Deskripsi Tumbuhan Pasak Bumi

4. Efek non reproduksi Testosteron juga mempunyai efek anabolik protein dan pertumbuhan tulang yang akan mengarah pada pembentukan fisik laki-laki yang lebih berotot dan pertumbuhan yang cepat selama masa puber. Testosteron juga menstimulasi sekresi pada kelenjar minyak. Pada hewan Testosteron akan mengakibatkan terjadinya perilaku agresif. Kekurangan testosteron pada pria yang mengalami penuaan sering dikaitkan dengan hilangnya libido, disfungsi ereksi, depresi, penurunan kemampuan kognitif, lesu, osteoporosis, dan hilangnya massa otot dan kekuatan. Gejala- gejala ini secara kolektif dikenal sebagai masa andropause, atau Androgen Deficiency in The Aging Male ADAM, dan Partial Androgen Deficiency In The Aging Male PADAM sindrom ini cenderung menjadi lebih parah semakin bertambahnya usia Rajfer, 2003.

2.3 Pasak Bumi Eurycoma longifolia

2.3.1 Deskripsi Tumbuhan Pasak Bumi

Pasak Bumi yang banyak dikenal di Indonesia memiliki nama latin Eurycoma longifolia, disebut juga sebagai Tongkat Ali Bedara Merah Bedara Putih di Malaysia, dan Cay Ba Bihn di Vietnam, Tung Saw Phiak Hae Pan Chan di Thailand Goreja, 2004; Susilowati, 2010. Pasak Bumi juga memiliki nama lokal antara lain: bidara laut mempoleh di Bangka, widara putih di Jawa, penawar pahit di Melayu, besan di Sumatera Utara Susilowati, 2010. Pasak bumi dapat dijumpai pada daerah-daerah pungggung bukit atau pematang dan daerah berlereng Nuryamin, 2000. Tumbuhan ini tumbuh pada temperature rata-rata 25 O C dengan kelembaban udara 86 setelah melalui masa muda tumbuhan ini membutuhkan lebih banyak sinar matahari untuk membantu perkembangan vegetatif dan system reproduksinya. Pasak bumi berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Gambar 2.4 Pohon Pasak Bumi kiri, akar Pasak Bumi kanan Riceplex.com Pasak bumi memiliki kedudukan taksonomi adalah sebagai berikut Suhartinah, 2006: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Simaroubaceae Genus : Eurycoma Spesies : Eurycoma longifolia Tanaman Pasak Bumi merupakan pohon dengan tinggi mencapai 6 meter. Batang tanaman Pasak Bumi umumnya tidak bercabang, atau sedikit bercabang, daunnya melingkar rosette, batangnya kokoh berwarna coklat keabu-abuan licin dengan diameter batang sekitar 15 cm. Daunnya majemuk menyirip, jumlahnya ganjil, panjang 0,3-1 meter dengan anak daun berjumlah 20-30 pasang, berbentuk oblong, bergelombang, warna anak daunnya hijau tua berukuran 5-25 cm x 1,25-3 cm, pinggirnya bergelombang, tangkai daunnya berwarna coklat kehitaman. Bunga tanaman Pasak Bumi bersifat monoceous atau dioceous, berwarna merah jingga, lebar bunga 0,6 cm, berbulu halus dengan benjolan kelenjar di ujungnya, ada 2 dua kelompok tumbuhan yaitu tumbuhan berbunga jantan tidak menghasilkan buah dan berbunga betina mampu menghasilkan buah Susilowati, 2008. Pohon jantan dapat menghasilkan buah namun gugur pada saat muda, selain itu memiliki bunga yang dapat tumbuh namun putiknya steril, sedangkan pohon betina mampu menghasilkan benih dan memiliki benang sari namun steril, oleh karena itu proses penyerbukannya kemungkinan dibantu oleh serangga dan terjadi penyerbukan silang. Buah tanaman pasak bumi kira-kira panjang 1,25 cm, berbentuk oblong, berwarna merah ketika masak. Tumbuhan pasak bumi dijumpai pada tanah masam, berpasir, dan beraerasi baik pada ketinggian dibawah 1.200 meter diatas permukaan laut Utami, 2008

2.3.2 Manfaat Tumbuhan Pasak Bumi