11 2
Bagaimana profil kompetensi manajerial kepala Madrasah Aliyah di Kabupaten Sumedang?
3 Bagaimanakah profil kinerja mengajar guru Madrasah Aliyah di Kabupaten
Sumedang? 4
Apakah ada korelasi yang positif antara sistem penilaian kinerja guru, kompetensi manajerial kepala sekolah, dan kinerja mengajar guru?
5 Apakah terdapat kontribusi yang signifikan antara sistem penilaian kinerja
mengaja guru terhadap kinerja mengajar guru? 6
Apakah terdapat kontribusi yang signifikan antara kompetensi manajerial kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru?
7 Bagaimana kontribusi sistem penilaian kinerja guru dan kompetensi
manajerial kepala sekolah secara bersamaan terhadap kinerja mengajar guru?
1.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1.4.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1
Variabel bebas independent variable: sistem penilaian kinerja Performance Appraisal dan kompetensi manajerial kepala sekolah. Variabel sistem
penilaian kinerja guru diuraikan lagi menjadi subvariabel-subvariabel sebagai berikut: perencanaan penilaian kinerja, pengorganisasian penilaian kinerja,
pelaksanaan penilaian kinerja, controlling atau monitoring penilaian kinerja, dan implementasi hasil penilaian kinerja sesuai dengan manfaatnya.
Sedangkan variabel kepemimpinan kepala sekolah dititikberatkan pada kompetensi manajerial kepala sekolah, yang dijabarkan lagi menjadi
12 subvariabel-subvariabel:
perencanaan planning,
pengorganisasian organizing, pemimpinan leading dan pengawasan controlling.
2 Variabel terikat dependent variable : kinerja mengajar guru Madrasah
Aliyah di Kabupaten Sumedang. Variabel kinerja mengajar guru dijabarkan lagi
menjadi subvariabel-subvariabel:
perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, refleksi pembelajaran, kompetensi profesional.
1.4.2 Definisi Operasional
1 Sistem
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sistem diartikan, “Sekelompok bagian-bagian alat dsb. yang bekerja sama-sama untuk melakukan suatu
maksud” Poerwadarminta, 1989: 955. Sedangkan menurut Ryans Fattah, 2000: 6, sistem didefinisikan sebagai “Any identifiable assemblage of element object,
person, activities, information record, etc. which are interrelated by process or structure and which are presume to function as an organizational entity
generating an observable or sometimes merely inferable product. Sedangkan pendapat Salisbury 1996 dalam Syafaruddin, 2008: 17, “A
system is a group of components working together as functional unit”. “Sistem mengandung elemen yang saling berkaitan, merupakan satu kesatuan. Kesatuan
itu berfungsi mencapai tujuan, membuahkan hasil yang dapat diamatidikenali” Fattah: 2000: 6.
13 Berdasarkan batasan-batasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
sistem merupakan keseluruhan komponen yang saling terkait satu sama lain, yang bertujuan membuahkan hasil yang nyata. Dengan kata lain, sistem sistem
merupakan suatu keterpaduan atau kebulatan yang kompleks atau kombinasi dari berbagai bagian bersifat kompleks.
2 Penilaian Kinerja
“Performance appraisal may be defined as process of arriving at judgment individual’s past or present performance against the background of
hisher work environment and about hisher future potential for an organization” Castetter, 1996: 270. Sementara Soetisna, 2002: 226 mengatakan, “Peninjauan
dan penilaian kinerja merupakan penilaian formal dan sistematis tentang bagaimana pegawai menjalankan pekerjaannya berkaitan dengan standar yang
telah ditentukan dan menyampaikan hasil penilaian tersebut kepada pegawai”. Penilaian kinerja adalah suatu proses yang dilakukan manajemen
penyelia penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraiandeskripsi pekerjaan dalam suatu periode
tertentu.
3 Sistem Penilaian Kinerja
Sistem penilaian kinerja merupakan keseluruhan komponen penilaian kinerja guru yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Sistem penilaian kinerja
dalam penelitian ini adalah manajerial penilaian kinerja, yang diawali dengan perencanaan kinerja, pengorganisasian penilaian kinerja, pelaksanaan penilaian
kinerja, dan implementasi hasil penilaian kinerja dalam memperbaiki keputusan- keputusan dan umpan balik untuk meningkatkan kinerja mengajar guru.
14
4 Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, kompetensi manajerial adalah kemampuan kepala sekolah sebagai manajer.
Kemampuan tersebut adalah kemampuan kepala sekolah untuk melakukan proses yang mencakup bagaimana cara mengkoordinasikan dan mengintegrasikan
berbagai sumber untuk mencapai tujuan sekolah, dalam hal ini produktifitas dan kepuasan, dengan melibatkan orang, teknik, dan struktur yang telah dirangcang
dalam perencanaan. Kegiatan manajerial meliputi berbagai aspek kegiatan. Menurut Nanang
Fattah, “Aspek utama yang esensial dalam manajerial adalah perencanaan planning,
pengorganisasian organizing,
pemimpinan leading,
dan pengawasan controlling, Fattah, 2000: 12.
Berkaitan dengan upaya kepala sekolah dalam mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. Perilaku kepala sekolahmadrasah harus dapat mendorong
kinerja para guru dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat, dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun sebagai
kelompok. Perilaku instrumental merupakan tugas-tugas yang diorientasikan dan secara langsung diklarifikasi dalam peranan dan tugas-tugas para guru, sebagai
individu dan sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong kelompok dalam mengarahkan dan memotivasi individu untuk bekerja sama
dalam kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan sekolahmadrasah. Dalam implementasinya, kepala sekolah merupakan motor penggerak,
penentu arah kebijakan sekolah, yang akan menentukan bagaimana tujuan-tujuan sekolah dan pendidikan pada umumnya direalisasikan. Sehubungan dengan hal
15 itu, kepala sekolah dituntut untuk senantiasa meningkatkan efektivitas kinerja,
sehingga pendidikan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Kinerja kepemimpinan kepala sekolah adalah segala upaya yang
dilakukan dan hasil yang dapat dicapai oleh kepala sekolah dalam mengimplementasikan mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Sehubungan dengan itu, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif harus mampu memainkan perannya sebagai kepala sekolah. Peran tersebut didukung dengan
kompetensi kepala sekolah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala
SekolahMadrasah harus memiliki kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi
sosial.
5 Kinerja Mengajar Guru
“Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja” Mulyarsa
2003: 136. Sedangkan pendapat Michel 1978 dalam Mulyarsa, 2003 : 138, ‘Kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: quality of work, promptness, initiative,
capability, and comunication’. Pendapat lain menyatakan bahwa, “Kinerja adalah perbuatan dan prestasi serta keterampilan yang ditunjukkan oleh seseorang di
dalam melakukan perbuatan atau pekerjaan” Soeprihanto, 1998:7. Mulyarsa 2003: 136 mengatakan, “Kinerja atau performance dapat diartikan sebagai
prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, atau unjuk kerja” Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pelaksanaan kerja,
unjuk kerja, dan hasil kerja yang dicapai oleh karyawan sesuai dengan wewenang
16 dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan organisasi, meliputi adanya
sasarantarget, kuantitas, kualitas, efektifitas dan efisiensi. Sedangkan Rahman Abror 1993: 141 mengemukakan pendapatnya
lebih spesifik lagi menukik pada kinerja mengajar guru, yakni sebagai berikut. Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi: 1
menguasai bahan yang diajarkan, 2 mengelola program pembelajaran, 3 mengelola kelas, 4 menggunakan sumber dan media, 5 menguasai
landasan kependidikan, 6 mengelola interaksi pembelajaran, 7 menilai prestasi siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
kinerja mengajar guru adalah pelaksanaan atau unjuk kerja yang dilakukan guru di sekolah, mulai dari penguasaan bahan ajar, perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran,
mengevaluasi hasil
pembelajaran, refleksi
pembelajaran, dan kompetensi profesional guru.
1.5 Tujuan Penelitian