Losliana Harahap, 2014 Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4. Desain Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
2. Tahap Validasi
Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai rancangan instrumen yang dikembangkan. Validasi desain terdiri dari dua proses, yaitu uji validitas dan
reliabilitas.
a. Validitas
Penilain validitas instrumen dilakukan dengan “judgment” para ahli. Uji
validitas isi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara butir soal yang dibuat dengan miskonsepsi. Validator yang memvalidasi instrumen pada penelitian ini
terdiri dari lima orang dosen kimia. Selanjutnya menentukan nilai validitas isi dari masing-masing butir soal
dengan menggunakan metode CVR. Nilai CVR setiap butir soal dihitung dengan menggunakan persamaan Lawshe, seperti yang dijelaskan pada bab 2 halaman 21.
Berpedoman pada tabel minimum CVR Tabel 2.2, nilai minimum CVR dengan jumlah validator 5 adalah 0,99. Guna dari nilai CVR ini untuk menentukan
kelayakan dari butir soal yang dibuat dari segi validitas isinya. Butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan atau lebih dari 0,99 CVR ≥0,99 dikatakan
memenuhi kriteria baik validlayak dari segi validitas isinya, sedangkan butir soal yang mempunyai nilai CVR kurang dari 0,99 CVR 0,99 dikatakan tidak
memenuhi kriteria baik tidak validtidak layak dari segi validitas isinya. Hasil perhitungan nilai CVR untuk setiap butir soal yang dikembangkan dipaparkan
pada Lampiran B.4. Hasil masukan atau saran dari validator dilakukan perbaikan revisi butir soal dalam hal penggunaan kata baku dan kalimat yang kurang tepat.
B utir soal yang dinilai “valid”, selanjutnya digunakan dalam uji reliabilitas.
Losliana Harahap, 2014 Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Reliabilitas
Butir soal yang telah dinilai valid, kemudian dilakukan uji reliabilitas dengan mengujikan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat pada 34
siswa kelas XI yang telah mempelajari materi kesetimbangan kimia. Dilakukan uji reliabilitas untuk mengetahui nilai reliabilitas tes yang dikembangkan.
Hasil perhitungan nilai reliabilitas instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang dikembangkan diperoleh dengan menggunakan program SPSS
17, dimana nilai Alpha Cronbach merupakan nilai reliabilitas tes diagnostik yang dikembangkan. Sebelumnya, dilakukan penskoran pada setiap butir soal. Apabila
siswa menjawab benar pada kedua tingkat diberi skor 1, dan apabila siswa menjawab benar hanya pada salah satu tingkat atau menjawab salah pada ke dua
tingkat, maka siswa diberi skor 0. Kemudian hasil nilai reliabilitas yang diperoleh di bandingkan dengan nilai reliabilitas yang terdapat dalam Tabel 2.2. untuk
mengetahui kategori nilai reliabilitas dari instrumen tes yang dikembangkan. Pertimbangan untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan identifikasi
miskonsepsi siswa pada hasil uji coba produk dan agar hasil identifikasi miskonsepsi pada setiap konsep lebih akurat, maka dilakukan pemilihan soal
untuk uji coba produk. Dimana setiap konsep hanya diwakili masing-masing oleh satu soal.
c. Kunci Determinasi Miskonsepsi
Setelah butir-butir soal valid baik dari segi validitas isi maupun reliabilitasnya, selanjutnya dilakukan penyususnan kunci determinasi miskonsepsi
pada materi kesetimbangan kimia. Kunci determinasi miskonsepsi adalah uraian keterangan tentang pola respon siswa pada tes diagnostik pilihan ganda dua
tingkat. Setiap pola respon menunjukkan apakah siswa tersebut mengalami miskonsepsi atau tidak. Kunci determinasi disebut juga kunci identifikasi
Firmanwibi, 2012. Kunci determinasi miskonsepsi ini disusun berdasarkan kombinasi jawaban siswa yang teridentifikasi mengalami miskonsepsi.
Berdasarkan pengelompokan pemahaman Tabel 3.2 yang dijelaskan dalam
Losliana Harahap, 2014 Pengembangan instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi kesetimbangan kimia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tarakci et al. 1999, kombinasi jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah jika siswa memberikan jawaban benar tingkat pertama dan jawaban salah
pada tingkat kedua atau jika siswa menjawab salah pada tingkat pertama dan menjawab benar pada tingkat kedua dari setiap butir soal yang dikembangkan.
Kunci determinasi ini disusun untuk menentukan apa saja miskonsepsi yang terdapat dalam pikiran siswa berdasarkan kombinasi respon siswa pada aplikasi
produk dengan cara membandingkan hasil jawaban siswa pada aplikasi produk dengan kunci determinasi miskonsepsi. Kunci determinasi yang dibuat tercantum
pada Tabel 4.2 bab 4.
3. Tahap Aplikasi Produk