PROFIL RESILIENSI SISWA YANG BERLATAR BELAKANG ORANGTUA TUNGGAL (STUDI DESKRIPTIF PADA SISWA SMP NEGERI 18 TASIKMALAYA TA 2013/ 2014).

(1)

PROFIL RESILIENSI SISWA YANG BERLATAR

BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL

(Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama

Tahun Ajaran 2013-2014)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

Senja Wijaya Rahmat 0900476

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PROFIL RESILIENSI SISWA YANG

BERLATAR BELAKANG ORANG TUA

TUNGGAL

Oleh

Senja Wijaya Rahmat

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Senja Wijaya Rahmat Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi

PROFIL RESILIENSI SISWA YANG BERLATAR BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL

Oleh

Senja Wijaya Rahmat NIM 0900476

Disetujui dan disahkan oleh :

PEMBIMBING I

Drs. Yaya Sunarya, M.Pd NIP : 19591130 198703 1 002

PEMBIMBING II

Dra. Aas Saomah, M.Si NIP : 19610317 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Dr. H. Nandang Rusmana, M.Pd NIP. 196005011968031004


(4)

(5)

vi

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Abstrak ………... i

Abstract………... ii

Kata Pengantar……… iii

Ucapan Terima Kasih……….. iv

Daftar Isi………. vi

Daftar Tabel……… viii

Daftar Gambar……… x

Daftar Grafik………. xi

Daftar Lampiran………. xii

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

A. Latar Belakang……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian……… 6

D. Manfaat Penelitian………. 7

E. Struktur Organisasi Skripsi………. 7

BAB II. PROFIL RESILIENSI SISWA BERLATAR BELAKANG ORANG TUA TUNGGAL………. 9

A. Konsep Orang Tua Tunggal……… 9

B. Konsep Resiliensi……… 15

C. Penelitian Terdahulu………... 24

BAB III METODE PENELITIAN……… 26

A. Lokasi Penelitian………. 26

B. Subjek Penelitian………. 26

C. Desain Penelitian……… 27

D. Metode Penelitian……… 27

E. Definisi Operasional Variabel………. 28

F. Instrumen Penelitian……… 30

G. Pengolahan Data………. 42

H. Alur Penelitian………. 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 45

A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 45

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 70

C. Rancangan Layanan Hipotetik Bimbingan dan Konseling untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya …………... 81

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 97


(6)

vii

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rekomendasi………. 98

DAFTAR PUSTAKA……… 99

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(7)

viii

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

2.1 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Dilihat dari

Gender…. 11

2.2 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Dilihat dari Status-Ekonomi

………..

12 2.3 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Diliha dari Jangka

Waku Pernikahan

………..

13 2.4 Ringkasan Laporan Penelitian Penyebab Perceraian Dilihat dari Usia

Pernikahan

………..

13

2.5 Jenis-Jenis Faktor Resiko

………

19

2.6 Jenis-Jenis Fakor Protektif

……….

20

3.1 Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian

………..

27

3.2 Pola Skor Pilihan Angket

………

31

3.3 Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Uji Coba

………..

31 3.4 Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi

……….

35

3.5 Hasil Uji Keterbacaan

……….

35

3.6 Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas

………

37

3.7 Pedoman Tingkat Kategorisasi

………..


(8)

ix

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.8 Gambaran Tingkat Kategorisasi Resiliensi

………

43 4.1 Gambaran Umum Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang

Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal

………..

45 4.2 Gambaran Resiliensi Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Berdasarkan Gender

……….

46 4.3 Persentase Ketercapaian Skor Setiap Aspek Pada Siswa SMP Negeri 18

Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal Berdasarkan Gender

……….

47 4.4 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Efikasi Diri

………

49 4.5 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Penilaian Realistis terhadap Lingkungan

……….

52 4.6 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Keterampilan Pemecahan Masalah

54 4.7 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Merencanakan

dan Menentukan Tujuan

………...

58 4.8 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Berempati

………

60 4.9 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikamalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Menggunakan

Humor secara Efektif

……….

63` 4.10 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Kemampuan Menjaga Jarak

secara Adaptif

………

66 4.11 Gambaran Indikator Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar


(9)

x

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Belakang Orang Tua Tunggal Pada Aspek Peran Seksual Androgini

…….


(10)

xi

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar


(11)

xii

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Gambaran Tingkat Aspek Efikasi Diri Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal

………..

49 4.2 Gambaran Tingkat Aspek Penilaian Realistis terhadap Lingkungan Pada

Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua

Tunggal ……

52 4.3 Gambaran Tingkat Aspek Pada Keterampilan Pemecahan Masalah

Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua

Tunggal ………...

54 4.4 Gambaran Tingkat Kemampuan Merencanakan dan Menentukan Tujuan

Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang

Tua Tunggal

……….

58 4.5 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Berempati Pada Siswa SMP

Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal

………

61 4.6 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Menggunakan Humor secara

Efektif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang

Orang Tua Tunggal

………..

63 4.7 Gambaran Tingkat Aspek Kemampuan Menjaga Jarak secara Adaptif

Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang

Tua Tunggal

………..

66 4.8 Gambaran Tingkat Aspek Peran Seksual Androgini Pada Siswa SMP

Negeri 18 Tasikmalaya yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal

……….


(12)

xiii

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Administrasi

A.

Surat Keputusan Pembimbing

B.

Surat Izin Penelitian

C.

Surat Keterangan telah Menyelesaikan Penelitian

D.

Surat Izin Penggunaan Instrumen

E.

Rekap Bimbingan

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

A.

Rekap

Judgment

Instrumen

B.

Instrumen Resiliensi (Sebelum Uji Coba)

C.

Instrumen Resiliensi (Setelah Uji Coba)

Lampiran 3 Hasil Pengolahan Validitas dan Reliabilitas Instrumen

A.

Uji Validitas

B.

Uji Reliabilitas

Lampiran 4 Data Penelitian

A.

Data Mentah Sampel

B.

Hasil Pengolahan Data

1.

Kategorisasi Resiliensi Secara Umum

2.

Kategorisasi Resiliensi Berdasarkan Aspek


(13)

xiv

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.

Kategorisasi Resiliensi Berdasarkan Indikator

4.

Kategorisasi Resiliensi Pada Siswa Laki-Laki

5.

Kategorisasi Resiliensi Pada Siswa Perempuan

C.

Dokumentasi Penyebaran Angket

Lampiran 5 Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

Untuk Mengembangkan Resiliensi Siswa SMP Negeri 18


(14)

i

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Senja Wijaya Rahmat (2014). Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal (Studi Deskriptif terhadap Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian dilatarbelakangi dengan banyaknya fenomena siswa yang mengalami disfungsi keluarga termasuk siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal, meliputi peristiwa kematian salah satu orang tua, perceraian orang tua, dan perpisahan dengan salah satu orang tua. Disfungsi dalam keluarga rentan membuat seorang anak yang tidak resilien melakukan perilaku maladaptif. Penelitian bertujuan mengungkap resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal pada kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya. Pendekatan yang digunakan merupakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen yang dikembangkan dari teori Elaine Norman. Hasil penelitian menunjukkan 1) resiliensi siswa berlatar belakang orang tua tunggal berada pada kategori sedang; 2) resiliensi siswa perempuan dan laki-laki berada pada kategori sedang; 3) Kecenderungan gambaran aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang yaitu untuk aspek efikasi diri, penilaian realistis terhadap lingkungan, kemampuan keterampilan pemecahan masalah, kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan, kemampuan berempati, kemampuan menjaga jarak secara adaptif, dan peran seksual androgini. Sementara pada aspek kemampuan menggunakan humor secara efektif berada pada kategori rendah; 4) diperoleh rancangan layanan hipotetik untuk mengembangkan resiliensi.

Kata Kunci : Resiliensi, Resilien, Orang Tua Tunggal, Layanan Bimbingan dan Konseling untuk Siswa Berlatar Belakang Orang Tua Tunggal


(15)

ii

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Senja Wijaya Rahmat. (2014). The Students’ Resiliency Profile of The Single Parents Background (A Descriptive Study on The Students of SMP N 18 Tasikmalaya in Year of 2013/2014).

The research was conducted because of many students’ phenomena experiencing the family’s dysfunction including the students of single parents, consisting of the death tragedy of one of the parents, the parents’ divorce, and the parting with one of the parents. Dysfunction in family often makes the resilience children doing the maladaptive behavior. This research aimed to investigate the students’ resilience of the single parents background of the grade VII, VIII, and IX SMP N 18 Tasikmalaya. The approach used was quantitative approach using descriptive method. The instrument used in this research was the instrument developed by Elaine Norman. The research result showed 1) the students’ resiliciency of the single parents background was in medium category; 2) resilience girls and boys single parent background in middle category; 3) The tendency overview on aspects of resilience in middle category are for aspects of self-efficacy, a realistic appraisal of the environment, problem solving skills, sense of direction or mission, empathy, ability adaptive distancing, and androgynous sex roles behavior. While the aspect of the ability to use humor effectively is at the low category; 4) received the hyphotetic services design to develop the resiliciency.

Keywords: Resiliency, Resilient, Single Parent Family, Guidance and Counseling


(16)

1

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama bagi anak, dalam keluarga terjadi proses pendidikan orang tua pada anak yang dapat membantu perkembangan anak. Salah satu bentuk pendidikan orang tua kepada anak yaitu melalui dukungan dan keterlibatan. Dukungan yang diberikan terbukti berpengaruh terhadap harga diri anak (Felson & Zghielinski, 1989 ; Lestari, 2012 : 60) dan kepuasan hidup anak (Young dkk, 1995 : Lestari, 2012 : 20).

Perubahan globalisasi dan modernisasi yang saat ini terjadi memberikan pengaruh terhadap kehidupan berkeluarga (Hawari, 2004 : 741). Mudahnya akses informasi melalui berbagai media turut membiaskan budaya dan aturan hidup yang diyakini bangsa Indonesia. Misalnya, melalui tayangan film yang banyak menampilkan perilaku menyimpang, seperti pergaulan bebas, minum-minuman keras, perilaku anarkis, dan konsumtif. Efek-efek perubahan global ini seolah menjadi lingkaran kesesatan karena melalui informasi negatif yang pesat beredar, nilai-nilai kehidupan keluarga menjadi memudar, individu menjadi permisif terhadap arus informasi yang diterima dan mengakibatkan terganggunya sosialisasi nilai-nilai kehidupan yang perlu diwariskan kepada generasi sebagai identitas bangsa dan negara.

Hambatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga akan sangat dirasakan oleh anak-anak terutama dalam keluarga terjadi perubahan baik yang sifatnya fungsional maupun struktural. Pada saat ini, fenomena perceraian, perselingkuhan, penyimpangan perilaku seks, dan perpisahan dalam keluarga tidak begitu sulit ditemukan pada masyarakat. Fenomena-fenomena tersebut terjadi didasari oleh faktor keharmonisan keluarga, ekonomi, penghargaan, gaya hidup, kebebasan, dan kekerasan (Akbar, 2013 : m.sindoweekly-magz.com). Akhirnya, banyak pasangan


(17)

2

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

suami istri yang lebih memilih atau terpaksa menjadi orang tua tunggal dalam mendidik anak-anaknya. Orang tua tunggal adalah seorang ayah atau ibu yang bertanggung jawab untuk membesarkan anaknya sendirian (Edwards, 2009 :

www.scoe.org). Jenis-jenis orang tua tunggal, diantaranya, orang tua tunggal karena perceraian, orang tua tungal karena kematian salah satu pasangan, orang tua tunggal karena perpisahan tempat tinggal (separated), dan orang tua tunggal karena tidak menikah (Ooms & Preister, 1988 : www.familyimpactseminar.org).

Menurut Ketteringham (2007 : voices.yahoo.com) pada 22 juta anak di Amerika sekitar 38% anak-anak hidup dalam kondisi orang tua yang bercerai, 35% dengan kondisi orang tua yang tidak menikah, 19% dengan kondisi terpisah dari kedua orang tua, 4% dengan kondisi orang tua yang merupakan janda atau duda, dan 4% dengan kondisi orang tua yang memiliki pasangan tinggal di tempat lain akibat bisnis atau alasan lainnya. Data profil kependudukan jawa barat tahun 2011 (jabarprov.go.id) mengungkap bahwa penduduk Jawa Barat yang berstatus cerai mati (7,99%) lebih besar daripada cerai hidup (3,89%) dari jumlah penduduk sebanyak 13.452.082 jiwa. Jumlah persentase cerai mati berbanding lurus dengan jumlah usia seseorang artinya semakin bertambah usia maka kemungkinan mengalami cerai mati semakin besar.

Peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan yang mengganggu struktur dan fungsi dalam keluarga merupakan adversitas (kemalangan) bagi anak. Anak-anak akan cenderung menampilkan emosi atau perilaku negatif sebagai respon terhadap kemalangan. Yusuf dan Nurihsan (2008 : 28) mengatakan bahwa :

Anak yang dikembangkan dalam lingkungan keluarga yang broken home, kurang harmonis, orang tua bersikap keras kepada anak, atau tidak memperhatikan nilai-nilai agama, maka perkembangan kepribadiannya cenderung mengalami distorsi atau mengalami kelainan dalam penyesuaian dirinya (maladjustment).

Hawari (2004 : 741) anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi mempunyai resiko yang lebih besar untuk bergantung tumbuh kembang jiwanya (misalnya, berkepribadian anti sosial), daripada anak yang dibesarkan


(18)

3

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam keluarga yang harmonis dan utuh (sakinah). Schoon (2006 : Mashudi, 2012 : 2) mengemukakan bahwa adversitas dapat membawa pada resiko, remaja beresiko (at-risk adolesence) biasanya menjadi remaja yang rentan (vulnerable adolesence) dan remaja yang rentan memiliki kecenderungan yang tinggi untuk menjadi remaja bermasalah (troubled adolesence).

Menurut penelitian Nisfiannoor dan Yulianti (2005) pada remaja usia 13-18 tahun di Jakarta utara yang mengalami perceraian orang tua menyebutkan bahwa sebesar 53,75% remaja mengaku bahwa perceraian kedua orang tua membuat kehidupannya menjadi semakin hancur, 32,14% mengaku bahwa perceraian membuatnya semakin baik, dan 14,28% menanggapi perceraian orang tua dengan biasa saja. Namun, 82,28% atau hampir seluruh subjek memiliki perilaku agresif. Penelitian ini membuktikan bahwa perceraian memberikan dampak buruk bagi anak.

Dampak negatif akibat orang tua tunggal pada anak lebih sering diungkapkan daripada fenomena anak-anak yang mampu bertahan bahkan menjadi lebih baik karena pengasuhan orang tua tunggal. Padahal tidak semua anak yang diasuh oleh orang tua tunggal akan menampilkan masalah kejiwaan dan perilaku menyimpang. Beberapa justru sukses dalam kehidupan pribadi sosial, sekolah, dan karir. Hasil penelitian Ningrum (2013) pada anak yang mengalami perceraian orang tua menyebutkan tiga dari empat subjek menampilkan sikap menerima kenyataan yang terjadi, dapat mengatasi masalah, dan memiliki kontrol emosi yang baik serta menjalin hubungan interpersonal yang baik dengan orang lain, dan mengubah pandangan terhadap realitas untuk memiliki tujuan hidup kedepan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak semua individu yang mengalami perceraian orang tua akan menampilkan perilaku resah, kehilangan, tidak dapat mengontrol emosi, anti sosial, dan cenderung putus asa.

Sebuah lembaga pelayanan remaja di New Jersey, Middle Earth (2010 :

www.middleearthnj.wordpress.com) anak-anak yang mengalami perceraian orang tua dan memiliki kemampuan resiliensi rendah lebih mungkin mengalami


(19)

4

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan akademik dan perilaku di sekolah, memiliki tingkat putus sekolah lebih tinggi, memulai aktivitas seksual pada usia lebih dini, melakukan lebih banyak kejahatan, memiliki tingkat kecanduan narkoba dan alkohol lebih tinggi, dan mereka memiliki harga diri lebih rendah dan kesulitan dalam menjalin hubungan interpersonal daripada anak yang berasal dari keluarga utuh.

Berdasarkan studi pendahuluan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya, diketahui bahwa banyak siswa mengalami masalah perceraian dan pengabaian orang tua yang bekerja di luar kota/negeri. Hasil studi pendahuluan pada bulan januari dan Agustus 2013, dari 657 siswa sebanyak 63 siswa mengalami peristiwa kematian salah satu orang tua (9,6%), 44 siswa mengalami keterpisahan baik dengan salah satu orang tua maupun keduanya (6,7%), dan 60 siswa mengalami perceraian orang tua (8,6%). Beberapa kasus yang ditemukan oleh guru BK pada anak-anak yang melakukan pelanggaran sekolah, diantaranya akibat kurangnya perhatian yang diberikan orang tua terutama karena orang tua mereka sudah berpisah atau tidak tinggal serumah dengan orang tua. Namun, persentase pelanggaran yang dilakukan oleh anak yang berasal dari keluarga yang berlatar belakang orang tua tunggal pun tidak terlalu tinggi sampai sejauh yang diketahui.

Fenomena-fenomena ini menunjukan bahwa melalui peristiwa negatif dan tidak menyenangkan akibat perceraian, perpisahan, dan kematian orang tua, individu mengalami seleksi antara yang mampu bertahan, yang tidak mampu bertahan, dan yang mampu menjadi lebih baik. Tentu saja yang paling baik adalah seorang individu diharapkan untuk menjadi lebih baik melalui serangkaian peristiwa menyakitkan. Istilah yang menunjukan hal itu dalam psikologi disebut dengan resiliensi. Norman (2000 : 3) menyebutkan bahwa resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk bangkit atau beradaptasi dengan sukses dalam merespon atau menghadapi kondisi-kondisi yang menekan (adversitas). Desmita (2011 : 8) menyatakan resiliensi merupakan sebuah konsep yang relatif baru


(20)

5

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam khasanah psikologi. Paradigma resiliensi didasari oleh pandangan kontemporer tentang bagaimana anak, siswa, dan orang dewasa dapat bangkit kembali dan bertahan dari kondisi stress, trauma, dan resiko kehidupan mereka.

Resiliensi sebagai salah satu kapasitas kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan positif perlu dikembangkan pada diri individu, terutama remaja, yang pada fasenya pun disebutkan Hurlock (1980 : 212) sebagai masa badai dan tekanan. Sekolah sebagai bagian dari tempat penyelenggaraan kegiatan pendidikan dalam arti seluas-luasnya perlu turut mengambil bagian untuk mencegah siswanya dari perilaku-perilaku negatif sekalipun sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang terletak di luar sekolah. Menurut Prayitno & Amti (2004 : 29) permasalahan-permasalahan siswa meskipun sumber permasalahan terletak di luar sekolah tidak boleh dibiarkan begitu saja. Sekolah diharapkan mampu mengembangkan resiliensi pada siswanya agar mereka dapat mandiri menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah berat yang menekan.

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti bermaksud untuk mengungkap profil resiliensi siswa sekolah menengah pertama yang berlatar belakang orang tua tunggal.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pasangan suami istri yang menjadi orang tua tunggal dilatar belakangi dua alasan yaitu pilihan dan bukan pilihan. Seringnya, menjadi orang tua tunggal karena perceraian, terpisah, dan tidak menikah lebih disebabkan berdasarkan pilihan. Sementara, menjadi orang tua tunggal karena kematian salah sau pasangan berdasarkan bukan pilihan. Dalam praktik pengasuhan anak, banyak perbedaan antara pengasuhan oleh orang tua tunggal dan pengasuhan oleh orang tua utuh. Adanya perubahan struktur dan fungsi keluarga pada orang tua tunggal tidak hanya memberi dampak yang signifikan pada pasangan suami istri tetapi juga kepada anak-anak. Beberapa fenomena di masyarakat ditemukan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga yang mengalami broken home lebih


(21)

6

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

beresiko mengalami masalah kejiwaan dan perilaku menyimpang daripada anak-anak yang berasal dari keluarga utuh.

Menurut guru BK hampir setengah jumlah siswa di SMP Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 berasal dari keluarga yang mengalami perceraian dan pengabaian orang tua. Masalah-masalah yang dialami oleh orang tua tunggal seperti merasa kesepian, kesulitan ekonomi, tidak memiliki pasangan seksual, tidak memiliki dukungan emosional, tidak ada tempat untuk bercerita ketika ada kondisi darurat, dan kehidupan sosial yang dibatasi tidak dapat selesai hanya dengan keberadaan anak-anak.

Kondisi yang dialami oleh orang tua tunggal akan berdampak pada anak-anak. Perhatian yang bersumber dari salah satu orang tua atau bahkan tidak dirasakan oleh anak dapat memicu anak menarik perhatian dengan cara yang salah, beberapa perilaku yang sering muncul pada siswa SMP Negeri 18 Tasikmalya yaitu membolos, merokok, melanggar peraturan sekolah, dan konflik dengan teman.

Adanya paradigma mengenai resiliensi memberikan pandangan baru terhadap anak-anak yang berlatar belakang orang tua tunggal bahwa anak-anak tersebut memiliki kemampuan mengadaptasi kondisi sulit yang berasal dari keluarga dan tidak mengalihkannya pada perilaku menyimpang. Adanya kondisi adversitas berupa kondisi orang tua tunggal merupakan faktor resiko pada siswa di SMP Negeri 18 Tasikmalaya. Namun begitu, dapat diketahui resiliensi yang dimiliki siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya dalam mengadaptasi kondisi keluarga yang merupakan orang tua tunggal. Selain itu, menurut Turner (Norman, 2000 : 3) menyebutkan bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki lintasan perkembangan yang berbeda, oleh karena itu, besar kemungkinan bahwa ada faktor protektif yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan serta berbeda tingkat resiliensinya. Adanya atribut psikologis pun yang merupakan aspek resiliensi merupakan faktor-faktor protektif internal yang meyokong resiliensi. Oleh karena itu, dengan mengetahui gambaran setiap aspeknya dapat melihat hubungan antara setiap aspek dengan tingkat resiliensi itu sendiri. Beberapa


(22)

7

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan penelitian berdasarkan paparan identifikasi dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran umum tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal?

2. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan siswa laki-laki dan siswa perempuan? 3. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama

Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan setiap aspeknya?

4. Bagaimana rancangan layanan hipotetik bimbingan dan konseling yang diduga tepat untuk mengembangkan resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dalam skripsi ini sebagai berikut :

1. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran umum tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.

2. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan gender. 3. Menyajikan data kuantitatif dalam memberikan gambaran tingkat resiliensi

siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 berdasarkan setiap aspeknya.

4. Memperoleh rumusan rancangan layanan hipotetik bimbingan dan konseling yang diduga efektif untuk mengembangkan resiliensi siswa


(23)

8

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoritis penelitian adalah menjadi bagian dari referensi penelitian dan pengembangan layanan bimbingan dan konseling baik ditinjau dari segi materi mengenai orang tua tunggal maupun resiliensi. Sejauh pencarian referensi yang dilakukan peneliti, kajian mengenai resiliensi pada siswa berlatar belakang orang tua tunggal masih minim. Dalam tataran praktis, diharapkan hasil penelitian (skripsi) menjadi rujukan bagi mahasiswa dan guru BK dalam penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling bagi siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian resiliensi siswa yang mengalami perceraian orang tua, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

Bab II merupakan kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan konsep-konsep mengenai resiliensi siswa yang mengalami perceraian orang tua, konsep bimbingan dan konseling serta penelitian-penelitian terdahulu yang terkait dengan resiliensi.

Bab III menyajikan mengenai metode penelitian yang menjabarkan secara rinci mengenai lokasi dan subjek penelitian,pendekatan penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

Bab IV menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama yaitu analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah


(24)

9

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian serta menguraikan pembahasan, dan analisis temuan.


(25)

26

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai profil resiliensi siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal mengambil lokasi di :

Tempat : Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya NPSN : 20224578

Alamat : Jln. Leuwidahu No 106 Tasikmalaya

Pengambilan populasi di sekolah ini didasarkan pada hasil wawancara tidak terstruktur kepada guru BK yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut 50 % siswa mengalami peristiwa perceraian dan pengabaian orang tua. Kemudian, hasil wawancara ini ditindak lanjut menggunakan angket yang direkonstruksi oleh Sarah K Hamill dan pengumpulan data mengenai orang tua yang meninggal. Selain itu, pengambilan lokasi di Sekolah Menengah Pertama didasarkan pada anggapan bahwa pada masa remaja awal, perkembangan emosinya menunjukan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa (Yusuf, 2008 :197).

Perkembangan psikososial pada masa remaja awalnya pun berkaitan erat dengan perkembangan “sense of identity vs role confusion”, yaitu perasaan atau kesadaran akan jati dirinya sehingga akan menjadi bagian pijakan dalam mengembangkan kepribadiannya (Yusuf, 2008 : 188).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan teknik sample yaitu sample bertujuan atau purposive sample. Sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2006 : 139-140).


(26)

27

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 2013/2014 yang berlatar belakang orang tua tunggal.

Tabel 3.1

Tabulasi Jumlah Populasi Penelitian

Jenis Ketidakutuhan ∑ Subjek Penelitian

Perceraian 29 orang

Meninggal dunia 40 orang

Tidak tinggal serumah dengan

salah satu orang tua 11 orang

∑ Populasi Penelitian 80 orang

C. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang dituntut banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006 : 12). Penelitian kuantitatif akan lebih baik apabila disertai dengan tabel, grafik, bagan, gambar, atau tampilan lain. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memperoleh gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tungal didasarkan pada indikator-indikator resiliensi.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang, penelitian yang digunakan noneksperimen karena pada penelitian ini peneliti tidak melakukan kontrol dan manipulasi variable penelitian (Sukardi, 2010 : 157). Penggunaan metode deskriptif didasarkan untuk memperoleh profil gambaran resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya.


(27)

28

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah resiliensi. Resiliensi merupakan kemampuan untuk beradaptasi dengan sukses terhadap kondisi-kondisi tidak menyenangkan dalam kehidupan, yang diukur melalui delapan aspek, diantaranya 1) efikasi diri, 2) penilaian realistis terhadap lingkungan, 3) keterampilan pemecahan masalah, 4) kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan, 5) kemampuan berempati , 6) kemampuan menjaga jarak secara adaptif, 7) kemampuan menggunakan humor secara efektif, dan 8) mengadopsi peran seksual androgini. Berikut penjelasan mengenai aspek dan indikator penelitian.

1. Efikasi diri yaitu sikap mental yang menunjukkan keyakinan dirinya memiliki kualifikasi yang mendukung keberhasilan dari upaya yang dilakukan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Memiliki self image positif

b. Rasa keberartian diri atau self worth

c. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan d. Lokus kendali internal.

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan kemampuan untuk menilai aspek dari kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang berada di dalam kendali dirinya dan membedakannya dari aspek situasi negatif yang berada di luar kendali dirinya yang meliputi indikator :

a. Adanya kesadaran dan penerimaan terhadap kenyataan aktual b. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar. 3. Keterampilan pemecahan masalah (problem solving skill) yaitu

kemampuan untuk menemukan solusi dari suatu masalah berdasarkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka merespon kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif secara positif yang meliputi indikator :


(28)

29

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Rasa tertarik dan termotivasi untuk menyelesaikan masalah b. Mengidentifikasi penyebab dari masalah

c. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah

d. Mempertimbangkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan masalah

e. Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk masalah. 4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan yaitu kemampuan

untuk menyusun serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai suatu hal serta menetapkan dan memaknai hal yang ingin dicapai tersebut sehingga dapat dijadikan pegangan utama saat menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

b. Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan c. Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan.

5. Kemampuan berempati yaitu kemampuan untuk mengenali, merasakan, dan memahami pengalaman emosional orang lain dalam kondisi tertentu serta memaknai pengalaman emosional tersebut sebagai kesan yang berguna ketika menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang mewakili pengalaman emosional tertentu

b. Apresiatif terhadap orang lain

c. Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama. 6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif yaitu kemampuan untuk

menangkap kelucuan dari suatu hal kemudian menggunakannya sebagai strategi untuk mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif serta memberi semangat untuk mengatasi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif tersebut yang meliputi indikator :


(29)

30

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Dapat menemukan komedi dalam tragedi

b. Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa c. Menggunakan lelucon untuk mengurangi ketegangan

d. Memperhatikan unsur kesopanan, kreativitas, dan pengetahuan dalam lelucon.

7. Kemampuan menjaga jarak secara adaptif yaitu kemampuan untuk menghindari lingkungan pergaulan disfungsional yang diakibatkan oleh kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif dalam rangka memelihara kesehatan mental pribadi dari pengaruh maladaptif orang-orang di sekitar yang meliputi indikator :

a. Kemampuan menjaga diri dari pengaruh perilaku buruk teman sebaya

b. Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif. 8. Peran seksual androgini yaitu kemampuan untuk mengadopsi karakteristik

peran seksual feminin dan maskulin secara bersamaan dan dalam level yang sama-sama tinggi agar dapat mendukung keluwesan dalam menghadapi kondisi tidak menyenangkan atau situasi negatif yang meliputi indikator :

a. Sikap yang mengusung ekualitas gender

b. Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis

c. Menunjukkan karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu.

F. Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah angket. Angket atau kuisoner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang sampel ketahui (Arikunto, 2006 : 151). Instrumen penelitian


(30)

31

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disajikan dalam angket tertutup yang berarti sudah disediakan jawaban yang perlu dipilih oleh responden. Bentuk Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen Sarah K Hamill (2003) mengenai adversitas yang pernah atau sedang dirasakan siswa dan instrumen resiliensi yang merupakan hasil modifikasi dari instrument Esya Anesty Mashudi (2012) mengenai Konseling Rasional Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja.

2. Pedoman Skroing

Instrumen ini berbentuk angket berskala dengan kategori pilihan jawaban, Sangat Tidak Sesuai (STS), Tidak Sesuai (TS), Antara Sesuai dan Tidak (N), Sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS), yang memiliki rentang skor 1, 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 3.2

Pola Skor Pilihan Angket

Pernyataan SS S N TS STS

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

3. Penyusunan Kisi-Kisi

Instrumen resiliensi dikembangkan dari instrumen resiliensi yang disusun oleh Esya Anesty Mashudi (2012). Modifikasi instrumen meliputi perubahan bahasa agar sesuai dengan pemahaman kognitif siswa SMP, penambahan aitem, dan adaptasi beberapa aitem pada angket yang sebelumnya. Kisi-kisi sebelum uji coba berjumlah 86 aitem. Kisi-kisi instrument disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Sebelum Uji Coba

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah


(31)

32

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self image yang positif

1-3 3 13

2. Merasa diri berarti 4-6 3

3. Keyakinan terhadap

keberhasilan upaya yang dilakukan

7-9 3

4. Memiliki lokus kendali internal

10-13 4

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan

5. Menunjukkan kesadaran dan penerimaan

terhadap

kenyataan aktual

14-16 3 7

6. Memiliki harapan

yang terukur

terhadap orang lain di sekitar

17-19 3

3. Keterampilan pemecahan masalah

7. Tertarik dan

termotivasi untuk menyelesaikan masalah

20-22 3 16

8. Mengidentifikasi penyebab dari masalah

23-25 3

9. Mengidentifikasi akibat dari suatu masalah

26-28 3

10.Mempertimbangka n sumber-sumber kredibel untuk pemecahan

masalah

29-31 3

11.Memunculkan sebanyak mungkin ragam solusi untuk


(32)

33

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

masalah 4. Kemampuan merencanakan dan menentukan tujuan

12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

36-38 3 9

13.Menunjukkan adanya tekad dan harapan terkait masa depan

39-41 3

14.Memiliki

fleksibilitas dalam perencanaan

42-44 3

5. Kemampuan berempati

15.Mengenali dan memahami

ekspresi orang lain yang mewakili pengalaman

emosional tertentu

45-47 3 10

16.Apresiatif terhadap orang lain

48-50 3

17.Menunjukkan kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama

51-54 4

6. Kemampuan menggunakan humor secara efektif

18.Menemukan

komedi dalam

tragedi

55-57 3 14

19.Memiliki

keinginan untuk membuat orang lain tertawa

58-60 3

20.Menggunakan

humor untuk

mengurangi ketegangan

61-64 4

21.Memperhatikan unsur kesopanan,


(33)

34

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

kreativitas dan pengetahuan dalam humor 7. Kemampuan

menjaga jarak yang adaptif

22.Menjaga diri dari pengaruh perilaku

buruk teman

sebaya

70-73 4 7

23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif

74-76 3

8. Peran seksual androgini

24.Mengusung ekualitas gender

77-79 3 10

25.Tidak menutup diri dari pergaulan dengan lawan jenis

80-82 3

26.Menunjukkan karakteristik

feminin dan

maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu

83-86 4

∑ JUMLAH ITEM 86

4. Pengujian Alat Ukur a. Validitas Rasional

Angket resiliensi yang digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu dilakukan uji kelayakan instrumen oleh pakar, uji keterbacaan, uji validitas, dan reliabilitas.

1) Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten, yakni kesesuaian aitem pernyataan yang telah disusun dengan landasan teoritis dan ketepatan bahasa yang


(34)

35

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan bagi sampel penelitian. Uji kelayakan instrumen dilakukan oleh para dosen ahli yang yaitu dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, diantaranya Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, Dr. Mubiar Agustin, M.Pd, dan Eka Sakti Yudha, M.Pd. Kualifikasi yang digunakan dalam uji kelayakan instrumen yaitu Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Pernyataan yang tidak memadai (TM) direvisi, sementara pernyataan yang memadai (M) bisa langsung digunakan. Hasilnya ditampilkan pada tabel 3.4 berikut ini (Hasil Terlampir).

Tabel 3.4

Hasil Uji Kelayakan Instrumen (Judgment) Resiliensi

Memadai 1, 2, 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 29, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86

Revisi 4, 5, 6, 7, 12

2) Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan dilakukan pada siswa SMP yang tidak termasuk dalam populasi penelitian, yakni siswa di luar siswa SMP N 18 Tasikmalaya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui redaksi kata yang tidak jelas dan sulit dipahami siswa. Setelah uji keterbacaan didapatkan beberapa perubahan.

Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan

No Aitem Sebelum Sesudah

1

Saya menyukai penampilan fisik saya

apa adanya

Saya menyukai anggota tubuh yang saya miliki


(35)

36

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Aitem Sebelum Sesudah

12 Saya mempercayai

ramalan zodiac

Saya mempercayai ramalan bintang

(zodiac)

22

Saya turut menyumbangkan solusi

jika ada masalah di kelas

Jika ada masalah di kelas, saya ikut

menyelesaikan

24 Saya heran kenapa guru

memarahi saya

Saya tidak tahu alasan kenapa guru memarahi

saya

80

Saya risih bermain dengan teman lawan

jenis

Saya tidak nyaman bermain dengan teman

lawan jenis

3) Uji Validitas Empirik dan Reliabilias Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan bersamaan dengan pengambilan data (built in) di SMP Negeri 18 Tasikmalaya pada tanggal 10-18 Pebruari 2014.

a) Uji Validitas Empirik Instrumen

Uji validitas eksternal atau validitas empiris dilakukan dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan (Sugiyono, 2007) dan mengetahui tingkat keshahihan suatu instrumen (Arikunto, 2006 : 168). Perhitungan validitas instrument menggunakan Korelasi Pearson (Product Moment) dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2010. Rumus yang digunakan :hj


(36)

37

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

nm = � ∑ − ∑ ∑

√{� ∑ − ∑ }{� ∑ − ∑ }

(Arikunto, 2006 : 170) Keterangan :

rxy = Koefisien Korelasi

N = Jumlah Sampel X = Skor Mentah Y = Skor Total

Selanjutnya dihitung menggunakan rumus uji-t :

= √� −

√ −

(Sugiyono, 2007 : 230)

Keterangan : t = nilai thitung

r = koefisien korelasi n = sampel/responden

Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti valid dan Jika thitung < ttabel

maka tidak valid (Sugiyono, 2007 : 230). Nilai ttabeluntuk α = 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk= 80-2) yaitu 1,66.

Dari 86 aitem yang disusun setelah dilakukan uji validitas empirik didapatkan 54 aitem yang dapat digunakan sebagai sebuah instrumen.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Setelah Uji Validitas

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah


(37)

38

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

Resiliensi 1. Efikasi diri 1. Memiliki self

image yang

positif

1 1 7

2. Merasa diri berarti

2 1

3. Keyakinan terhadap keberhasilan upaya yang dilakukan

3,4 2

4. Memiliki lokus kendali internal

5,6,7 3

2. Penilaian realistis terhadap lingkungan

5. Menunjukka n kesadaran dan

penerimaan terhadap kenyataan aktual

8,9 2 4

6. Memiliki harapan yang terukur terhadap orang lain di sekitar

10,11 2

3. Keterampilan pemecahan masalah

7. Tertarik dan termotivasi untuk

menyelesaika n masalah

12,13 2 7

8. Mengidentifi kasi penyebab dari masalah

14 1

9. Mengidentifi kasi akibat


(38)

39

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

dari suatu masalah 10.Mempertimba ngkan sumber-sumber kredibel untuk pemecahan masalah

16 1

11.Memunculka n sebanyak mungkin ragam solusi untuk

masalah

17,18 2

4. Kemampuan merencanaka

n dan

menentukan tujuan

12. Memiliki minat yang kuat terhadap suatu hal

19,20 2 7

13.Menunjukka

n adanya

tekad dan harapan terkait masa depan

21,22 2

14.Memiliki fleksibilitas dalam perencanaan

23,24,25 3

5. Kemampuan berempati 15.Mengenali dan memahami ekspresi orang lain yang

mewakili


(39)

40

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

pengalaman emosional tertentu 16.Apresiatif terhadap orang lain

28,29,30 3

17.Menunjukka

n kasih

sayang dan tanggung jawab terhadap sesama 31,32,33,34, 35 4 6. Kemampuan menggunaka

n humor

secara efektif

18.Menemukan komedi dalam tragedi

36 1 7

19.Memiliki keinginan untuk membuat orang lain tertawa

37 1

20.Menggunaka

n humor

untuk mengurangi ketegangan

38 1

21.Memperhatik

an unsur

kesopanan, kreativitas dan

pengetahuan dalam humor

39,40,41 3

7. Kemampuan menjaga

22.Menjaga diri dari pengaruh


(40)

41

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Aspek Indikator No. Item Jumlah

Item

jarak yang adaptif

perilaku buruk teman sebaya

23.Menjaga diri dari hal-hal yang dapat memancing emosi negatif

44,45,46 3

8. Peran seksual androgini

24.Mengusung ekualitas gender

47 1 8

25.Tidak

menutup diri dari

pergaulan dengan lawan jenis

48,49,50 3

26.Menunjukka n

karakteristik feminin dan maskulin secara bersamaan pada situasi tertentu

51,52,53,54 4

∑ JUMLAH ITEM 54

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2006 : 178). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha karena skoring yang digunakan dalam angket merupakan angket berskala atau rentang 1-5 (Arikunto, 2006 : 196). Selain itu,


(41)

42

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghitungannya menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007. Rumus yang digunakan sebagai berikut :

= ��− −∑ �

(Arikunto, 2006 : 196) Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan

∑σb2

= jumlah varians butir

σ12

= varians total

Sebagai tolak ukur tentang berapa tinggi koefisien reliabilitas itu, setelah diuji signifikansinya, dapat digunakan klasifikasi Guilford (Subino, 1987 : 115) sebagai berikut :

Kurang dari 0, 20 : tidak ada korelasi 0, 20 – 0, 40 : korelasi rendah 0, 40 – 0, 70 : korelasi sedang 0, 70 – 0, 90 : korelasi tinggi

0, 90 – 1, 00 : korelasi sangat tinggi.

Hasil perhitungan menunjukan reliabilitas instrumen resiliensi yaitu 0, 8. Mengacu kepada tingkat koefisien reliabilitas Guilford, maka instrumen resiliensi berada pada kriteria korelasi tinggi.

G. Pengolahan Data

Data hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui tingkat kategorisasi resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar berlakang orang tua tunggal. Kategorisasi dikelompokan dalam lima tingkat,


(42)

43

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yaitu, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah, dan Sangat Rendah. Digunakan Z skor untuk mengategori kelompok dengan langkah sebagai berikut.

1. Menjumlahkan seluruh skor siswa

2. Menghitung rata-rata dari seluruh skor siswa, dengan menggunakan rumus :

�̅ = ∑ (Furqon, 2011 : 42)

3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku dengan menggunakan rumus :

= √ = √� ∑��= �− (∑��= �)

� �− (Furqon, 2011 : 65)

4. Menghitung Z skor dengan menggunakan rumus :

� = �− ∑ �

5. Z skor ditransformasikan ke dalam data interval, dengan menggunakan rumus :

= 5 + × �

6. Mengategorikan siswa ke dalam klasifikasi tingkat resiliensi, yang mengacu kepada pedoman. Dengan μ = 50 dan s = 10.

Tabel 3.7

Pedoman Tingkat Kategorisasi

T < (μ -1,5 x s) Sangat Rendah

(μ -1,5 x s) < T < (μ - 0,5 x s) Rendah

(μ - 0,5 x s) < T < ( μ + 0,5 x s) Sedang

(μ + 0,5 x s) < T < ( μ +1,5 x s) Tinggi

( μ +1,5 x s) < T Sangat Tinggi

(Azwar, 2013 : 148)

7. Hasil analisis data peserta didik diinterpretasi sehingga menghasilkan gambaran tingkat kategori resiliensi, sebagai berikut.

Tabel 3.8


(43)

44

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat Tinggi 66,00 < T

Siswa sangat mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Tinggi

56,00 < T < 65,99

Siswa mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sedang

46,00 < T < 55,99

Siswa cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi

Rendah

36,00 < T < 45,99

Siswa tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Sangat Rendah T < 35,99

Siswa sangat tidak mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadap dan menjadikan pengalaman tidak

menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi.

Adapun hasil pengolahan data digunakan dalam kategorisasi untuk penghitungan hasil penelitian pada BAB IV.

H. Alur Penelitian

Penelitian pada skripsi ini dilakukan melalui tahapan, sebagai berikut : 1. Penelitian diawali dengan studi pendahuluan di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 18 Tasikmalaya sebagai identifikasi masalah.

2. Proposal skripsi diseminarkan pada mata kuliah metode riset pada semester tujuh. Kemudian, dosen pembimbing mata kuliah metode riset merekomendasikan dosen pembimbing 1 dan 2 untuk skripsi.


(44)

45

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Mengajukan permohonan pembuatan SK untuk pengangkatan dosen pembimbing pada tingkat fakultas.

4. Membuat instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. Selanjutnya, melakukan uji kelayakan instrument (judgment) dan uji keterbacaan. 5. Mengajukan surat permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk melanjutkan ke tingkat fakultas dan rektorat.

6. Pengurusan perizininan penelitian kepada pihak pimpinan SMP Negeri 18 Tasikmalaya.

7. Melakukan pengambilan data dan uji validitas instrumen. Menghitung data hasil penelitian. Menginterpretasi dan mendeskripsikan data.

8. Merancang layanan hipotetik yang diduga tepat berdasarkan hasil deskripsi data yang didapat melalui penelitian.


(45)

97

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa poin kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :

1. Profil resiliensi secara umum pada siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal berada pada kategori sedang, artinya cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi. Aspek yang paling tinggi dicapai secara umum yaitu aspek kemampuan berempati sementara aspek yang paling rendah yaitu aspek penilaian realistis pada lingkungan.

2. Secara umum resiliensi siswa perempuan dan siswa laki-laki berada pada kategori sedang. Aspek yang paling tinggi pada siswa laki-laki yaitu kemampuan berampati dan yang paling rendah yaitu kemampuan menjaga jarak secara adaptif. Aspek yang paling tinggi pada siswa perempuan yaitu kemampuan berempati dan yang paling rendah yaitu penilaian realistis terhadap lingkungan.

3. Secara umum aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang kecuali kemampuan menggunakan humor secara efektif yang berada pada kategori rendah.

4. Rancangan layanan pengembangan resiliensi untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal disusun dengan tujuan siswa yang merupakan subjek penelitian dapat menghadapi peristiwa tidak menyenangkan dalam


(46)

98

Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kehidupannya dan menjauhi perilaku menyimpang meskipun berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dalam penelitian ini ditunjukkan kepada Guru Bimbingan dan Konseling dan peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema resiliensi dan orang tua tunggal.

1. Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal maka perlu adanya bantuan kepada siswa dalam mengembangkan resiliensi agar siswa tidak mengalihkan perasaan tidak nyaman akibat ketidakutuhan keluarga kepada perilaku menyimpang. Adanya layanan dasar yang disusun oleh peneliti dapat menjadi rujukan apabila belum terselenggara layanan dasar untuk mengembangkan resiliensi pada siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal di SMP Negeri 18 Tasikmalaya.

2. Peneliti Selanjutnya

Para peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada pembahasan mengenai resiliensi dan single parent dapat mengadakan (1) penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat menguraikan profil resiliensi berdasarkan jenis ketidakutuhan pada orang tua tunggal yang diakibatkan perceraian orang tua, kematian salah satu orang tua, dan terpisah dengan salah satu orang tua ; (2) penggunaan metode kualitatif atau mix methods dalam penelitian untuk membandingkan dan lebih mendetail dari penelitian dengan metode kuantitatif serta dalam rangka memperkaya khazanah pengetahuan mengenai resiliensi dengan subjek latar belakang orang tua tunggal (3) penggunaan teknik dalam penelitian eksperimen yang merujuk pada a strengths-based approach yang salah satunya disusun oleh Benard untuk mengembangkan resiliensi siswa berlatar belakang orang tua tunggal.


(47)

99 Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

-. (2010). The Effects of Divorce on Teens and Tips for Managing the Change. [online ] Tersedia : http://middleearthnj.wordpress.com/2010/10/18/the-effects-of-divorce-on-teens-and-tips-for-managing-the-change/. [03 Juli 2014]

-. (2011). Fostering Resiliency Using a Srengths-Based Approach. [online] Tersedia : www.mtroyal.ca/wellbeing. [26 Mei 2014].

Akbar, O. (2013). Perceraian Marak di Negeri Pro Keluarga. [online] Tersedia :

http://m.sindoweekly-magz.com/artikel/16/i/21-27-juni-2012/highlight/31/perceraian-marak-di-negeri-pro-keluarga. [28 Oktober 2013].

Amato, P.R & Previeti, D. (2003). “People’s Reason For Divorcing : Gender,

Social Class, The Life Course, and Adjustment”.Journal Family Issues. 24, (5), 602-626.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bem, S.L. (1974). “Masculine Or Feminine..Or Both?”. Journal of Consulting

and Clinical Psychology.42, 155-162.

Benard, B. (2004). Personal Strengths. Pdf [online]. Tersedia : http://www.wested

.org/wp-content/files_mf/1370637588resiliency.chap2.pdf. (06 April 2014)

Brooks, R. & Goldstein, S. (2001). Raising Resilient Children. United States of America : Contemporary Books.

Desmita. ((2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Dobos, D.E, Mastin, B.H, & Moore, M.B. (1986). Family Potrait : A Study Contemporary Lifestyles. California : Wardsworth Publishing Company. Edwards, J.O. (2009). The Many Kinds of Family Structures in Our Communities.

Pdf [online]. Tersedia : http://www.scoe.org/files/ccpc-family-structures.pdf. [17 Nopember 2013].


(48)

100 Senja Wijaya Rahmat, 2014

Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal (Studi Deskriptif Pada Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013/ 2014)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Furqon.(2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Glantz, M.D. & Johnson, J.L. (2002). Resilience and Development : Positive Life Adaptations. United States of America : Kluwer Academic Publishers.

Hall, E & Perlmutter, M. (1958). Adult Development and Aging. USA : John Wiley & Sons.

Hamill, S.K (2003). Resilience and Self-Efficacy : The Importance Of Efficacy Beliefs and Coping Mechanisms in Resilien Adolescens. Pdf [online] Tersedia : www.groups.colgae.edu/cjs/student_papers/2003/Hamill.pdf. [22 Juni 2014]

Hawari, Dadang. (2004) Al Qur’an “ Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa”. Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa.

Henderson, N &Meilstein, M. M. (2003).Resiliency in Schools. United States of America : Corwin Press.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

International Encyclopedia of Marriage and Family. (2003). Single-Parent Families. [online] Tersedia :http://www.encyclopedia.com/topic/Single-Parent_Families.aspx#1-1G2:3406900405-full. [23 Nopember 2013].

Kelly, S.E. (2011). Personal and Community Resilience : Building It and

Susaining It. Pdf [online] Tersedia :

www.dhhr.wv.gov/healhprep/about/archives/Documens/MentalHealhResilie ncyPowerPoint. [22 Juni 2014]

Kennedy, A. (2011). Losing a Parent. [online] Tersedia

:www.alexandrakennedy.com/ten-steps.html. [21 September 2013]

Ketteringham, K. (2007). Single Parent Households - How Does it Affect the Children?. [online] Tersedia : http://voices.yahoo.com/single-parent-households-does-affect-children-422927.html?cat=25. [26 September 2013]. Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

Keluarga. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mashudi, E A. (2012). Konseling Rasional Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja. Tesis Magister pada Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan. [Repository].


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapat beberapa poin kesimpulan, diantaranya sebagai berikut :

1. Profil resiliensi secara umum pada siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal berada pada kategori sedang, artinya cukup mampu untuk menyesuaikan diri atau bangkit kembali dari kondisi-kondisi tidak menguntungkan yang dihadapi dan menjadikan pengalaman tidak menyenangkan sebagai sesuatu yang wajar untuk diatasi. Aspek yang paling tinggi dicapai secara umum yaitu aspek kemampuan berempati sementara aspek yang paling rendah yaitu aspek penilaian realistis pada lingkungan.

2. Secara umum resiliensi siswa perempuan dan siswa laki-laki berada pada kategori sedang. Aspek yang paling tinggi pada siswa laki-laki yaitu kemampuan berampati dan yang paling rendah yaitu kemampuan menjaga jarak secara adaptif. Aspek yang paling tinggi pada siswa perempuan yaitu kemampuan berempati dan yang paling rendah yaitu penilaian realistis terhadap lingkungan.

3. Secara umum aspek pada resiliensi berada pada kategori sedang kecuali kemampuan menggunakan humor secara efektif yang berada pada kategori rendah.

4. Rancangan layanan pengembangan resiliensi untuk siswa kelas VII, VIII, dan IX SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal disusun dengan tujuan siswa yang merupakan subjek penelitian dapat menghadapi peristiwa tidak menyenangkan dalam


(2)

98

kehidupannya dan menjauhi perilaku menyimpang meskipun berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi dalam penelitian ini ditunjukkan kepada Guru Bimbingan dan Konseling dan peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema resiliensi dan orang tua tunggal.

1. Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah

Berdasarkan hasil penelitian mengenai resiliensi siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya yang berlatar belakang orang tua tunggal maka perlu adanya bantuan kepada siswa dalam mengembangkan resiliensi agar siswa tidak mengalihkan perasaan tidak nyaman akibat ketidakutuhan keluarga kepada perilaku menyimpang. Adanya layanan dasar yang disusun oleh peneliti dapat menjadi rujukan apabila belum terselenggara layanan dasar untuk mengembangkan resiliensi pada siswa yang berlatar belakang orang tua tunggal di SMP Negeri 18 Tasikmalaya.

2. Peneliti Selanjutnya

Para peneliti selanjutnya yang memiliki ketertarikan pada pembahasan mengenai resiliensi dan single parent dapat mengadakan (1) penelitian lanjutan dengan menggunakan jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat menguraikan profil resiliensi berdasarkan jenis ketidakutuhan pada orang tua tunggal yang diakibatkan perceraian orang tua, kematian salah satu orang tua, dan terpisah dengan salah satu orang tua ; (2) penggunaan metode kualitatif atau mix methods dalam penelitian untuk membandingkan dan lebih mendetail dari penelitian dengan metode kuantitatif serta dalam rangka memperkaya khazanah pengetahuan mengenai resiliensi dengan subjek latar belakang orang tua tunggal (3) penggunaan teknik dalam penelitian eksperimen yang merujuk pada a strengths-based approach yang salah satunya disusun oleh Benard untuk mengembangkan resiliensi siswa berlatar belakang orang tua tunggal.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

-. (2010). The Effects of Divorce on Teens and Tips for Managing the Change. [online ] Tersedia : http://middleearthnj.wordpress.com/2010/10/18/the-effects-of-divorce-on-teens-and-tips-for-managing-the-change/. [03 Juli 2014]

-. (2011). Fostering Resiliency Using a Srengths-Based Approach. [online] Tersedia : www.mtroyal.ca/wellbeing. [26 Mei 2014].

Akbar, O. (2013). Perceraian Marak di Negeri Pro Keluarga. [online] Tersedia :

http://m.sindoweekly-magz.com/artikel/16/i/21-27-juni-2012/highlight/31/perceraian-marak-di-negeri-pro-keluarga. [28 Oktober 2013].

Amato, P.R & Previeti, D. (2003). “People’s Reason For Divorcing : Gender, Social Class, The Life Course, and Adjustment”.Journal Family Issues. 24, (5), 602-626.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Bem, S.L. (1974). “Masculine Or Feminine..Or Both?”. Journal of Consulting

and Clinical Psychology.42, 155-162.

Benard, B. (2004). Personal Strengths. Pdf [online]. Tersedia : http://www.wested

.org/wp-content/files_mf/1370637588resiliency.chap2.pdf. (06 April 2014)

Brooks, R. & Goldstein, S. (2001). Raising Resilient Children. United States of America : Contemporary Books.

Desmita. ((2009). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Desmita. (2011). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Dobos, D.E, Mastin, B.H, & Moore, M.B. (1986). Family Potrait : A Study Contemporary Lifestyles. California : Wardsworth Publishing Company. Edwards, J.O. (2009). The Many Kinds of Family Structures in Our Communities.

Pdf [online]. Tersedia : http://www.scoe.org/files/ccpc-family-structures.pdf. [17 Nopember 2013].


(4)

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Furqon.(2011). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Glantz, M.D. & Johnson, J.L. (2002). Resilience and Development : Positive Life Adaptations. United States of America : Kluwer Academic Publishers.

Hall, E & Perlmutter, M. (1958). Adult Development and Aging. USA : John Wiley & Sons.

Hamill, S.K (2003). Resilience and Self-Efficacy : The Importance Of Efficacy Beliefs and Coping Mechanisms in Resilien Adolescens. Pdf [online] Tersedia : www.groups.colgae.edu/cjs/student_papers/2003/Hamill.pdf. [22 Juni 2014]

Hawari, Dadang. (2004) Al Qur’an “ Ilmu kedokteran jiwa dan kesehatan jiwa”. Yogyakarta : Dana Bhakti Prima Yasa.

Henderson, N &Meilstein, M. M. (2003).Resiliency in Schools. United States of America : Corwin Press.

Hurlock, E. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

International Encyclopedia of Marriage and Family. (2003). Single-Parent Families. [online] Tersedia :http://www.encyclopedia.com/topic/Single-Parent_Families.aspx#1-1G2:3406900405-full. [23 Nopember 2013].

Kelly, S.E. (2011). Personal and Community Resilience : Building It and

Susaining It. Pdf [online] Tersedia :

www.dhhr.wv.gov/healhprep/about/archives/Documens/MentalHealhResilie ncyPowerPoint. [22 Juni 2014]

Kennedy, A. (2011). Losing a Parent. [online] Tersedia

:www.alexandrakennedy.com/ten-steps.html. [21 September 2013]

Ketteringham, K. (2007). Single Parent Households - How Does it Affect the Children?. [online] Tersedia : http://voices.yahoo.com/single-parent-households-does-affect-children-422927.html?cat=25. [26 September 2013]. Lestari, S. (2012). Psikologi Keluarga : Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik

Keluarga. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mashudi, E A. (2012). Konseling Rasional Emotif Behavioral untuk Meningkatkan Resiliensi Remaja. Tesis Magister pada Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan. [Repository].


(5)

Meichenbaum, D. (2005). Understanding Resilience In Children and Adults : Implications For Prevention and Interventions. Pdf [online]. Tersedia :www.melissainstitute.org/melissainstitute/documents/resilienceinchildren.p df. [26 Nopember 2013].

Munawaroh, E. (2012). Program Resiliensi Akademik pada Siswa SMK Daarut Tauhid Boarding School kelas XI Tahun Ajaran 2011/2012.Tidak diterbitkan. [Repository].

Mussen, P.H, Conger, J.J, Kagan, J., dan Geiwitz, J. (1979). Pschological Development : A Life-Span Approach. New York : Harper and Row Publishers.

Neenan, Michael. (2009). Developing Resilience : A Cognitive-Behavioural Approach. New York :Routledge.

Ningrum, P R. (2013). “Perceraian Orang Tua dan Penyesuaian Remaja”. Ejournal Psikologi. 1, (1), 69-79.

Nisfianoor, M & Yulianti. E. (2005). Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja yang Berasal dari Keluarga Bercerai dengan Keluarga Utuh. Dalan ejournal esaunggul. [online], Vol 3 (1), 18 halaman. Tersedia : ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/.../25 [26 September 2013]. Norman, E. (2000). Resiliency. Enhancement. New York : Columbia University

Press.

NSW Departement of Community Service. (2007). Risk, Protection, and Resilience in Children and Families. Pdf [online]. Tersedia :www.community.nsw.gov.au/docswr/_.../researchnotes_resilience.pdf. [06 Juli 2013].

Ooms, T & Preister, S. (1988). What is Family. Pdf [online]. Tersedia : http://www.familyimpactseminars.org/s_wifis01c02.pdf. [14 September 2013].

Pemerintah Provinsi Jawa Barat. (2011). Profil Kependudukan Jawa Barat Tahun

2011. Pdf [online]. Tersedia :

http://www.jabarprov.go.id/assets/data/PROFIL-KEPENDUDUKAN-2011.pdf. [25 September 2013].

Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Reich, J.W, Zautra, A.J., dan Hall, J.S. (2010). Handbook of Adult Resilience. United States America : The Guilford Press.


(6)

Sciara, D.T. (2004). School Counseling Foundation and Contemporary Issues. Canada : Thomson Brooks/Cole.

Siebert, A. (2005). The Resiliency Advantage. California :Berrett Koehler Publishers.

Stinnet, N & Walters, J. (1977). Relationships in Marriage and The Family. New York : Macmillan Publishing Company.

Stoner, K. (2006).Divorce Without Court. United States America : Popular Works.

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes. Jakarta : DIKTI.

Sugiyono. (2007). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.

Sukardi. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara. Suwarjo. (2008). Model Konseling Teman Sebaya untuk Pengembangan

DayaLentur (Resiliensi) pada Anak Asuh Panti Sosial Asuhan Anak provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Disertasi Doktor pada Pascasarjana UPI Bandung. Tidak diterbitkan.[Repository].

Yusuf, LN. S. (2008). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf LN, S & Nurihsan, A.J. (2008). Teori Kepribadian. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Zahra, S. H. (2012). Profil Resiliensi pada Siswa SMP Terbuka 36 TKB Babakan Ciparay Tahun Ajaran 2011/2013. Tidak diterbitkan.[Repository].