Identifikasi dan Rumusan Masalah
Senja Wijaya Rahmat, 2014 Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal Studi Deskriptif Pada
Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
beresiko mengalami masalah kejiwaan dan perilaku menyimpang daripada anak- anak yang berasal dari keluarga utuh.
Menurut guru BK hampir setengah jumlah siswa di SMP Negeri 18 Tasikmalaya tahun ajaran 20132014 berasal dari keluarga yang mengalami
perceraian dan pengabaian orang tua. Masalah-masalah yang dialami oleh orang tua tunggal seperti merasa kesepian, kesulitan ekonomi, tidak memiliki pasangan
seksual, tidak memiliki dukungan emosional, tidak ada tempat untuk bercerita ketika ada kondisi darurat, dan kehidupan sosial yang dibatasi tidak dapat selesai
hanya dengan keberadaan anak-anak. Kondisi yang dialami oleh orang tua tunggal akan berdampak pada anak-anak.
Perhatian yang bersumber dari salah satu orang tua atau bahkan tidak dirasakan oleh anak dapat memicu anak menarik perhatian dengan cara yang salah, beberapa
perilaku yang sering muncul pada siswa SMP Negeri 18 Tasikmalya yaitu membolos, merokok, melanggar peraturan sekolah, dan konflik dengan teman.
Adanya paradigma mengenai resiliensi memberikan pandangan baru terhadap anak-anak yang berlatar belakang orang tua tunggal bahwa anak-anak tersebut
memiliki kemampuan mengadaptasi kondisi sulit yang berasal dari keluarga dan tidak mengalihkannya pada perilaku menyimpang. Adanya kondisi adversitas
berupa kondisi orang tua tunggal merupakan faktor resiko pada siswa di SMP Negeri 18 Tasikmalaya. Namun begitu, dapat diketahui resiliensi yang dimiliki
siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya dalam mengadaptasi kondisi keluarga yang merupakan orang tua tunggal. Selain itu, menurut Turner Norman, 2000 : 3
menyebutkan bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki lintasan perkembangan yang berbeda, oleh karena itu, besar kemungkinan bahwa ada
faktor protektif yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan serta berbeda tingkat resiliensinya. Adanya atribut psikologis pun yang merupakan aspek
resiliensi merupakan faktor-faktor protektif internal yang meyokong resiliensi. Oleh karena itu, dengan mengetahui gambaran setiap aspeknya dapat melihat
hubungan antara setiap aspek dengan tingkat resiliensi itu sendiri. Beberapa
Senja Wijaya Rahmat, 2014 Profil Resiliensi Siswa Yang Berlatar Belakang Orangtua Tunggal Studi Deskriptif Pada
Siswa SMP Negeri 18 Tasikmalaya TA 2013 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
pertanyaan penelitian berdasarkan paparan identifikasi dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana gambaran umum tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah
Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 20132014 yang berlatar belakang orang tua tunggal?
2. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 20132014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan siswa laki-laki dan siswa perempuan?
3. Bagaimana gambaran tingkat resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama
Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 20132014 yang berlatar belakang orang tua tunggal berdasarkan setiap aspeknya?
4. Bagaimana rancangan layanan hipotetik bimbingan dan konseling yang
diduga tepat untuk mengembangkan resiliensi siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Tasikmalaya Tahun Ajaran 20132014 yang berlatar
belakang orang tua tunggal?