19
berangkat dari subjektivisme rasio dalam mendeduksi pengertian-pengertian tentang sesuatu. Manusia dalam kerangka ini seperti robot yang memiliki
kecerdasan logis. Sementara wahyu yang terlepas dari realitas hanya akan menjadi domain yang stagnan dan tidak bermanfaat untuk masyarakat.
Sementara dari perspektif aksiologis, paradigma profetik men-canangkan transformasi etika sebagai asumsi dasarnya, yang dimaksudkan agar setiap
orang memiliki kekuatan untuk menyikapi persoalan-persoalan kehidupan berdasarkan etika moral yang diatur wahyu, rasionalitas dan pengalaman
manusia. Dengan nilai etis profetis yang demikian akan menghasilkan ilmu-ilmu
Islam yang lebih proaktif dalam menyelesaikan persoalan-persoalan konkret yang terjadi di masyarakat, sehingga Islam benar-benar dirasakan manfaatnya
dan secara langsung dapat bertegur sapa dengan realitas. Bilamana di masa lalu, wahyu dan sunnah digunakan para ulama untuk menilai kerangka sosial
dalam koridor dan tujuan praktis, maka ilmu sosial profetik menyarankan agar wahyu dan atau sunnah dijadikan akar epistemologis dalam membangun teori-
teori sosial, sehingga jika kesalahan atau jika pada suatu hari teori-teori tersebut sudah kehilangan signifikansinya dengan realitas, maka umat tetap
berada dalam batas-batas rasionalitas dan berada dalam proporsinya, dengan tidak langsung menyalahkan wahyu.
1.2. Pembatasan Masalah
Skripsi ini untuk mencoba mengurai dan menjelaskan paradigma profetik tersebut untuk dijadikan ancangan dalam melakukan kritik terhadap ilmu
20
hukum non-sistematik, mulai dari pandangan-pandangan yang digunakan oleh Anthon F. Susanto, hingga pada taraf tertentu mencoba menyingkap asumsi-
asumsi dasar yang tersembunyi di balik ilmu hukum non-sistematik.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian-uraian sebagai terdeskripsi pada latar belakang masalah di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah asumsi-asumsi dasar dari basis epistemologis Ilmu
Hukum Non-Sistematik yang dikemukanan oleh Anthon F. Susanto? 2. Bagaimanakah asumsi-asumsi dasar Paradigma profetik dalam Ilmu
hukum? 3. Kritik terhadap ilmu hukum non-sistematik yang dikemukakan oleh
Anthon F. Susanto, bila dilihat dari asumsi-asumsi dasar basis epistemologis yang digunakan?
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum dan Tujuan Khusus: 1. Untuk mendeskripsikan asumsi-asumsi dasar dari basi epistemologis
Ilmu Hukum Non-Sistematik yang dikemukanan oleh Anton F. Susanto. 2. Untuk mendeskripsikan kelebihan dan kelemahan ilmu hukum non-
sistematik yang dikemukanan oleh Anton F. Susanto, bila dilihat dari asumsi-asumsi dasar basis epistemologis yang digunakan.
21
1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat teoretis dan Manfaat praktis 1. Dengan tereksplorasinya unsur-unsur asumsi-asumsi dasar dari
paradigma ilmu hukum non-sistematik, maka diharapkan dapat ditemukan kerangka berpikir yang utuh, yang dapat digunakan
untuk mempelajari serta mengkritisi berbagai paradigma lainnya. 2. Asumsi-asumsi epistemologis yang terejawantahkan melalui pen-
elitian ini, diharapkan dapat menjadi sebuah acuan bagi institusi pendidikan hukum di Indonesia untuk melihat hukum dari sudut
pandang yang berbeda dengan sebelumnya.
1.6. Kerangka Konsep Penelitian