19 4
Bagi para peneliti, sebagai masukan untuk dapat melakukan penelitian lebih akurat dengan populasi dan sampel yang berbeda, sehingga bisa menguatkan
simpulan
1.7 Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.7.1 Anggapan Dasar
“Anggapan dasar, asumsi, atau postulat menjadi tumpuan segala pandangan dan kegiatan terhadap masalah yang dihadapi. Postulat ini menjadi
titik pangkal, titik mana tidak lagi menjadi keraguan penyidik” Surakhmad, 1989: 38. Pendapat yang mendukung hal tersebut adalah, “Fungsi asumsi adalah
sebagai titik awal dimulainya penelitian, dan merupakan landasan untuk perumusan hipotesis” UPI, 2008: 51. Berdasarkan kutipan di atas, penulis
merumuskan anggapan dasar untuk penelitian ini sebagai berikut. 1.
Secara umum penilaian kinerja merupakan kunci penting menuju perbaikan dan kemajuan baik bagi suatu lembaga maupun individu. Dengan
penilaian kinerja, suatu lembaga atau individu dapat mengetahui apakah mereka telah berhasil dalam mencapai tujuan, atau belum. Dengan
melihat kesuksesan atau kegagalan maka seseorang pengambil keputusan atau lembaga dapat belajar dan menjadi sadar terhadap
tingkat efektivitas dari cara yang ditempuh selama ini. Jadi, melakukan penilaian kinerja itu sendiri merupakan arena belajar yang sangat efektif
bagi individu dan organisasi. Hal ini diperkuat pendapat, “Penilaian kinerja ialah suatu alat yang berfaedah tidak hanya untuk mengevaluasi kerja dari
para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan memotivasi kalangan
20 karyawan” Simamora, 2001 : 415. Berdasarkan kutipan di atas, penulis
berpendapat bahwa penilaian kinerja bukan hanya sekedar untuk menilai atau membandingkan kinerja karyawan dengan standar kinerja yang telah
ditetapkan, namun dalam hal ini, penilaian kinerja juga mampu menjadi dorongan karyawan untuk melakukan kinerja yang lebih baik. Hal ini senada
dengan pendapat Nurmianto dan Wijaya, bahwa salah satu manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja
pegawai sehingga dapat dicapai kinerja yang baik dalam rangka pencapaian tujuan unit kerja dan organisasi.
2. Syafri Mangkuprawira dan Aida berpendapat sebagai berikut.
Kepemimpinan adalah unsur yang fundamental dalam menghadapi gaya dan perilaku seseorang. Hal ini merupakan potensi untuk mampu membuat
orang lain yang dipimpin mengikuti apa yang dikehendaki pemimpinan menjadi realita. Ia melibatkan unsur emosi yang pada kenyataannya dapat
selalu mengalami ubahan Mangkuprawira, 2007: 137.
Hal ini diperkuat Koontz, “Kepemimpinan adalah sebagai pengaruh, seni atau proses mepengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berjuang bekerja
secara sukarela dan penuh antusias ke arah ketercapaian tujuan kelompok” Burhanuddin, 1984: 62. Lebih lanjut, Siagian 2002: 62, mengemukakan
bahwa “Kepemimpinan memainkan peranan yang dominan, krusial, dan kritikal dalam keseluruhan upaya untuk meningkatkan produktivitas
kerja, baik pada tingkat individual, pada tingkat kelompok, dan pada tingkat organisasi”.
Nanang Fattah mengungkapkan, “Praktik manajerial adalah kegiatan yang dilakukan oleh manajer. Kegiatan ini meliputi banyak aspek, namun aspek
utama dan esensial adalah perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan
21 pengawasan” Fattah, 2000: 13.
3. Kinerja mengajar guru merupakan faktor penentu kinerja sekolah. Kinerja
mengajar guru sebagai aktualisasi kompetensi profesionalnya dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal ataupun faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dirinya sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar. Dalam hal ini faktor-
faktor eksternal antara lain budaya organisasi, gaya dan profesional kepemimpinan kepala sekolah, imbalan reward, hukuman punishment,
sistem penilaian kinerja, upah, dan faktor-faktor lain. Berdasarkan asumsi di atas, penulis mempunyai paradigma bahwa
kompetensi manajerial kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolah, dengan kepemimpinannya dan penilaian kinerja guru mampu mempengaruhi kinerja
mengajar guru untuk mencapai tujuan sekolah sesuai dengan visi dan misi sekolah.
Kerangka berpikir penulis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
X
1
Sistem Penilaian Kinerja Guru
Y Kinerja Mengajar Guru
Madrasah Aliayah X
2
Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
22
1.7.2 Hipotesis