1 1
8 8
− −
+ =
P D
N D
x PVN
PVP NPV
P D
IRR
F F
F
dimana : DFP = Discounting factor yang digunakan yang menghasilkan present
value positif DFN = Discounting factor yang digunakan yang menghasilkan present
value negatif PVP
= Present value positif PVN = Present value negatif
3. Benefit -Cost Ratio BCR :
BCR B
i C
i
t t
t n
t t
t n
= +
∑
+ ∑
= =
1 1
1 1
Σ
4. Menghitung kesesuaian lahan
a. Sistem tertutup à b. Sistem semi terbuka à Luas teretorial grupkelompok monyet ekor panjang
c. Sistem terbuka à Luas wilayah jelajah grupkelompok
5. Kategori mutu panenan Katagori mutu kwalitas panenan ditentukan oleh SPF Spesipic Pathogen
Free yaitu suatu spesipic bebas pathogen tertentu. Kriteria yang dimaksudkan
sebagaimana tercantum pada Tabel 3.
Tabel 2. Mutu panenan monyet ekor panjang M. fascicularis Raffles
Mutu
10 m
1 x
Ruang Individu
2
+ ∑
1 1
9 9
Mutu No.
SPF A
B C
D 1.
TB V
V V
V 2.
SRV V
V V
V 3.
SIV V
V V
_ 4
STLV V
V _
_ 5.
SHV-1 V
_ _
_
Keterangan: a. TB : Tubercolusis
b. SRV : Semian Vetrovirus c. SIV : Semian Iinmuno deficiennay Virus
d. STLV : Semian T- Lymphatropic Virus e. SHV-1: Secropithecine Herpes Virus Type-1
Mutu panenan dari monyet ekor panjang M. fascicularis Raffles mulai dari A,B,C dan D. Atau minimal bebas virus TB. TB negatif sebagai syarat
mutlak. Mutu ditentukan oleh pasar, sedangkan jumlahnya hasil kuwantitas
ditentukan dari tempat penangkaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil pengumpulan data di lapangan baik berupa data primer maupun data sekunder diperoleh beberapa informasi penting tentang mekanisme untuk setiap sistem
penangkaran, perkiraan biaya dan pendapatan serta perhitungan finansial ekonomi dari sistem usaha penangkaran sebagaimana akan diuraikan berikut ini
Mekanisme Penangkaran Monyet Ekor Panjang
Usaha penangkaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan penangkaran sat- waliar yang meliputi kegiatan penangkaran, pengolahan sampai pemasaran hasil
penangkarannya. Dirjen PHPA, 1988. Salah satu sarana penangkaran yang utama adalah kandang. Menurut Sajuthi
1983, sistem pengandangan satwa primata dapat dibagi 2 bagian yaitu: 1. Sistem pengandangan tertutup indoor enclosures
2. Sistem pengandangan terbuka outdoor enclosures Sedangkan menurut Priyono 1998, sistem penangkaran dapat di bedakan menjadi
3 tiga yaitu: 1. Sistem penangkaran terbuka.
2. Sistem penangkaran semi terbuka.B 3. Sistem penangkaran tertutup.
. Sistem penangkaran terbuka yaitu penangkaran di alam bebas, aktivitas satwa tidak ada campur tangan dari manusia seminimal mungkin campur tangan manusia,
memerlukan lahan yang luas ± 2500 ha, yang mempunyai habitat sesuai dengan satwa yang ditangkarkan, biaya investasi tidak begitu tinggi, dan untuk biaya operasional
rendah tidak seperti pada penangkaran tertutup dan semi terbuka. Kendalanya adalah waktu aktivitas harian satwa sulit dikontrol serta pemanenanpenangkapan sulit untuk
dilakukan memerlukan ketrampilan khusus. Selain itu pada penangkaran terbuka atau di alam bebas memerlukan aktivitas yang tinggi untuk mengontrol adanya gangguan
predator baik dari dalam maupun dari luar kawasan penangkaran. Sistem penangkaran semi terbuka yaitu dimana satwa ditempatkan dalam suatu
bangunankandang yang setengah terbuka. Udara dapat keluar masuk dengan bebas dan sinar matahari dapat memasuki ruangan. Jika cuaca buruk hujan, dingin dan panas
maka satwa dapat berlindung pada bagian yang tertutup. Kontruksi kandang dari semi
2 2
1 1
terbuka yaitu berbentuk semi permanen atau semi tertutup semi closed dengan alas lantai keramik, dan sisi dinding terbuat dari keramik dengan tinggi sekitar 50 cm dan
diatasnya terbuat dari kawat harmonika, sepertiga bagian atasnya diberi atap yang terbuat dari asbes. Kandang ini memiliki 2 pintu yang berhadapan yang terletak diujung
sebelah kanan kandang. Fasilitas di dalam kandang, dilengkapi dengan box yang terbuat dari papan dan
kayu dolken serta drum yang digantung, berfungsi sebagai tempat duduk monyet, bermain dan berayun-ayun sehingga membuat suasana kandang seperti habitat aslinya.
Sistem semi terbuka lahan yang digunakan tidak begitu luas ± 4 ha. biaya investasi untuk pembuatan kandang semi terbuka cukup besar dibandingkan dengan
sistem terbuka. Biaya operasional besar, karena pemberian pakan dilakukan setiap hari, kemudian untuk pemanenan mudah.
Sistem penangkaran tertutup yaitu sistem dimana satwa ditempatkan dalam bangunan yang tertutup, sehingga sama sekali tidak terganggu oleh cuaca maupun
lingkungan luar. Sirkulasi udara dari luar dan dalam kandang diatur dengan menggunakan sistem tertentu untuk membatasi bibit penyakit yang dapat membahayakan
kesehatan hewan maupun manusia. Dalam sistem tertutup ini dilengkapi dengan air conditioning
dan heater untuk menjaga temperatur agar tidak berfluktuasi terlalu tinggi. Suhu ruangan dipertahankan antara 21°C hingga 26°C 70°-78°F. Selain itu ruangan
dilengkapi dengan alat penagtur kelembaban udara. Kelembaban udara yang dianjurkan adalah 40 – 70 dengan fluktuasi seminimum mungkin. Temperatur dan kelembaban
udara yang tidak terlalu besar fluktuasinya sangat diperlukan untuk memperkecil terjadinya penyakit pernafasan dan pencernaan yang disebabkan stress Bismark,
1984. Pergantian udara tidak diperkenankan dengan cara mendaur ulang udara. Tekanan
dalam ruang kandang harus lebih rendah dari tekanan pada ruang lain, seperti koridor dan daerah pintu masuk. Hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi penyakit yang
ditularkan melalui udara airborne disease. Ruangan dilengkapi dengan lampu yang harus dinyalakan terus menerus selama 12 jam. Lampu ini harus memiliki kekuatan
minimum 100 lilin sampai dimuka kandang Bismark, 1984. Sistem penangkaran tertutup di bagi atas dua bagian antara lain:
2 2
2 2
a. Sistem kandang satu per satu individual cage. Pada sistem ini satwa
dikandangkan satu per satu. Ukuran kandang yang dipergunakan disesuaikan dengan berat badan satwa, seperti disajikan pada tabel
Tabel 2 Ukuran kandang satwa primata menurut berat badannya.
No. Berat badan kg
Luas atasalas m
2
Tinggi cm
1 1
0,15 50,8
2 1 - 3
0,28 76,2
3 3 - 15
0,40 76,2
4 15 - 25
0,74 91,4
5 25
2,33 213,4
Sumber: Bismark, 1984.
b. Sistem kelompok gang cage
. Dalam sistem ini suatu kelompok satwa ditempatkan dalam satu kandang yang cukup besar dan dapat menampung
cukup banyak satwa. Sistem ini sudah tidak dipakai lagi untuk satwa yang belum lepas karantina. Pada umumnya sistem ini sekarang dipakai untuk
percobaan reproduksi, uji obat, atau tingkah laku Bismark, 1984. Sistem pengandangan tertutup tidak memerlukan lahan yang luas, karena
dalam penangkaran ini satwa ditempatkan dalam kandang sehingga memerlukan biaya investasi yang tinggi, kemudian biaya operasional setiap
harinya juga memerlukan biaya yang besar pakan, kesehatan dan pembersihan kandang, didalam aktivitas hariannya satwa tidak harus mencari pakan dan
minum, karena semua sudah tersedia dan aktivitas harian mudah dipantau, kemudian waktu pemanenanpenangkapan mudah dilakukan.
Prinsip-prinsip dari ke 3 Sistem Penangkaran dan Persamaan Sistem Penangkaran Monyet Ekor Panjang
Macaca fascicularis tercantum pada Tabel 4 berikut
Tabel 4. Perbedaan dan Persamaan Masing-masing Sistem Penangkaran
Sistem Penangkaran
2 2
3 3
Sistem Penangkaran No.
Uraian
Terbuka Semi
Terbuka Tertutup
1. Perizinan
V V
V 2.
Penyusunan rencana pra studi V
V V
3. Studi kelayakan
V V
V 4.
Lahan untuk penangkaran V
V V
5. Pengadaan bibit monyet ekor panjang
V- V
V 6.
Persiapan sarana dan prasarana : - Kandang perangkap untuk pemanenan
V -
- - Kandang angkut
V- -
- - Kandang kesehatan hewan dan karantina
V V
V - Kandang penampungan
V -
- - Kandang penyapihan
- V
V - Kandang kondisi
V V
V - Kandang bebas
- V
V - Kandang koloni
- V
V - Kandang isolasi
V V
V - Kandang individu
V V
V - Bangunan utama kandang kondisi
V V
V - Bangunan utama kandang keswan
V V
V - Ruang pengobatan
V V
V - Ruang bedah
V V
V - Laburaturium klinik
V V
V - Kantor administrasi
V V
V - Ruang dokter hewan, paramedis
V V
V - Gudang pakan
V V
V - Gudang umum
V V
V - Sumber dan instalasi air Zetpam
V V
V
2 2
4 4
- Listrikgenerator V
V V
- Sarana telekomunikasi V
V V
- Blower -
- V
- Alat kantor V
V V
- Pagar keliling -
V V
- Pos jaga -
- -
- Sarana Traspotasi V
- V
7. Pemeliharaan di penangkaran:
- Kebersihan kandang -
V V
- Pemberian pakan dan minum V-
V V
- Pengamatan fisik dan kesehatan -
V V
- Penimbangan berat badan -
V V
- Uji tuberkulinasi -
V V
- Pemberian vitamin dan mineral -
V V
- Pemeriksaan feses -
V V
- Pengamatan fisik dan siklus birahi -
V V
- Screening test terhadap salmonella -
- V
- Tatto -
V V
- Aklimasi ±
72 jam -
- V
- Prophylaxis treatment parasit -
- V
- Data pengamatan harian -
V V
8. Pemeliharaan setelah pemanenan kdg
karantina 2-3 bulan sebelum di eksport: - Kebersihan kandang
V V
V - Pemberian pakan dan minum
V V
V - Pengamatan fisik dan kesehatan
V V
V - Penimbangan berat badan
V V
V - Uji tuberkulinasi
V V
V
2 2
5 5
- Pemberian vitamin dan mineral V
V V
- Pemeriksaan feses V
V V
- Pemberian anthelmintica V
V V
- Uji klinis terhadap B-virus V
V V
- Pemberian anti stres V
V V
- Data pengamatan harian V
V V
- Test darah V
V V
Penangkaran Sistem Terbuka
Penangkaran sistem terbuka merupakan suatu usaha yang dimulai dari tahap kegiatan inventarisasi populasi, mengetahui jenis satwa yang ada baik sebagai predator
monyet ekor panjang di alam. Jika dalam areal usaha telah terdapat populasi, maka tidak diperlukan penyediaan bibit secara khusus. Artinya induk monyet ekor panjang
yang digunakan sepenuhnya tergantung pada kondisi populasi di alam tersebut. Namun jika dalam areal usaha tersebut belum ada populasi monyet ekor panjang atau dirasa
kurang memenuhi, maka induk sebagai bibit hanya diperlukan pada awal pengusahaan saja, kemudian luas areal yang diperlukan untuk usaha penangkaran dengan sistem
terbuka ± 2500 ha. Kegiatan inventarisasi populasi pada penangkaran sistem terbuka dimaksudkan
untuk menduga kepadatan, komposisi umur dan jenis kelamin serta pola penyebarannya. Didalam pemeliharaannya tidak dikelola seperti pada penangkaran dengan sistem
semi terbuka dan tertutup. Satwa dibiarkan mencari makan dan minum sendiri, sewaktu-waktu diberikan makanan tambahan agar supaya memudahkan untuk
penangkapan pemanenan. Hasil yang didapat dari penjualan setiap ekornya lebih rendah dibandingkan
dengan penangkaran semi terbuka dan tertutup. Biaya operasional lebih rendah dibandingkan dari ke 2 dua sistem penangkaran sistem semi terbuka dan sistem
tertutup
2 2
6 6
Penangkaran Sistem Semi Terbuka
Pada penangkaran sistem semi terbuka memerlukan lahan yang tidak begitu luas ± 4 ha, penyediaan bibit untuk induk yang disesuaikan dengan kondisi tempat
penangkaran, penyediaan induk memperhatikan jenis kelamin sex ratio, umur dan kondisi kesehatan monyet ekor panjang.
Pemeliharaan dengan sistem semi terbuka, monyet ekor panjang tergantung oleh manusia, sehingga makan, minum, pengontrolan kesehatan kebersihan lingkungan dan
lain-liannya dikelola dengan baik. Hasil yang didapat dari penjualan setiap ekornya lebih tinggi dibandingkan
dengan penangkaran terbuka. Biaya operasional lebih tinggi dibandingkan dari sistem penangkaran terbuka.
Penangkaran Sistem Tertutup
Pada penangkaran dengan sistem tertutup memerlukan lahan tidak luas ± 1 ha pengadaan bibit dan pengelolaannya pada sistem ini tidak jauh berbeda dengan
penangkaran semi terbuka. Namun ada hal-hal yang sangat berbeda yaitu mengenai tingkat kebersihan dan kesehatannya baik manusia yang menanganinya maupun
kebersihan satwanya, hal ini untuk menghindari penularan penyakit monyet dengan monyet atau manusia dengan monyet yang sangat cepat karena berada dalam ruangan
yang tertutup. Hasil yang didapat dari penjualan setiap ekornya lebih tinggi dibandingkan
dengan penangkaran terbuka dan semi terbuka. Namun biaya operasionalnya lebih tinggi dibandingkan dari kedua sistem penangkaran.
Dasar Legalitas, Persyaratan dan Tahapan Kegiatan di Masing-Masing Sistem Penangkaran
Dasar Legalitas Penangkaran Satwa Primata
2 2
7 7
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya
2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1999 Tentang Pemanfaatan Jenis dan Satwa Liar
3. Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 26kpts-1194 Tentang Pemanfaatan Kera Ekor Panjang, Beruk Dan Ikan Arowana Untuk Keperluan Exspport
Persyaratan Administratif Penangkaran
1. Akta Notaris Perusahaan 2. SIUP Surat Ijin Usaha Perdagangan
3. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak 4. SITU Surat Ijin Tempat Usaha
5. HO Surat Kesehatan Dari Dinas Kesehatan Hewan 6. Proposal Penangkaran
7. BAP Berita Acara Pemeriksaan 8. Rekomendasi dari Balai KSDA setempat
Kegiatan di Masing-masing Penangkaran
1. Penangkaran dengan sistem terbuka a. Perizinan
Sebagaimana layaknya usaha di bidang lain, maka usaha penangkaran monyet ekor panjang perlu dilengkapi dengan perizinan. Berdasarkan SK
Dirjen PHPA No. 07KptsDJ-VI1988, penanam modal dalam bidang usaha penangkaran satwaliar harus mengajukan permohonan penangkaran kepada
2 2
8 8
Dirjen PHPA dengan tembusan kepada Kepala Kanwil Kehutanan dan Kepala BalaiSub Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Dalam permohonan ini
Tempat Usaha yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan serta Berita Acara Pemeriksaan Persiapan Teknis Penangkaran. Berita Acara ini dibuat
dilampirkan SIUP Surat Ijin Usaha Perdagangan dan SITU Surat Ijin oleh Kanwil dan BKSDASBKSDA.
Berdasarkan lampiran yang ada, maka Kanwil Kehutanan mengeluarkan rekomendasi yang kemudian ditujukan kepada Dirjen PHPA.
Selanjutnya, Dirjen PHPA mengeluarkan surat ijin usaha penangkaran yang berlaku maksimum selama 10 tahun. Surat ijin usaha penangkaran ini dapat
diperpanjang kembali setelah masa berlakunya habis.
b. Studi kelayakan
Sebelum dikeluarkan surat ijin untuk usaha penangkaran monyet ekor panjang dengan sistem terbuka maka perlu dilakukan studi kelayakan oleh
BKSDA, yang meninjau langsung ke lapangan untuk mengetahui situasi dan kondisi di alam apakah usaha penangkaran tidak mengganggu satwa yang ada
dilokasi dan layak untuk dipakai sebagai penangkaran monyet ekor panjang.
c. Persiapan lahanLokasi
Lokasi untuk penangkaran dengan sistem terbuka memerlukan lahan yang luas berupa pulau yang sudah ada satwanya. Pada lokasi tersebut sudah
tersedia jenis pohon yang dapat menghasilkan pakan sudah tesedia baik berupa bunga, buah maupun daunnya, tidak ada predator dan lahan pulau
tersebut dikelilingi batas alam berupa air, sehingga monyet ekor panjang tidak bisa keluar dari lokasi penangkaran.
Penggunaan lahanpulau ini menggunakan hak guna usaha atau bekerja sama dengan Dinas Kehutanan setempat yang ditentukan jangka waktunya.
2 2
9 9
Apabila batas waktu yang ditentukan sudah habis maka dapat diperpanjang
kembali.
d. Persiapan Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang memadai merupakan salah satu prasyarat yang dapat mendukung keberhasilan usaha penangkaran monyet ekor panjang.
Dalam usaha penangkaran monyet ekor panjang dengan sistem terbuka, jenis sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan relatif berbeda dengan sistem
penangkaran semi terbuka maupun tertutup. Sarana dan prasarana yang diperlukannya meliputi: untuk perkandangan, perkantoran dan transportasi.
Perkandangan yang diperlukan terdiri atas: kandang perangkap untuk pemanenan, kandang kondisi, kandang koloni dan kandang kesehatan hewan.
1. Kandang perangkap untuk pemanenan .
Kandang ini ditempatkan di lokasi atau tempat-tempat yang diketahui memiliki potensi populasi monyet ekor panjang yang tinggi.
Kandang perangkap digunakan untuk memerangkap monyet ekor panjang yang akan dipanen.
Berdasarkan bagian-bagian bangunannya, kandang perangkap terdiri atas bagian atap dan bagian ruang perangkap. Atap kandang perangkap
dapat dibuat dari bahan berupa ijukrumbia ataupun seng. Pondasi kandang dibuat permanen dari bahan batu bata merah. Rangka tiang bangunan dapat
dibuat dari balok kayu berukuran 12 x 7 cm atau pipa besi berdiameter 2,5 inci, sedangkan rangka bagian atap dibuat dari balok kayu berukuran 5 x 7
cm. Semua dinding bangunan kandang perangkap ini dibuat dari kawat ram. Lantai kandang berasal dari tanah yang diratakan.
1m Pintu
1m 1m
1m 3m
Pintu Pintu
3m
3m
3 3
1m 5m 3m
1m 3m
5m 2m
2m d
2m a
c 3m
b 2m
Keterangan : a, b dan c
= tempat ransum d
= tempat minum
Gambar 2. Bentuk kandang perangkap tipe labirin Pemanenan individu monyet ekor panjang yang terperangkap dilakukan
secara selektif, yakni hanya dipilih individu yang tergolong berumur anak 1,5 – 3 tahun . Sedangkan individu yang termasuk dalam kelas umur lainnya
dilepaskan kembali. Penangkapan dapat dilakukan dengan menggunakan jaring penangkap ataupun secara langsung dengan tangan. Penangkapan dengan jaring
penangkap terutama ditujukan pada individu-individu yang agresif. Sebelum melakukan penangkapan, semua individu jantan maupun betina dewasa yang
menjadi pemimpin terlebih dahulu dikeluarkan dari kandang perangkap. Target hasil tangkapan dari setiap kandang perangkap adalah 20 ekor per periode
tangkapan. Monyet yang terpilih dipanen selanjutnya dimasukkan ke dalam kandang
angkut untuk di bawa ke tempat kandang kondisi dan penampungan. Setiap kandang angkut berukuran panjang 200 cm, lebar 50 cm dan tinggi 60 cm; terbagi
dalam sel-sel berukuran 40 cm x 50 cm x 60 cm. Setiap sel pada kandang angkut dapat diisi 2-3 ekor monyet. Hal ini berarti satu kandang angkut dapat memuat
10-15 ekor.
2. Kandang kondisi .