Manfaat Tumbuhan Pasak Bumi

2.3.2 Manfaat Tumbuhan Pasak Bumi

Banyak manfaat Pasak Bumi yang bisa didapatkan baik dari akar, batang, kulit batang, dan daun Pasak Bumi, semua bagian tumbuhan ini di kenal memiliki banyak manfaat baik yang telah pernah diteliti secara ilmiah maupun hanya berdasarkan keyakinan turun temurun saja. Salah satu penelitian menjelaskan bahwa aktivitas farmakologi yang dimiliki oleh pasak bumi berupa antiplasmodial dimiliki oleh akar, batang, kulit batang dan daun, aktivitas sitotoksisitas dimiliki oleh bagian akarnya, aktivitas anti tumor dimiliki oleh bagian daun, aktivitas anti ulkus dimiliki oleh bagian akar sementara aktivitas anti mikroba berada pada bagian daun, akar, dan batang Bhat dan Karim, 2010, Akar Pasak Bumi terbukti memiliki aktivitas antioksidan penangkal radikal bebas Varghese et al., 2013, anti-kanker Nurhanan et al., 2005; Tee et al., 2007, anti-bakteria Farouk dan Benafri, 2007, untuk pengobatan osteoporosis pada laki-laki Effendy et al., 2012, aphrodisiac Ang et al., 2003a; 2004, anti-leukemia, dan pengobatan disentri Chan et al., 2005. Penelitian terdahulu juga membuktikan bahwa akar Pasak Bumi meningkatkan kadar Testosteron total George dan Henkel, 2013; Novianti, 2015, memperbaiki spermatogenesis tikus yang dipapar estrogen Wahab et al., 2010 dan meningkatkan konsentrasi, motilitas, morfologi, dan mitochondrial membrane potential dari sperma Solomon et al., 2013. Selain itu, reputasi pasak bumi juga dikenal sebagai obat tradisional untuk pengobatan malaria, hipertensi, kelelahan, migrain, demam, artritis, memperbaiki impotensi, libido rendah, stamina, vitalitas, struktur kulit, massa otot, dan sistem imun Goreja, 2004; Ismail et al., 2012; Tambi et al., 2012. Beberapa penelitian membuktikan akar Pasak Bumi berpengaruh terhadap fertilitas jantan di antaranya ekstrak methanol akar Pasak Bumi dosis 200 mgkgbb dapat meningkatkan jumlah sel sperma, sel Sertoli dan sel Leydig Rosida, 2003. Beberapa penelitian sebelumnya juga melaporkan bahwa pasak bumi pada hewan coba terbukti mampu meningkatkan kemampuan seks Ang dan Ngai, 2001;Ang dan Lee, 2002a; Ang dan Lee,2002b; Ang et al., 2000, 2003a, 2003b. Pada pemberian fraksi kloroform, metanol, butanol dan air dengan dosis 500 mgkg BB akar Pasak Bumi selama 12 minggu mampu meningkatkan kualitas seksual Ang et al., 2003a dan pada pemberian sediaan 800 mgkg BB mampu meningkatkan libido tikus jantan Ang et al., 2002. Pasak Bumi memiliki efek aprodisiak dan kemampuannya untuk meningkatkan kadar hormon Testosteron pada dosis tertentu Tambi,2012. Pemberian pasak bumi pada pria dengan infertilitas idiopatik mampu meningkatkan konsentrasi sperma, motilitas sperma dan morfologi sperma Chan,2009. Sebelumnya telah dilakukan penelitian pada hewan coba dimana pemberian ekstrak air akar pasak bumi pada dosis 50 mgkgbb selama 6 hari tidak mampu meningkatkan kadar hormon Testosteron dan pemberian ekstrak akar pasak bumi 200 mgkgbb selama 49 hari mampu meningkatkan kadar hormon testosteron Hayati, 2012 . Penelitian lain dengan menggunakan ekstrak akar pasak bumi dosis 600 mgkgbb selama 14 hari menunjukkan adanya peningkatan kadar hormon testosteron total darah pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak akar Pasak Bumi secara oral p0.05. Beradasarkan hasil penelitian ini didaptkan peningkatan kadar testosterone pada kelompok perlakuan dari rerata 2,50±0,02 ngml menjadi 2,99±0,04 ngml setelah 14 hari perlakuan Novianti, 2015. Pasak bumi kaya akan kuasionoid juga berguna untuk mengatasi masalah reproduksi, seperti menginduksi sintesis Testosteron, LH, dan FSH namun menurunkan kadar estrogen plasma, sehingga mempengaruhi fertilitas pria. Talbott et al., 2013; Henkel et al., 2013; Low et al., 2013. Pada tikus betina yang mengalami irregular oestrous cycle dan polycystic ovarian syndrome PCOS, pengobatan menggunakan ekstrak pasak bumi kaya akan kuasinoid dapat menurunkan penyakit sistem reproduksi Abdulghani et al., 2012. Suplementasi Pasak Bumi juga meningkatkan vitalitas pada tikus usia menengah yang lamban secara seksual Ang et al., 2003b dan peningkatan bangkitan seksual Ang et al., 2004. Belakangan ini, sebuah percobaan pemberian pasak bumi selama 12 minggu terhadap pria sehat tanpa masalah seksual dan fungsi ereksi dengan menggunakan ekstrak Pasak Bumi bermerk Physta®, mendapati bahwa terdapat peningkatan libido secara signifikan disertai peningkatan kepuasan seksual dan fungsi ereksi Ismail et al., 2012. Pada studi lain yang dilakukan dengan menggunkan Physta® terhadap 26 pria dengan disfungsi ereksi ringan secara random selama 12 minggu, menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada beberapa parameter seperti Erection Hardness Scale, Sexual Health Inventory for Males dan Ageing Male Symptom Score Udani et al., 2011 Efek androgenik akar Pasak Bumi memodulasi formasi tulang secara langsung dan tidak langsung, secara tidak langsung melalui aromatisasi androgen menjadi estrogen Balasch, 2003. Testosteron dikonversi menjadi dihydrotestosterone DHT yang mengaktifasi proliferasi dan diferensiasi osteoblast Vanderschueren et al., 2004. Pasak Bumi juga meningkatkan produksi nitric oxide NO Zakaria et al., 2004, menginhibisi formasi osteoklas dan resorpsi tulang Michael et al., 2005; Wimalawansa, 2010, prevensi terhadap hilangnya kalsium tulang Shuid et al., 2011b, memperbaiki kekuatan tulang Saadiah et al. 2012. Mekanisme yang mungkin terjadi adalah adanya elevasi kadar testosteron yang menekan kadar c-terminal telopeptide dari kolagen tipe I CTX, sebuah marker resorpsi tulang, yang meningkat pada binatang yang dikastrasi Shuid et al., 2012. Telah diketahui sebelumnya bahwa aktivitas oseteoklast meningkat dan aktivitas osteoblast menurun seiring dengan stress oksidatif, dalam hal ini Pasak Bumi memiliki peranan penting sebagai antioksidan penangkal radikal bebas Varghese et al., 2013. Sebuah studi yang terdiri dari 31 wanita usia 45 - 59 tahun, dengan perlakuan berupa pemberian suplemen pasak bumi 100 mg per hari, menunjukkan adanya peningkatan kekuatan otot dengan parameter berupa kekuatan genggaman tangan dan otot quadriceps yang membesar bila dibandingkan dengan kelompok plasebo Sarina et al., 2009. Pasak Bumi dapat meningkatkan kadar Testosteron kemudian menurunkan low-density lipoprotein LDL dan kolesterol total Monroe dan Dobs, 2013. Selain itu juga memiliki efek antihiperglikemik, namun pada subjek normoglikemik efek ini tidak terlihat, sehingga lebih tepat disimpulkan bahwa tanaman ini menormalisasi kadar gula darah daripada menurunkannya, seperti yang terjadi pada efek restorasi kada testosteron Talbott et al., 2013. Namun mekanisme molekular untuk efek ini belum diketahui secara pasti. Pasak bumi dapat memperbaiki kualitas hidup dengan cara meningkatkan vitalitas, aktivitas fisik, sense of general well-being, anti-aging, tenaga dan mood dengan menurunkan anxietas, memperbaiki disfungsi ereksi ringan yang semuanya dipengaruhi oleh kadar Testosteron Lunenfeld dan Nieschlag, 2007; Udani, 2011; Ismail et al. 2012; Talbott et al., 2013.

2.3.3 Kandungan Senyawa Pasak Bumi