Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

72 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ditabulasikan, dan pengujian validitas konstruksi construct validity dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor butir instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Untuk menguji reliabilitas instrumen, dilakukan secara eksternal dengan test- retest stability, yaitu dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden yang sama, pada waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel. Pengujian ini disebut juga stability, yaitu kestabilan instrumen yang digunakan. Sebagaimana diungkapkan Sugiyono 2011: 173: Instrumen yang valid merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data terukur itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliablel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Jadi instrumen yang valid dan reliabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.

F. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini diantaranya adalah: 1. Kuisioner Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu 73 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden Sugiyono, 2011: 199. Kuisioner ini berupa daftar pertanyaan dengan gabungan pola jawaban pasti checklist dan uraian. Digunakan sebagai studi awal, yang disebarkan kepada mahasiswa aktif data sampel acak, untuk mengetahui sebarapa jauh musik Blues dipelajari di Sekolah Tinggi Musik Bandung, dan dalam mata kuliah apa saja musik Blues itu dipelajari. Penyajian data yang dihasilkan dari kuisioner ini disajikan secara kuantitatif dengan penjabaran kualitatif. Kuisioner pun diberlakukan pada tahap akhir setelah Blues Guitar Supplement Program selesai dilaksanakan pada tahap uji coba terbatas di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Butir kuisioner yang mempertanyakan seberapa besar program ini memberikan kontribusi positif pada peningkatan apresiasi peserta terhadap musik Blues. 2. Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit Sugiyono, 2011: 194. Wawancara dilakukan baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dengan tatap muka, dan dengan bantuan alat perekam video sebagai dokumentasi dan bukti wawancara. Wawancara terstruktur dilakukan dalam pencarian data awal dan sebagai evaluasi dalam bentuk wawancara pada saat pelaksanaan program. Wawancara 74 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terstruktur dengan pedoman wawancara dilakukan untuk memperoleh data yang homogen dari narasumber, untuk memudahkan pada tahap analisis data. Sebagaimana diungkapkan dalam Kumar 2005 dalam Widi 2010: 242-243: Dalam wawancara terstruktrur peneliti memberikan pertanyaan pada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan yang sama, dan tercatat dalam daftar rencana wawancara interview schedule. Daftar rencana wawancara ini merupakan instrumen penelitian atau research tools, sedangkan wawancaranya sendiri merupakan metode pengumpulan data. Wawancara terhadap orang-per-orang bisa dilakukan melalui tatap muka langsung, per telepon atau peralatan lainnya. Keuntungan wawancara terstruktur ini adalah diperolehnya informasi yang seragam dari semua responden sehingga memudahkan dalam melakukan perbandingan. Selain itu juga tidak terlalu memerlukan kemampuan wawancara yang lebih baik dibandingkan dengan wawancara tak-terstruktur. Untuk mengumpulkan data awal yang berkaitan dengan penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program, wawancara ditujukan kepada ketua Program Studi, sekertaris Program Studi, dosen-dosen terkait, beberapa mahasiswa D3 dengan mayor instrumen Gitar Elektrik, dan beberapa alumni D3 mayor Gitar Elektrik. Sebagai studi awal untuk mengetahui sebarapa jauh musik Blues dipelajari di perguruan tinggi tersebut, dan dalam mata kuliah apa saja musik Blues itu diperlajari. Serta terakhir mempertanyakan seberapa penting musik Blues dipelajari khususnya dalam hal ini pada mata kuliah PIM Gitar Elektrik, Program Studi D3 Penyaji Musik di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Sebagai studi pendahuluan, wawancara terstruktur dilakukan dengan melibatkan beberapa narasumber, yang dibagi dalam kategori Responden dan Informan yaitu: 75 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu a. Responden Dua orang mahasiswa mayor Gitar Elektrik D3 Penyaji Musik angkatan 2010 di Sekolah Tinggi Musik Bandung. Berikut dijadikan sebagai data penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini. b. Informan 1 Dini Ardiningsih, S.Sn, selaku Ketua Program Studi D3 Penyaji Musik Sekolah Tinggi Musik Bandung. 2 Royke B Koapaha, M.Sn dan Sunoto Eko, S.Sn, selaku dosen dan asisten dosen mata kuliah Sejarah Musik, yang di dalam mata kuliah tersebut terdapat konten kesejarahan Blues dan priodisasi musikalnya. 3 Acep Bachtiar selaku dosen mata kuliah PIM Gitar Elektrik Style. 4 Beberapa Alumni D3 Penyaji Musik dengan mayor Gitar Elektrik. Selain sebagai studi awal, wawancara ini dilakukan saat penelitian berlangsung dan setelah program ini selesai dilaksanakan. Wawancara tidak terstruktur pada saat program berlangsung dan wawancara terstruktur dilakukan setelah program ini berlangsung. Wawancara ini ditujukan untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien, serta untuk mengetahui seberapa besar perubahan positif yang terjadi pada peserta program suplemen pembelajaran ini, dan berdampak pada peningkatan pemahaman dan apresiasi peserta didik terhadap musik Blues. Wawancara pun dilakukan pada saat pembelajaran Blues Guitar Supplement Program berakhir. Pada akhir tahap uji coba luas di Program Studi Seni Musik Fakultas Seni dan Sastra Universitas Pasundan Bandung, wawancara diberlakukan 76 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pada peserta. Wawancara ini kemudian menghasilkan data, sehingga dapat disimpulkan seberapa besar Blues Guitar Supplement Program yang diikuti peserta berdampak positif pada peningkatan apresiasi terhadap musik Blues. 3. Observasi Widi 2010: 236- 237 mengungkapkan bahwa “Obeservasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik, dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi”. Ditegaskan oleh pernyataan Sugiyono 2011: 203: Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Jika wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam lain. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif Participant Observation, hal ini dilakukan karena peneliti terlibat langsung dalam program Blues Guitar Supplemet sebagai tutor. Seperti yang diungkapkan dalam Widi 2010: 237: Observasi partisipan participant observation adalah ketika seorang peneliti berpartisipasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh kegiatan atau aktifitas yang dijalani anggota grup yang tengah diamati, dengan sepengetahuan ataupun tanpa sepengetahuan anggota tersebut. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada peserta sebagai data primer. Pengamatan dilakukan terhadap sikap, minat, dan unjuk kerja praktek yang dilakukan pada tahap pretest, program, dan posttest. Setiap kegiatan observasi dari pretest, pada saat program Blues Guitar Supplement berlangsung, hingga posttest, akan didokumentasikan dalam format foto dan perekaman 77 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu audiovideo. Data primer berupa nilai praktek terhadap variabel-variabel acuan penilaian terlampir. 4. Studi Dokumentasi Dalam penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program ini, setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk audio, video, dan foto, sebagai alat bantu observasi. Khususnya dalam bentuk audio, video, untuk kemudian dapat diamati ulang serta dipelajari, sebagai data utama. Teknik ini dilakukan agar lebih mempermudah peneliti dalam mengkaji apa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, sehingga dapat dilakukan perbaikan pada bagian-bagian yang dirasa kurang. Dokumentasi pun dapat berupa catatan-catatan, yang mencatat apa-apa saja yang terjadi di lapangan, saat penelitian pengembangan model pembelajaran Blues Guitar Supplement Program berlangsung. Teknik pengumpulan data digambarkan dalam tabel berikut: Tahapan Penelitian Aktivitas Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Wawan cara Kuis ioner Obse rvasi Tes Dokumen tasi Studi pendahuluan Pengumpul an data Mahasiswa √ √ - - √ Dosen √ - - - √ Literatur - - √ - SarPras - - √ - Pengembang an validasi rancangan Perancang an produk Dosen √ - - - √ AhliPakar √ - - - √ Uji coba produk Pretest Mahasiswa √ - √ √ √ Program √ - √ - √ Posttest √ - √ √ √ Validasi Penulisan validasi Dosen √ - - - - AhliPakar √ - - - - Tabel. 3.2. Teknik pengumpulan data pada tahapan penelitian. 78 Rully Setia Ramdani, 2013 Pengembangan Model Pembelajaran Blues Guitar Supplement Program Guna Meningkatkan Apresiasi Terhadap Musik Blues Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Analisis Data