Spin Echo Kualitas Citra MRI

mengontrol seberapa jauh vector dapat recover sebelum diaplikasi RF berikutnya, maka untuk mendapatkan pembobotan T1, TR harus dibuat pendek sehingga baik lemak maupun air tidak cukup waktu untuk kembali ke Bo, sehingga kontras lemak dan air dapat tervisualisasi dengan baik. Jika TR panjang lemak dan air akan cukup waktu untuk kembali ke Bo dan recover magnetisasi longitudinal secara penuh sehingga tidak bisa mendemontrasikan keduanya dalam gambar. Pembobotan T1 dimana TR pendek 300-600 ms , TE pendek 10-20 ms dan waktu scanning 4-6 menit c. Pembobotan T2. Yaitu citra yang kontrasnya tergantung perbedaan T2 time. T2 time adalah waktu yang diperlukan untuk meluruh hingga 37 dari nilai awalnya dan dikontrol oleh TE. Untuk mendapatkan T2 weighting, TE harus panjang untuk memberikan kesempatan lemak dan air untuk decay, sehingga kontras lemak dan air dapat tervisualisasi dengan baik. Jika TE terlalu pendek maka baik lamak dan air tidak punya waktu untuk decay sehingga keduanya tidak akan menghasilkan kontras gambar yang baik. Pembobotan PDT2 dimana TR panjang 2000 ms, TE pendek 20 ms TE panjang 80 ms dan Waktu scnning 7-8 menit

4. Spin Echo

a. Pengertian Spin Echo Menggunakan eksitasi pulsa 90 o yang diikuti oleh satu atau lebih rephasing pulsa 180 o , untuk menghasilkan spin echo. Jika hanya menggunakan satu echo gambaran T1 Weighted Image dapat diperoleh dengan menggunakn TR pendek dan TE pendek. Sedangkan untuk menghasilkan proton density dan T2 Weighted Image, diaplikasikan dua spin echo dengan dua pulsa RF 180 o rephasing, echo pertama dengan short TE dan long TR, untuk menghasilkan proton density, echo kedua dengan long TR dan long TE menghasilkan T2. Pada spin echo raw image data, dari masing-masing echo di simpan Universitas Sumatera Utara Spin Echo FID spin echo   RF pulse readout frequency encode signal gradient   RF pulse pada K-space dan banyaknya pulsa 180 o rephasing yang diaplikasikan sesuai dengan banyak yang dihasilkan per TR. Gambar 6. Urutan sekuence pada pulse sekuence spin echo Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999. b. Waktu Scanning Waktu scanning pada sekuens Spin Echo dapat dihitung dengan rumus : Waktu scanning Spin Echo = TR x Jumlah phase enchode x NEX Dimana: TR  Time Repetition ms Jumlah Phase Enchode  Jumlah fase digunakan NEX  Jumlah eksitasi data Misalnya pencitraan dengan 550, phase enchode 256 dan NEX 1 maka waktu scanningnya 2,35 menit c. Keunggulan Spin Echo Keunggulan dari penggunaan spin echo konvensional ini akan didapatkan citra yang berkualitas SNR tinggi dengan artefak yang tidak banyak. Untuk neuro imaging, sekuens spin echo ini banyak sekali dipergunakan. Selain memiliki kontras yang bagus, sekuens ini juga sangat sensitif untuk menilai abnormalitas. Menurut michell, Universitas Sumatera Utara pada dekade terkhir ini, spin echo konvensional adalah yang paling sering digunakan untuk menghasilkan citra dengan pembobotan T1 d. Keterbatasan Spin Echo Keterbatasan dari penggunaan spin echo konvensional adalah waktu scanning yang lama

5. Kualitas Citra MRI

a. Signal To Noise Ratio SNR SNR adalah perbandingan antara besarnya signal amplitudo dengan besarnya noise dalam gambar MRI. Noise nilainya konstan untuk setiap pasien dan tergantung pada kondisi pasien, area pemeriksaan dan sistem komponen MRI. semakin besar signal maka akan semakin meningkatkan SNR dan sebaliknya menurunkan sinyal akan menurunkan SNR. SNR dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu densitas proton dari daerah yang diperiksa, voxel volume, TR, TE, flip angel, NEX, receive bandwidth dan koil. Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999 1. Densitas Proton. Merupakan jumlah proton pada area pemeriksaan yang menentukan amplitude sinyal yang diterima. Daerah dengan densitas proton yang rendah menghasilkan signal yang rendah sehingga SNR yang dihasilkan juga rendah. Sebaliknya daerah dengan desitas proton yang tinggi akan menghasilkan proton yang tinggi sehingga SNR yang dihasilkan juga tinggi. 2. Voxel volume Voxel volume menandakan volume dalam pasien dan ditentukan oleh pixel area dan ketebalan irisan slice thickness. Pixel area ditentukan oleh ukuran Field of View FOV dan jumlah pixel dalam FOV atau matrik. Voxel yang besar mempunyai inti-inti atom yang lebih banyak daripada voxel yang kecil, sehingga voxel yang besar mempunyai SNR yang lebih tinggi. Melipatgandakan 2 Universitas Sumatera Utara kali slice thickness akan menduakalikan SNR dan menduakalikan FOV akan mengempatkalikan SNR. 3. TR, TE, Flip angel a. Time Repetition TR TR adalah waktu yang diperlukan untuk aplikasi satu pulsa radiofrekuensi ke pulsa radiofrekuensi berikutnya. Dimana satuannya Millisecond ms. TR menentukan jumlah relaksasi terjadinya antara satu radio frekuensi dan aplikasi radio frekuensi berikutnya, oleh karena itu TR menentukan jumlah dari relaksasi T1 terjadi. Keuntungan TR meningkat yaitu: meningkatnya SNR dan meningkatnya jumlah slice, sedangkan kerugiannya adalah meningkatnya waktu scanning dan menurunnya pembobotan T1 Keuntungan TR turun yaitu waktu scanning berkurang dan meningkatnya pembobotan T1, sedangkan kerugiannya adalah turunnya SNR dan jumlah slice berkurang. Gbr 7. Time repetition TR Westbrook,C, dan Kaut,C, 1999. b. Time Echo TE TE adalah waktu yang diperlukan dari aplikasi radio frekuensi sampai puncak induksi sinyal dalam koil, dimana satuannya millisecond ms. TE menentukan berapa banyak magnetisasi transverse untuk decay yang terjadi sebelum dibaca. Oleh karena itu TE mengontrol jumlah T2 relaksasi yang terjadi. Universitas Sumatera Utara Gambar 8. Time echo TE Westbrook, 1999. c. Flip angle FA menentukan jumlah magnetisasi transverse. Maksimum amplitudo dihasilkan dengan flip angle 90 o . Flip angle yang lebih rendah akan menghasilkan SNR yang rendah pula. 4. NEX NEX Number of excitation merupakan nilai yang menunjukkan pengulangan pencatatan data selama akuisisi dengan amplitudo dan phase encoding yang sama. NEX mengontrol jumlah data yang disimpan dalam tiap-tiap lajur K-space. Menduakalikan NEX maka menduakalikan jumlah data yang disimpan dalam lajur K- space.Data berisi signal dan noise. Noise adalah random dan dalam posisi yang berbeda tiap-tiap waktu data yang disimpan. Dan signal tidak random, selalu terjadi dalam tempat yang sama ketika data dikumpulkan. Menambah NEX sebesar 2 kali, hanya akan menambah SNR sebesar 2 =1.4. Meningkatkan NEX, bukan cara terbaik untuk meningkatkan SNR. Keuntungan NEX meningkat yaitu: meningkatnya SNR dan rata-rata signal lebih banyak dan mengurangi motion artefak, sedangkan kerugiannya adalah meningkatnya waktu scanning Keuntungan NEX turun yaitu: berkurangnya waktu scanning dan kerugiannya adalah menurunnya SNR dan rata-rata signal kurang Universitas Sumatera Utara 5. Receive bandwidth Adalah rentang frekuensi yang terjadi pada sampling data pada obyek yang di scan. Semakin kecil bandwidth maka noise akan semakin kecil tetapi akan berpengaruh pada TE minimal yang dipilih. 6. Koil Pada prinsipnya semakin dekat koil dengan organ maka SNR yang dihasilkan semakin tinggi. a. Type koil yang digunakan menentukan jumlah sinyal yang diterima juga SNR b. Contoh : Surface koil yang ditempatkan dekat dengan area pemeriksaan akan menghasilkan SNR yang tinggi c. Umumnya ukuran koil juga menentukan SNR. Koil yang besar memungkinkan untuk coverisasi area pemeriksaan yang lebih baik, tetapi akan menghasilkan SNR yang rendah dikarenakan artefact yang muncul akan lebih banyak. d. Koil yang kecil akan menghasilkan SNR yang besar tetapi ukuran coverisasi area pemeriksaan sempit. e. Contras To Noise Ratio CNR Adalah perbedaan SNR antara 2 organ yang saling berdekatan. CNR yang baik dapat menunjukan perbedaan daerah yang patologis dengan daerah yang sehat. Dalam hal ini, CNR dapat ditingkatkan dengan cara: a. Menggunakan kontras media b. Menggunakan pembobotan gambar T2 c. Memilih magnetization transverse d. Menghilangkan gambaran jaringan normal dengan spectra presaturation. e. Spatial Resolution Adalah kemampuan untuk membedaan antara dua titik secara terpisah dan jelas. Spatial resolution menentukan resolusi gambar dan dikontrol oleh voxel. Semakin kecil ukuran voxel maka resolusi akan semakin baik, karena struktur- Universitas Sumatera Utara struktur yang kecil dapat dibedakan. Sedangkan voxel yang besar akan menghasilkan resolusi yang rendah dan struktur yang kecil tidak dapat dibedakan. Hal ini dikarenakan intensitas sinyal dirata-rata bersama sehingga partial volume terjadi. Spatial resolution dapat ditingkatan dengan: 1. Irisan yang tipis 2. Matrik yang halus atau kecil. 3. FOV kecil 4. Menggunakan rectangular FOV bila memungkinkan 5. Scan Time. Scan time adalah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan akuisisi data. Scan time berpengaruh terhadap kualitas gambar, karena dengan waktu scanning yang lama akan menyebabkan pasien bergerak dan kualitas gambaran akan turun. Beberapa hal yang berpengaruh terhadap scan time adalah TR, jumlah phase enchode dan jumlah akusisi NEX. Rumusnya: Waktu scanning Spin Echo = TR x Jumlah phase enchode x NEX Dimana, TR Adalah waktu dari masing-masing repetition pengulangan pulsa 90 o -90 o , Jumlah Phase Enchod adalah jumlah dari fase digunakan, yang menentukan jumlah dari lajur K-space yang terisi pada saat scanning. NEX adalah nilai yang menunjukkan pengulangan pencatatan data selama akuisisi. Optimisasi mengurangi waktu scan yaitu: a. Menurunkan nilai TR, maka: 1. Pembobotan T1 meningkat 2. SNR turun 3. Jumlah slice berkurang b. Menurunkan nilai phase enchode, menyebabkan spatial resolusi rendah, sedangkan nilai SNR meningkat c. Menurunkan nilai NEX, berpengaruh pada SNR dan artefak semakin meningkat d. Menurunkan jumlah slice, maka SNR turun. e. Universitas Sumatera Utara

2.1 Optimalisasi hasil pencitraan

2.1.1 Masalah teknis

Dokumen yang terkait

Conclusion: Combination of strong fat saturation and TR 700 ms can produce the most optimal image information. Keywords: Fat saturation, Time Repetition, MRI Brain Tumor PENDAHULUAN - Optimalisasi Informasi Citra T1 W1 Post-Contrast Dengan Fat Saturation

0 0 8

Keywords : image quality, scan time, GRAPPA, MRI Parameters PENDAHULUAN - Perbedaan Kualitas Gambar MRI 0,3 Tesla Antara Metode Grappa dan Metode Perubahan Nilai Parameter dengan Metode Rutin (Studi Pada Pemeriksaan MRI Vertebra Lumbal Potongan Sagital T2

0 3 5

Optimisasi Field of View (FOV) Terhadap Kualitas Citra Pada T2WI FSE MRI Lumbal Sagital

0 1 5

ANALISIS VARIASI TIME REPETITION (TR) TERHADAP SIGNAL TO NOISE RATIO DAN CONTRAST TO NOISE RATIO PADA PEMERIKSAAN MRI CERVICAL T2 WEIGHTED FAST SPIN ECHO (FSE) POTONGAN SAGITAL ANALYSIS OF TIME REPETITION (TR) VARIATION TO SIGNAL TO NOISE RATIO AND CONTRA

1 2 5

ANALISIS VARIASI NILAI TIME REPETITION (TR) DAN TIME INVERSION (TI) TERHADAP INFORMASI ANATOMI SEKUENS TURBO INVERSION RECOVERY MAGNITUDE (TIRM) MRI WRIST JOINT DENGAN MENGGUNAKAN MRI 0,3 TESLA ANALYSIS OF VARIATION OF TIME REPETITION (TR) AND TIME INVERS

0 0 6

ANALISIS TIME REPETITION (TR) DAN FLIP ANGLE (FA) TERHADAP INFORMASI ANATOMI PADA PEMERIKSAAN 3D TOF MRA BRAIN DENGAN MRI 1.5 TESLA ANALYSIS TIME REPETITION (TR) AND FLIP ANGLE (FA) TO ANATOMICAL INFORMATION ON 3D TOF BRAIN MRA EXAMINATION WITH MRI 1.5 TE

0 0 5

UPAYA MEMPERSINGKAT SCAN TIME MENGGUNAKAN GRAPPA DAN PERUBAHAN NILAI PARAMETER MRI

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Magnetik Resonansi Imaging (MRI) - Pengaruh Parameter Time Repetition (TR) pada Kualitas Citra Lumbal dengan Menggunakan MRI

0 0 65

PENGARUH PARAMETER TIME REPETITION (TR) PADA KUALITAS CITRA LUMBAL DENGAN MENGGUNAKAN MRI SKIRIPSI MISKAH NUR 120821020

0 1 12

PENGARUH PERUBAHAN TIME ECHO (TE) TERHADAP NILAI CONTRAS TO NOISE RATIO (CNR) SEKUENS T2WI TSE SAGITAL PADA CITRA MRI LUMBAL Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 115