2.6 Relaksasi Spin T1 dan T2
2.6.1 Relaksasi
T1
Pulsa RF dalam aplikasi pemeriksaan medis mempunyai waktu tertentu, sehingga setelah pulsa RF dihilangkan menyebabkan magnetisasi longituginal M
z
tidak berada pada kesetimbangan termal yang menyebabkan terjadinya mekanisme pergerakan spin berelaksasi menuju bidang longitunginal. Pada saat
mencapai nilai magnetisasi dalam kondisi setimbang M
z
= M terdapat interaksi
yaitu interaksi spin dengan lingkungannya atau lattice yang menyebabkan terjadinya pertambahan energi sehingga terdapat pertumbuhan magnetisasi dengan
bertambahnya waktu t yang merupakan solusi persamaan Bloch, yang dinyatakan dengan T
1
adalah waktu relaksasi longituginal yang diukur 63 dari waktu pertumbuhan magnetisasi disebut spin-kisi atau spin lattice relaxation Bushberg,
2002. Waktu relaksasi T1 ini terjadi dimana energi yang dibebaskan ke lingkungan sekitar akan menyebabkan magnetisasi bidang longitudinal akan
semakin lama semakin menguat recovery dengan waktu recovery yang konstan dan berupa proses eksponensial.
Menurut Hendee, 2002 bahwa relaksasi sinyal magnetik resonansi MR merupakan karakteristik yang bersifat ekponensial sama dengan peluruhan
radioaktif, penyerapan energi dan pertumbuhan sel dalam jaringan. Untuk waktu relaksasi longitunginal dimana sinyal magnetik resonansi S berkurang secara
ekponensial. Waktu dari sinyal S mengikuti pulsa RF, Nilai S
dipengaruhi oleh faktor banyaknya proton dalam sampel, panjangnya waktu gelombang radio yang
diberlakukan bagi sampel, kepekaan coil penerima, dan keseluruhan kepekaan elektronik.
Pada saat pulsa RF dihentikan off, akan terjadi proses dimana Net Magnetisasi Vektor kehilangan energi yang dikenal dengan relaksasi. Ada dua
fenomena yang terjadi pada saat terjadinya relaksasi yaitu jumlah magnetisasi pada bidang longitudinal secara perlahan semakin meningkat yang dikenal dengan
peristiwa recovery dan pada saat yang sama jumlah magnetisasi pada bidang transversal akan meluruh yang dikenal dengan decay.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Magnetisasi longitudinal Bryan, 2010 Sebagai contoh adalah lemak dan cairan cerebro spinal. Lemak memiliki
waktu relaksasi T1 yang pendek sekitar 180 ms sedangkan untuk cairan cerebro spinal memiliki waktu relaksasi T1 yang panjang berkisar 2000 ms. Sehingga
untuk mencapai waktu relaksasi T1 63, lemak akan lebih cepat dibanding dengan cairan cerebrospinal. Dengan demikian untuk pembobotan T1, jaringan
dengan waktu relaksasi T1 pendek lemak akan tampak terang dan jaringan dengan waktu relaksasi T1 panjang cairan cerebrospinal akan tampak gelap.
2.6.2 Relaksasi