Senja Wijaya Rahmat, 2014 Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal Studi Deskriptif Pada
Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen
pembimbing pada tingkat fakultas. 4.
Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, melakukan uji kelayakan instrument judgment dan uji keterbacaan.
5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.
6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18
Tasikmalaya. 7.
Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.
8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil
deskripsi data yang didapat melalui penelitian.
97
Senja Wijaya Rahmat, 2014 Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal Studi Deskriptif Pada
Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa poin kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :
1. Profil resiliensi secara umum pada siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP
Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal berada pada kategori sedang, artinya cukup mampu untuk
menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak
menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi. Aspek yang paling tinggi dicapai secara umum yaitu aspek kemampuan berempati
sementara aspek yang paling rendah yaitu aspek penilaian realistis pada lingkungan.
2. Secara umum resiliensi siswa perempuan dan siswa laki-laki berada
pada kategori sedang. Aspek yang paling tinggi pada siswa laki-laki yaitu kemampuan berampati dan yang paling rendah yaitu kemampuan
menjaga jarak secara adaptif. Aspek yang paling tinggi pada siswa perempuan yaitu kemampuan berempati dan yang paling rendah yaitu
penilaian realistis terhadap lingkungan. 3.
Secara umum aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang kecuali kemampuan menggunakan humor secara efektif yang berada
pada kategori rendah. 4.
Rancangan layanan pengembangan resiliensi untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang
orang tua tunggal disusun dengan tujuan siswa yang merupakan subjek penelitian dapat menghadapi peristiwa tidak menyenangkan dalam
Senja Wijaya Rahmat, 2014 Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal Studi Deskriptif Pada
Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kehidupannya dan menjauhi perilaku menyimpang meskipun berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan.
B. Rekomendasi
Rekomendasi dalam penelitian ini ditunjukkan kepada Guru Bimbingan dan Konseling dan peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema resiliensi dan
orang tua tunggal.
1. Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal maka perlu adanya
bantuan kepada siswa dalam mengembangkan resiliensi agar siswa tidak mengalihkan perasaan tidak nyaman akibat ketidakutuhan keluarga kepada
perilaku menyimpang. Adanya layanan dasar yang disusun oleh peneliti dapat menjadi rujukan apabila belum terselenggara layanan dasar untuk
mengembangkan resiliensi pada siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal di SMP Negeri 18 Tasikmalaya.
2. Peneliti Selanjutnya
Para peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada pembahasan mengenai resiliensi dan single parent dapat mengadakan 1 penelitian
lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat menguraikan profil resiliensi berdasarkan jenis ketidakutuhan pada
orang tua tunggal yang diakibatkan perceraian orang tua, kematian salah satu orang tua, dan terpisah dengan salah satu orang tua ; 2 penggunaan
metode kualitatif
atau mix
methods dalam
penelitian untuk
membandingkan dan lebih mendetail dari penelitian dengan metode kuantitatif serta dalam rangka memperkaya khazanah pengetahuan
mengenai resiliensi dengan subjek latar belakang orang tua tunggal 3 penggunaan teknik dalam penelitian eksperimen yang merujuk pada a
strengths-based approach yang salah satunya disusun oleh Benard untuk
mengembangkan resiliensi siswa berlatar belakang orang tua tunggal.