Respon Imunitas pada Karsinoma Payudara

mengalami kerusakan inflamasi. Pada saat yang bersamaan sel dendritik akan mengambil antigen asing termasuk antigen tumor dan bermigrasi ke organ limfoid, dimana antigen tersebut akan di presentasikan ke sel-sel imunitas adaptif. Aktivasi imunitas natural berguna untuk mempersiapkan respon dari imunitas adaptif yang lebih akurat. Bila agen asing telah dimusnahkan, proses inflamasi akan mereda dan homeostasis jaringan akan kembali seperti semula DeNardo dan Coussens, 2007. Imunitas proinflamasi tipe I merupakan respon imun yang diperlukan untuk mengeliminasi kanker. Pada respon imun tipe I, limfosit T-helper CD4 yang disebut dengan Th1 mensekresi sitokin seperti interferon-gamma IFN- gamma dan TNF-alpha yang mengaktifkan dan meningkatkan fungsi lisis pada limfosit T-CD8. Sel-sel T tipe I memproduksi sitokin yang meningkatkanmolekul- molekul kostimulan pada APC, yang menyebabkan sel-sel pada sistem imun innate dapat mempresentasikan protein-protein imunogenik kepada sel-sel T dengan lebih efektif. Sel-sel T CD8 bersifat sitolitik, dan bila telah berikatan dengan target melalui interaksi dengan peptida antigenik yang mengandung molekul-molekul major histocompatibility complex MHC pada permukaan target, dapat secara langsung melisiskan sel target atau menginduksi terjadinya cell senescence melalui serangkaian reaksi enzimatik Disis dan Stanton, 2015. Karsinoma payudara mampu menstimulasi sistem imunitas. Walaupun pada awalnya karsinoma dianggap sebagai suatu malignansi yang tidak terlalu imunogenik, namun berbagai peneliti telah menemukan hubungan antara reaksi imun intratumoral dengan evolusi karsinoma payudara. Saat ini telah diketahui dengan jelas bahwa karsinoma payudara memiliki infiltrasi limfosit yang substansial dan semakin banyak infiltrasi sel T, prognosis akan semakin bagus. Karsinoma payudara memiliki beberapa mekanisme untuk menghambat infiltrasi limfosit diantaranya, sel-sel imun yang ditemukan pada microenvironment karsinoma payudara merupakan sel-sel tipe II. Sel T CD4 tipe II mengekspresikan sitokin seperti IL-10 dan IL-6 yang menurunkan kemampuan imunitas destruktif Disis dan Stanton, 2015; Gingras, 2015.

2.4 Kemampuan Tumor untuk Menghindari Sistem Imun

Tumor-tumor yang malignan memiliki kemampuan untuk menghindari atau melawan respon imun. Proses menghindarevasion melibatkan beberapa mekanisme yang berbeda. Penelitian yang dilakukan pada tikus memperlihatkan bahwa respon imun terhadap sel-sel tumor akan menyebabkan timbulnya varian sel tumor dengan imunogenitas yang rendah, proses ini dinamakan “tumor- editing”Abbas, 2010. Tumor editing didasari oleh pengertian timbulnya tumor-tumor yang dapat “escape” dari immunosurveillance. Tumor editing dan escape dapat terjadi oleh beberapa mekanisme Abbas, 2010. 1. Antigen-antigen tumor dapat menginduksi terjadinya toleransi imunologi spesifik. Toleransi dapat terjadi karena antigen-antigen tumor merupakan self antigen yang dikenali oleh sistem imun atau karena sel tumor mepresentasikan antigen mereka dalam bentuk yang dapat ditoleransi oleh limfosit matur Abbas, 2010. 2. Sel-sel T regulator dapat menekan respon sel T terhadap tumor. Sel-sel T regulator meningkat jumlahnya pada individu dengan tumor dan sel-sel ini dapat ditemukan pada infiltrat seluler dari tumor-tumor tertentu Abbas, 2010. 3. Tumor tidak mengekpresikan antigen-antigen yang menimbulkan respon imun. Pada tumor yang tumbuh dengan cepat rapid growing sering timbul varian tumor yang tidak mengekspresikan sel tumor. Laju mitosis yang tinggi dari sel-sel tumor dan instabilitas genetiknya menyebabkan sering terjadinya mutasi pada gen yang mengkode antigen tumor Abbas, 2010. 4. Tumor tidak mengekspresikan kostimulator dan MHC kelas II sehingga tidak dapat menginduksi CTL. Kostimulator diperlukan untuk menginisiasi respon sel T dan molekul kelas II diperlukan untuk aktivasi sel T helper, yang diperlukan, pada keadaan tertentu, untuk membantu diferensiasi CTL. Proses induksi respon sel T yang spesifik terhadap tumor sering memerlukan mekanisme cross-priming oleh sel dendritik, yang mengekspresikan kostimulator dan molekul kelas II Abbas, 2010. 5. Produk-produk dari sel-sel tumor dapat menekan respon imun anti-tumor. Tumor dapat memproduksi transforming growth factor- β yang dapat menghambat proliferasi dan fungsi efektor dari limfosit dan makrofag. Sebagian tumor dapat mengekspresikan Fas ligand FasL, yang mampu mengenali reseptor Fas pada leukosit; ikatan antara Fas dengan FasL akan menginduksi apoptosis pada leukosit Abbas, 2010.