69
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan
Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
Dari empat instrumen penelitian yang digunakan, kemudian instrumen- instrumen tersebut dikembangkan untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Seperti
diungkapkan Sugiyono: “Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data yang akurat, maka
setiap instrumen harus mempunyai skala ” 2011: 133.
Pada Tahap I penelitian studi pendahuluan, instrumen penelitian yang digunakan adalah wawancara dan kuisioner. Kemudian pada Tahap IV penelitian
uji coba produk dengan pendekatan eksperimen, instrumen penelitian menggunakan
wawancara, observasi,
dan tes.
Instrumen penelitian
dikembangakan dengan menggunakan beberapa skala, diantaranya: 1.
Skala Likert Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi inikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan Sugiyono, 2011: 135.
Jawaban setiap butir instrumen pada skala Likert mempunyai gradasi bentuk pilihan dari sangat negatif sampai sangat positif.
Sangat kurang – Kurang – Cukup – Baik – Sangat Baik
70
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan
Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Setiap butir jawaban kemudian dapat diberi skor dari tertinggi menuju terrendah, sebagai berikut:
Sangat Baik = 5 | Baik = 4 | Cukup = 3 | Kurang = 2 | Sangat Kurang = 1 Skala ini dipergunakan salahsatunya dalam lembar kuisioner, seperti dalam
butir pertanyaan, “Sejauh mana musik Blues dipelajari dalam mata kuliah
tersebut?, ” dengan butir jawaban sangat kurang, kurang, cukup, baik, dan baik
sekali. 2.
Skala Guttman Dalam skala Guttman
hanya terdapat dua jawaban yang tegas, yaitu: “ya- tidak”; “setuju-tidak setuju”; “pernah-tidak pernah” dan lain-lain. Penelitian
menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadp suatu permasalahan yang ditanyakan. Jawaban dapat dibuat skor
tertinggi satu dan terrendah nol. Misalnya untuk jawaban “setuju” diberi skor 1 dan “tidak setuju” diberi skor 0. Dapat berbentuk pilihan ganda ataupun checklist
Sugiyono, 2011: 139. Skala ini salah satunya dipergunakan dalam lembar kuisioner, seperti dalam
butir pertanyaan, “Apakah anda mengharapkan ada pembelajaran musik Blues secara lebih intensif?,” dengan butir jawaban ya dan tidak.
3. Semantic Defferensial
Skala ini dipergunakan untuk mengukur sikap, namun bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang
jawabannya berbentuk interval dari kiri ke kanan, dari sangat positif ke sangat
71
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan
Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
negatif. Biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikapkarakteristik tertentu yang dimiliki seseorang Sugiyono, 2011: 140.
Sangat Baik 5
4 3
2 1
Sangat Kurang Sangat Perlu
5 4
3 2
1 Tidak Perlu
Skala ini dipergunakan pada tes, baik itu pretest maupun posttest, yang diaplikasikan dalam bentuk tes unjuk kerjapraktek oleh peserta Blues Guitar
Supplement Program. Skala ini dipergunakan dalam tahap pre-test dan post-test, dalam lembar
evaluasi dan observasi. Rentang skor 1 – 5 menjadi indikator keberhasilan materi
terhadap perubahan yang terjadi pada peserta program. Berikut salah satu contohnya:
No Indikator
Sub Indikator Score Interval
Ket. 1
2 3
4 5
1 Blues
Scales -
Memainkan Blues
Scales in: E, A, dan G
1 2
3 4
5
Tabel 3.1. Penggunaan Semantic Defferensial pada instrumen penilaian Blues Guitar Supplement Program.
Pengujian validitas instrumen kemudian menggunakan Product Moment Correlation Pearson, dengan diujikan sebanyak dua kali terhadap data yang
sama. Kedua hasil tes tersebut kemudian dikorelasikan dengan rumus tertentu, sehingga didapat kesimpulan bahwa instrumen memiliki korelasi kuat, dan layak
untuk dipergunakan. Instrumen kemudian dipergunakan untuk mencari data yang diperlukan untuk
penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program di Sekolah Tinggi Musik Bandung ini. Setelah didapat data, kemudian data
72
Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan
Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ditabulasikan, dan pengujian validitas konstruksi construct validity dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor butir instrumen
dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Untuk menguji reliabilitas instrumen, dilakukan secara eksternal dengan test-
retest stability, yaitu dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden yang sama, pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien
korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.
Pengujian ini disebut juga stability, yaitu kestabilan instrumen yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono 2011: 173:
Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data terukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliablel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan
hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian
yang valid dan reliabel.
F. Teknik Pengumpulan Data