21
Pengaruh meningkatnya tingkat upah terhadap jumlah jam kerja di sektor publk akan sangat tergantung dari kekuatan relatif antara substitution dan income
effect. Sedangkan bila income effect yang lebih dominan pengaruhnya maka pekerja akan mengurangi jam kerjanya. Pengamatan menunjukkan bahwa hasil
akhir dari dua akibat tersebut tergantung dari kekuatan batas tinggi rendahnya tingkat upah yang sedang berlaku.
2.1.6 Pengertian Modal
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja working capital. Modal kerja ini misalnya
digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya gunanya untuk
membiayai operasi perusahaan. Riyanto 2001, mengemukakan 3 tiga konsep pengertian modal kerja
yaitu: 1
Konsep Kuantitatif Konsep ini menitik-beratkan pada kuantitas dana yang tertanam dalam
unsur-unsur aktiva lancar, aktiva ini merupakan aktiva sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau dana yang tertanam dalam aktiva akan
dapat bebas lagi dalam jangka pendek. Jadi menurut konsep ini adalah keseluruhan jumlah aktiva lancar. Dalam pengertian ini modal kerja
sering disebut modal kerja bruto atau gross working capital.
22
2 Konsep kulitatif
Pada pengertian ini konsep modal kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar. Jadi modal
kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu
likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
3 Konsep Fungsional
Konsep ini menitik-beratkan pada fungsidana dalam menghasilkan pedapatan. Setiap dana yang digunakan dalam perusahaan adalah
dimaksudkan menghasilkan pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya.
Menurut Riyanto 2001 modal kerja digolongkan menjadi 2 yaitu: a
Modal Kerja Permanen Permanent Working Capital Modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat
menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanent Working
Capital ini dapat dibedakan menjadi 2 yaitu: 1.
Modal Kerja Primer Primary Working Capital Yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada dalam
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usahanya. 2.
Modal Kderja Normal Normal Working Capital
23
Yaitu jumlah
modal kerja
yang diperlukan
untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b Modal Kerja Variabel Variable Working Capital
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Modal Kerja Musiman Seasonal Working Capital
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
2. Modal Kerja Siklus Cyclical Working Capital
Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur .
3. Modal Kerja Darurat Emergency Working Capital
Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya misalnya ada
pemogokan buruh, bencana alam. Modal merupakan kemampuan ekonomis dari suatu masyarakat atau suatu
kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan menutupi biaya – biaya
yang terjadi selama proses produksi. Menurut Todaro 1994, akumulasi modal merupakan bagian dari pendapatan nasional atau pengeluaran expenditure yang
digunakan untuk memproduksi baik barang modal maupun barang untuk konsumsi dalam waktu tertentu. Akumulasi modal dapat terjadi apabila sebagian
dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Beda halnya dengan Jhinggen 1994 ia
24
berpendapat bahwa modal berarti persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik dalam batas waktu tertentu, hal ini
disebut akumulasi modal.
2.1.7 Teori Pendapatan