atau density proton,
waktu relaksasi spin-lattice T1 dan relaksasi spin-spin T2 serta sifat magnetik tubuh pasien. Pada pemeriksaan MRI, kandungan proton tergantung pada
kandungan kadar air yang merupakan salah satu material dari komposisi kimia penyusun jaringan yang diperiksa.
Tabel 2.3 Densitas hidrogen pada beberapa jaringan Forshult, 2007
Jaringan Densitas
Jaringan
Blood 93 Bone 12
Cerebrospinal fluid 96
Fat 88 Gray matter
84 Liver 81
Lung 5 Muscle 82
White matter 70
2.7.1 Paramter kekontrasan pencitraan MRI
Parameter pada magnetic resonance imaging adalah variabel yang dapat mengakibatkan terjadinya pembedaan kontras. Dan khususnya dalam bidang
kesehatan untuk mendiagnosa suatu kelainan pada jaringan tubuh manusia. Parameter dalam MRI dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
a. waktu pengulangan atau time repetition TR
b. waktu gaung atau time encho TE
2.7.2. waktu pengulangan atau repetition
Waktu pengulangan atau time repetition adalah suatu interval waktu antara pengulangan dua pulsa yang sama. Pemberian TR yang lama dapat mengevaluasi
jaringan dalam irisan yang lebih banyak serta memberikan harga sinyal noise yang lebih baik, namun menyebabkan waktu yang dibutuhkan lebih lama untuk
memperoleh data. TR yang cepat dapat mempersingkat waktu pengambilan data namun jumlah irisan jaringan yang dievaluasi menjadi sedikit, dan Signal to Noise
Ratio SNR menjadi jelek. Harga TR dan TE untuk pembobotan T1 dan T2 pada pulsa spin echo dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini.
Tabel 2.4 Spin echo sequence untuk parameter TR dan TE
Parameter Waktu milidetik
Pembobotan
TR cepat 1000
T
1
TR cepat 30
T
1
TR lama 1000
Kecepatan proton TR cepat
30 Kecepatan proton
TR lama 1000
T
2
TR lama 60
T
2
Harga TR dianggap cepat jika kurang dari 1000 milidetik, sedangkan TR dianggap lama jika lebih dari 1000 milidetik. TR berkaitan dengan waktu
relaksasi longitudinal. Dari perbedaan nilai dari TR akan memberikan kekontrasan citra yang berbeda. Pemilihan TR yang lama memberikan kekontrasan citra yang
kurang baik, karena relaksasi longitudinal kedua jaringan sudah mencapai keadaan seimbang sempurna. Pemberian TR yang cepat memberikan kekontrasan
citra lebih baik, karena relaksasi longitudinal yang lebih lama belum sempurna kembali keadaan seimbang sehingga pembedaan intensitas sinyal yang yang
diberikan dari kedua jaringan lebih besar pierce, 1995.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3. Waktu gaung atau time encho
Waktu gaung atau time encho adalah interval waktu pemberian pulsa RF awal dengan pulsa RF terakhir sampai deteksinya sinyal magnetik resonance MR
maksimum. Sinyal MR maksimum tersebut merupakan sinyal spin encho. Pemilihan lama dan cepatnya TE akan mempengaruhi intensitas sinyal yang
didapat. TE tersebut cepat jika waktu gaungnya kurang dari 30 milidetik Bushberg, 2001.
Intensitas sinyal encho ditentukan oleh kurva T2, Intensitas sinyal besar jika memakai TE pendek. Dengan TE yang cepat meminimalkan peluruhan
transversal atau transverse decay dan sinyal yang dihasilkan dapat dipelihara. Pemilihan TE panjang dapat mengakibatkan peluruhan transversal atau transverse
decay menjadi maksimal dan sinyal yang didapat kecil.
2.8. Pembobotan Pada Magnetic Resonance Imaging