Instrumentasi dasar MRI Ness Aiver,1997

A. Prinsip-prinsip dasar

1. Instrumentasi dasar MRI Ness Aiver,1997

a. Komponen Utama MRI Komponen utama MRI yaitu : magnet utama, gradien koil, koil pemancar transmitter, koil penerima receiver dan komputer. 1 Magnet Utama Magnet Utama dipakai untuk membangkitkan medan magnet berkekuatan besar yang mampu menginduksi jaringan tubuh sehingga menimbulkan magnetisasi. 2 Gradien Koil Gradien koil dipakai untuk membangkitkan medan magnet gardien yang berfungsi untuk menentukkan irisan, pengkodean frekuensi, dan pengkodean fase. Terdapat tiga medan yang saling tegak lurus, yaitu bidang X,Y, dan Z. Peranannya akan saling bergantian berkaitan dengan potongan yang dipilih, aksial,sagital, koronal. Secara sumbu koordinat ruang x,y,z kumparan gradien dibagi tiga, yaitu : kumparan gradien pemilihan irisan sliceGz, kumparan gradien pemilihan faseGy, dan kumparan gradien pemilihan frekuensi pembacaanGx. 3 Koil Radiofrekuensi Koil radiofrekuensi terdapat 2 tipe, yaitu koil pemancar dan penerima. Koil pemancar berfungsi untuk memancarkan Universitas Sumatera Utara gelombang radio pada inti yang terlokalisir sehingga terjadi eksitasi, sedangkan koil penerima berfungsi untuk menerima sinyal output dari sistem setelah proses eksitasi terjadi Peggy dan Freimarck, 1995. Beberapa jenis koil RF, diantaranya adalah : koil volume Volume Coil, koil permukaan surface koil, koil linier, koil kuadran, Phase array PAcoil. Keterangan gambar: 1. Magnet statis 2. Koil gradien 3. Koil radiofrekuensi Gambar .1 Ilustrasi tubuh pasien didalam mobilitas MRI Carlton dan Adler,2001 4 Sistem Komputer Sistem komputer sebagai pengendali dari sebagian besar peralatan MRI. Dengan kemampuan piranti lunaknya yang besar komputer mampu melakukan tugas-tugas multi multi tasking, diantaranya Universitas Sumatera Utara adalah operator input, pemilihan potongan, kontrol sistem gradien, kontrol sinyal RF dan lain-lain. Disamping itu, komputer juga berfungsi untuk mengolah sinyal hingga menjadi citra MRI yang bisa dilihat melalui layar monitor, disimpan ke dalam piringan magnetik, atau bisa langsung dicetak b. Pembentukkan Citra Citra MRI dibentuk melalui proses pengolahan sinyal yang keluar dari obyek. Sinyal baru bisa diukur apabila arah vektornya diputar dari sumbu Z Mz menuju xy Mxy. Pemutaran arah vektor magnet jaringan dan pengambilan sinyalnya dijelaskan melalui serangkaian proses berikut : 1 Pulsa RF Radio Frequency Pulsa RF merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki frekunsi antara 20 – 120 MHz. Apabila spin diberikan oleh sejumlah pulsa yang mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi larmor, maka terjadilah resonansi. Spin akan menyerap energi pulsa dan mengakibatkan sudut presesi semakin besar. Peristiwa tersebut dikenal dengan Nuclear Magnetic Resonance NMR. Ketika energi RF diterapkan pada pasien menyebabkan objek akan tereksitasi dan sinyal terdeteksi dalam daerah terlokalisasi tiga dimensi. Metode yang digunakan tersebut dikenal dengan metode transformasi fourier dua dimensi. Disini bidang pencitraan atau daerah yang terseleksi akan tereksitasi oleh pulse RF ketika penerapan medan gradien secara sumbu Z. Universitas Sumatera Utara 2 Waktu Relaksasi Longitudinal T1 Relaksasi longitudinal disebut juga dengan relaksasi spin-kisi, sedangkan nama lain relaksasi transversal yaitu relaksasi spin-spin. Waktu yang dibutuhkan NMV untuk kembalinya 63 magnetisasi longitudinal disebut waktu relaksasi longitudinal atau T1. 3 Waktu Relaksasi Transversal T2 Waktu yang dibutuhkan komponen magnetisasi transversal Mxy untuk meluruh hingga 37 dari nilai awalnya dinamakan waktu relaksasi transversal atau T2. nilai T1 dan T2 adalah konstan pada kuat medan magnet tertentu. 4 Sinyal FID Pada saat mengalami relaksasi, NMV akan mengeluarkan energi dalam bentuk sinyal. Eksposi pulsa 90 RF menghasilkan sinyal yang dikenal dengan nama peluruhan Induksi Bebas Free Induction Decay = FID, tetapi sinyal ini sulit dicatat. Untuk mendapatkan sinyal echo yang memiliki energi besar dibutuhkan lahi pulsa 180 ˚. Sinyal echo yang akan ditangkap koil sebagai data awal proses pembentukan citra. Masing-masing sinyal yang didapatkan oleh masing-masing elemen voxel akan terukur dalam peralatan MRI menjadi suatu nilai Signal To Noise Ratio SNR, yaitu perbandingan yang diperoleh masing-masing elemen voxel terhadap noise. Dan SNR ini yang akan menentukan citra yang diperoleh. SNR ini yang akan menggambarkan besar intensitas signal yang di dapat pada elemen voxel, Universitas Sumatera Utara maka NSR akan bergantung pada langkah pengkodean fase dan dapat dijumlahkan serta diratakan. Besarnya matriks menentukan jumlah pixel atau satuan pembentuk citra. Ukuran matriks bertambah besar maka jumlah-jumlah pixel bertambah banyak juga, tetapi ukuran pixel bertambah kecil. Jika ukuran matriks bertambah besar maka resolusi spasial meningkat bertambah baik, karena ukuran pixelnya menjadi lebih kecil. Namun hal itu akan mengurangi banyaknya sinyal yang diterima oleh setiap pixel sehingga memperoleh perbandingan SNR yang sangat baik Friedman dan Barry, 1989.

2. Slice Selection dan Pulsa Sequency

Dokumen yang terkait

Conclusion: Combination of strong fat saturation and TR 700 ms can produce the most optimal image information. Keywords: Fat saturation, Time Repetition, MRI Brain Tumor PENDAHULUAN - Optimalisasi Informasi Citra T1 W1 Post-Contrast Dengan Fat Saturation

0 0 8

Keywords : image quality, scan time, GRAPPA, MRI Parameters PENDAHULUAN - Perbedaan Kualitas Gambar MRI 0,3 Tesla Antara Metode Grappa dan Metode Perubahan Nilai Parameter dengan Metode Rutin (Studi Pada Pemeriksaan MRI Vertebra Lumbal Potongan Sagital T2

0 3 5

Optimisasi Field of View (FOV) Terhadap Kualitas Citra Pada T2WI FSE MRI Lumbal Sagital

0 1 5

ANALISIS VARIASI TIME REPETITION (TR) TERHADAP SIGNAL TO NOISE RATIO DAN CONTRAST TO NOISE RATIO PADA PEMERIKSAAN MRI CERVICAL T2 WEIGHTED FAST SPIN ECHO (FSE) POTONGAN SAGITAL ANALYSIS OF TIME REPETITION (TR) VARIATION TO SIGNAL TO NOISE RATIO AND CONTRA

1 2 5

ANALISIS VARIASI NILAI TIME REPETITION (TR) DAN TIME INVERSION (TI) TERHADAP INFORMASI ANATOMI SEKUENS TURBO INVERSION RECOVERY MAGNITUDE (TIRM) MRI WRIST JOINT DENGAN MENGGUNAKAN MRI 0,3 TESLA ANALYSIS OF VARIATION OF TIME REPETITION (TR) AND TIME INVERS

0 0 6

ANALISIS TIME REPETITION (TR) DAN FLIP ANGLE (FA) TERHADAP INFORMASI ANATOMI PADA PEMERIKSAAN 3D TOF MRA BRAIN DENGAN MRI 1.5 TESLA ANALYSIS TIME REPETITION (TR) AND FLIP ANGLE (FA) TO ANATOMICAL INFORMATION ON 3D TOF BRAIN MRA EXAMINATION WITH MRI 1.5 TE

0 0 5

UPAYA MEMPERSINGKAT SCAN TIME MENGGUNAKAN GRAPPA DAN PERUBAHAN NILAI PARAMETER MRI

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Magnetik Resonansi Imaging (MRI) - Pengaruh Parameter Time Repetition (TR) pada Kualitas Citra Lumbal dengan Menggunakan MRI

0 0 65

PENGARUH PARAMETER TIME REPETITION (TR) PADA KUALITAS CITRA LUMBAL DENGAN MENGGUNAKAN MRI SKIRIPSI MISKAH NUR 120821020

0 1 12

PENGARUH PERUBAHAN TIME ECHO (TE) TERHADAP NILAI CONTRAS TO NOISE RATIO (CNR) SEKUENS T2WI TSE SAGITAL PADA CITRA MRI LUMBAL Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 115